Rabu, 01 Oktober 2008

Bersamamu

Bersama kita melewati masa masa yang indah
Dengan dirimu yang tak pernah membiarkanku muram
Yang tak pernah membiarkanku merasa sendirian
Yang selalu membuatku bagai bintang
Yang kadang membuatku patah hati dengan cara yang amat manis
Yang juga membuatku slalu merindukanmu...

Bersama kita saling belajar tentang kehidupan
Berbagi kesedihan dan kebahagiaan
Entah di hari yang berhujan atau panas
Di malam malam yang sepi atau di siang yang cerah

Bersama kita membuat dunia ini terasa lebih nyaman
Lebih berwarna
Mudah
Dan simpel

Tanpamu Teman,
Aku merasa Biru
Terima kasih banyak
Karena tlah menjadi sahabatku yang terbaik

Bersama kita berdoa
Dan meraih impian impian kita

Izinkan aku mengatakan :"Aku sayang padamu Teman"


Salam Hangat Slalu,
Temanmu,
Blue Chery In Hi5

Satu kata “Persahabatan”

Persahabatan itu seperti tangan dengan Mata,

Saat tangan terluka, Mata menangis,

Saat Mata menangis, tangan menghapusnya.

Apa yang Kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan Dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah.

Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya.

Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.

Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka Dan duka, dihibur - disakiti, diperhatikan - dikecewakan, didengar -diabaikan, dibantu - ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.

Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya IA memberanikan diri menegur apa adanya.

Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.

Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat Kita membutuhkan bantuan barulah Kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan Dan pernyataaan kasih dari orang lain,tetapi justru IA beriinisiatif memberikan Dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.

Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak Ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis.

Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun Ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.

Beberapa hal seringkali menjadi penghancur persahabatan antara lain.

* Masalah bisnis.
* Ketidakterbukaan.
Kehilangan kepercayaan.
* Perubahan perasaan antar lawan jenis.
* Ketidak setiaan.

Tetapi penghancur persahabatan ini telah berhasil dipatahkan oleh sahabat-sahabat yang teruji kesejatian motivasinya.

Renungkan:

Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri.

"Dalam masa kejayaan, teman-teman mengenal Kita. Dalam kesengsaraan, Kita mengenal teman-teman Kita."

Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping anda?

Siapa yang mengasihi anda saat anda merasa tidak dicintai?
Siapa yang ingin bersama anda pada saat tiada satu pun yang dapat anda berikan?
Merekalah sahabat-sahabat anda hargai Dan peliharalah selalu persahabatan anda dengan mereka.

Dari sebuah Milis

Kamis, 25 September 2008

Kisah Batu dan Pohon Ara (Sebuah Renungan)

Alkisah pada suatu saat di sebuah negeri di timur tengah sana. Seorang
saudagar yang sangat kaya raya tengah mengadakan perjalanan bersama kafilahnya. Di antara debu dan bebatuan, derik kereta diselingi dengus kuda terdengar bergantian. Sesekali terdengar lecutan cambuk sais di udara. Tepat di tengah rombongan itu tampaklah pria berjanggut, berkain panjang dan bersorban ditemani seorang anak usia belasan tahun. Kedua berpakaian indah menawan. Dialah sang Saudagar bersama anak semata wayangnya. Mereka duduk pada sebuah kereta yang mewah berhiaskan kayu gofir dan permata yaspis. Semerbak harum bau mur tersebar di mana-mana. Sungguh kereta yang mahal.


Iring-iringan barang, orang dan hewan yang panjang itu berjalan perlahan,
dalam kawalan ketat para pengawal. Rombongan itu bergerak terus hingga pada suatu saat mereka di sebuah tanah lapang berpasir. Bebatuan tampak diletakkan teratur di beberapa tempat. Pemandangan ini menarik bagi sang anak sehingga ia merasa perlu untuk bertanya pada ayahnya.


"Bapa, mengapa tampak olehku bebatuan dengan teratur di sekitar daerah ini. Apakah gerangan semua itu?"

"Baik pengamatanmu, anakku," jawab Ayahnya, "bagi orang biasa itu hanyalah batu, tetapi bagi mereka yang memiliki hikmat, semua itu akan tampak berbeda".


"Apakah yang dilihat oleh kaum cerdik cendikia itu, Bapa?, tanya anaknya kembali. "Mereka akan melihat itu sebagai mutiara hikmat yang tersebar, memang Hikmat berseru-seru di pinggir jalan, mengundang orang untuk singgah, tetapi sedikit dari kita yang menggubris ajakan itu."


"Apakah Bapa akan menjelaskan perkara itu padaku?"

"Tentu buah hatiku", sahut Sang Saudagar sambil mengelus kepala anaknya.
"Dahulu, ketika aku masih belia, hal inipun menjadi pertanyaan di hatiku.
Dan kakekmu, menerangkan perkara yang sama, seperti saat ini aku menjelaskan kepadamu. Pandanglah batu-batu itu dengan seksama. Di balik batu itu ada sebuah kehidupan.


Masing-masing batu yang tampak olehmu sebenarnya sedang menindih sebuah biji pohon ara."


"Tidakkah benih pohon ara itu akan mati karena tertindih batu sebesar itu Bapa?"

"Tidak anakku. Sepintas lalu memang batu itu tampak sebagai beban yang akan mematikan benih pohon ara. Tetapi justru batu yang besar itulah yang membuat pohon ara itu sanggup bertahan hidup dan berkembang sebesar yang kau lihat di tepi jalan kemarin."

"Bilakah hal itu terjadi bapa?"

"Batu yang besar itu sengaja diletakkan oleh penanamnya menindih benih pohon ara. Mereka melakukan itu sehingga benih itu tersembunyi terhadap hembusan angin dan dari mata segala hewan. Sampai beberapa wakut kemudian benih itu akan berakar, semakin banyak dan semakin kuat. Walau tidak tampak kehidupan di atas permukannya, tetapi di bawah, akarnya terus menjalar. Setelah dirasa cukup barulah tunasnya akan muncul perlahan. Pohon ara itu akan tumbuh semakin besar dan kuat hingga akhirnya akan sanggup menggulingkan batu yang menindihnya. Demikianlah pohon ara itu hidup.


Dan hampir di setiap pohon ara akan kau temui, sebuah batu, seolah menjadi peringatan bahwa batu yang pernah menindih benih pohon ara itu tidak akan membinasakannya.

Selanjutnya benih itu menjadi pohon besar yang mampu menaungi segala mahluk yang berlindung dari terik matahari yang membakar."

"Apakah itu semua tentang kehidupan ini Bapa?" tanya anaknya. Sang Saudagar menatap anaknya lekat-lekat sambil tersenyum, kemudian meneruskan penjelasannya.

"Benar anakku. Jika suatu saat engkau di dalam masa-masa hidupmu,
merasakan terhimpit suatu beban yang sangat berat ingatlah pelajaran tentang batu dan pohon ara itu. Segala kesulitan yang menindihmu, sebenarnya merupakan sebuah kesempatan bagimu untuk berakar, semakin kuat, bertumbuh dan akhirnya tampil sebagai pemenang. Camkanlah, belum ada hingga saat ini benih pohon ara yang tertindih mati oleh bebatuan itu, Jadi jika benih pohon ara yang demikian kecil saja diberikan kekuatan oleh Sang Kkhalik untuk dapat menyingkirkan batu di atasnya, bagaimana dengan kita ini. Dan Yang Maha Perkasa itu bahkan sudah menanamkan keilahian-nya pada diri-diri kita. Dan menjadikan kita, manusia ini jauh melebihi segala mahluk di muka bumi ini. Perhatikanlah kata-kata ini anakku. Pahatkan pada loh-loh batu hatimu, sehingga engkau menjdi bijak dan tidak dipermainkan oleh hidupm ini.


Karena memang kita ditakdirkan menjadi tuan atas hidup kita.


Dikutip Dari Warta Santo Matius Bintaro

Sabtu, 20 September 2008

Seorang Raja dan ke-4 Istrinya

Dahulu kala...
Ada seorang raja yang mempunyai 4 isteri. Raja ini sangat mencintai isteri keempatnya dan selalu menghadiahkannya pakaian-pakaian yang mahal dan memberinya makanan yang paling enak. Hanya yang terbaik yang akan diberikan kepada sang isteri.
Dia juga sangat memuja isteri ketiganya dan selalu memamerkannya ke pejabat-pejabat kerajaan tetangga. Itu karena dia takut suatu saat nanti, isteri ketiganya ini akan meninggalkannya.

Sang raja juga menyayangi isteri keduanya. Karena isterinya yang satu ini merupakan tempat curahan hatinya, yang akan selalu ramah, peduli dan sabar terhadapnya. Pada saat sang raja menghadapi suatu masalah, dia akan mengungkapkan isi hatinya hanya pada isteri ke duakarena dia bisa membantunya melalui masa-masa sulit itu.
Isteri pertama raja adalah pasangan yang sangat setia dan telah memberikan kontribusi yang besar dalam pemeliharaan kekayaannya maupun untuk kerajaannya. Akan tetapi, si raja tidak peduli terhadap isteri pertamanya ini meskipun sang isteri begitu mencintainya, tetap saja sulit bagi sang raja untuk memperhatikan isterinya itu.

