Kamis, 20 Juni 2019

Siro Jumat, 21 Juni 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XI
PW S. Aloisius Gonzaga, Biarawan

Bacaan Injil
Mat 6:19-23
Di mana hartamu berada, di situ pula hatimu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus,"Janganlah kalian mengumpulkan harta di bumi; ngengat dan karat akan merusakkannya, dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga. Di surga ngengat dan karat tidak merusakkannya,  dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.

Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu.Jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu."

Demikianlah Injil Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   
Jumat, 21 Juni 2019
                                                                                                                                      
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Olahlah Harta Dan Kekayaan Duniawi Atas Dasar Iman!
                                                                                    
Matius 6: 19 - 23

Saudara-saudari... Injil hari ini mengingatkan saya akan seorang dokter gigi. Selain bekerja di RS umum, dia juga membuka praktek di sore hari di rumahnya. Ia mengakui bahwa ia punya rumah pribadi, mobil dan uang. Tetapi sayangnya semua kekayaan duniawi itu tidak membuatnya bahagia. Dia selalu merasa ada kekurangan dalam hidupnya. Pada suatu sore, pada hari Minggu, dengan mobilnya dia keluar rumah. Tibalah ia di salah satu tempat, di sana terbentang satu kain bertuliskan promosi panggilan: “Kalau mau menjadi misionaris bergabunglah dengan kami.” Tulisan itu sungguh mengganggu pikiran dan perasaannya. Dia mendekati tulisan itu dan di sana ada pintu gerbang. Dia masuk dan tanya satpam: “Di mana saya bisa mendapat informasi tentang tulisan ini?” Satpam langsung menghantarnya ke kantor Direktur Panggilan. Sesudah bertemu dengan Direktur Panggilan dan mendapat brosur tentang Serikat Sabda Allah, dia pulang ke rumahnya dengan penuh sukacita. Dia merasa sangat tertarik untuk bergabung. Sesudah memikirkan secara matang, dia menulis surat lamaran masuk. Lamarannya diterima. Sebelum dia mengikrarkan kaul-kaul kebiaraan, dia kembali ke keluarganya dan menyerahkan harta miliknya kepada keluarga dan merangkul kekayaan baru, yaitu iman akan Yesus dan bekerja sesuai dengan kehendak Tuhan. Sesudah 6 tahun di seminari, dia ditahbiskan imam. Kini Dia bekerja sebagai imam sekaligus merangkap dokter gigi. Bekerja untuk Yesus dianggapnya satu kekayaan yang tidak akan rusak dimakan ngengat.

Saudara-saudari... Kekayaan duniawi gampang sekali mengelabui mata iman kita. Kalau kita tidak fokus pada Dia yang adalah sumber segala kekayaan, maka kehidupan jiwa kita akan rusak dan terjerumus dalam kegelapan untuk selamanya.

Hari ini Yesus mengajak kita untuk kembali menilai dan mengevaluasi cara pandang kita akan harta dan kekayaan kita. Kalau kita selalu menganggap bahwa kekayaan duniawi adalah karena hasil dari usaha kita semata, maka kita akan menganggap diri sebagai tuan atas kekayaan dan harta itu. Selanjutnya kita akan bertingkah-laku sewenang-wenang akan harta dan kekayaan itu. Tetapi kalau cara pandang kita, bahwa kekayaan dan harta itu adalah milik Tuhan, dan Tuhan sudah memberkati usaha kita dan membiarkan kita memperoleh harta dan kekayaan itu dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan kita selama kita hidup di dunia ini, maka kita akan selalu sadar dan tahu berterima kasih serta bersyukur kepada Tuhan, yang adalah sumber segalanya.

Marilah saudara-saudari... Manfaatkanlah mata iman kita untuk melihat dan mengolah harta kekayaan duniawi itu. Sadarlah selalu, bahwa harta dan kekayaan duniawi adalah milik Tuhan. Karena itu, olahlah kekayaan dan harta duniawi atas dasar iman. Dengan mengolah kekayaan dan harta duniawi atas dasar iman, maka kita tidak akan kehilangan arah.
Kita berdoa semoga Tuhan senantiasa memancarkan Roh Kudus-Nya ke atas kita, agar kita senantiasa mengalami terang sehingga kita sanggup mengolah harta duniawi sesuai dengan kehendak Tuhan.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Rabu, 19 Juni 2019

Siro Kamis, 20 Juni 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XI

Bacaan Injil
Mat 6:7-15
Berdoalah kalian demikian.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit berkatalah Yesus,"Bila kalian berdoa janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka doanya akan dikabulkan karena banyaknya kata-kata. Jadi janganlah kalian seperti mereka. Karena Bapamu tahu apa yang kalian perlukan, sebelum kalian minta kepada-Nya. Maka berdoalah demikian:

Bapa kami, yang ada di surga, Dimuliakanlah nama-Mu. Datanglah Kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin.

Karena, jikalau kalian mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kalian juga. Tetapi jikalau kalian tidak mengampuni orang,  Bapamu pun tidak akan mengampuni kesalahanmu."

Demikianlah Injil Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                 
Kamis, 20 Juni 2019                                                                                                                            
RP Fredy Jehadin SVD

Tema: Doa Adalah Sekolah Harapan!                                                                                   
Matius 6: 7 - 15

Saudara-saudari... 29 tahun yang lalu, pada hari ini 20 Juni, saya ditahbiskan menjadi imam. Motto tahbisan saya waktu itu adalah Tuhan selalu memberi yang terbaik kepada orang yang meminta kepada-Nya. Saya sungguh percaya bahwa setiap kali kita memberi diri kepada Tuhan dan mengungkapkan isi hati dengan penuh iman kepada-Nya, maka Tuhan pasti akan mengabulkannya. Tuhan tidak pernah mengecewakan orang yang datang kepadanya dengan penuh iman. Tuhan selalu mengabulkan apa yang kita butuhkan.

Dalam berdoa, kita sering menyampaikan begitu banyak permohonan, terlebih di saat kita mengalami banyak kesulitan. Kita ngomong begitu banyak dan tidak membiarkan Tuhan untuk berbicara. Dalam berdoa kadang kita melapor kepada Tuhan tentang keburukan orang lain dan meminta Tuhan untuk mengganjari perbuatannya dengan adil. Apakah cara berdoa seperti ini berkenan kepada Tuhan?

Saudara-saudari...Sasaran dari setiap doa adalah membiarkan kehendak Tuhan terjadi dalam hidup kita. Kita ingat doa Yesus Kristus di taman Getsemani. Dalam berdoa Yesus mengeluh kepada Bapa-Nya. Katanya: “Ya BapaKu, jikalau Engkau mau, ambilah cawan ini dari pada-Ku, tetapi bukanlah kehendak-Ku melainkan kehendakMulah yang terjadi.” Lukas 22:42 

Dalam berdoa, kita berkomunikasi dengan Tuhan. Satu komunikasi akan berjalan dengan baik kalau kedua insan saling mendengarkan. Itu berarti kedua insan diberi kesempatan untuk berbicara dan mendengarkan. Bukan komunikasi lagi kalau hanya satu orang saja yang berbicara. Karena itu dalam berdoa, selain kita berbicara dengan Tuhan, berilah kesempatan kepada Tuhan untuk berbicara. Caranya: sampaikan kepada Tuhan bahwa kini waktu-Mu untuk berkata-kata. Bersabdalah maka hamba-Mu mendengarkan.  Untuk itu kita harus diam sejenak dan fokuskan pikiran dan hati kita kepada Tuhan. Biarkan Dia menjamah kita. Dalam keheningan pasti Tuhan akan sampaikan sesuatu.

Dalam berdoa kita wujud-nyatakan isi Doa Bapa Kami, yang sudah diajarkan Kristus, yaitu memuji dan memuliakan Tuhan dan menyampaikan kebutuhan kita. Itu berarti kita harus memuji dan memuliakan Tuhan atas segala kebaikan dan berkat-Nya, yang sudah kita terima. Kemudian kita menyampaikan permohonan sesuai dengan kebutuhan kita, entah kebutuhan biologis kita, menyangkut  makan minum; atau kebutuhan rohani kita, mohon ampun atas segala dosa dan kesalahan kita, entah dalam relasi dengan Tuhan dan sesama maupun relasi dengan diri sendiri; Adalah sangat keliru kalau dalam doa kita meminta Tuhan untuk membalas keburukan orang. Tetapi yang benar adalah meminta Tuhan untuk mengampuni kesalahan orang itu agar dia bertobat; Dalam doa yang diajarkan Kristus kita juga diajak untuk memohon kepada Tuhan untuk melindungi kita dari segala godaan setan.

Paus Benediktus XVI pernah berkata: doa adalah sekolah harapan. Maksudnya bahwa dalam berdoa kita selalu diminta untuk selalu berharap. Berharap bahwa Tuhan menganbulkan doa-doa kita; berharap bahwa Tuhan selalu mendengarkan puji-pujian kita. Kita manusia boleh berdoa, tetapi yang mengabulkan doa kita hanyalah Tuhan. Dia tahu jauh lebih baik apa yang kita butuhkan. Karena itu berharaplah selalu pada-Nya; cintailah Dia selalu dan teguhkanlah iman kita pada-Nya.

