Kamis, 31 Oktober 2019

Siro Jumat, 1 November 19

Bacaan Liturgi

HR Semua Orang Kudus

Bacaan Injil
Mat 5:1-12a

Bersukacita dan bergembiralah, karena besarlah ganjaranmu di surga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa ketika melihat banyak orang yang datang, Yesus mendaki lereng sebuah bukit. Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya. Lalu Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya, 
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. 
Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
Berbahagialah orang yang murah hati, karena mereka akan beroleh kemurahan.
Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. 
Berbahagialah kamu, jika demi Aku kamu dicela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat; bersukacita dan bergembiralah, karena besarlah ganjaranmu di surga."

Demikianlah Injil Tuhan.

=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                    
Jumat, 01 Nopember 2019                                                                                                                  
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Mulailah Hidup Suci Sekarang Juga, Janganlah Ditunda-Tunda!                                        Matius 5: 1-12a

Saudara-saudari…Pada hari ini Gereja merayakan Hari Raya semua orang Kudus. Siapa saja orang kudus itu? Mereka adalah saudara-saudari kita, yang hidup bersama Tuhan dalam surga. Di antara mereka ada yang sudah diakui secara resmi oleh gereja sebagai orang kudus, tetapi ada begitu banyak penghuni surga yang belum diakui oleh gereja secara resmi, tetapi kita percaya bahwa mereka juga adalah orang kudus. Di antara mereka-mereka itu, mungkin orangtua kita, kakek nenek kita, saudara-saudari kandung kita. Pada hari ini kita menyampaikan syukur kepada Tuhan karena berkat kesetiaan, iman dan perbuatan mereka, Tuhan sudah mengganjari mereka kebahagiaan abadi bersama Dia dalam kerajaan surga. Kita juga meminta para kudus di surga agar selalu mendoakan kita dan semoga berkat doa mereka kita pun selalu teguh dalam iman dan setia menjalankan perintah Tuhan sehingga kelak kita pun boleh bersatu bersama mereka dalam kerjaan surga.  

Bagaimana mereka bisa menjadi kudus? 1) Karena selama hidup di dunia ini, mereka selalu merasa bergantung pada Allah dan selalu percaya padaNya. Kata Yesus: “Berbahagialah orang miskin di hadapan Allah.” Jadi barangsiapa yang selalu bergantung pada Allah, maka mereka akan bahagia, akan jadi kudus. 2) Karena mereka selalu alami banyak penderitaan demi iman akan Kristus. Kata Yesus: “Berbahagialah mereka yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.” Jadi barangsiapa yang selalu menderita karena iman, maka mereka akan dihibur untuk selamanya. 3) Karena mereka selalu murah hati selama hidupnya; selalu menolong orang sakit, orang miskin dan yang terlantar. Kata Yesus: “Berbahagialah orang yang murah hati, karena mereka akan beroleh kemurahan.” 4) Karena mereka selalu mengikuti perintah dan kehendak Allah. Hati mereka selalu suci. 5) Karena selama hidup di dunia ini, mereka selalu promosikan perdamaian, keadilan dan kebenaran dan mereka pun siap menderita karena tugas mulia itu.  

Jadi kalau kita rindu mau menjadi orang kudus kelak dan hidup bersama Tuhan dalam kerajaanNya, maka hayatilah dan amalkanlah nilai-nilai Injil dalam hidup harian kita mulai saat ini juga, jangan ditunda-tunda! Dalam situasi apa pun kita harus selalu percaya teguh pada Tuhan, siap memikul salib demi iman akan Kristus, selalu murah hati kepada yang miskin dan menderita, hidup suci, berani tampil membawa perdamaian dan siap berkorban demi keadilan dan kebenaran.
     
Marilah saudara-saudari... Mulailah hidup suci sekarang ini juga, jangalah ditunda-tunda agar kelak kita layak bergabung dalam persekutuan para kudus di surga. 

Kita memohon para orang kudus dan Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin.

Rabu, 30 Oktober 2019

Siro Kamis, 31 Oct 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXX

Bacaan Injil
Luk 13:31-35

Tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh di luar Yerusalem.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus, "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau." 

Jawab Yesus kepada mereka, "Pergilah, dan katakanlah kepada si serigala itu, 'Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang pada hari ini dan esok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai. Tetapi hari ini dan esok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem.' 