Hingga suatu hari, sang raja jatuh sakit dan dia sadar bahwa kematiannya sudah dekat.
Sambil merenungi kehidupannya yang sangat mewah itu, sang raja lalu berpikir, 'Saat ini aku memiliki 4 isteri disampingku, tapi ketika aku pergi, mungkin aku akan sendiri'.
Lalu, bertanyalah ia pada isteri keempatnya, 'Sampai saat ini, aku paling mencintaimu, aku sudah menghadiahkanmu pakaian-pakaian yang paling indah dan memberi perhatian yang sangat besar hanya untukmu. Sekarang aku sekarat, apakah kau akan mengikuti dan tetap menemaniku?'
'Tidak akan!' balas si isteri keempat itu, ia pun pergi tanpa mengatakan apapun lagi.

Jawaban isterinya itu bagaikan pisau yang begitu tepat menusuk jantungnya.
Raja yang sedih itu kemudian berkata pada isteri ketiganya, 'Aku sangat memujamu dengan seluruh jiwaku. Sekarang aku sekarat, apakah kau tetap mengikuti dan selalu bersamaku?'
'Tidak!' sahut sang isteri. 'Hidup ini begitu indah! Saat kau meninggal, akupun akan menikah kembali!'

Perasaan sang rajapun hampa dan membeku.
Beberapa saat kemudian, sang raja bertanya pada isteri keduanya, ' Selama ini, bila aku membutuhkanmu, kau selalu ada untukku. Jika nanti aku meninggal, apakah kau akan mengikuti dan terus disampingku?'
'Maafkan aku, untuk kali ini aku tidak bisa memenuhi permintaaanmu!' jawab isteri keduanya. 'Yang bisa aku lakukan, hanyalah ikut menemanimu menuju pemakamanmu.'
Lagi-lagi, jawaban si isteri bagaikan petir yang menyambar dan menghancurkan hatinya.

Tiba-tiba, sebuah suara berkata: 'Aku akan bersamamu dan menemanimu kemanapun kau pergi.' Sang raja menolehkan kepalanya mencari-cari siapa yang berbicara dan terlihatlah olehnya isteri pertamanya. Dia kelihatan begitu kurus, seperti menderita kekurangan gizi.
Dengan penyesalan yang sangat mendalam kesedihan yang amat sangat, sang raja berkata sendu, 'Seharusnya aku lebih memperhatikanmu saat aku m asih punya banyak kesempatan!'


Dalam realitanya, sesungguhnya kita semua mempunyai '4 isteri' dalam hidup kita....

'Isteri keempat' kita adalah tubuh kita. Tidak peduli berapa banyak waktu dan usaha yang kita habiskan untuk membuatnya terlihat bagus, tetap saja dia akan meninggalkan kita saat kita meninggal.

Kemudian 'Isteri ketiga' kita adalah ambisi, kedudukan dan kekayaan kita. Saat kita meninggal, semua itu pasti akan jatuh ke tangan orang lain.

Sedangkan 'isteri kedua' kita adalah keluarga dan teman-teman kita. Tak peduli berapa lama waktu yang sudah dihabiskan bersama kita, tetap saja mereka hanya bisa menemani dan mengiringi kita hingga ke pemakaman.

Dan akhirnya 'isteri pertama' kita adalah jiwa, roh, iman kita, yang sering terabaikan karena sibuk memburu kekayaan, kekuasaan, dan kepuasan nafsu. Padahal, jiwa, roh, atau iman inilah yang akan mengikuti kita kemanapun kita pergi.

Jadi perhatikan, tanamkan dan simpan baik-baik dalam hatimu sekarang!
Hanya inilah hal terbaik yang bisa kau tunjukkan pada dunia.


Sumber : unknown…just from forward email

Senin, 08 September 2008

Anak-anakmu



Kahlil Gibran.
Cinta-Keindahan-Kesunyian, hal. 194-195.
Yayasan Bentang Budaya


Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan
yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka terlahir melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu
Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi
bukan pikiranmu

Karena mereka memiliki pikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh tapi bukan
jiwa mereka,
Karena jiwa-jiwa itu tinggal dirumah hari esok, yang
tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi
Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan coba
menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula
berada dimasa lalu


Engkau adalah busur-busur tempat anak-anakmu
menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan
Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan
Ia meregangkanmu dengan kekuatannya
sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur
dengan cepat dan jauh

Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai
kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang
terbang, maka ia juga mencintai busur yang telah
meluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.

On Children
by Kahlil Gibran


Your children are not your children.
They are the sons and daughters of Life's longing for itself.
They come through you but not from you,
And though they are with you yet they belong not to you.

You may give them your love but not your thoughts,
For they have their own thoughts.
You may house their bodies but not their souls,
For their souls dwell in the house of tomorrow,
which you cannot visit, not even in your dreams.
You may strive to be like them,
but seek not to make them like you.
For life goes not backward nor tarries with yesterday.

You are the bows from which your children
as living arrows are sent forth.
The archer sees the mark upon the path of the infinite,
and He bends you with His might
that His arrows may go swift and far.
Let our bending in the archer's hand be for gladness;
For even as He loves the arrow that flies,
so He loves also the bow that is stable.

T A N A H


Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. - Matius 13:24

Tanah tidak pernah memilih benih. Tanah tidak mempedulikan apa yang bakal kita tanam. Jika kita menaburnya dengan benih padi, tanah akan merespon benih itu dan menumbuhkannya. Demikian juga jika kita menaburnya dengan rumput teki, gulma liar atau tanaman-tanaman pengganggu lainnya, tanah juga tidak mempedulikannya melainkan akan merespon benih itu dan menumbuhkannya juga.

Sebagaimana tanah akan merespon dan menumbuhkan setiap benih tanpa membeda-bedakan benih apakah itu, demikian juga halnya dengan pikiran kita. Pikiran kita seperti tanah yang akan menerima, merespon dan menumbuhkan hal apapun juga, tidak peduli hal yang baik maupun hal yang buruk. Tidak peduli itu membawa kita kepada keberhasilan atau sebaliknya membawa kita kepada kemerosotan.

Apa yang kita tanamkan dalam pikirkan akan sangat mempengaruhi kehidupan kita. Jika kita menanamkan ke dalam pikiran, perkataan-perkataan negatif seperti ini : aku tidak bisa, aku tidak mampu, ini tidak mungkin berhasil, aku sangat payah, aku memang ditentukan hidup miskin, aku akan kalah, dsb., maka hal-hal negatif tersebut akan direspon oleh pikiran kita dalam bentuk sikap dan tindakan, yang kemudian hasilnya akan menjadi sama persis seperti apa yang kita tanam. Sebaliknya jika kita menanamkan ke dalam pikiran, hal-hal yang positif, antusiasme, hal-hal yang benar, dsb., maka pikiran juga akan merespon hal tersebut ke dalam sikap dan tindakan kita sehingga akhirnya hidup kita menjadi berhasil.

Intinya, benih awal yang kita tanamkan ke dalam pikiran akan menentukan hasil akhir dari hidup kita. Itu sebabnya kita perlu hati-hati dan hanya akan menanamkan hal-hal yang positif saja dalam pikiran kita. Pikiran kita seperti komputer yang akan patuh dan siap melakukan tepat apa yang kita suruhkan. Jangan lupa bahwa pikiran kita tidak mempedulikan perintah apa yang kita berikan. Jadi, inilah alasan mengapa kita perlu memprogram pikiran kita dengan hal-hal yang positif. Pikiran kita seperti tanah yang akan menerima semua benih dan menumbuhkannya.


(Kwik)

» Renungan ini diambil dari Renungan Harian Spirit

Jumat, 29 Agustus 2008

Warna Persahabatan


Di suatu masa warna-warna dunia mulai bertengkar
Semua menganggap dirinyalah yang terbaik
yang paling penting
yang paling bermanfaat
yang paling disukai

HIJAU berkata:"Jelas akulah yang terpenting.

Aku adalah pertanda kehidupan dan harapan.
Aku dipilih untuk mewarnai rerumputan, pepohonan dan dedaunan.
Tanpa aku, semua hewan akan mati.
Lihatlah ke pedesaan, aku adalah warna mayoritas ...."

BIRU menginterupsi :

"Kamu hanya berpikir tentang bumi,
pertimbangkanlah langit dan samudra luas.
Airlah yang menjadi dasar kehidupan dan
awan mengambil kekuatan dari kedalaman lautan.
Langit memberikan ruang dan kedamaian dan ketenangan.
Tanpa kedamaian, kamu semua tidak akan menjadi apa-apa"

KUNING cekikikan :

"Kalian semua serius amat sih?
Aku membawa tawa, kesenangan dan kehangatan bagi dunia.
Matahari berwarna kuning, dan bintang-bintang berwarna kuning.
Setiap kali kau melihat bunga matahari, seluruh dunia mulai tersenyum.
Tanpa aku, dunia tidak ada kesenangan."