Bersama Bunda Maria kita berdoa, Tuhan bantulah kami, semoga dalam berdoa kami selalu membiarkan kehendak-Mu terjadi. Amen!

Selasa, 18 Juni 2019

Siro Rabu, 19 Juni 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XI
PF S. Romualdus, Abas

Bacaan Injil
Mat 6:1-6.16-18

Bapamu yang melihat yang tersembunyi, akan mengganjar engkau.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit, Yesus bersabda, "Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di depan orang, supaya dilihat. Sebab jika demikian, kalian tidak memperoleh upah dari Bapamu di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang-orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang.  Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.' Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah tangan kirimu tahu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.""Dan apabila kalian berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.'Tetapi jikalau engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi  akan membalasnya kepadamu.

"Dan apabila kalian berpuasa, janganlah muram mukamu, seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, 'Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.' Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                  
Rabu, 19 Juni 2019                                                                                                                                
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Hendaklah Sedekahmu diberikan Secara Tersembunyi!                                                   
Matius 6: 1 -6.16-18

Saudara-saudari... Beberapa minggu yang lalu, saya bertemu dengan seorang pengusaha. Saya diperkenalkan kepadanya oleh seorang teman Pastor. Selagi duduk berceritera, dia dengan polos katakan, bahwa dulunya dia seorang yang malas ke gereja. Dia malah pernah bergabung dalam satu Sekte lain. Ia masuk Sekte itu hanya karena diajak oleh temannya. Dalam Sekte itu, kehidupan imannya pun tetap sama, tidak ada perubahan. Kemudian ia bertemu dengan seorang Pastor yang sangat sederhana, gerak-gerik dan tutur katanya sangat menggerakkan hati Bapa ini. Karena dia sangat tertarik dengan gaya hidup pastor ini, maka ia kembali lagi bergabung dengan Gereja Katolik. Ia datang Misa. Ia mendengarkan kotbah dengan penuh perhatian. Tetapi di saat Komunio, ia belum berani menyambut Tubuh Kristus. Sesudah bathinnya merasa teguh dan damai, ia menghadap Pastor, meminta Pastor agar diterima kembali sebagai anggota Gereja Katolik yang sah. Dia sadar akan apa yang sudah dilakukannya di tahun-tahun yang sudah lewat. Karena dia adalah seorang tokoh suku yang berpengaruh di wilayah itu, maka Pastor menganjurkan kalau boleh uskup juga diundang untuk menyaksikan peristiwa iman ini. Awalnya dia merasa malu, karena merasa tidak layak. Tetapi karena Pastor menganjurkannya, maka ia dengan rendah hati menyambut tawaran itu. Maka terjadilah acara penyambutan masuk kembali ke dalam Gereja Katolik. Uskup dan Pastor menerimanya dan disaksikan oleh ratusan umat di Paroki itu. Dia sangat bahagia dan berjanji untuk selalu setia mengikuti ajaran Gereja dan iman akan Kristus. Sejak waktu itu dia selalu membantu Gereja dan sekolah. Semakin banyak dia memberi sumbangan kepada Gereja dan sekolah, semakin banyak pula ia menerima rejeki dari Tuhan. Dengan polos dia katakan: “Sekarang baru saya sadar, betapa besar cinta Tuhan kepada saya. Dulu saya berpikir, kalau saya memberi maka saya akan kehilangan. Karena itu, saya sangat pelit kepada siapa saja. Ternyata justru sebaliknya, semakin banyak saya memberi dengan tulus hati, maka Tuhan yang melihatnya selalu memberkati usaha saya.”

Saudara-saudari... Hari ini, Yesus dengan tegas katakan: “Janganlah kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga.” Itu berarti segala aktivitas rohani kita harus keluar dari satu kesadaran iman, bahwa aktivitas rohani ini adalah satu bentuk penghayatan dan pengamalan iman kita, agar iman kita semakin kuat dan teguh dan selalu merasa dekat dengan Tuhan. Jadi motivasinya bukan untuk dipuji dan dilihat orang, tetapi satu ungkapan iman dan kesetiaan kita kepada Tuhan.
Demikian pun dengan pemberian sedekah. Yesus katakan: “Jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui oleh tangan kirimu apa yang dibuat oleh tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”  Pernyataan Yesus ini selalu dijalankan oleh seorang teman yang punya usaha. Setiap kali memberi bantuan, dia selalu ingatkan orang yang mendapat bantuan, katanya: “Tolong didiamkan apa yang saya berikan ini. Biarkan Tuhan sendiri dan anda yang tahu. Sesungguhnya ini adalah hadiah Tuhan, yang saya terima dan saya teruskan kepada anda.” Semakin dia memberi, maka usahanya semakin berkembang baik. Benar kata Yesus: “Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya.”

Marilah saudara-saudari... Berlomba-lombalah memberi sedekah dengan cara tersembunyi, Bapa kita pasti melihatnya dan Dia akan membalasnya.

Bersama Bunda Maria kita berdoa, semoga Tuhan senantiasa menyadarkan kita agar kita selalu sensitip membantu sesama dengan tulus hati. Amen!

Senin, 17 Juni 2019

Siro Selasa, 18 Juni 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XI

Bacaan Injil
Mat 5:43-48
Kasihilah musuh-musuhmu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, "Kalian telah mendengar bahwa disabdakan, 'Kasihilah sesamamu manusia, dan bencilah musuhmu.'Tetapi Aku berkata kepadamu, 'Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian.' Karena dengan demikian kalian menjadi anak-anak Bapamu yang di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang yang jahat, dan juga bagi orang yang baik. Hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga bagi orang yang tidak benar.

Apabila kalian mengasihi orang yang mengasihi kalian, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?  Dan apabila kalian hanya memberi salam kepada saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu kalian harus sempurna sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya."

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                    
Selasa, 18 Juni 2019                                                                                                                                  
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Berlomba-Lombalah Menjadi Pelaku Hukum Cinta Kasih!                                                  Matius 5: 43 - 48

Saudara-saudari... Pernahkah anda merasa bersalah karena anda tidak menolong orang yang sangat membutuhkan pertolongan?
Seorang suster dengan polos menceriterakan pengalamannya karena tidak sempat membantu orang yang sangat miskin. Pada suatu sore, ia berjalan di kota. Di pinggir jalan, duduklah seorang ibu tua yang sangat kurus sambil menjulurkan tangannya ke arah suster. Suster melihatnya tetapi jalan lewat. Sepanjang jalan, bathin dan pikiran suster dihantui oleh muka ibu tua ini. Suster coba mengelaknya, tetapi semakin dia mengelak, semakin jelas kelihatan wajah ibu miskin itu. Sepanjang sore dan malam, sesudah kejadian itu, suster selalu merasa bersalah karena tidak membantu ibu tua itu. Ia berdoa memohon pengampunan Tuhan. Besok paginya, sewaktu sesudah sarapan, suster membungkus beberapa ketul roti dan dua botol minuman. Ia kembali ke tempat di mana ia bertemu ibu tua itu. Puji Tuhan ibu tua itu ada di sana. Suster menegurnya dan duduk di samping dia. Ibu tua dengan wajah berseri-seri menatap wajah suster. Suster memberinya roti dan minuman. Sesudah melakukan hal itu, suster merasa legah. Suster kembali ke biara dengan perasaan gembira karena sudah melakukan sesuatu untuk ibu tua yang miskin itu.

Saudara-saudari... Kalau hati kita masih jernih, pasti perasaan kita selalu terusik kalau kita tidak melakukan sesuatu untuk orang yang lagi menderita. Kita ingat Paus Yohanes Paulus kedua. Ia ditembak oleh Memet Ali Agca 13 Mei 1981 asal Turki itu di alun-alun Basilika St. Petrus. Peluru mengenai perut dan tangan. Setelah sembuh Paus Yohanes Paulus mengunjungi Ali di penjarah. Paus memeluknya dan berkata kepadanya: “Aku memaafkanmu, sahabat. Aku mengampunimu.” Paus tidak mengutuknya. Pada waktu itu, Paus membayangkan kerapuan bathin si Ali. Sadar akan penderitaan bathin si Ali, Paus meminta agar umat berdoa untuk Ali. Dia sendiri mengunjunginya dan memberi ampun. Kita bisa bayangkan kelegahan bathin dan ketenangan pikiran si Ali yang sudah mendapat pengampunan dari orang yang ditembaknya. Karena kebaikan Paus Yohanes Paulus kedua, Ali berubah tingkah-laku. Ali bertobat dan memberi diri untuk dibaptis masuk Katolik. Pada Desember 2014 Ali mengunjungi Makam Paus Yohanes Paulus kedua dan meletakkan Mawar Putih di Makam St. Yohanes Paulus kedua. Kebaikan Paus Yohanes Paulus kedua membuahkan pertobatan bagi Memet Ali Agca.