Yerusalem, Yerusalem, engkau membunuh nabi-nabi dan merajam orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti  induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayap, tetapi  kalian tidak mau.

Sungguh, rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi! Tetapi Aku berkata kepadamu, kalian tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kamu berkata, 'Teberkatilah Dia yang datang atas nama Tuhan'."

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                       Kamis, 31 Oktober 2019                                                                                                                       RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Rencana Dan Kehendak Tuhan Harus Selalu Dijalankan!                                                     Lukas 13: 31 - 35

Saudara-saudari… Kalau kita ikuti kisah perjalanan hidup Yesus Kristus selama di dunia ini, semuanya berpedoman pada rencana dan kehendak Tuhan, bukannya pada rencana dan kehendak manusia. Berawal dari berita gembira dari Malaikat Tuhan kepada Maria. Malaikat Gabriel katakan kepada Maria:  “Engkau  akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.” (Lukas 1: 31) Mendengar perkataan Malaikat itu Maria bingung dan bertanya: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Jawab Malaikat: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau.” Lukas 1: 31 – 35). Dari kisah ini, sangat jelas bahwa kelahiran Yesus Kristus bukanlah rencana dan kehendak manusia tetapi rencana dan kehendak Tuhan. Maria harus pasrah dan menjalankannya.  Kemudian sewaktu Yusuf menemukan Maria mengandung sebelum mereka hidup sebagai suami istri. Yusuf punya rencana untuk menceraikan Maria secara dia-diam, tetapi tiba-tiba sewaktu tidur Yusuf mendapat penglihatan dalam mimpi. Malaikat berkata kepadanya: “Yusuf anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.” (Matius 1: 20).   Sekali lagi rencana dan kehendak Tuhan harus dijalankan oleh Yusuf. Sewaktu Yesus berumur 12 tahun. Orangtuanya mencari Yesus selama 3 hari. Sewaktu menemukan dia dalam Bait Suci, Maria, ibunya bertanya kepadaNya: “Nak, mengapa Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.”Jawab Yesus: “Mengapa kamu mencari Aku? Tidak tahukah kamu, bahwa Aku harus berada dalam rumah BapaKu? (Lukas 2: 48 – 49). Lagi-lagi kita melihat rencana dan kehendak Tuhan harus diutamakan. 

Saudara-saudari… Kisah Injil hari ini juga mau mewartakan kepada kita betapa taatnya Yesus kepada rencana dan kehendak Bapa-Nya. Orang Farisi berkata kepadanya: “Pergilah, tinggalkan tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau!” Kita tidak tahu, apakah ajakan orang Farisi ini keluar dari rasa prihatin, kehendak baik akan hidup Yesus, atau mau menakut-nakuti Yesus agar Yesus keluar dari wilayah mereka? Apa pun rencana dan kehendak mereka, Yesus tetap focus pada tugasnya; Ia tetap mau menjalankan rencana dan kehendak Tuhan. Karena itu Ia berkata: “Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang… Aku harus meneruskan perjalananKu, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem.”  Bagi Yesus, rencana dan kehendak Tuhan harus selalu menjadi prioritas. 

Bagaimana dengan kita? Apa rencana dan kehendak Tuhan untuk kita? Rencana dan kehendak Tuhan adalah menjalankan Perintah dan Ajaran-Nya.  Apakah Perintah dan Ajarannya selalu menjadi priortitas dalam hidup kita? Apakah nilai-nilai Injil: saling mengasihi, mengampuni, menghargai, menolong, hidup jujur, rendah hati dan taat selalu kita hayati dan amalkan dalam hidup kita? 

Marilah saudara-saudari… Prioritaskanlah dan jalankanlah rencana dan kehendak Tuhan dalam hidup kita, maka Kerajaan Surga dan keselamatan abadi akan menjadi milik kita. 

Kita mohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Selasa, 29 Oktober 2019

Siro Rabu, 30 October 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXX

Bacaan Injil
Luk 13:22-30

Mereka datang dari timur dan barat, dan akan duduk makan di dalam kerajaan Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar. Maka bertanyalah orang kepada-Nya, "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?"