ORANYE menyusul dengan meniupkan trompetnya :

"Aku adalah warna kesehatan dan kekuatan.
Aku jarang, tetapi aku berharga karena aku mengisi kebutuhan kehidupan manusia.
Aku membawa vitamin-vitamin terpenting. Pikirkanlah wortel, labu, jeruk, mangga dan pepaya.
Aku tidak ada dimana-mana setiap saat,
tetapi aku mengisi lazuardi saat fajar atau saat matahari terbenam.
Keindahanku begitu menakjubkan hingga tak seorangpun dari kalian
akan terbetik di pikiran orang."

MERAH tidak bisa diam lebih lama dan berteriak :

"Aku adalah Pemimpin kalian. Aku adalah darah - darah kehidupan!
Aku adalah warna bahaya dan keberanian.
Aku berani untuk bertempur demi suatu kuasa.
Aku membawa api ke dalam darah.
Tanpa aku, bumi akan kosong laksana bulan.
Aku adalah warna hasrat dan cinta, mawar merah, poinsentia dan bunga poppy."

UNGU bangkit dan berdiri setinggi-tingginya ia mampu :

Ia memang tinggi dan berbicara dengan keangkuhan.
"Aku adalah warna kerajaan dan kekuasaan.
Raja, Pemimpin dan para
Uskup memilih aku sebagai pertanda otoritas dan kebijaksanaan.
Tidak seorangpun menentangku. Mereka mendengarkan dan menuruti kehendakku."

Akhirnya NILA berbicara

lebih pelan dari yang
lainnya, namun dengan kekuatan niat yang sama :
"Pikirkanlah tentang aku. Aku warna diam.
Kalian jarang memperhatikan ada aku, namun tanpaku kalian semua menjadi dangkal.
Aku merepresentasikan pemikiran dan refleksi, matahari terbenam dan kedalaman laut.
Kalian membutuhkan aku untuk keseimbangan dan kontras, untuk doa dan ketentraman batin."

Jadi, semua warna terus menyombongkan diri,
masing-masing yakin akan superioritas dirinya.
Perdebatan mereka menjadi semakin keras.
Tiba-tiba, sinar halilitar melintas membutakan.
Guruh menggelegar.
Hujan mulai turun tanpa ampun.
Warna-warna bersedeku
bersama ketakutan, berdekatan satu sama lain mencari ketenangan.

Di tengah suara gemuruh, hujan berbicara :
"WARNA-WARNA TOLOL, kalian bertengkar satu sama lain,
masing-masing ingin mendominasi yang lain. Tidakkah kalian
tahu bahwa kalian masing-masing diciptakan untuk tujuan khusus,
unik dan berbeda?

Berpegangan tanganlah dan mendekatlah kepadaku!"
Menuruti perintah, warna-warna berpegangan tangan mendekati
hujan, yang kemudian berkata :

"Mulai sekarang, setiap kali hujan mengguyur,
masing-masing dari kalian akan membusurkan diri sepanjang langit bagai
busur warna sebagai pengingat bahwa kalian semua dapat hidup bersama
dalam kedamaian.

Pelangi adalah pertanda Harapan hari esok."
Jadi, setiap kali HUJAN deras menotok membasahi dunia, dan saat
Pelangi memunculkan diri di angkasa marilah kita

MENGINGAT untuk selalu MENGHARGAI satu sama lain.
MASING-MASING KITA MEMPUNYAI SESUATU YANG UNIK
KITA SEMUA DIBERIKAN KELEBIHAN UNTUK MEMBUAT PERUBAHAN DI DUNIA
DAN SAAT KITA MENYADARI PEMBE RIAN ITU, LEWAT KEKUATAN VISI KITA,
KITA MEMPEROLEH KEMAMPUAN UNTUK MEMBENTUK MASA DEPAN ....

Persahabatan itu bagaikan pelangi :
Merah bagaikan buah apel, terasa manis di dalamnya.

Jingga bagaikan kobaran api yang tak akan pernah padam.
Kuning bagaikan mentari yang menyinari hari-hari kita.
Hijau bagaikan tanaman yang tumbuh subur.
Biru bagaikan air jernih alami.
Ungu bagaikan kuntum bunga yang merekah.
Nila-lembayung bagaikan mimpi-mimpi yang mengisi kalbu.

Rabu, 27 Agustus 2008

Boponglah Aku Saat Kau Ceraikan Aku

Pada hari pernikahanku, aku membopong istriku. Mobil pengantin berhenti didepan flat kami yg cuma berkamar satu. Sahabat-sahabatku menyuruhku untuk membopongnya begitu keluar dari mobil. Jadi kubopong ia memasuki rumah kami. Ia kelihatan malu-malu. Aku adalah seorang pengantin pria yg sangat bahagia.

Ini adalah kejadian 10 tahun yg lalu.

Hari-hari selanjutnya berlalu demikian simpel seperti secangkir air bening : Kami mempunyai seorang anak, saya terjun ke dunia usaha dan berusaha untuk menghasilkan banyak uang. Begitu kemakmuran meningkat, jalinan kasih diantara kami pun semakin surut. Ia adalah pegawai sipil. Setiap pagi kami berangkat kerja bersama-sama dan sampai dirumah juga pada waktu yg bersamaan. Anak kami sedang belajar di luar negeri. Perkawinan kami kelihatan bahagia. Tapi ketenangan hidup berubah dipengaruhi oleh perubahan yg tidak kusangka-sangka, Dewi hadir dalam kehidupanku.

Waktu itu adalah hari yg cerah. Aku berdiri di balkon dengan Dewi yg sedang merangkulku. Hatiku sekali lagi terbenam dalam aliran cintanya. Ini adalah apartemen yg kubelikan untuknya.

Dewi berkata, “kamu adalah jenis pria terbaik yg menarik para gadis.” Kata-katanya tiba-tiba mengingatkanku pada istriku. Ketika kami baru menikah, istriku pernah berkata, “Pria sepertimu, begitu sukses, akan menjadi sangat menarik bagi para gadis.”

Berpikir tentang ini, Aku menjadi ragu-ragu. Aku tahu kalau aku telah menghianati istriku. Tapi aku tidak sanggup menghentikannya.

Aku melepaskan tangan Dewi dan berkata, “kamu harus pergi membeli beberapa perabot, O.K.?.Aku ada sedikit urusan di kantor”. Kelihatan ia jadi tidak senang karena aku telah berjanji menemaninya. Pada saat tersebut, ide perceraian menjadi semakin jelas dipikiranku walaupun kelihatan tidak mungkin.

Bagaimanapun, aku merasa sangat sulit untuk membicarakan hal ini pada istriku. Walau bagaimanapun ku jelaskan, ia pasti akan sangat terluka. Sejujurnya ia adalah seorang istri yg baik. Setiap malam ia sibuk menyiapkan makan malam. Aku duduk santai didepan TV. Makan malam segera tersedia. Lalu kami akan menonton TV sama-sama. Atau aku akan menghidupkan komputer, membayangkan tubuh Dewi. Ini adalah hiburan bagiku.

Suatu hari aku berbicara dalam guyon, “seandainya kita bercerai, apa yg akan kau lakukan? ” Ia menatap padaku selama beberapa detik tanpa bersuara. Kenyataannya ia percaya bahwa perceraian adalah sesuatu yg sangat jauh dari dirinya. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana ia akan menghadapi kenyataan jika tahu bahwa aku serius.

Ketika istriku mengunjungi kantorku, Dewi baru saja keluar dari ruanganku. Hampir seluruh staff menatap istriku dengan mata penuh simpati dan berusaha untuk menyembunyikan segala sesuatu selama berbicara dengannya. Dia kelihatan sedikit curiga. Dia berusaha tersenyum pada bawahan-bawahanku. Tapi aku membaca ada kelukaan di matanya.

Sekali lagi, Dewi berkata padaku,”He Ning, ceraikan ia, O.K.? Lalu kita akan hidup bersama.” Aku mengangguk. Aku tahu aku tidak boleh ragu-ragu lagi.
Ketika malam itu istriku menyiapkan makan malam, aku memegang tangannya. “Ada sesuatu yg harus kukatakan”.
Ia duduk diam dan makan tanpa bersuara. Sekali lagi aku melihat ada luka dimatanya. Tiba-tiba aku tidak tahu harus berkata apa. Tapi ia tahu kalau aku terus berpikir. “Aku ingin bercerai”, ku ungkapkan topik ini dengan serius tapi tenang.

Ia seperti tidak terpengaruh oleh kata-kataku,tapi ia bertanya secara lembut,”kenapa?” “Aku serius.”Aku menghindari pertanyaannya. Jawaban ini membuat ia sangat marah. Ia melemparkan sumpit dan berteriak kepadaku, “Kamu bukan laki-laki!”.

Pada malam itu, kami sekali saling membisu. Ia sedang menangis. Aku tahu kalau ia ingin tahu apa yg telah terjadi dengan perkawinan kami. Tapi aku tidak bisa memberikan jawaban yg memuaskan sebab hatiku telah dibawa pergi oleh Dewi.

Dengan perasaan yg amat bersalah, aku menuliskan surat perceraian dimana istriku memperoleh rumah, mobil dan 30% saham dari perusahaanku.
Ia memandangnya sekilas dan mengoyaknya jadi beberapa bagian. Aku merasakan sakit dalam hati. Wanita yg telah 10 tahun hidup bersamaku sekarang menjadi seorang yg asing dalam hidupku. Tapi aku tidak bisa menarik kembali apa yg telah kuucapkan.