Saudara-saudari...Hari ini Yesus mengajak kita untuk mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita. Satu ajakan yang sangat sulit untuk diikuti tetapi bukan berarti tidak mungkin bisa dijalankan. Yesus bukan saja mengajak kita, para pengikutnya untuk menjalankan hukum cinta kasih itu, tetapi Dia sendiri sudah menjadi pelaku hukum cinta kasih itu sendiri. Ia disalibkan demi keselamatan kita manusia. Buah kasihnya sudah mendatangkan keselamatan bagi kita.

Marilah saudara-saudari... berlomba-lombahlah menjadi pelaku hukum cinta kasih. Jangan biarkan hati dan pikiran kita dihantui oleh perasaan bersalah karena mengabaikan orang miskin, sebaliknya layanilah sejauh kesanggupan kita di saat kita menjumpai mereka. Bersama Tuhan segalanya pasti bisa terwujud.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita agar kita selalu sensitip untuk melayani sesama yang sangat membutuhkan bantuan kita. Amen!

Minggu, 16 Juni 2019

Siro Senin, 17 Juni 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XI

Bacaan Injil
Mat 5:38-42

Janganlah melawan orang yang berbuat jahat kepadamu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, "Kallian mendengar, bahwa dahulu disabdakan, 'Mata ganti mata; gigi ganti gigi.'Tetapi Aku berkata kepadamu, 'Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berilah pipi kirimu. Bila orang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Bila engkau dipaksa mengantarkan seseorang berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berikanlah kepada orang apa yang dimintanya, dan jangan menolak orang  yang mau meminjam sesuatu dari padamu."

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                      
Senin, 17 Juni 2019                                                                                                                             
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Kebaikan Bisa Mengubah Tingkah Laku Seseorang!                                                   
Matius 5: 38 -42

Saudara-saudari... Renungan yang akan saya bawakan hari ini saya ambil dari Buku Ziarah Bathin 2019. Saya sangat tertarik dengan ceriteranya dan juga isi renungannya. Bagi mereka yang sudah membacanya, anggaplah apa yang saya bawakan ini sebagai penyegaran bagi anda.

Saudara-saudari... Dalam satu adegan film Les Miserables, dikisahkan bahwa Jean Valjean, yang merupakan seorang narapidana yang dibebaskan dengan syarat, menerima kasih sayang dari uskup Myrel. Sang uskup memperkenankan Jean menginap di Katedral. Namun, Jean memanfaatkan kesempatan ini dengan menjarah perhiasan-perhiasan perak yang ada di dalam Katedral, sebelum akhirnya melarikan diri. Ia kemudian ditangkap oleh polisi dengan tuduhan mencuri dan dibawa kembali ke hadapan uskup. Jean mendadak kaget, sebab Uskup tidak menghukumnya. Ia jsutru mengatakan di hadapan polisi bahwa perhiasan-perhiasan perak itu memang sengaja diberikan olehnya untuk si narapidana. Ia dibebaskan. Pengampunan yang diterima dari sang Uskup mengubah hidup Jean selanjutmya.

Saudara-saudari... Kisah ini menunjukkan kepada kita hakekat sebetulnya dari pengampunan Kristen. Dalam diri sang Uskup, kita menemukan kebenaran dari kata-kata Yesus dalam Injil hari ini, “Kepada orang yang mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.”  Sabda ini merupakan upaya perlawanan terhadap hukum balas dendam, mata ganti mata, gigi ganti gigi. Yesus mengharapkan agar pengikut-pengikut-Nya bertindak kasih di hadapan kejahatan atau orang yang melakukan hal-hal buruk.  Itulah yang dihidupkan oleh tokoh Uskup Myriel dalam film Les Miserables. Kejahatan tidak mungkin lenyap dengan kejahatan. Kebaikan Uskup mengubah hidup Jean Valjean. Jean kemudian menjadi orang yang selalu mengupayakan kebaikan dalam hidup.

Saudara-saudari... Sabda Yesus hari ini merupakan ajaran tentang moralitas kehidupan. Sabda ini merupakan sebuah pengajaran bahwa sesungguhnya tindakan kasih itu memiliki daya untuk mengubah; kasih itu memiliki daya untuk menghidupkan. Mengasihi musuh atau mengasihi orang yang merugikan kita tentu merupakan hal yang rumit. Namun, cara pandang orang Kristiani harus berbeda dengan orang-orang lainnya. Seorang Kristiani memiliki keyakinan bahwa cinta kasih mampu mengubah dan membarui keadaan. Supaya hal rumit seperti ini bisa terjadi, maka kita butuh bantuan Tuhan. Hanya dengan bantuan Tuhan kita bisa wujudkan cinta kasih kepada orang yang menyakitkan kita.

Kita berdoa, semoga Tuhan beri kita kesabaran dan kekuatan agar apa yang Dia ajarkan dapat kita hayati dan amalkan dalam hidup harian kita.

Kita mohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen.

Siro Minggu, 16 Juni 19

Bacaan Liturgi

HR Tritunggal Mahakudus

Bacaan Injil
Yoh 16:12-15

Segala sesuatu yang Bapa punya adalah kepunyaan-Ku.Roh akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima dari pada-Ku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya.Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya, itulah yang akan dikatakan-Nya, dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya adalah kepunyaan-Ku; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima dari pada-Ku."

Demikianlah Injil Tuhan
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                               
Minggu, 16 Juni 2019                                                                                                                           
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Dalam Allah Tritunggal Ada Satu kesatuan Yang Tak Terpisahkan!                      
(Yohanes 16:12-15)

Saudara-saudari... Hari ini kita merayakan Pesta Allah Tritunggal Mahakudus: Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Tiga pribadi tetapi satu Allah. Ketiganya punya tugas dan tanggungjawab masing-masing tetapi tetap dalam satu kesatuan yang tak terpisahkan. Bapa menciptakan segala sesuatu; Karena kejatuhan manusia dalam dosa, Ia mengutus Putera-Nya, Yesus kristus untuk menyelamatkan manusia. Yesus Kristus-lah yang menebus manusia dan mengajar manusia tentang Allah. Sesudah misi-Nya secara fisik telah selesai, Yesus Kristus kembali kepada Bapa. Sebelum kembali, Ia menjanjikan kepada para muridNya bahwa Ia akan meminta Bapa untuk mengutus Roh Kudus untuk membantu manusia, yang percaya kepada Allah, membimbing mereka, mengingatkan mereka akan apa yang sudah diajarkan oleh Yesus kristus agar mereka selalu hidup dalam kebenaran.
Hari ini Yesus sendiri berkata kepada para muridNya: “Masih banyak hal yang harus kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran, sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.”

Injil hari ini menyebutkan secara terus terang kesatuan antara Bapa, Putera dan Roh Kudus. Yesus adalah pusat kesatuan itu. Kita mengenal Bapa melalui Yesus Kristus. Yesus Kristuslah yang mengajar kita tentang Bapa. Apa yang didengar, dialami dan dikehendaki BapaNya, itulah yang diajarkanNya kepada kita. Roh Kudus akan memimpin, membimbing dan mengingatkan kita akan apa yang sudah diajarkan Yesus Kristus. Yesus Kristus menyampaikan apa yang menjadi milik Bapa dan Roh Kudus menyampaikan kepada kita apa yang menjadi milik Yesus Kristus. Dari cara kerja mereka, bisa dilihat betapa tak terpisahkan Bapa, Putera dan Roh Kudus. Di dalam Allah Tritunggal ada satu kesatuan yang tak terpisahkan.

Bagaimana relasi kehidupan antara kita? Dalam lapangan kerja: pemimpin dan bawahan? Dalam keluarga: Suami, istri dan anak-anak? Dalam biara: Tuhan, pemimpin biara dan diri sendiri? Apakah selalu terjalin keharmonisan dan rasa kesatuan yang tak terpisahkan? Apakah rasa persaudaraan kita selalu dirasakan atau sering terasa ada intimidasi, pelecehan hak azasi dan rasa tidak nyaman hidup dalam satu rumah tangga?

Pada pesta Allah Tritunggal Mahakudus hari ini, kita berdoa memohon bantuan Allah agar menyadarkan kita akan tujuan akhir dari tugas dan tanggunjawab yang mungkin kelihatannya berbeda-beda, tetapi pada dasarnya semua tujuannya bermuara pada titik yang sama, yaitu menuju kebahagian kekal, hidup bersama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Siro Sabtu, 15 Juni 19


Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa X

Bacaan Injil
Mat 5:33-37

Aku berkata kepadamu, jangan sekali-kali bersumpah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, "Kalian telah mendengar apa yang disabdakan kepada nenek moyang kita, 'Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di hadapan Tuhan.' Tetapi Aku berkata kepadamu, 'Jangan sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah,maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Agung. Jangan pula bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun.

Jika ya, hendaklah kalian katakan: ya, jika tidak, hendaklah kalian katakan: tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat.