Jawab Yesus kepada orang-orang di situ, "Berusahalah masuk melalui pintu yang sempit itu! Sebab Aku berkata kepadamu, 'banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan menutup pintu, kalian akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata, 'Tuan, bukakan pintu bagi kami.' Tetapi dia akan berkata, 'Aku tidak tahu dari mana kalian datang.' Maka kalian akan berkata, 'Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu, dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami.' 

Tetapi ia akan berkata, 'Aku tidak tahu dari mana kalian datang. Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kalian semua yang melakukan kejahatan!' Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kalian melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi ada di dalam Kerajaan Allah, tetapi kalian sendiri dicampakkan ke luar. Dan orang akan datang dari Timur dan Barat, dari Utara dan Selatan, dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Ingatlah, ada orang terakhir yang akan menjadi terdahulu, dan ada orang terdahulu yang akan menjadi yang terakhir." 

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                    
Rabu, 30 Oktober 2019                                                                                                                      
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Berjuanglah Dan Bekerja Keraslah Selalu Bersama Tuhan!                                                   Lukas 13:22 - 30

Saudara-saudari... Kisah Injil hari ini mengingatkan saya akan pengalaman hidup St. Rita. Semasa mudanya dia rindu sekali mau menjadi suster, tetapi karena taat kepada orang tuanya, yang sudah mengatur perkawinannya dengan seorang pemuda, maka dia terpaksa menikah dengan pemuda itu. Pernikahan mereka cuma 18 tahun. Suaminya penjudi dan pemabuk. Selama 18 tahun Rita berdoa untuk pertobatan suaminya. Pada suatu malam, suaminya dipukul oleh sekelompok pengaco. Ia pulang ke rumah berlumuran darah. Ia berlutut di depan istrinya dan memohon maaf atas kesalahannya. Sesudahnya ia meninggal dalam keadaan damai.  
Kehebatan St. Rita adalah kesediaannya untuk menerima suami apa adanya. Dia tidak membencinya, tetapi merasa kasihan dengannya, karena itu ia selalu berdoa untuknya. Kedua anaknya mau membalas dendam kepada mereka yang memukul ayah mereka, tetapi Rita, ibu mereka, menghalangi kemauan buruk mereka. Rita berdoa agar kedua anaknya tidak terjerat oleh godaan setan. Keduanya jatuh sakit dan meninggal. 
Sesudah suami dan anak-anaknya pergi untuk selamanya, atas persetujuan uskup setempat, Rita masuk biara. Rita sungguh mencintai panggilannya untuk menjadi biarawati. Doanya didengar Tuhan. Perjalanan hidupnya ibarat berjuang masuk melalui Pintu yang sesak. Berkat doa, ketekunan dan kesabaran akhirnya cita-citanya tercapai juga. Semoga kehidupan St. Rita menjadi inspirasi hidup kita semua, khususnya bagi keluarga yang mungkin alami hal yang sama. Mendoakan pasangan hidup adalah sangat penting. Dalam berdoa dan bertingkah biarkanlah cinta selalu mendasari hidup keluarga, bukanya kebencian!

Saudara-saudari... Hari ini Yesus mengajak kita untuk berjuang masuk melalui Pintu yang sesak. Semua kesuksesan selalu diperoleh lewat kerja keras. Untuk memperoleh kebahagiaan hidup juga melewati kerja keras. Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Kalau kita selalu rindu masuk surga, maka berjuanglah dan bekerja keraslah dari sekarang, kendalikanlah kemauan diri sendiri, tetapi kerjakanlah apa yang diperintahkan Tuhan.  

Saudara-saudari …. Menjadi orang Kristen tidaklah cukup menerima Sakramen Permandian, tetapi kita harus menjalankan tugas dan kewajiban kita sebagai orang Kristen, yaitu mewartakan Kristus lewat cara hidup kita. Itu berarti hidup mengikuti contoh hidup Yesus Kristus lewat promosikan cintakasih bukannya kebencian, promosikan perdamaian bukannya peperangan, promosikan persatuan dan harmoni bukannya perceraian dan percecokan, promosikan saling menghargai bukannya saling menginjak. 