Akhirnya ia menangis dengan keras di depanku, dimana hal tersebut tidak pernah kulihat sebelumnya. Bagiku, tangisannya merupakan suatu pembebasan untukku. Ide perceraian telah menghantuiku dalam beberapa minggu ini dan sekarang sungguh-sungguh telah terjadi.

Pada larut malam, aku kembali ke rumah setelah menemui klienku. Aku melihat ia sedang menulis sesuatu. Karena capek aku segera ketiduran. Ketika aku terbangun tengah malam, aku melihat ia masih menulis. Aku tertidur kembali.

Ia menuliskan syarat-syarat dari perceraiannya : ia tidak menginginkan apapun dariku, tapi aku harus memberikan waktu sebulan sebelum menceraikannya, dan dalam waktu sebulan itu kami harus hidup bersama seperti biasanya. Alasannya sangat sederhana : Anak kami akan segera menyelesaikan pendidikannya dan liburannya adalah sebulan lagi dan ia tidak ingin anak kami melihat kehancuran rumah tangga kami.

Ia menyerahkan persyaratan tersebut dan bertanya,” He Ning, apakah kamu masih ingat bagaimana aku memasuki rumah kita ketika pada hari pernikahan kita? Pertanyaan ini tiba-tiba mengembalikan beberapa kenangan indah kepadaku. Aku mengangguk dan mengiyakan. “Kamu membopongku dilenganmu”, katanya, “jadi aku punya sebuah permintaan, yaitu kamu akan tetap membopongku pada waktu perceraian kita. Dari sekarang sampai akhir bulan ini, setiap pagi kamu harus membopongku keluar dari kamar tidur ke pintu.”

Aku menerima dengan senyum. Aku tahu ia merindukan beberapa kenangan indah yg telah berlalu dan berharap perkawinannya diakhiri dengan suasana romantis.


Aku memberitahukan Dewi soal syarat-syarat perceraian dari istriku.
Ia tertawa keras dan berpikir itu tidak ada gunanya. “Bagaimanapun trik yg ia lakukan, ia harus menghadapi hasil dari perceraian ini,” ia mencemooh Kata- katanya membuatku merasa tidak enak.

Istriku dan aku tidak mengadakan kontak badan lagi sejak kukatakan perceraian itu. kami saling menganggap orang asing. Jadi ketika aku membopongnya dihari pertama, kami kelihatan salah tingkah. Anak kami menepuk punggung kami,”wah, papa membopong mama, mesra sekali”.
Kata-katanya membuatku merasa sakit. Dari kamar tidur ke ruang duduk, lalu ke pintu, aku berjalan 10 meter dengan dirinya dalam lenganku. Ia memejamkan mata dan berkata dengan lembut,”mari kita mulai hari ini, jangan memberitahukan pada anak kita.” Aku mengangguk, merasa sedikit bimbang. Aku melepaskan ia di pintu. Ia pergi menunggu bus, dan aku pergi ke kantor.

Pada hari kedua, bagi kami terasa lebih mudah. Ia merebah di dadaku, Kami begitu dekat sampai-sampai aku bisa mencium wangi di bajunya. Aku menyadari bahwa aku telah sangat lama tidak melihat dengan mesra wanita ini. Aku melihat bahwa ia tidak muda lagi. Beberapa kerut tampak di wajahnya.

Pada hari ketiga, ia berbisik padaku, “kebun diluar sedang dibongkar. Hati-hati kalau kamu lewat sana.”


Hari keempat,ketika aku membangunkannya, aku merasa kalau kami masih mesra seperti sepasang suami istri dan aku masih membopong kekasihku dilenganku. Bayangan Dewi menjadi samar.


Pada hari kelima dan keenam, ia masih mengingatkan aku beberapa hal, seperti dimana ia telah menyimpan baju-bajuku yg telah ia setrika, aku harus hati-hati saat memasak, dll. Aku mengangguk. Perasaan kedekatan terasa semakin erat. Aku tidak memberitahu Dewi tentang hal ini.

Aku merasa begitu ringan membopongnya. Berharap setiap hari pergi ke kantor bisa membuatku semakin kuat. Aku berkata padanya, “kelihatannya tidaklah sulit membopongmu sekarang”

Ia sedang mencoba pakaiannya, aku sedang menunggu untuk membopongnya keluar. Ia berusaha mencoba beberapa tapi tidak bisa menemukan yg cocok. Lalu ia melihat, “semua pakaianku kebesaran”. Aku tersenyum.
Tapi tiba-tiba aku menyadarinya, sebab ia semakin kurus, itu sebabnya aku bisa membopongnya dengan ringan bukan disebabkan aku semakin kuat.
Aku tahu ia mengubur semua kesedihannya dalam hati. Sekali lagi, aku merasakan perasaan sakit. Tanpa sadar ku sentuh kepalanya.

Anak kami masuk pada saat tersebut. “Pa, sudah waktunya membopong mama keluar.” Baginya, melihat papanya sedang membopong mamanya keluar menjadi bagian yg penting. Ia memberikan isyarat agar anak kami mendekatinya dan merangkulnya dengan erat. Aku membalikkan wajah sebab aku takut aku akan berubah pikiran pada detik terakhir. Aku menyanggah ia dilenganku, berjalan dari kamar tidur, melewati ruang duduk ke teras. Tangannya memegangku secara lembut dan alami. aku menyanggah badannya dengan kuat seperti kami kembali ke hari pernikahan kami. Tapi ia kelihatan agak pucat dan kurus, membuatku sedih.

Pada hari terakhir, ketika aku membopongnya dilenganku, aku melangkah dengan berat. Anak kami telah kembali ke sekolah. Ia berkata, “sesungguhnya aku berharap kamu akan membopongku sampai kita tua.”

Aku memeluknya dengan kuat dan berkata “antara kita saling tidak menyadari bahwa kehidupan kita begitu mesra”.

Aku melompat turun dari mobil tanpa sempat menguncinya. Aku takut keterlambatan akan membuat pikiranku berubah. Aku menaiki tangga. Dewi membuka pintu. Aku berkata padanya,” Maaf Dewi, aku tidak ingin bercerai. Aku serius”.

Ia melihat kepadaku, kaget. Ia menyentuh dahiku. “Kamu tidak demam.”
Kutepiskan tanganya dari dahiku. “Maaf Dewi, aku cuma bisa bilang maaf padamu, aku tidak ingin bercerai. Kehidupan rumah tanggaku membosankan disebabkan ia dan aku tidak bisa merasakan nilai-nilai dari kehidupan, bukan disebabkan kami tidak saling mencintai lagi. Sekarang aku mengerti sejak aku membopongnya masuk ke rumahku, ia telah melahirkan anakku. Aku akan menjaganya sampai tua. Jadi aku minta maaf padamu”.

Dewi tiba-tiba seperti tersadar. Ia memberikan tamparan keras kepadaku dan menutup pintu dengan kencang dan tangisannya meledak. Aku menuruni tangga dan pergi ke kantor.

Dalam perjalanan aku melewati sebuah toko bunga. Ku pesan sebuah buket bunga kesayangan istriku. Penjualnya bertanya apa yg mesti ia tulis dalam kartu ucapan? Aku tersenyum dan menulis : “Aku akan membopongmu setiap pagi sampai kita tua.”

Sumber : Unknown

Rabu, 30 Juli 2008

Harap Tenang Ada Ujian!!!!!!!!!


Setiap kali ada ujian akhir yang dilakukan oleh murid-murid di sekolah-sekolah, maka biasanya ada tulisan "Harap Tenang, Ada Ujian!" Karena para guru berharap bahwa ketenangan dari keadaan luar akan membantu murid-murid untuk menyelesaikan ujian itu dengan tenang dan tanpa gangguan. Bahkan seringkali seminggu sebelum ujian akhir biasanya diberikan waktu seminggu yang disebut dengan minggu tenang.

Bagaimana dengan hidup dari murid-murid Kristus? Adakah ketenangan menghadapi ujian dan pencobaan? Dari mana sumber ketenangan itu? Apakah keadaan dari luar yang bisa membuat hidup ini tenang menghadapi ujian dan pecobaan yang terus terjadi?

Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
1 Korintus 10:13


Ketenangan menghadapi ujian dan pencobaan seringkali menjadi sesuatu yang sangat langka. Karena tidak pernah diajarkan dan dilatih untuk menghadapi semua ujian dan pencobaan. Dari kecil, seorang anak biasanya diberikan perlindungan maksimal dan tidak diharapkan untuk menghadapi keadaan-keadaan yang sulit di dalam hidupnya. Orang tua biasanya mengharapkan anak2nya mendapatkan segala kelancaran dan semuanya baik-baik saja, dan berusaha menjaga agar anak2nya tidak ada yang mengalami kesulitan di dalam hidup ini. Sedikit orang tua yang mendidik anaknya untuk berhadapan dengan kesulitan dan mempersiapkannya menghadapi tantangan dunia yang makin sulit. Itu sebabnya, ketika ada yang sakit, musibah, maka yang terjadi biasanya adalah kepanikan. Karena cara berpikir yang menganggap bahwa hidup ini seharusnya sehat-sehat, baik dan penuh dengan berkat Tuhan. Dan seorang anak dipersiapkan untuk menghadapi hidup yang sehat, baik dan penuh berkat saja. Kenyataannya ternyata berbeda.

