Jumat, 27 Desember 2019

Siro Sabtu, 28 December 19

 Bacaan Liturgi

Pesta Para Kanak-Kanak Suci, Martir

Bacaan Injil
Mat 2:13-18              
Herodes menyuruh agar semua anak laki-laki di Betlehem dan sekitarnya dibunuh.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Setelah orang-orang majus yang mengunjungi Bayi Yesus di Betlehem itu pulang, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi. Malaikat itu berkata, "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya! Larilah ke Mesir, dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena raja Herodes akan mencari Anak itu untuk dibunuh."

Maka Yusuf pun bangunlah. Malam itu juga diambilnya Anak itu serta ibu-Nya, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan lewat nabi-Nya, "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku." 

Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, sangat marahlah ia. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat memilukan; Rahel menangisi anak-anaknya, dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi.

Demikianlah Injil Tuhan. =======================                                   

SIRAMAN ROHANI                                                                                                                  
Sabtu, 28 Desember 2019                                                                                                                  
RP Fredy Jehadin, SVD             
Tema: Promosikanlah Nilai-Nilai Rohani, Sosial Dan Moral!                                               
Matius 2: 13 -  18                                               

Saudara-saudari... Hari ini kita merayakan pesta Kanak-kanak Suci yang dibunuh oleh Raja Herodes di Betlehem dan sekitarnya. Alasan utama yang mendorong Raja Herodes membunuh anak-anak di bawah umur dua tahun ini adalah karena ketakutan akan kehilangan kuasa. Kehadiran anak kecil yang baru dilahirkan dan yang disembah oleh tiga Raja dari majus itu, dilihat oleh Raja Herodes sebagai ancaman. Raja Herodes menafsir pemberitahuan ketiga Raja Majus ini secara harafiah. Ia sungguh cemas, bahwa sebentar lagi kedudukannya sebagai raja akan dirampas oleh Yesus Kristus. Herodes melihat Yesus semata-mata dari sudut politik; dia tidak tahu bahwa kerajaan Yesus Kristus sesungguhnya mau merajai hati semua manusia beriman, bukan untuk merajai manusia secara politik. Karena ketakutan dan kecemasannya yang berlebihan itu, maka anak -anak tak berdosa sudah jadi korban. 
Herodes adalah symbol manusia yang sangat rakus akan kuasa; Herodes adalah symbol manusia yang tidak mau menerima kesuksesan orang lain; Herodes adalah symbol manusia yang tidak mau kehilangan status. Herodes adalah symbol manusia yang menyalah-gunakan kuasa dan statusnya untuk menggagalkan kesuksesan orang lain; Herodes adalah symbol manusia yang kehilangan kesadaran akan nilai moral, social dan nilai agama tetapi hanya berkonsentrasi pada diri sendiri dan kepentingan diri.
Saudara-saudari… Apakah sifat Herodes ini masih dipraktekkan oleh manusia di zaman kita? Kira-kira apa alas an sampai orang tetap mempraktekan sifa seperti ini? 
Dari permenungan pribadi, saya melihat ada 3 alasan yang sangat mendasar yaitu: 1) karena kehilangan kesadaraan bahwa kita adalah mahluk rohani, manusia yang punya jiwa dan badan. 2) Karena kehilangan kesadaraan bahwa kita adalah mahluk bermoral. 3) Karena kehilangan kesadaran bahwa kita adalah mahluk sosial. Kalau saja nilai moral tetap dijunjung tinggi, pasti pelempiasan perasaan secara membabi buta/membunuh sesama yang tdk bersalah tidak akan terjadi; kalau saja nilai agama tetap dihayati dan diamalkan dgn baik pasti saja suara hati kita akan tetap didengar dan akan tetap dijadikan sebagai standard penentu untuk bertindak; kalau saja nilai sosial tetap dipupuki dengan baik pasti saja sikap saling mengasihi dan menghormati sebagai mahluk sosial tetap dijaga baik.
St. Yoseph dalam Injil hari ini, adalah symbol manusia yang selalu menjaga keseimbangan antara nilai agama, moral dan sosial. Ia selalu sensitip mendengar suara Tuhan dan mengikuti perintahNya; Ia selalu bertanggungjawab akan kehidupan anak dan istrinya.
Marilah saudara-saudari … Sambil merayakan Pesta Kanak-kanak suci hari ini, kita berdoa memohon bantuan Tuhan agar kita selalu sanggup mempromosikan nilai-nilai agama atas dasar cinta kasih, nilai-nilai sosial atas dasar budaya dan adat istiadat kita dan serta nilai-nilai moral yang selalu dijunjujung tinggi oleh setiap pribadi yang bermartabat dalam kehidupan harian kita sehingga keharmonisan, damai dan cinta kasih tetap terjamin dalam kehidupan bersama. 
Kita memohon kanak-kanak suci dan Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin

Kamis, 26 Desember 2019

Siro Jumat, 27 December 19

JUMAT 27 DESEMBER 2019                              
Bacaan Liturgi

Pesta S. Yohanes, Rasul dan Penulis Injil

Bacaan Injil
Yoh 20:2-8
Murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Pada hari Minggu Paskah, setelah mendapati makam Yesus kosong, Maria Magdalena berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus. Ia berkata kepada mereka, "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya, dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan." 

Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus, sehingga ia lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka tibalah Simon menyusul dia, dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain, dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu; dan ia melihatnya dan percaya.

Demikianlah Injil Tuhan. =======================

SIRAMAN ROHANI                                  
Jumat, 27 Desember 2019                                    
RP Fredy Jehadin, SVD            
Tema: Kelahiran Dan Kematian Tak Bisa Dipisahkan!                                                  
Yohanes 20: 2 - 8                                                   
Saudara-saudari …. Kita masih dalam situasi penuh sukacita, karena kelahiran Yesus Kristus. Kita masih dalam masa oktaf Natal. Hari ini kita merayakan pesta St. Yohanes, Rasul dan Penulis Injil. Dalam Injil hari ini, St. Yohanes mengisahkan kebangkitan Yesus Kristus dari kematian-Nya. Mengapa kedua situasi ini: kelahiran dan kebangkitan, disatukan dalam masa oktaf Natal? 
Saudara-saudari …. Kisah kelahiran Yesus Kristus, dilukiskan oleh Yohanes Rasul, sebagai terang yang telah terbit bagi umat yang tinggal dalam kegelapan dan kekelaman. Yesus adalah terang yang akan menuntun setiap orang pada hidup yang benar. Hidup yang berbuah. Hidup yang terarah pada persekutuan dengan Bapa, Putera dan Roh Kudus. Yohanes juga mengantar umat beriman untuk melihat sengsara, wafat dan kebangkitan sebagai jalan yang merintis keselamatan umat beriman. Ketika Yohanes melihat makam Yesus kosong, dia mengerti bahwa Yesus Kristus setelah sengsara dan wafatnya, Ia akan bangkit dari kematian. Alam maut tidak bisa menguasainya. 
Menanggapi kubur yang kosong, yang dikisahkan oleh Yohanes, ada tiga reaksi: 1) Dari Maria Magdalena sangat manusiawi. Dia melihat kubur kosong hanya dari sudut manusiawi. Dia berpikir bahwa jenasah Yesus dicuri orang. Dia samasekali lupa bahwa sesudah hari ketiga Yesus Kristus akan bangkit. 2) Dari kedua rasul yang lari ke kubur: Petrus dan Yohanes. Mereka lari mau mencari tahu. Rasul yang dikasihi Yesus lebih cepat cepat larinya dari pada Petrus. Tetapi sesampai di kubur, dia tidak masuk. Ia menanti Petrus. Yohanes sadar bahwa Petrus sudah diberi kunci kepemimpinan. Dia harus diberi kesempatan pertama untuk masuk ke dalam kubur kosong. Melihat kubur kosong, Petrus masih tetap berpikir: kemanakah tubuh Yesus dibawa lari? Reaksi Petrus sangat analitik. Masih dalam taraf jasmania/manusiawi. 3) Reaksi Yohanes sangat berbeda, Dia melihat apa yang terjadi dan percaya. Ia ingat apa yang sudah dikatakan Yesus Kristus bahwa sesudah sengsara, disalibkan dan wafat, Ia akan bangkit sesudah hari ketiga. Iman Yohanes pada perkataan Yesus Kristus selalu segar dan kuat. 
Dalam kematian, Yesus sudah kalahkan Setan. Dengan kebangkitan-Nya, Ia membawa kabar gembira kepada manusia bahwa siapa saja yang mengimani Dia akan memperoleh kehidupan abadi bersama Bapa dalam kerajaan surga. Kelahiran Kristus membawa terang di tengah manusia yang hidup dalam kegelapan di dunia ini. Sementara kebangkitan-Nya membawa harapan baru bagi yang percaya kepada-Nya. Jadi kelahiran dan kebangkitan Kristus adalah satu kesatuan yang mendatangkan keselamatan bagi orang yang percaya kepada-Nya
Marilah saudara-saudari … jagalah keseimbangan antara kehidupan jasmani dan rohani. Kelahiran dan kebangkitan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Kita berdoa semoga Tuhan selalu menguatkan iman kita agar kita selalu menjaga keseimbangan antara kehidupan jasmani dan rohani.
Kita memohon St. Yohanes dan Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen.