Marilah saudara-saudari... Berjuanglah dan bekerja keraslah bersama Tuhan setiap hari. Bersama Tuhan pasti kita sanggup masuk melewati pintu yang sesak. 
Kita berdoa, semoga Tuhan selalu menguatkan iman kita dan biarkan pikir dan hati kita selalu fokus pada-Nya sehingga apa yang kita dambakan bisa tercapai.  

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Senin, 28 Oktober 2019

Siro Selasa, 29 October 19

Bacaan Liturgi 

Hari Biasa, Pekan Biasa XXX

Bacaan Injil
Luk 13:18-21

Biji itu tumbuh dan menjadi pohon.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Ketika mengajar di salah satu rumah ibadat, Yesus bersabda, "Kerajaan Allah itu seumpama apa? Dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya. Biji itu tumbuh dan menjadi pohon, dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya."

Dan Yesus berkata lagi, "Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? Kerajaan Allah itu seumpama ragi, yang diambil seorang wanita dan diaduk-aduk ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai seluruhnya beragi."

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                      Selasa, 29 Oktober 2019                                                                                                                    
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Jadilah Manusia Yang Berguna Bagi Orang Lain!                                                   
Lukas 13:18- 21

Saudara-saudari... Hari ini Yesus berkata: “Kerajaan Allah itu seumpama sesawi yang ditaburkan orang di kebunnya. Biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya”. Lewat perumpamaan ini, Yesus mau mengajarkan kita, bahwa dalam kerajaan Allah itu terdapat kebajikan-kebajikan yang baik, yang punya kemampuan yang bisa mempengaruhi hidup orang lain. Kebajikan-kebajikan itu antara lain: cinta kasih, perdamaian, keharmonisan, saling menghargai, saling meneguhkan, saling memuji dan saling mempercayai. Kalau kebajikan-kebajikan ini ditaburkan ke dalam hati dan pikiran manusia dan manusia menanggapinya dengan baik dan dengan sangat serius, memeliharanya dengan baik dan membiarkannya bertumbuh dengan baik, maka pribadi, yang menanggapinya itu akan menjadi pribadi yang baik dan kuat; pribadi yang penuh kasih, suka damai, selalu promosikan keharmonisan, menghargai sesama, suka meneguhkan sesama dan mempercayai.  
Sama halnya dengan ragi. Dalam ragi itu ada kemampuan untuk mempengaruhi tepung terigu. Kalau ragi itu diaduk-aduk ke dalam tepung terigu sampai rata dan membiarkannya berkembang tanpa diganggu, maka adonan tepung terigu itu akan membesar. 

Saudara-saudari... Setiap kita punya talenta dan kemampuan. Talenta dan kemampuan kita kalau dimanfaatkan dengan baik pasti bisa mempengaruhi orang lain. Tutur kata dan contoh hidup kita yang baik pasti bisa menginspirasi kehidupan orang lain; Kebaikan kita akan sangat mempengaruhi kehidupan sesama kita. Tetapi betapa sering kita lupa, bahwa tutur kata dan kebaikan kita akan sangat mempengaruhi orang lain. Karena itu promosikan kebaikan dan jauhilah keburukan. 

Sampai sekarang saya masih ingat nasihat pastor pembimbingku sewaktu saya masih di Seminari Tinggi. Katanya: kunci kedamaian ada dalam diri setiap pribadi. Kalau anda mau hidup aman dan damai, mulailah dengan diri anda sendiri.  Nasihatnya ini selalu saya amalkan dalam hidup harianku. Contoh konkritnya: sewaktu saya mau tidur, kalau tetangga saya membunyikan music dengan volume tinggi, maka reaksi awal saya, saya harus pergi ingatkan tetangga saya untuk perkurangkan volumenya. Tetapi kemudian saya berpikir, bagaimana kalau tetangga saya tidak mau mendengarkan saya? Kemudian, saya merubah sikap. Saya harus menerima musik itu, mendengarkannya dengan baik dan biarkan music itu mengiringi tidurku. Dengan menerapkan sikap seperti ini, maka saya alami rasa damai dan saya pun bisa tidur dengan aman dan nyenayk. Itulah buah nasihat dari pastor pembimbingku, yang sudah bertumbuh kembang dalam hidupku. Dia sudah menjadi manusia berguna bagi hidupku.
  
Marilah saudara-saudari… jadilah pribadi-pribadi yang berguna bagi orang lain. Manfaatkanlah talenta dan kemampuan yang kita miliki demi kebaikan sesama. Jauhkanlah sifat-sifat negatip yang secara tidak langsung bisa merusakan orang lain. 

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin.

Minggu, 27 Oktober 2019

Siro Senin, 28 October 19

Bacaan Liturgi

Pesta S. Simon dan Yudas, Rasul

Bacaan Injil
Luk 6:12-19

Yesus memilih dari antara murid-murid-Nya dua belas orang yang disebut-Nya rasul.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Sekali peristiwa, Yesus mendaki sebuah bukit untuk berdoa. Semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Keesokan harinya, ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang yang disebut-Nya rasul. Mereka itu ialah: Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus,  Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.

Lalu Yesus turun bersama mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar. Di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya, dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem, dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Mereka datang untuk mendengarkan Dia  dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan. Dan orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena dari pada-Nya keluar suatu kuasa, dan semua orang itu disembuhkan-Nya.

Demikianlah Injil Tuhan.
====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   
Senin, 28 Oktober 2019                                                                                                                     
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Rajin, Berani Dan Siap Mati Demi Kristus!                                                                              Lukas 6: 12 - 19

Saudara-saudari… Hari ini kita merayakan pesta St. Simon dan St. Yudas, Rasul. Mengapa dirayakan pada hari yang sama? Kemungkinan karena nama keduanya selalu disebutkan serentak berurutan dalam Injil-Injil Sinoptik (Matius 13: 55, Markus 3:18 dan Lukas 6:16) dan karena keduanya sama-sama mengalami nasib sebagai martir di negeri Persia (sekarang Iran). Simon dijuluki ‘si Zelot’, yang artinya ‘yang rajin’, ‘yang meluap semangatnya’dalam mempelajari dan mentaati Hukum Taurat Yahudi. Gelaran ini diberikan juga barangkali karena ia termasuk salah seorang penganut aliran Zelot (lihat Markus 3: 18) yang sangat fanatic berpegang teguh pada Taurat dan yang turut ambil bagian dalam pemberontakan melawan penjajah Romawi tahun 67 – 70. Ia orang Kanaan yang dipanggil Yesus menjadi RasulNya. Dalam tradisi Barat yang tertera di dalam liturgi Romawi disebutkan bahwa Simon pernah mewartakan Injil di Mesir, kemudian bergabung dengan Yudas pergi ke Mesopotamia, dan dari sana mereka pergi sebagai misionaris ke negeri Persia, Iran hingga menemui ajalnya sebagai martir bersama Yudas. 
Yudas, yang disebut juga Tadeus artinya ‘yang berani’ adalah saudara rasul Yakobus. Tradisi mengakui bahwa dia adalah penulis Surat Yudas, yang berisi dorongan semangat dan peneguhan kepada umat Kristen yang berada dalam krisis akhlak pada masa itu. Menurut tradisi, Yudas mewartakan Injil di Mesopotamia sebelum bergabung bersama Simon di Persia, di mana keduanya bersama-sama menemui ajal sebagai martir Kristus. Santo Yudas dihormati Gereja sebagai pelindung bagi orang-orang yang mengemban tugas-tugas yang sulit. 
St. Simon dan St. Yudas adalah Rasul Kristus yang rajin mewartakan Injil Kristus; berani membela ajaran Kristus dan bersedia mati demi iman akan Kristus.

Saudara-saudari… Kalau keduabelas para rasul dipilih khusus oleh Kristus untuk mewartakan InjilNya, dan hampir semuanya, kecuali Yudas Iskariot, begitu setia pada Kristus dan malah berani menyerahkan diri untuk mati demi Kristus, yang diimaninya, bagaimana dengan kita? Sebagai pengikut Kristus, apakah kita pun punya sikap dan keberanian yang sama?  Menjadi murid Kristus yang setia dan bertanggungjawab serta berani memperjuangkan nilai-nilai Injil di zaman sekarang adalah tidak muda, tetapi bukan berarti tidak mungkin. 

Marilah saudara-saudari… Sebagai murid Kristus yang setia dan bertanggungjawab, kita pun harus selalu siap sedia menghadapi tantangan zaman dan tetap berani membela iman akan Kristus dalam mempertahankan nilai-nilai Injil meskipun jiwa-raga kita akan sangat terancam. 
Bersama Kristus pasti kita selalu sanggup menghadapi apa pun bentuk tantangan hidup kita! 