Keadaan dunia ini ternyata terus berubah. Kadang kala sepertinya hidup ini bisa dikendalikan. Ada kesehatan, segalanya baik-baik saja dan bahkan hidup di dalam kelimpahan seperti dan bahkan lebih dari pada yang dipikirkan. Tetapi juga seringkali harus diselingi dengan berbagai sakit yang datang tanpa diundang, bahkan seringkali bisa parah dan tidak bisa diobati ataupun terlambat untuk diobati; masalah-masalah yang tidak bisa dikontrol, musibah, bencana alam dan seribu satu kejadian yang tidak pernah terpikirkan terjadi di dalam dunia ini dan hidup ini. Banyak orang yang sudah memiliki kelimpahan dalam hidup mencoba membuat perlindungan terhadap semua yang tidak terduga dengan asuransi, tabungan dan deposito, rumah dan segala proteksi yang bisa dipikirkan. Tetap saja ada kepanikan di negara maju seperti Amerika Serikat ketika seorang mahasiswa bisa membunuh mahasiswa dan dosen yang memiliki asuransi, uang dan banyak hal yang ternyata tidak bisa melindungi hidupnya.

Seharusnya ada perubahan cara pandang terhadap hidup ini. Manusia tidak bisa lagi bermimpi bahwa dunia yang berdosa ini suatu saat akan ada kedamaian dan tanpa masalah sama sekali. Mimpi yang tidak berdasar, karena dunia ini sudah dicemari dosa. Hanya kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali yang bisa mengubah mimpi itu menjadi kenyataan. Tetapi selama hidup di dunia yang berdosa ini, maka seharusnya manusia bersiap menghadapi segala penderitaan, permasalahan, sakit-penyakit, musibah, kebencian dan peperangan. Apakah hidup harus dihadapi hanya dengan sikap pesimis seperti ini?

Tentu saja ada kabar baiknya. Yaitu, pencobaan-pencobaan yang akan kita alami tidak akan pernah melebihi kemampuan kita. Karena ada Tuhan yang setia yang akan menolong dan memberikan jalan keluar serta memampukan kita menanggung beban. Sangat menarik.. Bukan membuang segala kesulitan dan permasalah yang ada, tetapi justru Tuhan memampukan kita untuk menanggungnya. Dengan mengingat janji Tuhan ini, seharusnya ada ketenangan menghadapi semua ujian dan pencobaan. Ketenangan ini bukan karena jaminan yang diberikan oleh keadaan dunia yang selalu berubah, tetapi dari penyertaan Tuhan yang membuat umatNya akan tenang karena bersandar kepadaNya.

Ada ujian? Tidak masalah, harap tenang.

Be still, my soul: the Lord is on thy side;
Bear patiently the cross of grief or pain;
Leave to thy God to order and provide;
In ev'ry change He faithful will remain.
Be still, my soul: thy best, thy heav'nly Friend
Thro' thorny ways leads to a joyful end.

Sumber dari Milis Rohani

Selasa, 22 Juli 2008

Jaminan sebuah Perkawinan?


Tulisan di bawah ini adalah kutipan dari sebuah diskusi di Mailinglist Apikatolik.
Semoga bermanfaat bagi para pembaca....

Untuk para milister Apik mohon ijin tulisan ini kami muat pada Blog ini....................
====================================================================

Rekan-rekan terkasih,

Dalam pendampingan para calon pasutri (kursus persiapan menikah dan penyelidikan kanonik), saya selalu melontarkan pertanyaan pertama begini, "Apakah yang Anda cari dalam hidup perkawinan dan keluarga? Mengapa kalian mau menikah?" Jawaban yang paling sering muncul, "Romo, saya ingin hidup bahagia!" Terus saya tanyakan lebih lanjut, "Siapa yang membahagiakan dirimu?" Dengan lantang mereka akan mengatakan bersama, "Jelas kami berdua Romo, kan kami mesti saling membahagiakan". Ehmm kalau begitu, aku Tanya lagi, 'Sampai kapan Anda akan saling membahagiakan?"...Calon pasutri pun serentak menjawab, "Selama-lamanya Romo!"...Aku tersenyum dalam batin,
"Ehmmm begitu bersemangat dan yakin gitu." Lalu aku tanya lagi, "Mbak dan Mas, siapa yang menjamin kalau kalian bisa saling membahagiakan satu sama lain, bahkan selamanya? Kalau kalian mau hutang uang di Bank, atau BPR, pasti ada jaminan, misalnya sertifikat tanah, dst...tapi kalau kalian mau menikah dan berniat saling membahagiakan selama lamanya lagi, apakah yang menjadi jaminan Anda semua, bahwa kalian mampu saling membahagiakan? Nah supaya "seru", silakan teman-teman sharing.....bagi yang berstatus yang belum nikah, sudah nikah....atau yang tidak nikah !!

salam hangat,

bslametlasmunadipr

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Mo,
aku malah mau tanya,"Emangnya pake jaminan?" Bukannya perkawinan itu seperti halnya hidup ini sendiri: kita berelasi dengan Tuhan. Bahagiaku ya pilihanku. kalo aku pilih untuk memelihara hati yang ungsreg sirik bin dengki ya mau kawin,
mau hidup bakti, mau jomblo yaaaa... gimana bahagia? itu kan sebabnya kita diberitahu bahwa kasih itu sabar, tidak cemburu dll. Katakan kawin, lalu kita sabar terhadap pasangan ntar kan bahagia.lha hidup bakti ato jomblo kalo sabar juga kan bahagia.

so, kalo ditanya apa jaminannya.... hihihi... aku ngaku bodoh aja deh .... aku gak pake jaminan apa apa sih...aku tidak bisa membuat suamiku bahagia, tapi bahwa dia bilang dia
bahagia jadi suamiku yaaaa... rasanya itu sih pilihan hatinya aja. lha wong aku nggak masak, gak beres beres, gak ngurus dia koq ya dia bilang bahagia kan ya berarti dia menerima keadaanku yang di bawah standard itu untuk kebahagiaan hatinya sendiri. kalo dia gak bisa terima kan dia jengkel dewe to... wong ya aku gini gini aja.

aku menjalankan perkawinan yang salah ya?!?!? hehehheeh.... boleh mengajukan pembatalan gaaak?!!?!? huahahahahhahahahahaaaaa....MAKSUD LOE?!!?!?

Salam, rin

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Dear All,

Saya sudah married jalan 5 tahun. Selama hidup pernikahan kami banyak sekali diwarnai yang disebut dengan romantika kehidupan. Mulai dari merasakan 'nikmatnya' di PHK setelah abis married, kemudian merasakan berjuang bersama-bersama buka warung buat menghidupi keluarga. Juga saat bersama-sama mendampingi istri saya untuk konselling dalam proses penyembuhan problem2 di keluarga kami. Sekarang saya baru bisa merasakan arti dari pernikahan itu dan bisa merasakan kebahagiaan di saat kami menghadapi masalah secara bersama-sama dan memetik hasil yang manis dari perjuangan kami itu.

Kehidupan kami memang masih jauh dari cukup. rumah masih ngontrak, mobil pinjeman dari ortu, tahun depan anak kami mau sekolah, kami masih belon punya dana. Namun kami sekarang jauh lebih bahagia, karena sejak berbagai cobaan yang kami alami, kami jadi lebih menghargai waktu2 untuk kebersamaan, berdoa bersama, rekreasi bersama walaupun cuman terbengong2 di kebun teh. bagi kami saling membahagiakan berarti pada saat salah satu diantara kami ada yang sedih atau sakit, yang lain tidak meninggalkan dan rela berjuang bersama walau harus mengorbankan waktu dan kesenangan pribadi.

Salam

Stefanus Gunawan

-------------------------------------------------------------------------------------------------

ikutan ah..

klo menurutku sih, itu yg namanya "Cinta adalah kata kerja, bukan kata sifat
ato kata benda apalagi kata keterangan". jadi jaminannya ya si cinta sebagai
kata kerja itu.

aku cinta kamu = seberapa giat aku membuat rasa cinta itu menjadi tindakan
nyata. cinta di mulut dan cinta di dalam hati ya ndak ikutan dihitung, wong
tidak menjadi kegiatan "cinta".

kegiatan cintanya apa aja? ya mulai dari mesra2an jaman pacaran sampe saling
mendengarkan to? klo orang bilang pas mau cerai "kami ga cocok" mungkin maksudnya "kami ga bisa saling mendengarkan". kan prinsip public listening yang Mo Met pernah
posting itu

soale klo ada orang bilang, "mungkin ga jodoh" padahal udah merid bertahun2 kan jadi lucu. trus bolak-balik kawin cerai nyari jodoh sejatinya yg dr Tuhan yang mana. halah!

jujur, aku juga pernah di titik nadir perkawinan. inti masalahnya bukan udah
ga cinta lagi. boong lah klo ada cinta yang luntur. knpa jaman pacaran bisa ga luntur? masalahku adalah aku merasa tidak didengarkan. dan setelah si hubby-ku itu belajar mendengarkan, semua ok2 aja tuh.

satu lagi Mo yg bisa jadi masukan. maaf ini bukan porno2an, tp ini uji coba yang aku jalanin sendiri dan berhasil baik. paradigmanya klo lagi brantem kan si istri emoh nglayani suami. toh lagian libido perempuan kan cenderung lebih rendah. sekarang aku balik. aku juga punya hak untuk minta dilayani. jadi rasa marah dan "prokreasi" itu
dipisahkan. emang klo marah blm baikan trus berhubungan knapa? kan bukan seperti abis membunuh trus terima komuni?

kira2 ya seperti one night stand. malahan kadang kita pake tutup mata ato bayangin bintang film idola. knapa ga boleh one night stand sama pasangan sendiri? diluar masalah berhubungan sama pasangan tapi bayangin orang lain = selingkuh emosional, namanya selingan supaya energinya tersalurkan. ribut ya ribut, berhubungan ya berhubungan. abis itu ribut lagi ya biar aja. Yang penting energinya daripada untuk teriak2 kan mending untuk "olahraga". hehehe...

para istri biasanya terperangkap dengan pikirannya sendiri "ngambek ya ngambek". masa berantem trus berhubungan? gengsi dong. ogah ah. enak aja! setelah aku jalanin beberapa kli, toh paginya aku malah bisa jauh lebih adem. nyelesaiin masalahnya juga bisa jauh lebih enteng. efek sampingnya, kata temenku aku sekarang jadi terlihat seksi. krn sering prokreasi? halah!! itu sih uji coba mbeling-nya aku. ada yang mau nyoba juga hayo... merasa ga pantes ya ga papa...Salam Damai,

G. Lini

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Romo dan rekans milist Apik,

Karena kebetulan saya sering beberapa kali ikut Misa Perkawinan yang dibawakan olah Rm.Susilo pr.- Kasatrya Baja Hitam , selalu kotbah di-isi dengan kata

TAHAN , singkatan dari

Terbuka satu dengan lainnya ,

Akui apa adanya baik - buruk pasangan anda ,

Hargai selalu pasangan anda,

Ampuni kesalahan pasangan anda dan akhirnya

N........ lupa lho , ntar kalau ingat di-sambung ya , sorry...

Salam,

Gunawan S.

------------------------------------------------------------------------------------------------

Selamat pagi semuanya. saya hanya mo nambahin dari rekan gunawan yang lupa arti N
N = nasehati, apabila salah satu pasangan salah, kita harus selalu memberi
pandangan dan menasehatinya. Apa yg menjamin kalian saling membahagiakan selama-lamanyat ?. wah pertanyaan yg sangat bagus. kalo menurut saya yang menjamin adalah
cinta kasih kita untuk pasangan, keluarga , anak dan semuanya.
saya memang dulu waktu menerima perkawinan, pada waktu sebelum menerima
sakramen perkawinansaya di tanya sama Romo paroki : pernakah anda selama
berpacaran pernah bertengkar dgn pasangan anda ? bagaimana mengatasinya ?
jawabanya Cinta Kasih Terus terang waktu perkawinan saya, memang Romo Susilo memberi kotbah dengan diisi kata TAHAN. Selama saya menjalin keluarga saya selalu ingat kata TAHAN. kita berkeluarga memang masalah menambah banyak, tapi kita bisa
mengatasinya dan saling melengkapi apabila kita saling

T= Terbuka, dan pasti kita dalam kehidupan akan ada perubahan kita/istri tambah gemuk, dll kita harus menerima dia

A= apa adanya, pandangan dan pendapat pasti ada perbedaan tapi kita harus selalu

H= hargai, dan apabila diantara pasangan ada kesalahan kita hrs selalu mamaafkan dan yang salah berani untuk minta maaf

A= Ampuni , lalu untuk

N = nasehati seperti yg say tulis diatas

Berkah Dalem Gusti Yesus amin.

Danoe

------------------------------------------------------------------------------------------------

hiiiiiiiiiii....
kemarin aku kan udah njawab ya, bahwa di perkawinanku tuh seperti halnya hidup ini, gak pake jaminan seperti di pegadaian... hihihi... sebetulnya, itu hanya untuk menjelaskan bahwa kadang orang pikir,"aku bakal bahagia dalam perkawinan ini karena kamulah
suamiku, hai lelaki yang gagah ganteng penuh cinta kepadaku. aku sangat mencintaimu." itu kan sepertinya ada jaminan bakal bahagia.

Padahal gak gitu laaahh.... karena ganteng bisa berubah, gagah bisa berubah, cinta pun bisa berubah. sebetulnya, jaminan itu ada. sama, seperti halnya hidup ini,
jaminan itu adalah Tuhan. kalo kita jalani hidup ini dengan berpusat kepada Tuhan kan pasti bahagia to... maka demikian juga dengan perkawinan. Suamiku itu (adduuuhhh kaciaan deh mas Nang! gak bisa menjawab surat ini... hihihii....) sejak awal meniatkan
menjalankan perkawinan kami dengan berpusat kepada Tuhan. So, mo Ksatria Baja Hitam itu bener. karena TAHAN itu kan berpusat kepada Tuhan. TAHAN itu kan berakar dari kasih di korintus to.... yang sederhana aja, kasih itu tidak cemburu. Suamiku itu bilang percaya saja apapun yang saya lakukan di luar rumah. Dia percaya bahwa apapun yang saya lakukan bukan harus dipertanggungjawabkan kepadanya melainkan kepada Tuhan. Untuk itu dia tidak repot mikirin apakah saya selingkuh ato tidak sehingga dia bisa tenang dan nyaman. Dia percaya Tuhan akan melindungi kami. Amin.

salam, rin

------------------------------------------------------------------------------------------------

Dear Romo Blasius dan Apikers,

Sungguh pertanyaan yang telak dari Romo Blasius untuk para calon pasutri.
Jujur saja sayapun kalau ditanya seperti itu akan bingung untuk menjawabnya.

Disini saya akan sharing sedikit tentang hidup perkawinan saya. Kami menikah hampir 32 tahun yang lal, di karuniai 2 orang anak laki2 dan puji Tuhan keduanya telah menyelesaikan pendidikan sarjananya. Anak2 kami masih tinggal serumah dan belum berkeluarga. Yang sulung bekerja di sebuah bengkel mobil dan rencananya tahun ini akan
segera menikah. Si bungsu meneruskan kuliahnya di ITV jurusan Arsitek karena dia menjadi Asisten Dosen di Unpar. Rencananya setelah semester terakhir ini akan
meneruskan kuliahnya di Fak. Filsafat Unpar, karena cita2 nya menjadi seorang Romo.

Secara umum, kami sekeluarga hidup berkecukupan meskipun sederhana. Setiap minggu kami selalu bersama ke Gereja dan setiap malam kami selalu makan malam bersama.

Bila terjadi masalah, kami selalu bersama untuk memutuskan apa yang akan dan harus dilakukan. Saat ini saya masih bekerja dan tahun depan akan menjalani pensiun.

Kami selalu saling membantu dalam setiap kesulitan dan berupaya agar kebahagiaan menjadi tujuan utama yang dapat dicapai dan dinikmati secara bersama dalam keluarga.

Sekedar catatan, menjelang akhir tahun 2004 lalu saya mengalami operasi mata sebanyak 3 kali dan hasilnya gagal, sehingga saat ini hanya mata kiri yang berfungsi.

Saya dapat menjalani semua cobaan yang sangat berat itu semata – mata hanya karena adanya dukungan dari istri dan anak2, serta keyakinan bahwa Tuhan akan selalu menolong.

Melalui pengalaman ini saya merasakan langsung apa yang menjadi pokok pembahasan yang dilontarkan oleh Romo Blasius. Kebahagiaan itu dapat dicapai secara bersama - sama dalam suatu keluarga, disertai keyakinan dan iman yang kuat kepada Tuhan.

Semoga bermanfaat.

Ign. Fadjar Surjadi – Bandung

------------------------------------------------------------------------------------------------

Dear Bp Fajar dan rekan-rekan terkasih,

Saya senang sekali membaca dan memperhatikan sharing pengalaman keluarga Bp
Fajar. Begitulah akhirnya, bukan kebahagiaan yang menjadi tujuan utama, melainkan kehadiran "cinta" itulah yang diwujudkan dengan membangun relasi satu sama lain dalam keluarga Bapak. Saya memberikan pertanyaan panduan itu agar para calon pasutri bisa lebih cepat memulai hidup pernikahan, bukan lagi dengan tujuan "kebahagian" melainkan mesti mewujudkan cinta itu dalam relasi antar anggota keluarga. Syukur kepada Allah, keluarga Bapak mau setia untuk membangun relasi itu, karena itu meski ada banyak kesulitan dan tidak selalu penuh dengan kemudahan, mulai lahir kebahagiaan. Bapak Fajar, terima kasih untuk sharing yang meneguhkan dan memperkaya wawasan kami.

salam hangat,

bslametlasmunadipr

Ketersesatan


Aku sendirian..............

