Senin, 09 Desember 2019

Siro Selasa, 10 December 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Adven II

Bacaan Injil
Mat 18:12-14

Bapamu tidak menghendaki seorang pun dari anak-anak ini hilang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan, lalu pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu, Sungguh, jika ia berhasil menemukannya, lebih besarlah kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di surga tidak menghendaki seorang pun dari anak-anak ini hilang."

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                         Selasa, 10 Desember 2019                                                                                                                       RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Bapa Tidak Menghendaki Supaya Seorang Pun Hilang!
Matius 18: 12-14

Saudara-saudari… Pada suatu kesempatan, selagi duduk di depan TV Papua New Guinea, saya melihat seorang Bapa memberi pengumuman lewat TV, bahwa anak Nona-nya, berumur 12 tahun hilang. Paginya anak Nona itu ke toko untuk beli sesuatu, tetapi sampai malam hari tidak kembali ke rumah. Keluarga sangat cemas jangan-jangan ada orang yang menculiknya. Orang tua sudah berusaha mencari, menghubungi keluarga-keluarga yang mereka kenal, tetapi mereka semua tidak tahu. Sang Bapa sungguh menghendaki supaya anaknya tidak hilang. Sewaktu saya mendengar pengumuman itu, saya membayangkan kepedihan dan kebingungan orangtua dan juga situasi yang sedang dialami oleh anak Nona ini. Saya bayangkan ketak-berdayaan dan kebingungan anak Nona. Banyak teka-teki dalam pikiran: Apakah masih hidup atau sudah mati, apakah di tangan orang baik atau orang jahat? Apakah cuma ditahan untuk mendapat uang jaminan atau diperkosa? 
Lewat televisi, orangtua juga sudah mengumumkan, bahwa mereka sudah siap membayar orang yang membawa pulang anak Nona itu. Siapakah yang bisa dipercayai untuk selamatkan anak Nona ini? Siapakah yang bisa menyelamatkannya? Apakah polisi bersedia mencarinya? Yang bisa saya buat pada waktu itu hanyalah sepenggal doa:
 “Tuhan…tolong bawalah anak Nona ini kembali ke tengah keluarganya. Selamatkanlah dia ya Tuhan.”  
Orangtua sungguh mengharapkan supaya anaknya ada bersama keluarga. 

Saudara-saudari… Lewat Injil hari ini kita mendengar, bahwa Yesus menceriterakan seorang gembala yang berusaha mencari seekor domba yang hilang. Dia meninggalkan 99 domba yang lain dan pergi mencari domba yang tersesat. Dia tidak lagi berpikir tentang kenyamanan domba-domba yang berkumpul bersamaan dalam satu tempat, tetapi konsentrasi dan pusat perhatiannya focus pada yang hilang. Yang sangat menarik bahwa jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada yang ke-99 ekor yang tidak tersesat. Kata Yesus: “Demikian Bapa-mu yang di surga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang.”
Kalau saya renungkan apa yang dikatakan Yesus ini, perkataan-Nya sungguh benar dan diriNya sudah menjadi perwudjudan cinta Tuhan terhadap manusia. Kita manusia adalah domba yang sesat itu. Kita tersesat bukan karena kesalahan siapa-siapa, tetapi karena kita salah memanfaatkan kebebasan yang sudah diberikan Tuhan kepada kita. Kalau kita berpikir tentang domba yang sesat itu. Dia tersesat karena dia tidak mengikuti kawanan domba yang lain dan tidak mengikuti tuntuntan gembalanya.  Dia mungkin melihat rumput yang hijau di salah satu tempat dan lari kesana, sementara yang lain masih mengikuti tuntunan gembalanya. Atau karena keasikan menikmati enaknya rumput yang hijau dan segar. Dia tidak peduli lagi dengan perintah tuannya. 

Saudara-saudari… Kalau kita ingat sejarah kejatuhan manusia ke dalam tangan Setan, akar kesalahannya adalah mengikuti kehendak sendiri, dan mau menyamakan diri dengan Tuhan. Tetapi walaupun demikian, Tuhan tidak pernah melupakan manusia. Ia tetap mencintai manusia. Dia mau agar kita semua ada dalam genggamanNya. Karena cintaNya, Ia mengutus PuteraNya ke dunia mencari manusia yang tersesat itu. Ia bekerja keras, yakinkan manusia agar kembali kepada Bapa. Puncak daripada kasih dan cinta-Nya kepada manusia adalah mati di Salib. 
Lalu bagaimana tanggapan kita akan kasih Tuhan? Apakah kita selalu mencintaiNya? Apakah kita selalu mau berkomunikasi dan satu dalam Dia? 
  
Marilah saudara-saudari… Manfaatkanlah masa Advent ini untuk periksa diri. Apakah kita selalu berada dalam gembalaan Tuhan atau kadang kita tersesat? Kalau kadang kita tersesat, maka, marilah kita teriak, meminta bantuan Yesus Kristus dan mengajak Dia untuk membawa kita keluar dari ketersesatan kita. 

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita selalu. Amen

Tidak ada komentar: