Bacaan Liturgi
Hari Biasa, Pekan Biasa XI
PW S. Aloisius Gonzaga, Biarawan
Bacaan Injil
Mat 6:19-23
Di mana hartamu berada, di situ pula hatimu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus,"Janganlah kalian mengumpulkan harta di bumi; ngengat dan karat akan merusakkannya, dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga. Di surga ngengat dan karat tidak merusakkannya, dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu.Jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu."
Demikianlah Injil Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI
Hari Biasa, Pekan Biasa XI
PW S. Aloisius Gonzaga, Biarawan
Bacaan Injil
Mat 6:19-23
Di mana hartamu berada, di situ pula hatimu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus,"Janganlah kalian mengumpulkan harta di bumi; ngengat dan karat akan merusakkannya, dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga. Di surga ngengat dan karat tidak merusakkannya, dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu.Jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu."
Demikianlah Injil Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI
Jumat, 21 Juni 2019
RP Fredy Jehadin, SVD
Tema: Olahlah Harta Dan Kekayaan Duniawi Atas Dasar Iman!
Tema: Olahlah Harta Dan Kekayaan Duniawi Atas Dasar Iman!
Matius 6: 19 - 23
Saudara-saudari... Injil hari ini mengingatkan saya akan seorang dokter gigi. Selain bekerja di RS umum, dia juga membuka praktek di sore hari di rumahnya. Ia mengakui bahwa ia punya rumah pribadi, mobil dan uang. Tetapi sayangnya semua kekayaan duniawi itu tidak membuatnya bahagia. Dia selalu merasa ada kekurangan dalam hidupnya. Pada suatu sore, pada hari Minggu, dengan mobilnya dia keluar rumah. Tibalah ia di salah satu tempat, di sana terbentang satu kain bertuliskan promosi panggilan: “Kalau mau menjadi misionaris bergabunglah dengan kami.” Tulisan itu sungguh mengganggu pikiran dan perasaannya. Dia mendekati tulisan itu dan di sana ada pintu gerbang. Dia masuk dan tanya satpam: “Di mana saya bisa mendapat informasi tentang tulisan ini?” Satpam langsung menghantarnya ke kantor Direktur Panggilan. Sesudah bertemu dengan Direktur Panggilan dan mendapat brosur tentang Serikat Sabda Allah, dia pulang ke rumahnya dengan penuh sukacita. Dia merasa sangat tertarik untuk bergabung. Sesudah memikirkan secara matang, dia menulis surat lamaran masuk. Lamarannya diterima. Sebelum dia mengikrarkan kaul-kaul kebiaraan, dia kembali ke keluarganya dan menyerahkan harta miliknya kepada keluarga dan merangkul kekayaan baru, yaitu iman akan Yesus dan bekerja sesuai dengan kehendak Tuhan. Sesudah 6 tahun di seminari, dia ditahbiskan imam. Kini Dia bekerja sebagai imam sekaligus merangkap dokter gigi. Bekerja untuk Yesus dianggapnya satu kekayaan yang tidak akan rusak dimakan ngengat.
Saudara-saudari... Kekayaan duniawi gampang sekali mengelabui mata iman kita. Kalau kita tidak fokus pada Dia yang adalah sumber segala kekayaan, maka kehidupan jiwa kita akan rusak dan terjerumus dalam kegelapan untuk selamanya.
Hari ini Yesus mengajak kita untuk kembali menilai dan mengevaluasi cara pandang kita akan harta dan kekayaan kita. Kalau kita selalu menganggap bahwa kekayaan duniawi adalah karena hasil dari usaha kita semata, maka kita akan menganggap diri sebagai tuan atas kekayaan dan harta itu. Selanjutnya kita akan bertingkah-laku sewenang-wenang akan harta dan kekayaan itu. Tetapi kalau cara pandang kita, bahwa kekayaan dan harta itu adalah milik Tuhan, dan Tuhan sudah memberkati usaha kita dan membiarkan kita memperoleh harta dan kekayaan itu dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan kita selama kita hidup di dunia ini, maka kita akan selalu sadar dan tahu berterima kasih serta bersyukur kepada Tuhan, yang adalah sumber segalanya.
Marilah saudara-saudari... Manfaatkanlah mata iman kita untuk melihat dan mengolah harta kekayaan duniawi itu. Sadarlah selalu, bahwa harta dan kekayaan duniawi adalah milik Tuhan. Karena itu, olahlah kekayaan dan harta duniawi atas dasar iman. Dengan mengolah kekayaan dan harta duniawi atas dasar iman, maka kita tidak akan kehilangan arah.
Kita berdoa semoga Tuhan senantiasa memancarkan Roh Kudus-Nya ke atas kita, agar kita senantiasa mengalami terang sehingga kita sanggup mengolah harta duniawi sesuai dengan kehendak Tuhan.
Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!
Saudara-saudari... Injil hari ini mengingatkan saya akan seorang dokter gigi. Selain bekerja di RS umum, dia juga membuka praktek di sore hari di rumahnya. Ia mengakui bahwa ia punya rumah pribadi, mobil dan uang. Tetapi sayangnya semua kekayaan duniawi itu tidak membuatnya bahagia. Dia selalu merasa ada kekurangan dalam hidupnya. Pada suatu sore, pada hari Minggu, dengan mobilnya dia keluar rumah. Tibalah ia di salah satu tempat, di sana terbentang satu kain bertuliskan promosi panggilan: “Kalau mau menjadi misionaris bergabunglah dengan kami.” Tulisan itu sungguh mengganggu pikiran dan perasaannya. Dia mendekati tulisan itu dan di sana ada pintu gerbang. Dia masuk dan tanya satpam: “Di mana saya bisa mendapat informasi tentang tulisan ini?” Satpam langsung menghantarnya ke kantor Direktur Panggilan. Sesudah bertemu dengan Direktur Panggilan dan mendapat brosur tentang Serikat Sabda Allah, dia pulang ke rumahnya dengan penuh sukacita. Dia merasa sangat tertarik untuk bergabung. Sesudah memikirkan secara matang, dia menulis surat lamaran masuk. Lamarannya diterima. Sebelum dia mengikrarkan kaul-kaul kebiaraan, dia kembali ke keluarganya dan menyerahkan harta miliknya kepada keluarga dan merangkul kekayaan baru, yaitu iman akan Yesus dan bekerja sesuai dengan kehendak Tuhan. Sesudah 6 tahun di seminari, dia ditahbiskan imam. Kini Dia bekerja sebagai imam sekaligus merangkap dokter gigi. Bekerja untuk Yesus dianggapnya satu kekayaan yang tidak akan rusak dimakan ngengat.
Saudara-saudari... Kekayaan duniawi gampang sekali mengelabui mata iman kita. Kalau kita tidak fokus pada Dia yang adalah sumber segala kekayaan, maka kehidupan jiwa kita akan rusak dan terjerumus dalam kegelapan untuk selamanya.
Hari ini Yesus mengajak kita untuk kembali menilai dan mengevaluasi cara pandang kita akan harta dan kekayaan kita. Kalau kita selalu menganggap bahwa kekayaan duniawi adalah karena hasil dari usaha kita semata, maka kita akan menganggap diri sebagai tuan atas kekayaan dan harta itu. Selanjutnya kita akan bertingkah-laku sewenang-wenang akan harta dan kekayaan itu. Tetapi kalau cara pandang kita, bahwa kekayaan dan harta itu adalah milik Tuhan, dan Tuhan sudah memberkati usaha kita dan membiarkan kita memperoleh harta dan kekayaan itu dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan kita selama kita hidup di dunia ini, maka kita akan selalu sadar dan tahu berterima kasih serta bersyukur kepada Tuhan, yang adalah sumber segalanya.
Marilah saudara-saudari... Manfaatkanlah mata iman kita untuk melihat dan mengolah harta kekayaan duniawi itu. Sadarlah selalu, bahwa harta dan kekayaan duniawi adalah milik Tuhan. Karena itu, olahlah kekayaan dan harta duniawi atas dasar iman. Dengan mengolah kekayaan dan harta duniawi atas dasar iman, maka kita tidak akan kehilangan arah.
Kita berdoa semoga Tuhan senantiasa memancarkan Roh Kudus-Nya ke atas kita, agar kita senantiasa mengalami terang sehingga kita sanggup mengolah harta duniawi sesuai dengan kehendak Tuhan.
Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!