Walaupun banyak orang di sekitarku

aku merasa terpaku di pojokkan.........

sekalipun aku berada di tengah-tengah keramaian. aku merasa di lingkupi kesunyian....

ketika suara canda dan tawa membahana telingaku, aku merasa tidak di perdulikan....

bahkan pada saat semua mata tertuju padaku aku merasa tak mampu berkata-kata.....

tepat pada saat begitu banyak kalimat yang meluncur darri bibirku

aku terjebak di tempat yang teramat asing bagiku

meskipun aku telah berada di sana untuk waktu yang lama

berbagi dengan mereka yang tak pernah tahu bahkan tidak pernah ingin tahu

siapa diriku yang sebenarnya...........?

apa sesungguhnya yang aku cari........?

bagaimana sejatinya aku ingin di perlakukan..................?

Aku selalu berusaha berlari sekencang-kencangnya hingga aku merasa begitu lelah berlari dan saat aku berhenti,

aku masih berada di tempat yang samaaku mencoba bersembunyi kesudut yang tergelap tapi selalu saja masih banyak mata yang bisa melihat keberadaanku.........
mungkin aku berada di tempat yang salah, tak seharusnya aku di sini
aku telah mengetahui sekian lama tapi aku baru menyadari bahwa aku tak akan bisa pergi hingga waktu tiba

Harapan.............. (nn)


Aku sadar, hidup tak selalu indah

Aku sadar, tak semua harapan bisa terwujud.

Dan aku tahu pasti, saat berharap harus siap kecewa

Tapi aku tak bisa lepas dari harapan itu...Ya.... manusia memang selalu di bayangi harapan.

Harapan untuk hidup, bahagia, dan di sayangi saat kabut keputusan selimuti hati

Hanya cahaya harapan mampu menerangi

Jangan lambungkan harapan setinggi langit

Silaunya akan hempaskanmu ke bumi

Tapi tetaplah yakin pada harapan

Sebab dalam kegelapan apapun

Pelitanya kan tunjukkan jalan

Ke arah gerbang cahaya

Minggu, 20 Juli 2008

Dimanakan Kucari Kebahagiaan?


Konon pada suatu waktu, Tuhan memanggil tiga malaikatnya. Sambil memperlihatkan sesuatu Tuhan berkata, "Ini namanya Kebahagiaan. Ini sangat bernilai sekali. Ini dicari dan diperlukan oleh manusia. Simpanlah di suatu tempat supaya manusia sendiri yang menemukannya. Jangan ditempat yang terlalu mudah sebab nanti kebahagiaan ini disia-siakan. Tetapi jangan pula di tempat yang terlalu susah sehingga tidak bisa ditemukan oleh manusia. Dan yang penting, letakkan kebahagiaan itu di tempat yang bersih".

Setelah mendapat perintah tersebut, turunlah ketiga malaikat itu langsung ke bumi untuk meletakkan kebahagiaan tersebut. Tetapi dimana meletakkannya? Malaikat pertama mengusulkan, "Letakan dipuncak gunung yang tinggi". Tetapi para malaikat yang lain kurang setuju. Lalu malaikat kedua berkata, "Latakkan di dasar samudera". Usul itupun kurang disepakati. Akhirnya malaikat ketiga membisikkan usulnya. Ketiga malaikat langsung sepakat. Malam itu juga ketika semua orang sedang tidur, ketiga malaikat itu meletakkan kebahagiaan di tempat yang dibisikkan tadi.

Sejak hari itu kebahagiaan untuk manusia tersimpan rapi di tempat itu.Rupanya tempat itu cukup susah ditemukan. Dari hari ke hari, tahun ke tahun, kita terus mencari kebahagiaan. Kita semua ingin menemukan kebahagiaan.

Kita ingin merasa bahagia. Tapi dimana mencarinya? Ada yang mencari kebahagiaan sambil berwisata ke gunung, ada yang mencari di pantai, Ada yang mencari ditempat yang sunyi, ada yang mencari ditempat yang ramai. Kita mencari rasa bahagia di sana-sini: di pertokoan, di restoran, ditempat ibadah, di kolam renang, di lapangan olah raga, di bioskop, di layar televisi, di kantor, dan lainnya. Ada pula yang mencari kebahagiaan dengan kerja keras, sebaliknya ada pula yang bermalas-malasan. Ada yang ingin merasa bahagia dengan mencari pacar, ada yang mencari gelar, ada yang menciptakan lagu, ada yang mengarang buku, dll. Pokoknya semua orang ingin menemukan kebahagiaan.

Pernikahan misalnya, selalu dihubungkan dengan kebahagiaan. Orang seakan-akan beranggapan bahwa jika belum menikah berarti belum bahagia. Padahal semua orang juga tahu bahwa menikah tidaklah identik dengan bahagia.

Juga kekayaan sering dihubungkan dengan kebahagiaan. Alangkah bahagianya kalu aku punya ini atau itu, pikir kita.

Tetapi kemudian ketika kita sudah memilikinya, kita tahu bahwa benda tersebut tidak memberi kebahagiaan. Kita ingin menemukan kebahagiaan.. Kebahagiaan itu diletakkan oleh tiga malaikat secara rapi. Dimana mereka meletakkannya? Bukan dipuncak gunung seperti diusulkan oleh malaikat pertama. Bukan didasar samudera seperti usulan malaikat kedua. Melainkan di tempat yang dibisikkan oleh malaikat ketiga.

Dimanakah tempatnya???

Saya menuliskan sepenggal kisah perjalanan hidup saya untuk berbagi rasa dengan teman-teman semua, bahwa untuk mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan itu tidaklah mudah. Perlu perjuangan. Ibarat sebuah berlian, dimana untuk mendapatkan kilauan yang cemerlang, harus terus diasah dan ditempa sehingga kemilauan yang dihasilkan terpancar dari dalamnya.

Begitu juga hidup ini. Kita harus rendah hati. Seringkali kita merasa minder dengan keberadaan diri kita. Sering kali kita berkata, ach... gue mah belum jadi orang. Tinggal aja masih ama ortu, ngontrak, TMI dll. Kita harus ingat, bahwa yang menentukan masa depan kita adalah Tuhan. Dan kita harus menyadari bahwa jalan Tuhan bukan jalan kita.

Tuhan akan membuat semuanya INDAH pada waktunya.

Menurut buku ada 7 faktor (mental, spiritual, pribadi, keluarga, karir, keuangan dan fisik) yang menentukan sukses seseorang, mengapa tidak kita coba untuk mencapainya semua itu? Setelah kita mencapainya, bagaimana kita membuat ke-7 faktor tersebut menjadi seimbang?

Yang penting disini adalah hikmat.

Barangsiapa yang bijaksana dapat mencapai kebahagiaan dan kesuksesan di dalam hidup ini.

Oh ya...., dimanakah para malaikat menyimpan kebahagiaan itu?

DI HATI YANG BERSIH

Sumber : Milis Rohani

Ayah Dan Anak Perempuannya


Seringkali kita terlalu sibuk dengan aktivitas kita sehingga kita sering melupakan untuk melakukan saat teduh dan berdiam diri sejenak dihadapan Tuhan untuk mendengarkan apa yang ingin Tuhan katakan dalam hidup kita. Saudara hal ini menjadi pergumulan saya ketika saya melayani Tuhan, kadang saya tidak ada waktu untuk Tuhan, akan tetapi puji Tuhan ilustrasi dibawah ini selalu menguatkan dan menegur saya.

Ada seorang anak perempuan yang tinggal bersama ayahnya. Ibu dari anak perempuan ini telah meninggal. Keluarga ini adalah keluarga yang bahagia, dimana ayah dan anak perempuannya ini selalu bertukar certia sebelum berangkat ke sekolah dan tempat kerja mereka masing-masing. Hal itu mereka lakukan terus setiap hari bahkan selesai pulang dari aktivitas mereka, mereka sering bercerita dalam meja makan tentang apa yang mereka alame selama satu hari itu.

Hal ini telah berlangsung agak lama, lalu tiba-tiba pada suatu hari anak ini selesai makan malam tidak bercerita dengan ayahnya, dan langsung masuk kamar, lalu ayhnya kaget dan berpikir mungkin anakku terlalu capek, besok harinya juga terulang hal yang sama, sehingga ketika ayahnya mempunyai suatu cerita tidak dapat disampaikan kepada anaknya itu, hal itu berlangsung selama satu bulan dan akhirnya tiba pada hari ulang tahun sang ayah anak itu memberikan sebuah bungkusan kepada ayahnya dan berkata, " Ayah, sweater ini aku buatkan untuk ayah, selama satu bulan ini aku langsung masuk ke kamar untuk membuatkan sweater ini untuk ayah, selamat ulang tahun ayah", kata anak itu.

Lalu sang ayah menangis dan menjawab, " Anakku kenapa engkau melakukan ini semua, justru yang ayah butuhkan adalah saat dimana ayah bisa berbagi cerita denganmu, bukannya ayah berkata ini tidak penting, tetapi saat yang indah dimana kita bisa berbagi adalah saat yang paling indah" , kata sang ayah sedih. Lalu anak itu berkata, " Maafkan aku ayah selama ini aku kira dengan semuanya ini aku dapat menyenangkan hati ayah ", katanya. Lalu hubungan ayah dan anak perempuannya ini kembali puluh dan mereka dapat berbagi cerita kembali damam meja makan.