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                  
Sabtu, 15 Juni 2019
                                                                                                                                   
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Jangan Manfaatkan Nama Tuhan Untuk Menyembunyikan Ketidak-jujuran!
                                                                                                                                        
Matius 5: 33 - 37

Saudara-saudari... Seorang teman membagi pengalaman kekecewaannya karena ditipu oleh seorang, yang pada awalnya berlagak sangat baik dan jujur. Teman saya berkata: “Pater, saya sungguh kecewah dengan seorang pekerja. Saya sesungguhnya tidak mengenal dia, tetapi ada orang yang perkenalkan dia kepada saya. Orang yang memperkenalkan dia, kami sudah saling kenal cukup lama. Pada awalnya, saya punya kesan, bahwa orangnya sopan dan bertanggungjawab. Tetapi dalam proses saya amati, dia selalu minta uang, padahal menurut persetujuan, seminggu sebelum memulai pekerjaan dia harus menerima 20% dari pembayaran, kemudian kalau ¼ dari pekerjaan sudah selesai akan mendapat 10%, kalau setengahnya sudah selesai ia mendapat 20% lagi. Tetapi karena dia selalu menjanjikan bahwa pekerjaan akan selesai sebelum tanggal target, maka saya memberinya uang. Sewaktu pekerjaan 50% selesai dia meminta agar semua pembayaran dilunaskan karena dia akan meminta tambahan tenaga sewaan supaya selesaikan pekerjaan sebelum waktunya. Saya setuju. Kemudian dua hari sesudahnya, sebelum pekerjaan rampung, dia mengambil satu barang dari tempat saya. Katanya dia akan kembalikan besoknya. Besoknya saya tunggu tetapi dia tidak datang. Dia kirim saya SMS, katanya, ‘Dalam Nama Tuhan, saya akan kembalikan barangnya. Saya sumpah!’ Membaca SMSnya saya percaya, ternyata itu SMS yang terakhir dan sejak saat itu celphonenya diblokir. Jadi pekerjaan tidak tuntas dan barang yang dia ambilpun hilang untuk selamanya! Pater, saya sungguh-sungguh kecewah. Semoga Tuhan mengganjari apa yang diperbuatnya.” 

Itulah pengalaman kekecewaan dari seorang teman.
Pekerja itu memanfaatkan nama Tuhan untuk menyembunyikan ketidak-jujurannya.

Saudara-saudari... Hari ini Yesus dengan tegas katakan kepada murid-murid-Nya: “Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya.” Atau dengan singkat Yesus katakan: “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak!” Yesus sungguh menghendaki agar kita harus selalu hidup jujur dan berkata benar.

Sebagai pengikut Kristus, kita seharusnya memiliki hati yang murni, jauh dari keinginan untuk memperjuangkan sesuatu yang semu dan palsu. Sebab tak ada sesuatu yang mulia yang diperjuangkan dari sebuah kebohongan dan kepalsuan.

Marilah saudara-saudari... Kita berdoa dan mempersembahkan diri kita kepada Tuhan, memohon rahmat keberanian untuk menjadi pribadi yang jujur dan selalu berkata benar, dan semoga kita jangan manfaatkan nama Tuhan untuk menyembunyikan ketidak-jujuran kita.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita.

Kamis, 13 Juni 2019

Siro Jumat, 14 Juni 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa X

Bacaan Injil
Mat 5:27-32

Barangsiapa memandang wanita dengan menginginkannya, dia sudah berbuat zinah di dalam hatinya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, "Kalian telah mendengar sabda, 'Jangan berzinah!' Tetapi Aku berkata kepadamu, 'Barangsiapa memandang seorang wanita dengan menginginkannya, dia sudah berbuat zinah dalam hatinya.

Maka jika matamu yang kanan menyesatkan dikau, cungkillah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota badanmu binasa daripada tubuhmu seutuhnya dicampakkan ke dalam neraka.Dan jika tangan kananmu menyesatkan dikau, penggallah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota badanmu binasa daripada dengan tubuhmu seutuhnya masuk neraka.

Telah disabdakan juga, 'Barangsiapa menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya.'Tetapi Aku berkata kepadamu, 'Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, dia membuat isterinya berzinah. Dan barangsiapa kawin dengan wanita yang diceraikan, dia pun berbuat zinah'

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                  
Jumat, 14 Juni 2019                                                                                                                             
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Dosa Bukan Hanya Berhubungan Dengan Tubuh Tetapi Juga Dengan Hati!
                                                                                                                                         
Matius 5: 27 - 32


Saudara-saudari... Pada suatu waktu teman saya membagi satu pengalaman yang sangat menarik dengan saya. Dia mengajak temannya, panggil saja Muhamad dari agama lain untuk ikut Misa. Sesudah memberi sedikit kata pembukaan, Imam mengajak umat yang hadir untuk mengakui dosa kepada Tuhan dan sesama di depan umum, si Muhamad sangat kaget. Dalam hatinya dia berkata: “Bagaimana orang harus mengaku di depan umum? Dia diam dan mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Paulus. Sesudah Misa si Muhamad berkomentar, katanya: “Saya kagum dengan kalian. Begitu berani mengaku dosa di depan umum. Saya dengar apa yang teman katakan: ‘Saya mengaku kepada Allah yang maha kuasa – dan kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian.....’  Pertayaan saya: Apakah teman sungguh sadar akan kata-kata pengakuan itu? Si Paulus kaget. Dengan jujur Paulus menjawab: “Teman, kadang saya dengan sadar ucapkan doa itu, tetapi kadang saya hanya mengikuti massa.”

Saudara-saudari... Dalam doa Saya Mengaku di sana ada kata-kata: saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan. Dengan ini kita tahu bahwa dosa tidak hanya lewat perbuatan nyata, atau bahasa tubuh, tetapi juga lewat pikiran atau bahasa bathin.

Hari ini Yesus berkata: “Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.” Di sini Yesus mau menegaskan bahwa dosa tidak hanya berhubungan dengan bahasa tubuh, melainkan juga dengan bahasa hati.  Seseorang mungkin tidak berdosa dengan tubuhnya, tetapi bisa saja ia telah berdosa dengan hatinya. Seseorang menjadi pezinah bukan saja karena ia melakukan perzinahan dengan tubuhnya, tetapi sekaligus jika ia mengingini yang lain dengan hatinya. Perzinahan terjadi karena orang menganggap yang lain sebagai object yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi keinginan daging. Yesus menghendaki pengikutNya untuk berusaha bebas dari segala kecendrungan berbuat dosa.

Marilah saudara-saudari... semoga kita selalu sadar bahwa dosa sesungguhnya bukan hanya berhubungan dengan bahasa tubuh, dengan perbuatan konkrit, tetapi juga lewat bahasa hati, keingingan hati!

Karena itu kita berdoa, semoga Tuhan senantiasa menuntun dan memberkati agar kita mampu mengalahkan godaan setan sehingga kita tidak jatuh ke dalam pencobaannya.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Rabu, 12 Juni 2019

Siro Kamis, 13 Juni 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa X
PW S. Antonius dari Padua, Imam dan Pujangga Gereja

Bacaan Injil Mat 5:20-26
Barangsiapa marah terhadap saudaranya, harus dihukum.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus,"Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.

Kalian telah mendengar apa yang disabdakan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya, harus dihukum! Barang siapa berkata kepada saudaranya: 'Kafir!' harus dihadapkan ke Mahkamah Agama, dan siapa yang berkata: 'Jahil!' harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah, dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.

Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu jangan menyerahkan engkau kepada hakim, dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya, dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar utangmu sampai lunas."

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   
Kamis, 13 Juni 2019
                                                                                                                                    
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Hidup Saling Mengasihi Dan Bersatu Sebagai Saudara!
                                                                                          

Matius 5: 20 - 26

Saudara-saudari... Hari ini Gereja Katolik memperingati pesta St. Antonius dari Padua. Ia lahir di Lisabon Portugal tahun 1195 dan diberi nama Ferdinand. Sejak masa mudanya ia sangat tertarik pada doa, studi dan pekerjaan-pekerjaan rohani bagi kepentingan jiwa-jiwa. Ia masuk ordo Santo Agustinus dan ditahbiskan imam. Setelah beberapa tahun berkarya ia pindah ke Ordo Saudara-saudara Dina atau Fransiskan terdorong oleh teladan para martir Fransiskan dan mendapat nama baru Antonius. Sebagai seorang Fransiskan muda, Antonius dikirim  ke Afrika. Tetapi karena kesehatannya terus terganggu, ia kembali lagi ke biara pusat. Selain kegiatan doa dan belajar, ia dengan senang hati mengerjakan tugas-tugas rumah yang paling hina. Sebagai seorang imam, dia selalu membawakan kotbah yang sangat menyentuh hati banyak pendengar. Kotbah-kotbahnya sangat bernafaskan ayat-ayat Kitab Suci yang mengena dan jitu.  Banyak orang bertobat karena kotbahnya. Ia meninggal dalam usia 36 tahun. Banyak orang beriman meminta bantuannya untuk mendoakan mereka. Mujizat-mujizat terjadi berkat doanya. Sri Paus Pius ke 12 meresmikan penggelaran Antonius sebagai Pujangga Gereja. Kita memohon padanya untuk selalu mendoakan kita.
Yang harus kita pelajari dari kehidupannya adalah ketekunan dalam berdoa, rajin bekerja dan mewartakan Injil Tuhan yang bernafaskan ayat-ayat Kitab Suci.