Siro Rabu, 25 December 19

Bacaan Liturgi 25 Desember 2019

Hari Raya Natal (Misa Siang)

Bacaan Injil
Yoh 1:1-18
Firman telah menjadi manusia.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Pada awal mula adalah Firman. 
Firman itu ada bersama-sama dengan Allah. 
dan Firman itu adalah Allah. 
Firman itu pada mulanya bersama-sama dengan Allah. 
Segala sesuatu dijadikan oleh Dia, 
dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi 
dari segala yang telah dijadikan. 
Dalam Dia ada hidup, 
dan hidup itu adalah terang manusia. 
Terang itu bercahaya di dalam kegelapan, 
tetapi kegelapan tidak menguasainya. 

Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes. 
ia datang sebagai saksi 
untuk memberi kesaksian tentang terang itu, 
supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. 
Ia sendiri bukan terang itu, 
tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. 
Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, 
sedang datang ke dalam dunia. 
Terang itu telah ada di dalam dunia, 
dan dunia dijadikan oleh-Nya, 
tetapi dunia tidak mengenal-Nya. 
Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, 
tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. 
Tetapi semua orang yang menerima Dia 
diberi-Nya kuasa menjadi anak-anak Allah, 
yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya, 
orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau daging, 
bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, 
melainkan dari Allah. 

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, 
dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, 
yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya 
sebagai Anak Tunggal Bapa, 
penuh kasih dan kebenaran. 
Tentang Dia Yohanes memberi kesaksian dan berseru, 
"Inilah Dia yang kumaksudkan ketika aku berkata: 
Sesudah aku akan datang Dia yang telah mendahului aku, 
sebab Dia telah ada sebelum aku." 
Karena dari kepenuhan-Nya 
kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; 
sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, 
tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus. 
Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; 
tetapi Anak Tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa, 
Dialah yang menyatakan-Nya.

Demikianlah Injil Tuhan.   =================== 
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                    
Rabu, 25 Desember 2019                                                                                                                   
RP Fredy Jehadin, SVD   
Tema: Arti Kelahiran Kristus Menjadi Manusia Bagi-ku                          
Yohanes 1: 1 - 18

Saudara-saudari…  Selamat Hari Raya Natal untuk kalian semua. Semoga kalian semua merasakan kebahagiaan Natal, kehadiran Kristus yang lahir di tengah kita. Kalau ditanya, apa arti kelahiran Kristus bagi anda secara pribadi? Pasti masing-masing kita punya jawaban tersendiri. Pada kesempatan ini saya ingin membagi refleksi pribadi, apa arti kelahiran Kritus bagi diri saya sendiri. 

Pertama, bagi saya, kelahiran Kristus menjadi manusia berarti menghadirkan Allah yang tidak kelihatan menjadi Allah yang kelihatan dan sangat dekat dengan manusia. Bukan manusia yang menghendaki agar Dia menjadi manusia sama seperti saya, tetapi Tuhan sendiri yang berinistiatip mengutus PuteraNya menjadi manusia agar bisa menghantar manusia kembali kepadaNya. Tuhan sungguh mau dekat dengan manusia. Sabda yang pada awal mulanya adalah Firman, kini menjadi manusia. Firman yang adalah Allah, Roh, kini menjadi manusia yang bertulang dan berdaging, hidup di tengah manusia berdosa, tetapi Dia sendiri tidak berdosa. 

Kedua, kelahiran Yesus Kristus menjadi manusia, bagi saya, berarti Tuhan sangat menghargai tubuh jasmani manusia. Tuhan mau agar tubuh manusia yang sudah dinodai dosa harus disempurnakan lagi agar kembali kepada keasliannya. Yesus dilahirkan menjadi manusia bukan untuk mengubah tubuh jasmani manusia menjadi tubuh rohani, tetapi mau menyelamatkan tubuh jasmani manusia agar kembali kepada kesempurnaan awalnya, yaitu rasa damai dengan Tuhan dan alam sekitarnya, bukannya merasa takut dan sembunyi dari Tuhan karena merasa malu sudah jatuh dalam dosa.  

Ketiga, kelahiran Yesus, bagi saya, berarti Allah, yang tidak kelihatan, mau menampakkan diriNya kepada manusia. Dia yang dari awal mula tidak kelihatan, kini lewat PuteraNya, tunjukkan mukanya kepada manusia. Injil hari ini katakan: “Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah, kini telah ada dalam dunia dan dunia dijadikan olehNya.” Yesus sendiri juga berkata kepada para muridNya: “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa, karena Aku dan Bapa adalah satu.” Yohanes 14:9. 

Kempat, lewat kelahiran Yesus, saya bisa melihat, bahwa Tuhan tunjukkan kerendahan hatinya kepada manusia. Santu Paulus dalam suratnya  kepada Jemaat di Filipi katakan: “Yesus Kristus walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan dirinya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.”  Filipi 2:5-7. Kita juga saksikan kandang Natal, tempat Ia dilahirkan. Kedua orangtua Yesus, Maria dan Yusuf, tidak mendapat tempat tumpangan yang layak untuk melahirkan Putera Allah, yang ada cuma kandang binatang. Kita harus bersyukur karena binatang tidak berontak mengusir Maria dan Yusuf dan tidak apa-apakan bayi Yesus. Binatang menyambut kedatangan Yesus ke tengah mereka. Tuhan sungguh rendah hati. Ia tidak menggunakan kuasa keallahanNya untuk mengadakan apa yang tidak ada menjadi ada hanya karena mau memenuhi kebutuhanNya sesaat. 

Sudara-saudari…. Kelahiran Yesus Kristus menjadi manusia menyadarkan saya bahwa Tuhan sungguh dekat dengan saya. Ia tidak jauh berada di balik awan, tetapi sudah ada di sini, di dunia ini, bersama saya; Kelahiran Yesus Kristus menjadi manusia menyadarkan saya untuk selalu menghargai, menghormati, memperhatikan dan merawat tubuh jasmani saya dengan sebaik-baiknya karena tubuh jasmani saya adalah ciptaan Tuhan yang sesuai dengan gambaranNya; Kelahiran Yesus Kristus menjadi manusia menyadarkan saya, bahwa dengan mengikuti perintah dan ajaran Kristus, saya sudah mengikuti kehendak Bapa, karena Kristus dan Bapa adalah satu; Kelahiran Yesus Kristus menjadi manusia menyadarkan saya akan kerendahan hati Tuhan, walaupun Ia adalah mahakuasa, tetapi selalu rendah hati. 

Semoga dengan menyadari arti kelahiran Kristus menjadi manusia, saya semakin dekat dengan Tuhan dan sesama, selalu menghargai tubuh jasmani diriku sendiri dan sesama saya, dan selalu rendah hati kepada Tuhan dan sesama. 

Dan semoga pesta peringatan kelahiran Yesus Kristus membarui semangat saya dalam mengikuti Dia dan iman-ku pun semakin diperkuat.

Saya memohon Bunda Maria dan Yusuf untuk mendoakan saya dan Yesus Kristus memberkati saya. 

Selamat Natal untuk saudara-saudari semuanya dan semoga Berkat Yesus Kristus selalu turun kepada kita semua. Amin.