Kita memohon Bunda Maria dan St. Simon dan Yudas untuk mendoakan kita. Amen!

Siro Minggu, 27 October 19

Bacaan Liturgi 

Hari Minggu Biasa XXX

Bacaan Injil
Luk 18:9-14

Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya, sebagai orang yang didenarkan Allah, sedang orang Farisi itu tidak.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Sekali peristiwa Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang satu adalah orang Farisi, dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain; aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini! Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.

Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.

Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan."

Demikianlah Injil Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                
Minggu, 27 Oktober 2019                                                                                                                    
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Rendah Hati Dan Selalu Mohon Belaskasihan Tuhan!                                                            Lukas 18: 9 - 14

Saudara-saudari…Hari Minggu, 20 Oktober 2019, seorang Bapa menegur misdinar sewaktu dia memberi pengumuman sehabis doa penutup waktu Misa. Saya merasa tidak enak karena teguran itu terjadi dalam Gereja dan Misa belum selesai, belum berutusan dan berkat akhir. Teguran di depan umum pasti membuat perasaan anak-anak sangat tergaggu. Apa lagi mereka duduk di samping altar, di depan orang banyak. Mengapa tidak bersabar dan mengundang mereka ke kantor dan nasihati mereka dengan baik? Apakah anak-anak melakukan suatu perbuatan yang sangat mengganggu kehikmatan perayaan Misa? Apakah kita orang dewasa sungguh kusuk berdoa di hadapan Tuhan tanpa gangguan setan dibandingkan dengan anak-anak?  Ke manakah konsentrasi si bapa itu selama Misa? Pada Tuhan atau pada anak-anak Misdinar? 

Saudara-saudari… Injil hari ini mengingatkan kita akan tingkah-laku kita di hadapan Tuhan. Siapakah kita di hadapan Tuhan? Apakah kita orang Farisi atau pemungut cukai? Dalam berdoa, orang Farisi memuji dirinya di depan Tuhan dan menganggap pemungut cukai, orang berdosa. Orang Farisi sudah menjadi hakim untuk dirinya dan untuk pemungut cukai. Sementara pemungut cukai tidak melibatkan siapa-siapa dalam berdoa, kecuali focus pada Tuhan dan menganggap dirinya orang berdosa. Ia berdoa memohon belaskasihan Tuhan untuk mengampuni dosanya. Menurut Yesus, sikap pemungut cukai ini sangat berkenan pada Tuhan dibandingkan dengan orang Farisi. 

Sebagai murid Kristus, kita sudah seharusnya mengikuti ajaran Kristus dan ajaran Gereja. Dengan mengikuti ajaran Kristus dan Gereja dengan baik, kita pasti akan merasa bahagia dan nyaman dalam berelasi dengan Tuhan dan sesama. Tetapi betapa sering terjadi kepincangan dalam pengamalannya. Orang yang merasa diri ‘setia’mengikuti ajaran Kristus dan Gereja sering menganggap diri lebih hebat dari pada orang lain, dan merasa layak di depan Tuhan. Betapa sering mereka menganggap diri kudus dan orang lain dianggapnya orang berdosa. Karena selalu ‘setia’mengikuti Misa dan tekun mengikuti ajaran gereja, maka selalu ada tendensi mengeritik orang lain. Sering menjadikan diri sendiri sebagai tolok ukur untuk orang lain. Dengan bertingkah demikian, secara tidak sadar, mereka sudah terjebak dalam cara hidup seperti orang Farisi. 

Saudara-saudari… Menurut Yesus, cara berdoa yang paling berkenan kepada Tuhan adalah: pertama-tama kita harus memuji dan memuliakan Tuhan, kemudian baru kita ungkapkan apa yang kita butuhkan kepada Tuhan, tetapi bukannya melaporkan keburukan orang lain dan memuji kehebatan diri sendiri.

Marilah saudara-saudari… Rendah hatilah selalu di hadapan Tuhan dan mohonlah belaskasihan dan pengampunan Tuhan, agar kita layak disebut murid-murid Kristus. 

Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan, sadarkalah kami agar selalu rendah hati dan tergerak untuk selalu memohon belaskasihan dan pengampunan-Mu. Dalam nama Kristus, kami berdoa. Amen!

Siro Sabtu, 26 October 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX

Bacaan Injil
Luk 13:1-9

Jikalau kalian semua tidak bertobat, kalian pun akan binasa dengan cara demikian.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada waktu itu beberapa orang datang kepada Yesus dan membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang dibunuh Pilatus, sehingga darah mereka tercampur dengan darah kurban yang mereka persembahkan. Berkatalah Yesus kepada mereka, "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya daripada semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian." Kemudian Yesus menceriterakan perumpamaan ini, "Ada seorang mempunyai pohon ara, yang tumbuh di kebun anggurnya. Ia datang mencari buah pada pohon itu, tetapi tidak menemukannya. Maka berkatalah ia kepada pengurus kebun anggur itu, 'Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara itu namun tidak pernah menemukannya. Sebab itu tebanglah pohon ini. Untuk apa pohon itu hidup di tanah ini dengan percuma?' 

Pengurus kebun anggur itu menjawab, 'Tuan, biarkanlah pohon ini tumbuh selama setahun ini lagi. Aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya. Mungkin tahun depan akan berbuah. Jika tidak, tebanglah'!" 

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   
Sabtu, 26 Oktober 2019                                                                                                                                   
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Bertobatlah Dan Akuilah Dosa Kita Sebelum Terlambat!                                                      Lukas 13: 1-9

Saudara-saudari.... Hari ini kita mendengar bahwa ada orang membawa kabar kepada Yesus bahwa ada orang Galilea dibunuh oleh Pilatus dan darah mereka tercampur dengan darah korban yang mereka persembahkan. Menurut konsep orang Yahudi, bahwa darah orang bersalah kalau tercampur dengan darah korban persembahan, maka darah persembahan itu menjadi najis. Tetapi Yesus menantang mereka, katanya: Bukan darah itu yang paling penting, yang paling penting dan sangat fundamental adalah orang harus bertobat. Yesus juga berkata: “Setiap pribadi bertanggungjawab atas aktivitas dirinya.”  Dosa yang dibiarkan tumbuh dan tidak dibersihkan adalah ibarat kanker yang pelan-pelan menggerogoti jiwa kita dan kita akan mati. Kalau kita tidak mengakui dosa itu berarti kita dengan sengaja membawa jiwa kita kepada kehancuran total untuk selamanya. Karena itu bertobatlah dan akuilah dosa kita sebelum terlambat!

Selanjutnya Yesus mengemukakan satu perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah. Pohon ara adalah pohon yang selalu memberi kehidupan bagi bangsa Palestina. Pohon ara biasanya sudah menghasilkan buah sesudah umur tiga tahun. Orang selalu merindukan bahwa sesudah tiga tahun pemiliknya sudah bisa memetik panen. Tetapi kalau seandainya sesudh tiga tahun tidak menghasilkan buah maka tuannya akan memotongnya supaya pohon yang di sekitarnya bisa bertumbuh segar dan menghasilkan buah banyak.

Perumpamaan ini mau menceriterakan kehidupan orang Yahudi. Orang Yahudi adalah umat pilihan Allah. Secara potensial mereka bisa menghasilkan buah yang baik, menjadi umat Allah yang setia dan bertanggungjawab. Tetapi kalau mereka tidak setia dan berlaku tidak sesuai dengan kehendak Allah itu berarti mereka sama sekali tidak berguna bagi Allah. Pada pengadilan akhir jiwa mereka akan dibakar dalam api Neraka.

Yang menarik dari ceritera perumpaam ini adalah bahwa penjaga kebun meminta agar pohon ara ini jangan ditebang secepatnya. Ia mau beri perhatian khusus kepadanya, menyiraminya, memberi pupuk padanya. Penjaga kebun mau berbuat sesuatu yang baru. Lewat perumpaan ini kita bisa melihat kesabaran Tuhan akan pohon ara. Tuhan tetap memberi dia kesempatan untuk hidup, dan kesempatan itu harus diisi dengan satu kegiatan yang menghasilkan buah. 
Pesan perumpamaan ini sangat jelas. Kadang kita seperti pohon Ara yang tidak berbuah. Tuhan itu selalu sabar dengan kita. Betapa sering Tuhan memberi kita kesempatan untuk memperbaiki diri agar kita bisa menghasilkan buah. Rekonsiliasi dengan Tuhan dan sesama adalah sangat penting buat pertumbuhan rohani dan psikologis kita. Bathin yang bersih akan selalu mendatangkan rasa damai dan kenyamanan dalam berelasi entah dengan Tuhan maupun sesama.