Sebagai anak-anak Allah, ketiga hal yang sudah ditunjukkan oleh St. Antonius inilah yang sudah seharusnya selalu kita saksikan dalam kehidupan nyata.

Saudara-saudari... Hari ini Yesus dengan tegas kembali ingatkan kita, katanya: “kamu telah mendengar yang difirmankan: jangan membunuh, siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi aku berkata kepadamu, setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum.” Marah kepada sesama sesunguhnya membuat harga diri seseorang jatuh. Kemarahan itu akan selalu terngiang-ngiang dalam pikiran dan hatinya, dan sekaligus membuatnya rasa malu dan harga dirinya jatuh. Perasaan hatinya seperti sudah dibunuh. Jadi barangsiapa yang melakukan perbuatan seperti ini sudah seharusnya diadili. Itulah pendapat Yesus.

Jadi yang selalu kita promosikan dalam hidup kita sebagai anak-anak Allah adalah hidup saling mengasihi dan bersatu sebagai saudara. Hal itu akan kita bisa jalankan dengan baik kalau kita selalu membawanya dalam doa dan wujud-nyatakan lewat pekerjaan harian kita dan diperkuatkan lewat kesaksian hidup yang penuh tanggungjawab.

Kita berdoa semoga Tuhan senantiasa menguatkan iman kita dan memperkokoh tali persaudaraan kita sebagai anak-anak Allah.

Kita mohon St. Antonius dan Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Selasa, 11 Juni 2019

Siro Rabu, 12 Juni 19


Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa X

Bacaan Injil
Mat 5:17-19

Aku datang untuk menggenapi hukum.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata,
"Janganlah kalian menyangka,
bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat
atau kitab para nabi.
Aku datang bukan untuk meniadakannya,
melainkan untuk menggenapinya.

Karena Aku berkata kepadamu,
'Sungguh, selama belum lenyap langit dan bumi ini,
satu yota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan
dari hukum Taurat,
sebelum semuanya terjadi.'

Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat
sekalipun yang paling kecil,
dan mengajarkannya demikian kepada orang lain,
ia akan menduduki tempat yang paling rendah
di dalam Kerajaan Surga.
Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan
segala perintah Taurat,
ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga.

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
Siraman Rohani                                                                                                                          
Rabu, 12 Juni 2019                                                                                                                                
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Hukum Dan Iman Akan Allah!                                                                                         
Matius 5: 17 - 19

Saudara-saudari... Sewaktu mendaki gunung Sinai pada bulan Mei yang lalu, saya ingat akan Musa. Di puncak gunung Sinai itulah dia  menerima sepuluh perintah Allah, yang sampai saat ini kita masih mengingatnya, menghayati dan mengamalkannya. Saya bayangkan perjuangan Musa, mendaki gunung yang begitu tinggi, tanpa pohon satupun. Di sana kita hanya melihat batu susun, wadas dan kelikir. Tidak ada mata air. Musa berani ke puncak Gunung Sinai hanya karena iman akan Allah. Di puncak gunung itu Tuhan memberi dia 10 perintah. Sepuluh perintah itu sesungguhnya sangat berguna bagi manusia sebagai satu pegangan bagaimana kita berelasi dengan Tuhan dan sesama. Tuhan mengharapkan agar perintah-perintah itu dihayati dan diamalkan dengan baik. Gagal menghayati dan mengamalkannya dalam hidup berarti menerima konsekwensi negatip yaitu kematian untuk selama-lamanya. Karena itu, mari kita jalankan hukum Tuhan atas dasar iman dan cinta. Hanya orang yang beriman, mengasihi Tuhan dan menghargai perintah Tuhan dapat menghayati dan mengamalkan perintahnya dengan baik. Tetapi kalau orang kurang menghayati dan mengamalkan imannya dengan baik dalam hidup, maka dengan sendirinya dia pun tidak bisa menjalankan perintah Tuhan dengan penuh tanggungjawab.

Saudara-saudari.... Dalam kotbahnya hari ini Yesus berkata: “Janganlah kamu menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para Nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.”  Yesus berkata demikian karena di mata orang Farisi dan ahli-ahli Taurat sepertinya Yesus meniadakan hukum Taurat. Seperti merangkul orang berdosa; menyembuhkan orang sakit kusta. Menurut orang Farisi dan ahli Taurat orang berdosa harus dijauhkan; orang sakit kusta harus diasingkan. Penghayatan dan pengamalan hukum seperti ini menurut Yesus sudah melenceng dari arti hukum sesungguhnya. Kini Yesus datang menggenapi atau memperbaikinya. Dengan mengasingkan orang sakit kusta itu berarti kita membunuh mereka. Jadi sudah melawan 10 perintah Allah. Yesus kini tunjukkan yang benar. Ia merangkul orang  berdosa dan menyembuhkan orang kusta. Satu ungkapan kasih dan penghayatan akan perintah Tuhan, yaitu perintah untuk saling mengasihi.  Ia menghayati dan mengamalkannya atas dasar cinta dan iman akan Tuhan.

Marilah saudara-saudari... Hayatilah dan amalkan perintah Tuhan atas dasar iman akan Allah. Kalau kita sungguh mengimani Tuhan, maka hayati dan amalkanlah perintahNya dalam hidup harian dengan penuh tanggungjawab.

Kita berdoa semoga Tuhan meneguhkan dan menguatkan iman kita, agar kita selalu setia menghayati dan mengamalkan perintah-perintah Tuhan dalam hidup harian kita.

Kita mohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Siro Selasa, 11 Juni 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa X
PW S. Barnabas, Rasul

Bacaan Injil
Mat 10:7-13

Kamu telah menerima dengan cuma-cuma; karena itu berilah dengan cuma-cuma pula.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat.
Sembuhkanlah orang-orang sakit; bangkitkanlah orang mati;
tahirkanlah orang kusta, usirlah setan-setan!
Kamu telah menerima dengan cuma-cuma;
karena itu berilah dengan cuma-cuma pula!
Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu.
Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan,
janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat,
sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.
Apabila kamu masuk kota atau desa,
carilah di situ seorang yang layak,
dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat.
Apabila kamu masuk rumah orang,
berilah salam kepada mereka.
Jika mereka layak menerimanya,
salammu itu turun ke atasnya;
jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                    
Selasa, 11 Juni 2019                                                                                                                               
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Pergilah Dan Beritakanlah Kerajaan Surga Di Mana Saja!
                                                                                          
Matius 10:7 - 13

Saudara-saudari ... Hari ini kita merayakan Pesta St. Barnabas. Tentang kisah hidupnya kita dengar lewat bacaan pertama hari ini, yang diambil dari Kisah Para Rasul 11:21-26;13:1-3. Barnabas berasal dari Siprus, keturunan Yahudi dari suku Lewi. Nama aslinya Yosef, tetapi sewaktu ia menggabungkan diri dengan para murid Yesus, ia diberi nama baru yaitu Barnabas, artinya Penghibur. Ia dikenal luas karena hubungan dengan Paulus. Barnabas-lah yang menghantar Paulus kepada para Rasul untuk menceriterakan peristiwa penampakan Tuhan kepada Paulus di tengah jalan menuju ke Damsyik untuk menangkap orang Kristen. Barnabaslah yang meyakinkan para Rasul tentang kehidupan baru Paulus setelah peristiwa penampakan itu. Keberanian Paulus mengajar di Damsyik dalam nama Yesus dijelaskan oleh Barnabas kepada para Rasul.

Ketika di Antiokia sudah banyak orang bertobat dan percaya kepada Yesus, maka para Rasul mengutus Barnabas ke sana untuk melayani mereka. Selama berada di Antiokia, ia berhasil mempertobatkan banyak orang lagi dan selalu meminta mereka yang sudah bertobat untuk setia kepada Tuhan. Pada suatu waktu, ketika Barnabas dan Paulus berpuasa dan berdoa bersama umat di Antiokia, Roh Kudus menaungi mereka dan bersabda: “Khususkanlah Barnabas dan Paulus bagiku untuk tugas yang telah Ku-tentukan bagi mereka!” Tugas mereka adalah mewartakan Kristus di tengah orang yang bukan orang Yahudi. Barnabas dirajam oleh orang Yahudi di Salamis. 

Saudara-saudari ... Kita yang sudah dibaptis sudah seharusnya menjalankan tugas seperti yang sudah dijalankan oleh St. Barnabas, yang sudah dipanggil Yesus untuk meneruskan tugas pelayanan, mewartakan Sabda Tuhan; Kita juga sudah seharusnya mendukung dan membela mereka yang sangat setia mewartakan Kristus; Kita juga sudah seharusnya mengunjungi saudara-saudari kita di mana pelayan Allah tidak ada tetapi di sana sudah ada orang yang bertobat dan percaya kepada Kristus. Kehadiran kita di tengah orang-orang itu pasti akan sangat meneguhkan iman mereka. Kalau kita ditantang, terimalah tantangan itu sebagai bagian dari salib kita dalam mengikuti Kristus.

Saudara-saudari ... Hari ini Yesus kembali mengajak kita untuk pergi mewartakan Injilnya. Kata-Nya: “Pergilah dan beritakanlah Kerajaan Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang-orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta, usirlah setan-setan. Kamu telah menerimanya dengan cuma-cuma; karena itu berilah dengan cuma-cuma pula!”

Tugas perutusan itu bukan sekedar menyampaikan kabar, tetapi sekaligus menghadirkan sukacita injili dalam hidup. Kehadiran kita semestinya menjadi tanda hadirnya kerajaan Surga; memberi harapan bagi yang kehilangan harapan, memberi penyembuhan bagi yang mengharapkan kesehatan, menghadirkan budaya kehidupan ditengah masayarakat yang mulai terbiasa dengan budaya kematian.

Hari Minggu kemarin, ada seorang Bapa dengan polos menceriterakan kesulitan hidupnya. Sesudah ia menceriterakan semua apa yang perlu diceriterakan kepadaku, saya dengan tulus katakan kepadanya: “Terima kasih karena Bapa begitu polos menceriterakan apa yang perlu Bapa sampaikan kepada saya. Saya yakin, dengan menceriterakan semua kesulitan itu bapa sedikit merasa ringan.” Dengan wajah berseri dia katakan: “Benar sekali. Saya cuma butuh telinga yang penuh kasih untuk mendengarkan suka-duka saya. Sudah cukup untuk saya. Terima kasih Pater. Tolong doakan saya.”  Saya juga meminta dia untuk mendoakan saya.
Membagi kesulitan kepada orang yang kita percayai sudah bisa meringankan beban yang kita pikul.

Marilah saudara-saudari... Ikutilah contoh hidup yang sudah ditunjukkan oleh St. Barnabas. Dia sudah membantu Paulus, memperkenalkan Paulus kepada para Rasul Kristus, sehingga Paulus merasa bebas mewartakan Kristus; Dan kesediaan Barnabas untuk melayani orang Antiokia yang sudah bertobat.

Kita memohon St. Barnabas dan Bunda Maria untuk mendoakan kita, agar kita selalu siap mewartakan Injil Kristus ke mana saja dan menjadi penyalur kasih Tuhan bagi sesama. Amen!

Siro Senin, 10 Juni 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa X
PW Santa Perawan Maria, Bunda Gereja

Bacaan Injil
Yoh 19:25-34

Inilah ibumu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Waktu Yesus bergantung di salib,
dekat salib itu berdiri ibu Yesus,
dan saudara ibu Yesus, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena.
Ketika Yesus melihat ibu-Nya
dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya,
berkatalah Ia kepada ibu-Nya,
"Ibu, inilah, anakmu!"
Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya,
"Inilah ibumu!"
Dan sejak saat itu
murid itu menerima ibu Yesus di dalam rumahnya.

Sesudah itu,
karena bahwa segala sesuatu telah selesai,
berkatalah Yesus
-- supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci --
"Aku haus!"

Di situ ada suatu wadah penuh anggur asam.
Maka mereka mencelupkan bunga karang dalam anggur asam itu,
mencucukkannya pada sebatang hisop,
lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.
Sesudah meminum anggur asam itu,
berkatalah Yesus, "Sudah selesai!"
Lalu Yesus menundukkan kepala dan menyerahkan nyawa-Nya.

Hari Yesus wafat adalah hari persiapan paskah.
Supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib,
-- sebab Sabat itu adalah hari yang besar --
maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus
dan meminta kepadanya
supaya kaki orang-orang yang disalibkan itu dipatahkan
dan mayat-mayatnya diturunkan.
Maka datanglah prajurit-prajurit,
lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain
yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus.
Tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus,
dan melihat bahwa Ia telah mati,
mereka tidak mematahkan kaki-Nya.
Tetapi salah seorang dari prajurit itu
menikam lambung Yesus dengan tombak,
dan segera mengalirlah darah serta air keluar.

Demikianlah Injil Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                     
Senin, 10 Juni 2019                                                                                                                               
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Bunda Maria Adalah Bunda Gereja!                                                                         
Yohanes 14:15-16.23-26

Saudara-saudari... Seorang Bapa sebelum meninggal dunia, ia memanggil semua anaknya untuk duduk di sampingnya. Ia menasihati mereka untuk selalu menjaga relasi yang baik antara mereka. Ia mengangkat anak sulungnya sebagai pengganti dirinya. Dengan sangat terbuka dia katakan kepada anak-anaknya: “Kalau saya sudah pergi, pandanglah kakak sulung kamu sebagai pengganti saya. Dengarkanlah dia.” Langsung sesudah itu dia menghembuskan nafasnya dan pergi untuk selamanya.

Saudara-saudari... Hari ini Gereja universal merayakan peringatan Santa Perawan Maria sebagai Bunda Gereja. Penghormatan khusus ini ditetapkan oleh Paus Fransiskus pada tanggal 3 Maret 2018. Maria sebagai Bunda Gereja dirayakan secara khusus pada hari Senin pertama setalah perayaan Pentakosta. Perayaan  ini diharapkan dapat mendorong Gereja untuk merasa memiliki seorang ibu, dan sekaligus memiliki rasa hormat yang sejati kepada Bunda Maria. Hal ini sejalan dengan pernyataan Injil hari ini, di mana sebelum kematiannya, dari Salib, Yesus Kristus menyerahkan Ibu-Nya kepada para rasul. Katanya: “Inilah ibu-mu!” Satu pernyataan yang sangat mengesankan. Yesus dengan sepenuh hati menyerahkan ibu-Nya menjadi ibu dari para rasul, bukan hanya para rasul dan murid pada waktu itu, tetapi semua orang yang percaya kepada Kristus dari segala zaman. Karena itu berbahagialah mereka yang selalu mengormati Bunda Maria dan selalu mendekatkan dirinya kepada Bunda Maria.
Kepada Ibunya, Yesus juga berkata:  “Inilah anak-anakmu!” Itu berarti sejak Bunda Maria mendapat kepercayaan dari Puteranya, ia harus selalu memperlakukan mereka yang percaya kepada Puteranya sebagai anak-anaknya. Jadi sebagai anak-anaknya, Bunda Maria selalu memperhatikan kita, melindungi kita dan mendengarkan kita. Sebagai Bunda, ia selalu menyiapkan apa yang dibutuhkan anak-anaknya. Karena itu, berbahagialah mereka yang selalu merasa diri sebagai anak Bunda Maria. Sebagai anak-anak Bunda Maria, kita pun harus selalu taat pada-nya dan mendengarkan perintah dan nasihatnya.
Relasi kita dengan Bunda Maria sesungguhnya bukanlah karena kehendak kita, tetapi karena kehendak Puteranya sebelum wafat di kayu salib. Yesuslah yang menyerahkan Bunda Maria menjadi Ibu kita dan kita menjadi anak-anak Bunda Maria. Itu berarti satu kehendak yang sangat mulia dan harus dijalankan dan diwujud-nyatakan dalam kehidupan harian kita sebagai perwujudan ketaatan kita sebagai murid Kristus. Kalau kita tidak menghayatinya itu berarti kita tidak menghargai dan mengindahkan permintaan terakhir dari Yesus Kristus sebelum Dia wafat. Seperti dalam kisah seorang Bapa dalam ceritera tadi. Menasihati anak-anaknya untuk melihat kakak sulung sebagai pengganti bapa mereka. Kalau dihayati dan diamalkan pasti akan mendatangkan berkat, tetapi kalau tidak maka tidak mendapatkan berkat.
Marilah saudara-saudari...  Sebagai murid-murid Kristus hayati dan amalkanlah apa yang dikatakan Kristus sebelum Dia wafat: bertingkahlaku baiklah terhadap Bunda Maria; hormatilah dia dengan sepenuh hati, karena dia adalah Bunda Kristus dan Bunda kita.

Kita berdoa semoga Tuhan senantiasa membantu kita agar kita selalu rendah hati dan penuh hormat mengasihi Bunda Maria dalam seluruh hidup dan karya kita.

Kita mohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amen!

Siro Minggu, 9 Juni 19

Bacaan Liturgi

Hari Raya Pentakosta

Bacaan Injil
Yoh 14:15-16.23b-26

Roh Kudus akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Pada perjamuan malam terakhir,
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Jikalau kamu mengasihi Aku,
kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
Aku akan minta kepada Bapa,
dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain,
supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.
Jika seorang mengasihi Aku,
Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya,
dan diam bersama-sama dengan dia.
Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku;
dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku,
melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.

Semuanya itu Kukatakan kepadamu,
selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu;
tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus,
yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku,
Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu
dan akan mengingatkan kamu
akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

Demikianlah Injil  Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                 
Minggu, 09 Juni 2019
                                                                                                                                  
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Roh Kudus Memberi Semangat Baru Kepada Kita !   
Yohanes 14:15-16.23-26

Saudara-saudari.... Pernahkah saudara-saudari alami bagaimana Roh Kudus bekerja dalam diri kalian? Bagaimana perasaan anda waktu itu?
Sampai sekarang saya masih ingat akan pengalaman seorang pemuda berumur 28 tahun. Dia masuk dalam kelompok karismatik. Sebelum bergabung dalam kelompok itu, ia dikenal sebagai seorang pemalu dan suka diam. Tetapi sesudah mengikuti kegiatan karismatik, ia tidak malu lagi untuk tampil di depan umum menyanyi dan berdoa. Saya sangat kagum melihat perkembangan kehidupan rohaninya. Kepribadiannya pun turut berubah. Dengan jujur dia mengakui bahwa Roh Kuduslah yang sudah mengubah kepribadiannya. Roh Kudus sudah memberi dia semangat baru. Dengan jujur, dia juga katakan bahwa kepercayaan dan kepasrahan kepada kuasa Roh Kudus adalah kunci perubahan dalam dirinya. Barangsiapa yang membiarkan dirinya kosong, biarkan Roh Kudus masuk dan bekerja dalam dirinya, maka sesuatu yang baru akan terjadi dalam dirinya.

Saudara-saudari... Hari ini kita merayakan Pesta Pentakosta. Menurut bacaan pertama hari ini (Kis 2:1-11), para rasul dan murid-murid yang lain berkumpul dalam kamar tertutup karena takut akan pemuka Agama Yahudi. Tetapi begitu Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka semua dipenuhi dengan kekuatan. Karena kekuatan itu, perasaan takut menghilang. Sekarang mereka berani membuka pintu rumah  lebar-lebar dan keluar ke tempat terbuka dan mulai mewartakan Injil Kristus. Roh Kudus memberi semangat baru kepada mereka dan menggunakan bahasa-bahasa lain. Semua orang yang menyaksikan mereka berkata: “Bukankah mereka yang berkata-kata itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: kita orang Partia, Media, Elam, Penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang  berdekatan dengan Kirene, pendatang – pendatang dari Roma.”  Roh Kudus sudah memampukan mereka menggunakan bahasa baru kepada para pendengar, sampai orang yang mendengarnya bisa memahami apa yang mereka ajarkan. Roh Kudus sudah memampukan mereka, yang tadinya terkurung dan bungkam karena ketakutan, kini secara terbuka dan berani mewartakan Injil Kristus. Roh Kudus sudah meminjam mulut mereka untuk berkata-kata dan mewartakan Injil Kristus; Roh Kudus sudah meminjam kaki dan tangan mereka untuk berlangkah maju dan melakukan pekerjaan Tuhan. Roh Kudus sudah merubah cara hidup para Rasul Kristus. Roh Kudus sudah memampukan para murid menjadi saksi Kristus yang berani dan tidak takut lagi akan risiko akibat kesaksian itu. Roh Kudus itu sungguh berkuasa dan jauh lebih kuat dari kecemasan mereka.
Kita semua sudah menerima Roh Kudus sejak permandian dan dikukuhkan lagi lewat menerima Sakramen Krisma. Apakah kita sungguh merasakan kekuatan Roh Kudus dalam hidup harian kita? Apakah kita sungguh mengalami perubahan tingkah-laku, seperti yang di alami oleh para Rasul Kristus? Apakah Roh Kudus selalu memberi kita semangat untuk mewartakan Injil Kristus dengan cara kita masing-masing?

Marilah saudara-saudari... kita berdoa memohon bantuan Tuhan agar kita selalu sensitive mendengarkan bisikan Roh Kudus dan dengan setia mengikuti bisikanNya serta menjalankan perintah-Nya.

Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amin!

Siro Sabtu, 8 Juni 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Pekan Paskah VII

Bacaan Injil
Yoh 21:20-25

Dialah murid, yang telah menuliskan semuanya ini, dan kesaksiannya itu benar.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Setelah Yesus yang bangkit berkata kepada Petrus, "Ikutlah Aku,"
Petrus berpaling dan melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus
sedang mengikuti mereka,
yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama
duduk dekat Yesus;
dia inilah yang berkata,
"Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?"
Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus,
"Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?"
Jawab Yesus,
"Jikalau Aku menghendaki,
supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang,
itu bukan urusanmu.
Tetapi engkau, ikutlah Aku."

Maka tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu,
bahwa murid itu tidak akan mati.
Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus,
bahwa murid itu tidak akan mati,
melainkan,
"Jikalau Aku menghendaki
supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang,
itu bukan urusanmu."

Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini,
dan yang telah menuliskannya;
dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar.

Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus,
tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu,
maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat
semua kitab yang harus ditulis itu.

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                 
Sabtu, 08 Juni 2019
                                                                                                                                    
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Fokus Pada Tugas Yang Diperintahkan Kristus!                                             
Yohanes 21: 20-25

Saudara-saudari.... Sewaktu saya masih di seminari Tinggi, di tahun 80-an, seringkali kami mengeluh kepada Pater Prefek kami, karena ada teman frater yang masih mengetik sesudah jam 9 malam (bisa dibayangkan bunyi ketikan mesin ketik pada waktu itu!). Menurut peraturan rumah, tidak boleh ketik sesudah jam 9 malam. Jam 9 sampai jam 7 pagi adalah jam tenang. Menanggapi keluhan kami, Pater Prefek memanggil kami untuk diskusikan hal itu. Banyak yang ngotot supaya ikuti peraturan rumah titik. Tetapi yang lain katakan, bagi mereka yang punya mesin ketik peraturan itu gampang diterapkan karena mereka bisa ketik kapan saja, tetapi bagi yang tidak punya mesin ketik, mereka meminjan dan mungkin sesudah jam 9 malam baru bisa mengetik. Menanggapi ketegangan itu, Pater Prefek katakan: Kunci ketenangan sesungguhnya bukan dari luar tetapi dari dalam diri sendiri. Fokuslah pada diri sendiri. Bayangkan kalau nanti sesudah kamu jadi imam dan di tempatkan di dekat Airport, apakah kalian harus stopkan pesawat yang turun naik karena kalian mau tidur? Kalau kamu di tempatkan di dekat terminal bus, apakah kamu harus stopkan bus karena kalian mau istirahat siang dan malam? Fokuslah pada diri sendiri, jangan repot dengan urusan orang lain. Kalau mau selesaikan tugas-mu, fokuslah pada pekerjaanmu!

Saudara-saudari... Hari ini, sesudah Petrus melihat Yohanes jalan mengikuti mereka, ia bertanya kepada Yesus: “Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?” Jawab Yesus: “Itu bukan urusanmu! Tetapi engkau: ikutilah Aku!”  Apa sesungguhnya latar belakang dari persoalan Petrus? Pada Injil kemarin kita mendengar, bahwa Yesus sudah meramalkan apa yang akan terjadi pada Petrus, bahwa di masa mendatang Petrus akan mengalami banyak tantangan karena Kristus. Tangannya akan diikat dan ia akan dibawa ketempat yang tidak diinginkannya. Petrus harus mengikuti semuanya itu. Kini Petrus mau mencari tahu, apa yang akan terjadi dengan Yohanes di masa mendatang? Apakah Yohanes akan alami hal yang sama seperti yang dialami-nya? Tetapi jawaban Yesus: “Itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutilah Aku!” Artinya fokuslah pada perintah Tuhan! Jalankanlah tugas yang sudah ditugaskan Tuhan, yaitu gembalakanlah domba-domba Kristus. Petrus yang sudah mengakui secara tulus kepada Kristus, bahwa Ia sangat mengasihi Kristus, harus buktikan pernyataannya  itu lewat karya nyata yaitu menjaga dan memelihara para murid-murid Kristus.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita selalu fokus pada tugas dan kewajiban kita atau lebih memperhatian hal-hal lain, yang bukan merupakan tugas utama kita?

Marilah saudara-saudari...Bersama Bunda Maria kita berdoa semoga Tuhan senantiasa menuntun dan mendampingi kita dalam menjalankan tugas utama kita, yaitu mengikuti Kristus dan menggembalakan domba-domba-Nya.  Amen!

Siro Jumat, 7 Juni 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Pekan Paskah VII

Bacaan Injil
Yoh 21:15-19
Gembalakanlah domba-domba-Ku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Yesus yang telah bangkit
menampakkan diri kepada murid-murid-Nya.
Sesudah mereka sarapan, Yesus berkata kepada Simon Petrus,
"Simon, anak Yohanes,
apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?"
Jawab Petrus kepada-Nya,
"Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau."
Kata Yesus kepadanya, "Gembalakanlah domba-domba-Ku!"
Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya,
"Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?"
Jawab Petrus kepada-Nya,
"Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau."
Kata Yesus kepadanya, "Gembalakanlah domba-domba-Ku!"
Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya,
"Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?"

Maka sedihlah hati Petrus
karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya,
"Apakah engkau mengasihi Aku?"
Dan ia berkata kepada-Nya,
"Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu!
Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau."

Yesus berkata kepadanya, "Gembalakanlah domba-domba-Ku!"
Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya ketika masih muda
engkau sendiri mengikat pinggangmu
dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki.
Tetapi jika engkau sudah menjadi tua,
engkau akan mengulurkan tanganmu,
dan orang lain akan mengikat engkau
dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."

Hal ini dikatakan Yesus untuk menyatakan
bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah.
Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus,
"Ikutlah Aku."