Saudara, seringkali kita sibuk dengan aktivitas pelayanan, kita sibuk seperti Martha, tetapi Tuhan Yesus memuji Maria, karena Maria telah melakukan hal yang terbaik. Biarlah cerita ini dapat menjadi suatu renungan bagi saya dan kita semua yang membaca, terima kasih.

Tuhan memberkati

Dari Milis Rohani

TENTANG CINTA

Mempublikasikan Posting

Suatu ketika dalam hidup, kita terdorong mencari tahu definisi dan makna cinta. Henry A. Bowman dalam buku Marriage for Moderns (1960) memberi penerangan komprehensif atas pertanyaan itu.Menurut Bowman, cinta berarti satu hal bagi seseorang, dan hal lain bagi orang berbeda. Pemaknaan cinta ditentukan latar belakang dan pengalaman masing-masing si pemberi makna. Bahkan seseorang bisa memberi makna berbeda pada periode hidup berlainan. Keragaman pemaknaan itu disebabkan tidak adanya formula sederhana untuk menentukan apa yang termasuk dan tidak termasuk cinta. Dari sekian banyak makna cinta yang telah diketahui luas, beberapa
dinyatakan tidak tepat oleh Bowman. "Ada sejumlah konsep cinta yang menyesatkan, namun telanjur dipercaya sebagai kebenaran," ungkap Bowman.Akibatnya, individu yang coba menentukan apakah perasaan di hatinya benar-benar cinta atau hal lain, makin bingung.

Cinta berpijak pada perasaan sekaligus akal sehat

Miskonsepsi pertama yang ditentang Bowman adalah manusia jatuh cinta dengan menggunakan perasaan belaka. Betul, kita jatuh cinta dengan hati. Tapi agar tidak menimbulkan kekacauan di kemudian hari, kita diharapkan untuk juga menggunakan akal sehat. Bohong besar kalau kita bisa jatuh cinta dengan begitu saja tanpa bisa mengelak.Yang sesungguhnya terjadi, proses jatuh cinta dipengaruhi tradisi, kebiasaan, standar, gagasan, dan ideal kelompok dari mana kita berasal. Bohong besar pula kalau kita merasa boleh berbuat apa saja saat jatuh cinta, dan tidak bisa dimintai pertanggungan jawab bila perbuatan-perbuatan impulsif itu berakibat buruk suatu ketika nanti. Kehilangan perspektif bukanlah pertanda kita jatuh cinta, melainkan sinyal kebodohan.

Cinta membutuhkan proses

Bowman juga menolak anggapan cinta bisa berasal dari pandangan pertama."Cinta itu tumbuh dan berkembang dan merupakan emosi yang kompleks,"katanya. Untuk tumbuh dan berkembang, cinta membutuhkan waktu. Jadi memang tidak mungkin kita mencintai seseorang yang tidak ketahuan asal- usulnya dengan begitu saja. Cinta tidak pernah menyerang tiba-tiba, tidak juga jatuh dari langit. Cinta datang hanya ketika dua individu telah berhasil melakukan orientasi ulang terhadap hidup dan memutuskan untuk memilih
orang lain sebagai titik fokus baru.Yang mungkin terjadi dalam fenomena "cinta pada pandangan pertama" adalah pasangan terserang perasaan saling tertarik yang sangat kuat — bahkan sampai tergila-gila. Kemudian perasaan kompulsif itu berkembang jadi cinta tanpa menempuh masa jeda. Dalam kasus cinta pada pandangan pertama", banyak orang tidak benar-benar mencintai pasangannya, melainkan jatuh cinta pada konsep cinta itu sendiri. Sebaliknya dengan orang yang benar- benar mencinta. Mereka mencintai pasangan sebagai persolinatas yang utuh.

Cinta tidak menguasai dan mengalah, tapi berbagi.

Bukan cinta namanya bila kita berkehendak mengontrol pasangan. Juga bukan cinta bila kita bersedia mengalah demi kepuasan kekasih. Orang yang mencinta tidak menganggap kekasih sebagai atasan atau bawahan, tapi sebagai pasangan untuk berbagi, juga untuk mengidentifikasi diri. Bila kita berkeinginan menguasai kekasih (membatasi pergaulannya, melarangnya beraktivitas positif, mengatur seleranya berbusana) atau melulu mengalah(tidak protes bila kekasih berbuat buruk, tidak keberatan dinomorsekiankan) , berarti kita belum siap memberi dan menerima cinta.


Cinta itu konstruktif

Individu yang mencinta berbuat sebaik-baiknya demi kepentingan sendiri sekaligus demi (kebanggaan) pasangan. Dia berani berambisi, bermimpi konstruktif, dan merencanakan masa depan.Sebaliknya dengan yang jatuh cinta impulsif. Bukannya berpikir dan bertindak konstruktif, dia kehilangan ambisi, nafsu makan, dan minat terhadap masalah sehari-hari. Yang dipikirkan hanya kesengsaraan pribadi. Impiannya pun tak mungkin tercapai. Bahkan impian itu bisa menjadi subsitusi kenyataan.

Cinta tidak melenyapkan semua masalah.

Penganut faham romantik percaya cinta bisa mengatasi masalah.Seakan-akan cinta itu obat bagi segala penyakit ( panacea ). Kemiskinan dan banyakproblem lain diyakini bisa diatasi dengan berbekal cinta belaka. Faktanya, cinta tidaklah seajaib itu.Cinta hanya bisa membuat sepasang kekasih berani menghadapi masalah. Permasalahan seberat apapun mungkin didekati dengan jernih agar bisa dicarikan jalan keluar. Orang yang tengah mabuk kepayang –berarti tidak benar-benar mencinta —cenderung membutakan mata saat tercegat masalah.Alih- alih bertindak dengan akal sehat, dia mengenyampingkan problem.


Cinta cenderung konstan

Ya, cinta itu bergerak konstan. Maka kita patut curiga bila grafik perasaan kita pada kekasih turun naik sangat tajam. Kalau saat jauh kita merasa kekasih lebih hebat dibanding saat bersama, itu pertanda kita mengidealisasikanny a, bukan melihatnya secara realistis. Lantas saat kembali bersama, kita memandang kekasih dengan lebih kritis dan hilanglah segala bayangan hebat itu. Sebaliknya berhati-hatilah bila kita merasa kekasih hebat saat kita berdekatan dengannya dan tidak lagi merasakan hal yang sama saat dia jauh. Hal sedemikian menandakan kita terkecoh oleh daya tarik fisik. Cinta terhitung sehat bila saat dekat dan jauh dari pasangan, kita menyukainya dalam kadar sebanding.

Cinta tidak bertumpu pada daya tarik fisik

Dalam hubungan cinta, daya tarik fisik penting. Tapi bahaya bila kita menyukai kekasih hanya sebatas fisik dan membencinya untuk banyak factor lainnya. Saat jatuh cinta, kita menikmati dan memberi makna penting bagi setiap kontak fisik. Kontak fisik, ketahuilah, hanya terasa menyenangkan bila kita dan pasangan saling menyukai personalitas masing-masing. Maka bukan cinta namanya, melainkan nafsu, bila kita menganggap kontak fisik hanya memberi sensasi menyenangkan tanpa makna apa-apa. Dalam cinta, afeksi terwujud belakangan saat hubungan kian dalam. Sedang nafsu menuntut pemuasan fisik sedari permulaan.

Cinta tidak buta, tapi menerima.

Cinta itu buta? Tidak sama sekali. Orang yang mencinta melihat dan menyadari sisi buruk kekasih. Karena besarnya cinta, dia berusaha menerima dan mentolerir. Tentu ada keinginan agar sisi buruk itu membaik. Namun keinginan itu haruslah didasari perhatian dan maksud baik. Tidak boleh ada kritik kasar, penolakan, kegeraman, atau rasa jijik.Nafsulah yang buta. Meski pasangan sangat buruk, orang yang menjalin hubungan dengan penuh nafsu menerima tanpa keinginan memperbaiki. Juga meninggalkan pasangan saat keinginannya terpuaskan, hanya karena pasangan punya secuil keburukan yang sangat mungkin diperbaiki.

Cinta memperhatikan kelanjutan hubungan

Orang yang benar-benar mencinta memperhatikan perkembangan hubungan dengan kekasih. Dia menghindari segala hal yang mungkin merusak hubungan. Sebisa mungkin dia melakukan tindakan yang bisa memperkuat, mempertahankan, dan memajukan hubungan. Orang yang sedang tergila-gila mungkin saja berusaha keras menyenangkan kekasih. Namun usaha itu semata-mata dilakukan agar kekasih menerimanya, sehingga tercapailah kepuasan yang diincar. Orang yang mencinta menyenangkan pasangan untuk memperkuat hubungan.

Cinta berani melakukan hal menyakitkan

Selain berusaha menyenangkan kekasih, orang yang sungguh- sungguh mencinta memiliki perhatian, keprihatinan, pengertian, dan keberanian untuk melakukan hal yang tidak disukai kekasih demi kebaikan. Seperti seorang ibu yang berkata "tidak" saat anaknya minta es krim, padahal sedang flu. Begitulah kita semua seharusnya bersikap pada pasangan.

Sumber dari email seorang teman.........................