Senin, 23 Desember 2019

Siro Selasa, 24 December 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Khusus Adven (Misa Pagi)

Bacaan Injil
Luk 1:67-79

Allah mengunjungi kita laksana fajar cemerlang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Zakharia, ayah Yohanes, penuh dengan Roh Kudus, lalu bernubuat, katanya, "Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia telah mengunjungi umat-Nya dan membawa kelepasan baginya, Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya, seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala lewat mulut nabi-nabi-Nya yang kudus, untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita; untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita, dan mengingat akan perjanjian-Nya yang kudus, yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa leluhur kita, bahwa Ia mengaruniai kita, supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut, dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita. 
Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya, untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka, oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan mengunjungi kita: Surya pagi dari tempat yang tinggi, untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera."

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                    
Selasa, 24 Desember 2019                                                                                                                       
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Marilah Kita Memuji Tuhan Atas Kasih Dan KebaikanNya!                                   
Lukas 1: 67 - 79

Saudara-saudari… Sebentar lagi kita merayakan Natal. Bagaimana dengan persiapan Natal kita? Apakah semuanya sudah beres? Apakah sudah membeli pakaian, sepatu dan perhiasan khusus untuk Natal tahun 2019? Bagaimana dengan persiapan di rumah kita? Apakah kandang Natal dan lampu-lampu Natal sudah disiapkan? Beberapa hari terakhir saya sempat mengunjungi mall-mall dan toko-toko di kota. Sangat terasa suasana Natal disana. Perhiasan-perhiasan dan lagu-lagu Natal ada dan terdengar di mana-mana. Di alunan-alunan kota, pada malam hari terlihat beraneka macam lampu dengan kedipannya yang bervariasi dan beraneka warna. Semuanya mau mengingatkan kita, bahwa Natal Kristus sudah dekat. 

Saudara-saudari… Injil hari ini sungguh mengingatkan kita untuk selalu mengangkat pujian   kepada Tuhan karena besar kasih dan kebaikanNya untuk kita. Kidung pujian Zakharia yang kita dengar hari ini menutup rangkaian kisah persiapan kita dalam rangka menyambut pesta kelahiran Yesus Kristus. Rasa syukur dan kekaguman akan karya Allah mendorong Zakharia menyatakan kidung yang sekaligus nubuat bagi Yohanes, puteranya. Katanya dalam lagu pujiannya: “Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya. Dan engkau, hai anak-ku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi, karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagiNya, untuk memberikan kepada umatNya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka, oleh rahmat dan belaskasihan dari Allah kita.” Pesan pujian Zakharia ini sangat indah dan ia sungguh percaya bahwa janji Allah telah terpenuhi dan saatnya sudah tiba. Dia sungguh percaya bahwa puteranya adalah nabi yang menyiapkan jalan bagi Mesias yang segera tiba. Dan benarlah yang terjadi, bahwa Yohanes tampil, mewartakan kabar gembira dan mengajak orang untuk bertobat. Dia sendiri memperkenalkan Yesus kristus kepada para muridnya: “Itulah Anak Domba Allah.” Sewaktu ia di dalam penjara karena kejengkelan manusia yang rakus akan kuasa dan nafsu kemanusiaan, ia tetap ingat akan peranannya sebagai penyiap jalan untuk Mesias. Ia sepertinya belum puas kalau para muridnya belum mendapat konfirmasi langsung dari Yesus Kristus sendiri, bahwa Ia adalah Mesias yang dinantikan. Karena itu ia mengutus kedua muridnya untuk mendekati Yesus dan bertanya, apakah Dia adalah Kristus atau mereka harus menanti yang lain? Maksud Yohanes Pembaptis adalah agar para muridnya mendapat konfirmasi langsung dari Yesus Kristus, walaupun Yohanes sendiri percaya bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, yang sudah dijanjikan dan kini hadir di tengah manusia.

Saudara-saudari… Zakharia dan Yohanes sudah tunjukkan kepada kita betapa kuatnya iman mereka kepada Tuhan. Roh Kudus sungguh bekerja di dalam diri mereka. Karena itu apa yang mereka katakan adalah benar dan sesuai dengan kenyataan. 

Pertanyaan untuk kita: apakah kita selalu berpegang teguh pada Tuhan dan percaya sungguh pada-Nya? Apakah kita selalu membiarkan diri kita dikuasai oleh Roh Kudus dan biarkan Roh Kudus berkata-kata lewat kita? Apakah kita selalu memuji dan memuliakan Tuhan? 

Marilah saudara-saudari, menutupi masa Adventus dan menyambut Natal 25 Desember 2019, bersama Zakharia kita memuji dan memuliakan Tuhan karena besarlah kasih dan kebaikanNya untuk kita.

Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita.

Lewat Siraman Rohani, saya, Pastor Fredy Jehadin, ucapkan SELAMAT NATAL untuk saudara-saudari dan anak-anak semuanya , semoga kelahiran Kristus turut membarui semangat dan menguatkan iman kita. Amin.

Minggu, 22 Desember 2019

Siro Senin, 23 December 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Khusus Adven
PF S. Yohanes dari Kety, Imam

Bacaan Injil
Luk 1:57-66

Kelahiran Yohanes Pembaptis.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika para tetangga serta sanak saudaranya mendengar bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepada Elisabet, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia. Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu, dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya. Tetapi Elisabet, ibunya, berkata, "Jangan, ia harus dinamai Yohanes!"Kata mereka kepadanya, "Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian."

Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anak itu. Zakharia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: amanya adalah Yohanes. Dan mereka pun heran semuanya.

Seketika itu juga terbukalah mulut Zakharia, dan terlepaslah ikatan lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. Semua orang yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata, "Menjadi apakah anak ini nanti?" Sebab tangan Tuhan menyertai dia.

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                     
Senin, 23 Desember 2019                                                                                                                   
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Ketaatan Yang Membebaskan
Lukas 1: 57 - 66

Saudara-saudari… Hari ini kita mendengar kisah kehidupan Zakharia. Selama lebih dari 9 bulan ia mengalami kebisuan. Mengapa dia bisu? Karena ia tidak percaya akan berita gembira yang disampaikan oleh Malaikat itu. Kita ingat perkataan Zakharia menanggapi pemberitahuan Malaikat. Katanya kepada Malaikat: “Bagaimana aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan istriku sudah lanjut umurnya.” Dari perkataan Zakharia ini secara tidak langsung ia mau meminta tanda atau bukti, supaya dia tahu, bahwa hal itu sungguh akan terjadi. Menanggapi pertanyaannya itu, Malaikat menjawab, katanya: “Sesungguhnya engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat berkata-kata sampai kepada hari di mana semuanya ini terjadi, karena engkau TIDAK PERCAYA akan perkataanku yang akan nyata kebenarannya pada waktunya.”  Kebisuan Zakharia adalah akibat dari ketidak percayaannya kepada Malaikat. Tetapi yang menariknya, bahwa walaupun Zakharia mengalami kebisuan selama lebih dari 9 bulan, ia tidak putus asa dan kecewa kepada Tuhan. Pada hari ini, bukti kesetiaan Zakharia kepada Allah sungguh terbukti.  Di saat anaknya mau disunat dan sanak saudara Zakharia hendak menamai dia, Zakharia menurut nama bapanya, Elizabet berkerberatan dan berkata: “Jangan, ia harus dinamai Yohanes.”  Kata  mereka kepadanya: “Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian.” Lalu mereka memberi isyarat kepada Zakharia untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya. Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: “Namanya adalah Yohanes.” Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Tuhan. Inilah bukti kesetiaan Zakharia, bahwa ia tetap ingat apa yang sudah dipesankan oleh Malaikat pada saat kabar gembira itu disampaikan, dan tetap menamai anaknya, Yohanes. Dengan ini kita boleh katakan, bahwa Zakharia sungguh tetap setia dan taat akan perintah Tuhan. Apa yang sudah disampaikan Tuhan, itulah yang dilaksanakannya. Selain itu, Zakharia tetap rendah hati, ia tidak mau mengabadikan namanya kepada anaknya. Biarkanlah anaknya menggunakan nama yang sudah diberikan Tuhan kepadanya. Biarkanlah kehendak Tuhan terjadi pada anaknya. Ketaatan Zakharia dalam mengikuti perintah Tuhan ini sungguh mendatangkan kebebasan dan kebahagiaan bagi Zakharia. Di saat dia membaca, bahwa namanya adalah Yohanes, di saat itu juga lidahnya terlepas dan dia bisa berkata-kata.