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                            
Jumat, 07 Juni 2019                                                                                                                              
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Hayati Dan Amalkanlah Janji Dalam Hidup Harian!                                             
Yohanes 21:15-19

Saudara-saudari... Apa-pun profesi dan status kita, saya percaya, bahwa semua kita sudah mengangkat sumpah sebelum kita menjalankan tugas baru itu. Sebagai pegawai kantor atau pelayan negara, anda mengadakan sumpah jabatan; sebagai suami istri, lewat Sakramen perkawinan, anda berjanji kepada pasangan anda, disaksikan oleh Tuhan yang tidak kelihatan, dan oleh Imam, para saksi serta umat yang hadir, bahwa anda mencintai pasangan anda sampai mati; sebagai orang biara, anda mengikrarkan kaul-kaul kebiaraan anda dalam satu perayaan Misa mulia disaksikan oleh begitu banyak umat; sebagai pastor, di depan uskup, anda mengangkat sumpah dan disaksikan oleh begitu banyak umat yang hadir bahwa anda taat kepada uskup dan hidup tidak kawin, hidup suci untuk seumur hidup demi Tuhan dan umatNya.

Saudara-saudari... Hari ini, sesudah Yesus bangkit dari kematian dan sebelum kembali ke Surga, Ia bertanya kepada Petrus sebanyak tiga kali,  katanya: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Simon Petrus juga menjawab Yesus Kristus tiga kali, katanya: “Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.” Sesudah mendengar ungkapan hati dan pikiran Petrus, Yesus memberinya tugas, katanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku” Peristiwa ini sesungguhnya satu perjanjian Petrus di depan Yesus sendiri, yang disaksikan oleh para rasul yang lain, bahwa ia akan melayani para pengikut Kristus sampai ia mati. Janji Petrus dihayati dan diamalkannya dengan setia dan penuh tenggungjawab. Ia pun meninggal dunia sesuai dengan yang diramalkan oleh Yesus sendiri.  Yesus Kristus sudah meramalkan bahwa sewaktu menjadi tua, Petrus akan mengulurkan tangannya dan orang lain akan mengikat dia dan membawa dia ke tempat yang tidak dikehendakinya. Kata Yesus kepada Petrus: “Ikutilah Aku.” Dia mengikuti Yesus Kristus. Dia sepertinya mengikuti suka-duka hidup Kristus sendiri. Roh Tuhan sungguh hidup di dalam dirinya, ia pun mengadakan banyak mujizat, sampai orang yang sudah mati pun dihidupkannya. Sumpahnya sudah menjadi kekal dan buah sumpanya pun dinikmati oleh banyak orang termasuk kita. Ia sudah menjadi Paus pertama untuk Gereja katolik.

Bagaimana dengan penghayatan dan pengamalan janji/sumpah kita? Sebagai pelayan Negara, apakah kita selalu menjalankan tugas kita sesuai dengan sumpah kita? Sebagai suami istri, bagaimana penghayatan dan pengamalan cintanya? Apakah anda selalu saling mendengarkan dan menghargai pendapat pasangan anda? Sebagai biarawan-biarawati, apakah anda selalu menghayati kaul-kaul kebiaraan anda; taat kepada pembesar anda walaupun kadang terasa berat untuk dijalankan? Sebagai pastor, apakah anda selalu taat kepada uskup atau superior anda dan selalu berkonsultasi dengan uskup anda sebelum anda melakukan satu pembaruan yang walaupun menurut pendapat anda, baik adanya?

Marilah kita meminta Bunda Maria dan St. Petrus untuk selalu mendoakan kita agar semangat dan contoh hidup mereka menjadi inspirasi hidup kita sehingga sumpah kita pun akan menjadi kekal dan menghasilkan buah yang sangat berguna bagi Tuhan dan sesama. Amen!

Siro Kamis,6 Juni 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Pekan Paskah VII
PF S. Norbertus, Uskup

Bacaan Injil
Yoh 17:20-26

Supaya mereka sempurna menjadi satu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Dalam perjamuan malam terakhir,
Yesus menengadah ke langit dan berdoa bagi para pengikut-Nya,
"Bapa yang kudus, bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa,
tetapi juga untuk orang-orang,
yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka;
supaya mereka semua menjadi satu,
sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku
dan Aku di dalam Engkau,
agar mereka juga di dalam Kita,
supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.

Aku telah memberikan kepada mereka
kemuliaan yang Engkau berikan kepada-Ku,
supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu:
Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku,
supaya mereka sempurna menjadi satu,
agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku,
dan bahwa Engkau mengasihi mereka,
sama seperti Engkau mengasihi Aku.

Ya Bapa, Aku mau supaya di mana pun Aku berada,
mereka juga berada bersama-sama dengan Aku,
yakni mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku,
agar mereka memandang kemuliaan-Ku
yang telah Engkau berikan kepada-Ku,
sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.

Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau,
tetapi Aku mengenal Engkau,
dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku;
dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka
dan Aku akan memberitahukannya,
supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka
dan Aku di dalam mereka."

Demikianlah Injil Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                      Kamis, 06 Juni 2019                                                                                                                              RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Tuhan sungguh mencintai kita!                                                                                
Yohanes 17:20-26

Saudara-saudari... Pada suatu kesempatan saya mengunjungi satu keluarga. Sewaktu masuk rumah, saya amati seorang Nona berumur 3 tahun lagi bermain dengan bonekanya. Bonekanya banyak sekali. Saya mendekatinya dan bertanya: hi cantik, - itulah nama yang disapa oleh oleh orangtuanya -  bonekamu banyak sekali ya. “Ya... masih ada lagi di kamar.” Jawabnya.  “Betul?” tanya-ku.  “Ya... mau lihat?” tanyanya. “Ya...saya senang melihat semuanya.” Jawab-ku. Dia lari ke kamarnya dan membawa satu dos berisi boneka. Dia tumpahkan semuanya di lantai. Saya tanya: “Cantik: dari begitu banyak boneka yang ada, boneka yang mana yang sangat disukai oleh si cantik?” Tanya-ku.   Dia memandang saya dan dengan suara lembut dia berkata: “Janji dulu pada saya!” “Janji apa?” tanya-ku. “Jangan tertawakan saya, kalau saya tunjukkan boneka mana yang paling saya suka!” “Ok! Saya berjanji.” Kemudian dia mengambil satu boneka –Nona kecil yang mukanya murung dan ada air mata di pipihnya. “Ini yang sangat saya suka!” Katanya. “Oh...mengapa yang ini?” Tanya-ku. “Yang ini lagi sedih dan nangis...tidak ada yang memperhatikannya. Makanya saya memeluknya dan mencintainya!” jelasnya. “Cantik...engkau sangat baik hati. Terima kasih ya. Engkau sudah memperhatikan dia.” Komentar-ku.

Saudara-saudari... Apakah kita juga punya hati seperti si cantik yang begitu terharu dengan boneka Nona yang lagi sedih dan menangis?
Betapa banyak saudara-saudari kita di luar sana yang sedih dan menangis. Apakah kita tergerak untuk membantunya? Apakah hati kita siap merangkul mereka? Apakah kita siap mendengarkan keluhan mereka? Siapkah kita mengeringkan air mata mereka?

Saudara-saudari... Hari ini kita kembali mendengar Yesus berdoa buat kita. Dalam doanya hari ini, Ia berkata: “Bapa yang kudus, bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam kita.”  Yesus berdoa untuk kita, karena Ia sungguh mencintai kita. Ia sungguh merasa kasihan dengan kehidupan kita. Dia tidak tegah melihat kita jatuh kembali dalam genggaman setan untuk selamanya. Dia menghendaki agar mereka yang sudah bertobat dan kembali padaNya selalu tetap bersatu dengan Dia.

Dalam bacaan pertama hari ini, Kis 22:30-23:6-11, Paulus mengalami kekuatan Allah. Ia sama sekali tidak takut berhadapan dengan Mahkama Agama. Roh Kudus selalu menyertainya dan menuntun Paulus untuk berkata benar. Sungguh, Tuhan tidak meninggalkan para muridNya yang setia  melakukan tugas pewartaan. Namun, janji penyertaan Tuhan itu tidak berarti bahwa seorang pewarta kabar gembira tidak akan alami kesulitan atau penderitaan. Begitu banyak para pewarta kabar gembira yang alami penderitaan. Tetapi yang menariknya bahwa mereka tetap tabah mengalami semuanya. Dari manakah kesabaran dan ketabahan yang mereka miliki itu? Itu semua datang dari Tuhan. Tuhan tetap menyertai mereka dalam situasi apapun. Karena itu, bagi mereka yang mau melayani Tuhan janganlah takut, Tuhan selalu menyertai kalian dan Dia sangat mencintai kalian. 

Marilah saudara-saudari... Kita berdoa semoga Tuhan senantiasa mencintai dan mendampingi kita serta memberi kita kekuatan agar di saat kita ditantang kita tidak lari dan jatuh dalam godaan, sebaliknya tetap setia pada Tuhan yang selalu mencintai kita.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!