Sungguh konsekwensi dari satu ketaatan. Ketaatan yang membebaskan. Kalau seandainya Zakharia memberi nama lain kepada anaknya, kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke atas Zakharia. 

Selain itu, kita juga bisa melihat kekompakan antara Elizabet dan Zakharia. Keduanya sehati, sejiwa dan sepikiran. Mereka tidak dipengaruhi oleh tekanan sanak-saudara mereka tentang nama anak mereka. Keduanya tetap taat dan setia mengikuti perintah Tuhan. Namanya adalah Yohanes, yang artinya: Allah merahmati, tangan Tuhan menyertai dia.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga mengikuti sikap Zakharia, bahwa walaupun mengalami kesulitan – bisu – tetapi tetap setia kepada Tuhan dan mengikuti perintahnya? Atau kita cepat putus asa, merasa kecewa dan tidak mau kembali kepada Tuhan memohon bantuan-Nya lagi?  

Marilah saudara-saudari… Percayalah selalu kepada Tuhan. Ketataatan kita kepada perintah Tuhan akan sangat mendatangkan kebebasan dan kebahagiaan bagi kita.

Kita berdoa semoga semangat hidup Zakharia dan Elizabet selalu menjadi inspirasi hidup kita. 

Kita memohon Zakharia, Elizabet dan Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amin!

Sabtu, 21 Desember 2019

Siro Minggu, 22 December 19

Bacaan Liturgi

Hari Minggu Adven IV

Bacaan Injil
Mat 1:18-24

Yesus lahir dari Maria, tunangan Yusuf, anak Daud.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu Yesus, bertunangan dengan Yusuf, ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf, suaminya, seorang yang tulus hati, dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.

Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi, dan berkata, "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. Hal itu terjadi supaya genaplah yang firman Tuhan yang disampaikan oleh nabi: Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamai Dia Imanuel, yang berarti: Allah menyertai kita."

Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya.

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                           Minggu, 22 Desember 2019                                                                                                               
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Di Saat Kita Bimbang dan Ragu Datanglah Kepada Tuhan!

Matius 1: 18-24

Saudara-saudari…. Hari ini kita mendengar kisah kelahiran Yesus Kristus. Pada waktu Maria bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia sudah mengandung dari Roh Kudus. Karena Yusuf seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama istrinya di muka umum, maka ia bemaksud menceraikannya dengan diam-diam. Dalam kediamannya, sebagai orang yang tulus hati dan takut akan Allah, pasti dia menceriterakan situasi ini kepada Tuhan. Dia percaya bahwa Tuhan selalu punya jawaban atas segala pertanyaan sesulit apa pun. Dan benarlah yang terjadi. Selagi dia kalut, nampaklah kepadanya dalam mimpi seorang malaikat. Malaikat itu berkata kepadanya: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang ada di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Mendengar pernyataan Malaikat ini Yusuf merasa begitu gembira dan langsung pergi mengambil Maria dan hidup bersamanya di rumahnya sampai dia dipanggil Tuhan untuk selamanya. 

Saudara-saudari… Kita harus bersyukur kepada Yusuf, Bapa Pelihara Yesus, karena dia sudah menjadi pendamping setia Bunda Maria dan menjadi Bapa Pemelihara Yesus Kristus. Kita tidak bisa bayangkan apa yang terjadi kalau Yusuf mengikuti keinginannya sendiri, menceraikan Maria secara diam-diam karena ditemukannya Maria sudah mengandung tanpa sepengetahuannya.

Saudara-saudari…. Sebagai pengikut Kristus, sudah layak dan sepantasnya kita harus belajar dari St. Yusuf. Di saat kita kalut dan galau janganlah cepat-cepat mengambil keputusan. Berdiam dirilah sejenak dan sampaikan segala persoalan kita kepada Tuhan. Tuhan adalah sumber segala jawaban. Tidak ada pertanyaan yang tidak terjawab oleh Tuhan, bagi Tuhan segalanya bisa terjawab. Yusuf, di saat kalut dan galau langsung saja mendapat kepastian dari Tuhan lewat Malaikat, siapakah bayi yang sedang dikandung oleh Maria. Jawaban Tuhan sungguh membuat Yusuf bahagia dan tidak ragu-ragu lagi mengambil Maria sebagai istrinya. Jawaban Tuhan sungguh membuat Yusuf semakin merasa sangat bertanggungjawab untuk melindungi dan memelihara Maria dan Anak Allah selama Yusuf hidup. Semoga kita pun demikian, selalu lari kepada Tuhan menyampaikan apa saja yang perlu kita sampaikan. Tuhan pasti selalu menjawab kita.

Bersama Bunda Maria dan St. Yusuf kita berdoa: Tuhan, terjadilah kehendakMu keatas kami dan sadarkanlah kami untuk selalu datang kepadaMu dan secara terbuka menyampaikan isi hati kami di saat kami kalut dan galau. Semoga kami selalu terbuka mendengarkan suaraMu dan mengikutinya dengan penuh tanggungjawab. Doa ini kami sampaikan dengan perantaran Kristus Tuhan kami. Amen!

Siro Sabtu,21 Desember 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Khusus Adven
PF S. Petrus Kanisius, Imam dan Pujangga gereja

Bacaan Injil
Luk 1:39-45

Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. 

Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring, "Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana." 

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                       Sabtu, 21 Desember 2019                                                                                                                    
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Saling Mengunjungi Dan Membagi Sukacita                                                                  
Lukas 1: 39 - 45

Saudara-saudari… Hari ini kita mendengar kisah bahagia yang dialami Bunda Maria dan Elisabet. Bunda Maria mengunjungi Elisabet untuk membagi pengalaman istimewahnya kepada-nya sesudah mendapat pemberitahuan Malaikat bahwa ia akan mengandung seorang anak laki-laki dan Dia adalah Putera Allah; selain itu, dia juga mau merasakan kebahagian yang lagi dialami oleh Elisabet, bahwa Elisabet yang dianggap mandul itu kini sudah mengandung seorang anak. Maria juga sudah membayangkan kesulitan yang lagi dialami Elisabet dalam urusan rumah tangga, hamil sudah enam bulan, pasti membutuhkan banyak bantuan. Maria mau membantunya dengan penuh sukacita.
Ketika Elisabet mendengar Salam Maria, melonjaklah anak dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.” Dari pernyataan Elisabet ini, terungkap dengan sangat jelas bahwa Maria bukanlah seorang wanita biasa, tetapi ia adalah seorang wanita yang diberkati Tuhan. Ia adalah ibu Tuhan. Kata-kata pujian yang keluar dari mulut Elisabet sesungguhnya bukanlah buah bibir Elisabet, tetapi Roh Kuduslah yang berbicara lewat mulut Elisabet. Elisabet dengan spontan katakan pada Maria, bahwa anak yang di dalam rahimnya pun turut melonjak kegirangan sesudah mendengar salam Bunda Maria. 

Saudara-saudari… Pesan yang sangat penting dari Kunjungan Maria ke Elizabet untuk kita adalah bahwa Elizabet, yang sudah dikuasai Roh Kudus, mengakui secara resmi bahwa Maria adalah Bunda Allah dan ia adalah wanita yang terberkati dari semua wanita di bawa kolong langit. 

Selain pesan penting ini, berikut ada beberapa hal yang mungkin baik kita pelajari dari Injil hari ini sebagai bahan permenungan persiapan menyambut Pesta Natal?: 
1) Rajin-rajinlah mengunjungi sesama. Kunjungan kita mungkin akan mendatangkan kebahagiaan bagi keluarga yang kita kunjungi. 
2) Dengan tulus mengakui kelebihan sesama. Apapun yang kita alami dan lihat dalam diri sesama, ungkapkan itu dengan jujur dan tulus. Terimalah pujian dan ungkapan isi hati dari sesama dengan tulus hati. 
3) Pupukilah sikap saling meneguhkan dan siap sedialah selalu untuk menolong sesama, secara khusus bagi mereka yang sangat membutuhkan pertolongan kita. 

Kita berdoa semoga contoh hidup Bunda Maria dan Elizabet selalu menjadi inspirasi hidup kita.

Kita memohon Bunda Maria dan St. Elisabet untuk mendoakan kita. Amen.

Kamis, 19 Desember 2019

Siro Jumat, 20 December 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Khusus Adven

Bacaan Injil
Luk 1:26-38

Engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Dalam bulan yang keenam Allah mengutus malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea, bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf, dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. 

Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata, "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hati, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya, "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya. Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."Kata Maria kepada malaikat itu, "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya, "Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya, dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Maka kata Maria, "Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan Maria.

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                             
Jumat, 20 Desember 2019                                                                                                                 
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Pasrah Pada Kehendak Tuhan                                                                                       
Lukas 1: 26 - 38

Saudara-saudari…. Hari ini kita mendengar Malaikat Gabriel datang mengunjungi Maria. Malaikat memberi salam kepada Maria: “Salam hai engkau yang dikarunia, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya dalam hatinya, apakah arti salam itu? Kata Malaikat kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia, Yesus. …” Mendengar pemberitahuan Malaikat itu, Maria bingung. Karena itu dia berkata kepada Malaikat: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Pikiran Maria langsung kepada hukum alam, bahwa seorang wanita bisa mengandung kalau hidup bersama seorang suami. Kemudian Malaikat meneguhkan dia, katanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau, sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.” Karena Maria adalah seorang wanita yang beribadat dan beriman teguh pada Tuhan, maka dia pasrahkan semuanya kepada kehendak Tuhan. Maria percaya bahwa semuanya pasti akan terjadi sesuai dengan rencana dan kehendak Tuhan. Karena itu dia ungkapkan kepercayaannya kepada Malaikat Tuhan, katanya: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Ini satu ungkapan iman yang sangat luar biasa. Maria menerima tawaran Tuhan untuk menjadi Bunda Kristus dan siap bekerjasama dengan Tuhan untuk mengandung Anak Tuhan. Kita bersyukur karena Maria siap bekerjasama dengan Tuhan dan menerima tawaran itu dengan sepenuh hati. Kesediaan Maria sungguh menjadi berkat buat kita semua.
Yang sangat luar biasa dari sikap Bunda Maria adalah bahwa ia menempatkan dirinya sebagai hamba Tuhan. Menjadi hamba berarti menjadi seorang yang hanya punya tugas untuk mengerjakan pekerjaan dan tidak punya hak untuk menolak. Maria pasrah secara total kepada Allah dan membiarkan dirinya dikuasai Allah dan siap melaksanakan apa saja yang diperintahkan Tuhan. Dan semuanya terjadi sesuai dengan rencana Tuhan.  

Saudara-saudari…. Komunikasi kita dengan Allah dan juga dengan sesama sudah seharusnya mengikuti cara dan gaya Bunda Maria. Inisitiap dari orang yang berpikir cemerlang untuk membangun kehidupan kita seharusnya disambut dengan penuh entusias dan rendah hati. Aktip dan partisipatip menanggapi tawaran yang menyelamatkan dan membangun sangat berguna bagi kehidupan kita. Sebaliknya, menolak tawaran itu berarti keselamatan dan perubahan tidak akan terjadi. 

Marilah saudara-saudari…kita berdoa semoga sikap sombong, egois, suka menuntut dan mau ikut pikiran sendiri dan mengabaikan pikiran orang lain dijauhkan dari kita. Karena sikap-sikap negatip seperti inilah yang akan menjadi penghalang keselamatan dan pembaruan dalam hidup kita. Sebaliknya kita harus mengikuti contoh hidup Bunda Maria, pasrah total pada kehendak dan rencana Tuhan.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita.

Rabu, 18 Desember 2019

Siro Kamis, 19 Desember 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Khusus Adven

Bacaan Injil
Luk 1:5-25

Kelahiran Yohanes Pembaptis diberitahukan oleh Gabriel.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Di zaman Herodes, raja Yudea, hiduplah seorang imam yang bernama Zakharia, dari kalangan imam Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet. Keduanya hidup benar di hadapan Allah, dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat. Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul, dan keduanya telah lanjut usia. Sekali peristiwa, waktu tiba giliran kelompoknya, Zakharia melakukan tugas sebagai imam di hadapan Allah. Sebab ketika diundi, sebagaimana lazimnya untuk menentukan imam yang bertugas, dialah yang ditunjuk untuk masuk ke dalam Bait allah dan membakar ukupan di situ. Pada saat pembakaran ukupan itu seluruh umat berkumpul di luar dan sembahyang. Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan. Melihat kejadian itu Zakharia terkejut dan menjadi takut. Tetapi malaikat itu berkata kepadanya, "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan; Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu, dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya. Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan, dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras; ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya; ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka, dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati para bapa berbalik kepada anak-anaknya, dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar. Dengan demikian ia menyiapkan suatu umat yang layak Tuhan."

Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu, "Bagaimanakah aku tahu bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua, dan isteriku pun sudah lanjut umurnya." Jawab malaikat itu kepadanya, "Akulah Gabriel yang melayani Allah. Aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu. Sesungguhnya, engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat berkata-kata sampai kepada hari semuanya ini terjadi, karena engkau tidak percaya akan perkataanku yang pada waktunya akan terbukti kebenarannya."

Sementara itu orang banyak menanti-nantikan Zakharia. Mereka begitu heran bahwa ia begitu lama berada dalam Bait Suci. Ketika ia keluar dan tidak dapat berkata-kata kepada mereka, mengertilah mereka bahwa ia telah melihat suatu penglihatan di dalam Bait Suci. Lalu Zakharia memberi isyarat kepada mereka, sebab ia tetap bisu. Ketika selesai masa tugasnya, ia pulang ke rumah. 

Tak lama kemudian mengandunglah Elisabet, isterinya, dan selama lima bulan ia tidak menampakkan diri. Katanya, "Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku! Sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang."

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                               
Kamis, 19 Desember 2019                                                                                                                 
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Percaya Pada Tuhan Dan Selalu Berpikir Positip!
Lukas 1: 5-25

Saudara-saudari… Mungkin ada di antara kita yang sudah mendengar dan melihat satu video clip dari seorang Pembawa Firman, Dr. Agnes Maria – dari group Happy Family Center. Katanya kewat klip itu: setiap tahun umur kita bertambah usianya, itu yang tidak bisa kita hindari, kita menjadi tua. Tetapi walaupun setiap tahun usia kita bertambah, kita tetap bisa memilih untuk tetap tidak kehilangan semangat. 200 tahun lalu, seorang negarawan Romawi bernama Markus Porcius Carlo mempelajari Bahasa Yunani pada usia 80 tahun, dan berhasil. Harland David "Colonel" Sanders, orang Amerika, yang terkenal dengan Kentucky Fried Chicken (KFC), memulai usahanya dan berhasil pada saat dia berumur 69 tahun. Michael Angelo, orang Italia, dia melukis dan lukisannya ini sungguh-sungguh sangat indah di sebuah Kapela di Sintine Roma Italia pada usia 71 tahun. 

Pertanyaan kita:  Apa kira-kira kunci keberhasilan dari orang yang kita sebutkan di atas? Kuncinya tidak lain dan tidak bukan, percaya diri, selalu berpikir positip, tekun menjalankan apa yang sudah dimulai dan tidak pernah putus asa. 

Saudara-saudari… Injil hari ini juga menceriterakan kepada kita akan keberhasilan dari Zakaharia dan Elisabet, yang keduanya sudah lanjut dalam usia. Karena ketekunan dan kesetiaan dalam berdoa dan selalu berharap pada Tuhan maka kerinduan mereka dikabulkan Tuhan. 
Keluarga yang tidak punya anak kadang mendatangkan rasa sakit bagi keluarga. Menurut kepercayaan orang Yahudi, keluarga yang tidak punya anak dianggap sebagai satu kutukan Allah. Tetapi walaupun demikian, Zakharia dan Elisabeth tidak pernah putus asa. Mereka tetap percaya kepada Tuhan dan tetap berharap pada Tuhan. Mereka tetap rajin berdoa dan mengharapkan campur tangan Tuhan. Ketekunan mereka membuahkan hasil. Pada suatu hari, selagi Zakharia berdoa, datanglah Malaikat menyampaikan warta gembira kepada-nya, katanya: “Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, istrimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu.” Menanggapi pemberitahuan ini, Zakharia sepertinya bingung. Mungkin ia berpikir akan keadaan bilogis dari dirinya sendiri dan juga Elisabet. Karena itu dalam percakapannya dengan Malaikat, dia berkata: “Bagaimana aku tahu, bahwa hal itu akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan istriku sudah lanjut umurnya.” Menanggapi kebingungan Zakharia, Malaikat berkata kepadanya: “Sesungguhnya engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat berkata-kata sampai kepada hari, di mana semuanya ini terjadi, karena engkau tidak percaya akan perkataanku yang akan nyata kebenarannya pada waktunya.” Sejak waktu itu, Zakharia menjadi bisu. Kebisuan yang dialami oleh Zakharia sesungguhnya satu tanda bahwa apa yang dikatakan oleh Malaikat itu adalah benar. Selain itu, kebisuan itu juga bisa dilihat sebagai jawaban Allah akan permintaan Zakharia, yaitu Bagaimana aku tahu bahwa hal ini akan terjadi?” Inilah tandanya: “Engkau menjadi bisu!” Kebisuan baru terlepas kembali di saat pemenuhan janji Allah, yaitu sang Bayi lahir ke tengah keluarga Zakharia dan Elisabet. Pada saat pemberian nama, Zakharia menulis pada batu tulis: “Namanya adalah Yohanes. Di saat dia membaca apa yang ditulisnya: namanya Yohanes, pada saat yang sama terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu berkata-kata dan memuji Allah.”
Ketekunan dalam doa sudah mendatangkan hasil bagi Zakharia dan Elisabet. Kekuatan iman mereka sudah mendatangkan kebahagiaan bagi mereka. Umur mereka tidak menjadi masalah bagi Tuhan. Karena Tuhan adalah pencipta segala sesuatu, termasuk menciptakan manusia baru. Bagi Tuhan, segala sesuatu bisa terjadi.

Pertanyaan untuk kita: Seberapa dalam dan kuatkah iman kita kepada Tuhan? Apakah ketuaan fisik kita sudah menjadi penghalang bagi kita untuk tidak aktip lagi dalam kegiatan menggereja? Bagaimana dengan berdoa? Bagaimana dengan senyum? Senyum kita akan sangat membantu mereka yang alami kesulitan. 

Kalau Markus Porcius Carlo berhasil mempelajari Bahasa Yunani pada waktu berumur 80,  Harland David "Colonel" Sanders mulai dengan usahanya, yaitu Kentucky Fried Chicken pada waktu berumur 69, Maikael Angelo berhasil melukis satu lukisan yang sangat indah pada waktu berumur 70, dan Zakharias dan Elisabet mendapat berkat Tuhan dengan memberi mereka seorang anak di hari tuanya, maka kita pun pasti bisa. Kunci dari semuanya adalah percaya, bahwa Tuhan sudah memberi kemampuan dalam diri kita masing-masing dan manfaatkanlah kemampuan itu dengan sebaik-baiknya, tekunlah menjalankan apa yang sudah dimulai sampai menghasilkan sesuatu, selalu berpikir positip bahwa kita bisa, dan bekerja bersama Tuhan dan sesama kita.  

Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan bantulah kami, teguhkanlah iman, cinta dan harapan kami kepada-Mu, dan tanamkanlah dalam diri kami kesadaran untuk selalu berpikir positip. Doa ini kami sampaikan dalam nama Kristus Tuhan kami. Amen !

Selasa, 17 Desember 2019

Siro Rabu, 18 December 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Khusus Adven

Bacaan Injil
Mat 1:18-24

Yesus akan lahir dari Maria, yang bertunangan dengan Yusuf, anak Daud.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu Yesus, bertunangan dengan Yusuf, ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf, suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Hal itu terjadi supaya genaplah yang firman Tuhan yang disampaikan oleh nabi: "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel"yang berarti: Allah menyertai kita. 

Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya. 

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                    
Rabu, 18 Desember 2019                                                                                                                        
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Prioritaskan Rencana Dan Kehendak Tuhan!
Matius 1: 18-24

Saudara-saudari… Pada suatu waktu seorang teman membagi pengalaman hidupnya sambil menggugurkan air matanya. Katanya: “Orangtua saya sungguh tidak mengerti apa arti cinta. Saya mengawini seorang ibu yang sudah punya anak.  Saya sungguh mencintai ibu dan anaknya. Saya sudah menjelaskan kepada orangtua saya bahwa saya mencintai ibu ini dengan sepenuh hati. Apapun reaksi orangtua dan kenalan saya, saya tetap mengawini dia. Anak yang dimiliki ibu ini adalah korban pemerkosaan. Saya sangat merasakan penderitaan ibu ini dan saya sudah membayangkan juga pergulatan psikologis anak ini di kala masuk masa remaja nanti. Saya mau mendampingi ibu dan anak ini agar sama-sama membagi suka dan duka. Saya dan ibu ini sudah saling mendengarkan dan dia pun sangat berterima kasih kepada saya karena saya mencintainya. Karena sikap ₩saya yang begitu terbuka dan menerima dia apa adanya, ia pun dengan tulus ungkapkan perasaan cintanya kepada saya.” Keduanya sudah menerima Sakramen Pernikahan Suci dan anaknya pun sudah menerima pembaptisan. Perkawinan mereka diberkati oleh seorang pastor disaksikan oleh beberapa imam konselebran dan ratusan umat di salah satu paroki di kota. Sampai sekarang kehidupan keluarga ini berjalan baik. Suasana damai dan kerukunan pun tetap bersemi dalam keluarga kecil ini. 

Saudara-saudari…. Hari ini kita mendengar kisah kelahiran Yesus Kristus. Pada waktu Maria, ibu-Nya bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami istri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama istrinya di muka umum, ia bemaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika dia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai istrinya. 
Ada beberapa poin yang perlu kita renungkan dari sikap Yusuf. Pertama: Dia sudah secara resmi bertunangan dengan Maria. Pertunanganan mereka sudah melalui proses adat. Secara adat mereka sudah diikat, jadi tidak ada laki-laki lain yang akan mengganggu Maria, Yusuf pun demikian, tidak boleh bermain mata lagi dengan wanita lain. Kedua reaksi Yusuf sewaktu diketahuinya bahwa Maria sudah mengandung. Sebagai laki-laki yang tulus hati dan takut akan Allah, ia bingung, mengapa Maria tiba-tiba mengandung? Dari sudut adat Yahudi, wanita yang ditemukan mengandung tanpa suami yang sah, harus dirajam. Tetapi Yusuf tidak mau memproseskan hal itu. Dia diam dan bergulat sendirian. Sebagai orang beriman pasti ia membawa persoalan ini kepada Tuhan. Ketiga: Tanggapan Tuhan menghadapi situasi Yusuf. Malaikat menampakan dirinya kepada Yusuf dan berkata kepadanya: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.” Kebingungan Yusuf mendapat peneguhan dari Tuhan sendiri. Doanya mendatangkan ketenangan bathin baginya. Keempat: Mendengar penjelasan Malaikat, Yusuf menerima perintah Tuhan untuk mengambil Maria sebagai istrinya. Yusuf menerima rencana Tuhan dengan sepenuh hati dan menjalankannya dengan penuh tanggungjawab.

Pertanyaan untuk kita: Pernahkah kita bergulat di saat kita bingung antara mengikuti rencana Tuhan dan kemauan diri sendiri? Apakah kita siap merangkul rencana Tuhan dengan penuh sukacita walaupun sangat bertentangan dengan kemauan sendiri?  Apakah kita selalu menjalankan rencana Tuhan dengan penuhtanggungjawab?

Dalam masa Adventus ini kita kembali membarui diri dan komitment kita agar selalu prioritaskan rencana Tuhan dan menjalankannya dengan penuh tanggungjawab. 

Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan tuntunlah kami, semoga kai selalu prioritaskan rencanaMu dan menjalankan tugas yang Engkau percayakan kepada kami dengan penuh tanggungjawab. Dalam nama Kristus, kami berdoa! Amen!

Senin, 16 Desember 2019

Siro Selasa, 17 Desember 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Khusus Adven

Bacaan Injil
Mat 1:1-17

Silsilah Yesus Kristus, anak Daud.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya. Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram. Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon. Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai. Isai memperanakkan raja Daud, Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria. Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa. Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia. Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia. Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia. Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel. 

Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel. Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor. Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud. Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub. Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. 

Jadi, seluruhnya ada empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                         Selasa, 17 Desember 2019                                                                                                                      RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Yesus Kristus Datang Menyelamatkan Semua Orang
Matius 1: 1-17

Saudara-saudari… Pada suatu waktu, seorang ponakan saya, anak dari saudara sepupuh dari keluarga mama, mengirim ke group kami satu Silsila Keturunan dari suku kami. Saya begitu senang karena lewat catatan Silsila itu, saya bisa melihat siapa nama nenek moyang mama saya dan posisi saya dalam garis keturunan itu, dan saya ada pada generasi yang keberapa? Yang diharapkan agar masing-masing kami, sebagai anggota suku terus mencatat nama-nama anggota agar tetap diketahui oleh generasi penerus. Yang menarik bahwa dari anggota suku dari garis keturunan yang sama itu ada yang tampil sebagai pemimpin yang dikenal, baik oleh masyarakat setempat maupun oleh penjajah pada masa itu, khususnya pada masa Penjajahan Belanda dan Jepang. Tetapi di antara mereka ada juga yang penampilannya kurang membahagiakan.  Itulah satu kenyataan sejarah yang tidak bisa diingkari.

Saudara-saudari… Injil hari ini melukiskan silsilah Yesus Kristus, sebagai manusia, bahwa sebagai manusia, Yesus lahir dari satu suku yang berawal pada Abraham. Ia tidak menjelma sebagai makhluk yang langsung datang dari langit, melainkan menjadi seorang manusia yang sungguh mengakar dalam sejarah. Nama-nama dari anggota suku Yesus Kristus ada yang gampang kita bacakan namanya tetapi ada juga yang sulit dibacakan dan diingatkan namanya. Dalam garis keturunan Yesus Kristus ada laki-laki dan wanita, ada orang kudus dan pendosa, ada orang Yahudi ada orang bukan Yahudi, ada orang hebat ada juga orang sederhana. Jadi dalam keturunan Yesus bukan hanya yang baik-baik saja yang ada, tetapi yang buruk pun ada. Itulah kenyataan yang terjadi dan kenyataan itu selanjutnya harus diperbaiki. Untuk memperbaikinya dibutuhkan seorang penyelamat. Itulah tujuan kedatangan Kristus, yang lahir di tengah bangsanya. Ia datang ke tengah bangsanya, menggunakan bahasa bangsanya dan mewartakan kabar gembira kepada mereka semua sekaligus menantang mereka untuk bertobat.  
Kenyataan sejarah ini juga mau menunjukkan bahwa maksud kedatangan Yesus Kristus ke dunia ini adalah untuk menyelamatkan semua manusia apa pun latarbelakangnya. Selain itu, kenyataan sejarah tentang garis keturunan Yesus Kristus, mau menunjukkan tentang misi universal dari Gereja Kristus, bahwa semua umat Kristen, para pengikut Kristus harus selalu terbuka melayani siapa saja tanpa memandang suku, bangsa, bahasa dan agama. Para pengikut Kristus harus selalu siap melayani siapa saja, sebagaimana sudah ditunjukkan oleh Yesus Kristus sendiri, bahwa Dia datang untuk menyelamatkan semua bangsa. 
Pertanyaan untuk kita: Sebagai pengikut Kristus, apakah kita selalu siap memperpanjang cinta dan perhatian Yesus Kristus kepada orang yang berasal dari suku, bangsa, bahasa dan agama yang lain? Apakah kita selalu siap melayani siapa saja? 

Saudara-saudari… Yesus Kristus datang ke dunia untuk menyelamatkan semua orang. Dia sudah mewujud-nyatakan tugas panggilannya dengan mati di salib demi keselamatan semua orang. Tugas panggilan itu sudah diwariskanNya kepada kita. Karena itu, dalam masa Advent ini, kita tingkatkan semangat Kristus yang sudah hidup dalam diri kita, untuk melayani sesama, secara khusus orang yang kurang mendapat perhatian di dalam masyarakat kita, agar mereka pun boleh merasakan Kristus lahir dalam diri mereka di hari Natal. Undanglah mereka yang miskin agar boleh rasakan Natal bersama kita.

Kita berdoa memohon bantuan Tuhan, agar semangat pelayanan Kristus selalu membara dalam hati dan pikiran kita agar kita selalu digerakkan untuk keluar melayani siapa saja.

Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amin.

Minggu, 15 Desember 2019

Siro Senin, 16 December 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Adven III

Bacaan Injil
Mat 21:23-27

Dari manakah pembaptisan yang diberikan Yohanes?

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada suatu hari Yesus masuk ke Bait Allah. 
Ketika Ia sedang mengajar, 
datanglah imam-imam kepala 
serta pemuka-pemuka bangsa Yahudi kepada-Nya; 
mereka bertanya, 
"Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal ppitu? 
Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?"
Jawab Yesus kepada mereka, 
"Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu, 
dan jika kalian memberi jawabannya, 
Aku pun mengatakan kepada kalian 
dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.
Nah, dari manakah pembaptisan yang diberikan Yohanes? 
Dari surga atau dari manusia?" 

Mereka lalu berunding satu sama lain, 
"Jikalau kita katakan, 'Dari surga,' 
Ia akan berkata kepada kita, 
'Kalau begitu, mengapa kalian tidak percaya kepadanya?
Tetapi jika kita katakan, 'Dari manusia,' 
kita takut kepada orang banyak, 
sebab semua orang menganggap Yohanes ini nabi."

Mereka lalu menjawab, "Kami tidak tahu." 
Maka Yesus pun berkata kepada mereka, 
"Jika demikian, Aku pun tidak mau mengatakan kepada kalian 
dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu."

Demikianlah Injil Tuhan.

=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                  
Senin, 16 Desember 2019                                                                                                             
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Yesus Kristus Punya Kuasa Untuk Bertidak!                                                                            Matius 21: 23-27

Saudara-saudari… Hari ini kita mendengar bahwa ketika Yesus Kristus lagi mengajar dalam Bait Allah, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi kepadaNya dan bertanya: “Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepadaMu?” Pertanyaan kita: “Apa sebenarnya yang sudah dilakukan Yesus sampai imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi marah besar kepadaNya?”  Pada perikop sebelumnya, Matius 21:12-17 kita membaca, bahwa Yesus Kristus menyucikan Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati.  Yesus begitu marah. Ia berkata kepada mereka yang menjual barang, katanya: “Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.” Karena perbuatannya inilah, maka imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi marah besar kepada Yesus. Kini mereka mau mencari tahu tentang kuasa Yesus dan siapa yang memberi Dia kuasa untuk melakukan semua itu. Mereka tidak tahu dan sadar bahwa Yesus Kristus, yang adalah Tuhan, punya kuasa untuk bertindak. 
Kalau dipikir secara manusiawi, reaksi imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi terhadap perbuatan Yesus sesungguhnya sangat wajar. Bait Suci ada pengurusnya. Tidak sembarang orang bisa bertindak sesuka hati di Bait Suci. Menjual binatang dan tukar uang di salah satu tempat khusus di dalam Bait Suci adalah satu praktek yang sudah lama dijalankan oleh orang yang beragama Yahudi. Perbuatan itu bukanlah sesuatu yang baru. Imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi menantang Yesus karena mereka tidak tahu siapakah Dia, dan siapakah yang memberi Dia kuasa untuk melakukan hal itu? Mata hati mereka belum terbuka melihat siapakah Yesus Kristus. Mereka tidak tahu bahwa Dia adalah Mesias, Putera Allah, yang punya autorita. Yesus Kristus sudah melakukan begitu banyak mujizat dan sudah mengajar dengan penuh wibawa dan penuh kuasa. Tapi sayangnya, kebanyakan orang belum juga tergerak hatinya untuk menerima, berpikir dan berefleksi. Mereka tidak bisa menghubungkan mujizat-mujizat itu dengan apa yang dibuat-Nya di Bait Allah, membongkar balikan barang jualan. Kalau saja hati dan pikiran mereka terbuka merenungkan semua mujizat yang sudah dibuat Yesus dan expresi kemarahan Yesus di Bait Suci, maka ada kemungkinan besar mereka memahami siapakah Dia. Dia bukanlah orang biasa, tetapi orang yang punya kuasa dari dalam dirinya sendiri. Dia adalah Tuhan. 
Yesus menjawab pertanyaan orang-orang Yahudi dengan satu pertanyaan yang cukup menantang: “Dari manakah baptisan Yohanes? Dari Surga atau dari manusia? Karena takut diserang massa dan tidak mau bertanggungjawab atas jawabannya sendiri, maka mereka hanya menjawab: Kami tidak tahu! Satu sikap tidak mau bertanggungjawab.  
Yesus Kristus tahu apa yang dibuatNya. Ia adalah Mesias, Utusan Allah dan bertanggungjawab akan ajaran yang benar. Ia mengingatkan umat Yahudi, bahwa Bait Allah adalah rumah Allah, tempat berdoa. Bapa sudah memberi kuasa kepadaNya untuk melakukan apa yang dianggapnya benar dan berkenan kepada Bapa-Nya.

Saudara-saudari… Sebagai pengikut Kristus, kita tahu siapakah Kristus bagi kita. Dia adalah Tuhan kita, yang punya kuasa atas hidup kita. Karena itu, dalam masa Advent ini, kita memberi diri kepada Kristus dan biarkanlah Dia menjamah kenisah hati kita dan menghalau segala penyakit jiwa kita, agar dengan demikian kenisah hati kita siap dan layak menerima Dia di malam Natal dan di saat Dia datang kembali memanggil kita, jiwa kita siap pergi bersamaNya, masuk dalam kerajaanNya. Dialah Tuhan kita, yang punya kuasa untuk bertindak!

Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amin!

Siro Minggu, 15 December 19

Bacaan Injil
Mat 11:2-11

Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa 
Yohanes Pembaptis yang berada di penjara 
mendengar tentang pekerjaan Kristus. 
Lalu ia menyuruh murid-muridnya bertanya kepada Yesus, 
"Engkaukah yang akan datang itu 
atau haruskah kami menantikan orang lain?"
Yesus menjawab mereka, 
"Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes 
apa yang kamu dengar dan kamu lihat:
Orang buta melihat, 
orang lumpuh berjalan, 
orang kusta menjadi tahir, 
orang tuli mendengar, 
orang mati dibangkitkan 
dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.
Berbahagialah orang yang tidak sangsi dan tidak menolak Aku."

Setelah murid-murid Yohanes pergi, 
mulailah Yesus berbicara kepada orang banyak tentang Yohanes, 
"Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? 
Melihat buluh yang digoyangkan angin kian ke mari? 
Atau untuk apakah kamu pergi? 
Melihat orang yang berpakaian halus? 
Orang yang berpakaian halus itu tempatnya di istana raja.
Jadi untuk apakah kamu pergi? 
Melihat nabi? 
Benar, dan Aku berkata kepadamu, 
bahkan lebih dari pada nabi.
Karena tentang dia ada tertulis: 
Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau! 
ia akan mempersiapkan jalan di hadapan-Mu.

Aku berkata kepadamu: 
Camkanlah, 
di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan 
tidak pernah tampil seorang yang lebih besar 
dari pada Yohanes Pembaptis. 
Namun demikian, 
yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar daripada Yohanes."

Demikianlah Injil Tuhan.

======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                                Minggu, 15 Desember 2019                                                                                                                  RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Janji Allah Selalu DipenuhiNya!
Matius 11: 2-11

Saudara-saudari… Pada suatu hari seorang anggota Siraman Rohani membagi pengalaman imannya. Katanya bahwa selama ia melayani Tuhan, banyak sekali cobaan yang dialaminya. Tetapi ia selalu percaya bahwa cobaan itu bisa dilaluinya dengan baik karena Tuhan selalu membantunya. Ia selalu percaya bahwa Tuhan lebih berkuasa dari segala cobaan yang dialaminya; Tuhan lebih besar dari persoalannya. Ungkapan iman dari sahabat kita ini sungguh meneguhkan saya. Saya bangga punya teman yang begitu tekun dalam iman dan selalu setia menjalankan tugas yang sudah dipercayakan Tuhan kepadanya.
Tetapi ada juga saudara-saudari kita yang karena situasi pahit yang dialami, merasa cepat putus asa dan marah-marah, baik terhadap sesama maupun terhadap Tuhan. 

Saudara-saudari… Lewat Injil hari ini, kita dengar bahwa Yohanes Pembaptis, yang ada di dalam penjara, mendengar tentang pekerjaan Kristus. Ia menyuruh murid-muridnya bertanya kepada Yesus: “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menanti orang lain?” Pertanyaan kita: Apakah Yohanes Pembaptis tidak yakin bahwa Yesus yang didengarnya, yang bisa menyembuhkan orang sakit dan lain-lain itu, bukanlah Kristus atau Mesias? Apa sebenarnya alasan sampai Yohanes Pembaptis mengungkapkan pertanyaan seperti itu? Alasannya karena pengaruh situasi yang sedang dihadapinya. Ia lagi dalam penjara. Hidup dalam penjara yang penuh tantangan. Ia tidak punya kebebasan lagi untuk berbicara. Ia juga berpikir jangan-jangan waktu kematiannya akan tiba secepatnya. Ia juga tetap yakin akan tugas panggilannya sebagai penyiap jalan bagi Mesias. Supaya pewartaannya akan Yesus Kristus sungguh diyakini oleh para muridnya, maka dengan sengaja ia menyuruh mereka bertanya secara langsung kepada Yesus, tentang siapakah Dia sesungguhnya. Pertanyaan Yohanes sesungguhnya bukan suatu ungkapan keraguan, tetapi lebih sebagai satu cara Yohanes mendidik para muridnya, agar mereka sendiri bisa mendengar secara langsung dari Yesus. Dalam memberi jawaban, Yesus tidak secara langsung katakan kepada mereka siapakah Dia sesungguhnya. Kepada para murid Yohanes, Yesus Kristus berkata: “Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamuh dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.” Yesus memberi jawaban apa yang dilakukanNya. Jawaban Yesus ini sesungguhnya adalah pemenuhan janji Allah yang disampaikan kepada Nabi Yesaya 35:10: “Pada waktu itu, mata orang buta akan melihat, telinga orang tuli akan dibuka, orang lumpuh akan melompat-lompat.” Dengan menyampaikan apa yang sudah dikerjakan Yesus Kristus dan disaksikan oleh murid-murid Yohanes, Yohanes dengan sendirinya merasa bahagia karena pewartaannya sudah dikonfirmasi oleh para muridnya sendiri bahwa apa yang diwartakannya adalah benar! Yohanes dalam pewartaannya sering menggunakan Kitab Nabi Yesaya. Mendengar pemberitaan para muridnya, dengan sendirinya ia merasa bahagia karena apa yang diwartakannya sudah terwujud dalam diri Yesus Kristus. Dengan demikian Yohanes tidak lagi merasa cemas untuk menghadapi apa saja yang akan terjadi ke atasnya karena tugasnya sudah selesai. `Sungguh Tuhan selalu memenuhi janjiNya.

Bagaimana dengan tingkah laku dan sikap iman kita? Di saat kita ragu dan bimbang, apakah kita selalu kembali kepadaNya untuk mendapat peneguhan dan jawaban pasti? Apakah kita juga mendorong sesama untuk mendekati Tuhan agar mendapat peneguhan? Jawaban Tuhan atas pertanyaan kita biasanya sangat nyata dan konkrit, tetapi terkadang mata kita tidak bisa melihatnya karena mindset kita berbeda dengan rencana Tuhan. Kita terlalu focus pada pikiran kita sementara Tuhan memberi yang terbaik sesuai dengan kebutuhan kita. 

Marilah saudara –saudari… Kita berdoa semoga Tuhan selalu membuka hati dan iman kita dan selalu terbuka menerima apa saja yang sudah direncanakan Tuhan.  Tuhan selalu menepati janjiNya. 

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita selalu. Amen!