Semasih kita hidup, manfaatkanlah kesempatan dengan baik. Kalau kita jatuh dalam dosa, bertobatlah dan akuilah dosa kita, jangan menunda kesempatan. Kita tidak tahu kalau masih ada hari esok untuk kita. Kadang setan selalu bermain dengan pikiran dan hati kita. Dia akan selalu katakan: “Besok saja baru pergi mengaku, hari ini anda masih ada kegiatan lain.” Bagaimana kalau kita katakan kepada Setan: “Saya pergi mengaku dosa dulu kemudian saya akan teruskan dengan kegiatanku!” 

Marilah saudara-saudari… Semasih kita diberi kesempatan, buatlah banyak kebaikan. Kalau kita jatuh dalam dosa, bertobatlah dan akuilah dosa kita sebelum terlambat! 

Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan, sadarkalah kami agar kami selalu manfaatkan banyak waktu untuk berbuat baik, dan kalau kami jatuh sadarkanlah kami untuk bertobat dan akui kesalahan kami. Dalam nama Kristus, kami berdoa.  Amin.

Kamis, 24 Oktober 2019

Siro Jumat, 25 Oct 2019

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX

Bacaan Injil
Luk 12:54-59

Kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit, tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini?

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada orang banyak, "Apabila kalian melihat awan naik di sebelah barat, segera kalian berkata, 'Akan datang hujan.' Dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kalian melihat angin selatan bertiup, kalian berkata, 'Hari akan panas terik.' Dan hal itu memang terjadi.Hai orang-orang munafik, kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit, tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini? Dan mengapa engkau tidak memutuskan sendiri apa yang b enar?

Jika engkau dengan lawanmu pergi menghadap penguasa, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan. Jangan sampai ia menyeret engkau kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya, dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara.

Aku berkata kepadamu, 'Engkau takkan keluar dari sana, sebelum melunasi hutangmu'."

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                
Jumat, 25 Oktober 2019                                                                                                                   
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Iman Dan Tanda-Tanda Zaman!                                                                                   
Lukas 12: 54-59

Saudara-saudari... Alam selalu memberi sinyal peringatan sebelum suatu peristiwa alam terjadi. Kalau kabut tebal dan gelap muncul, kita tahu hujan akan datang. Beberapa hari lalu, saya dari kota Port Moresby menuju Seminari Tinggi Bomana, tempat saya tinggal. Dari jauh saya melihat di bagian wilayah kami ada kabut gelap. Tanda itu memberi saya sinyal, bahwa di tempat saya sedang hujan atau hujan akan segera datang. Dan benarlah yang terjadi. Begitu saya masuk wilayah Bomana, hujan lebat dan angin sedang terjadi.  Kita bersyukur kepada alam, karena ia memberi kita sinyal apa yang sedang atau akan terjadi. 
Di zaman kita sekarang, dengan alat tehnologi yang canggih, kita dibantu untuk bisa meramalkan apa yang akan terjadi beberapa hari atau minggu mendatang. Dengan itu kita bisa menyiapkan diri untuk menghadapi apa yang akan terjadi. Contohnya tentang ramalan cuaca atau gempa bumi. 

Saudara-saudari... Yesus Kristus, lewat Injil-Nya hari ini, ekspresikan kekecewaannya kepada orang banyak. Katanya: “Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapa kamu tidak dapat menilai zaman ini? Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar?” Apa latar-belakang sampai Yesus expresikan kekecewaan seperti itu? Yesus kecewa karena mereka tidak bisa membaca arti kehadiran-Nya di tengah mereka, dengan segala mujizat yang dikerjakan-Nya. Ajaran dan mujizat-mujizat yang dilakukan-Nya, sesungguhnya adalah satu ajakan untuk mereka supaya bertobat dan percaya kepada Tuhan; satu ajakan untuk kembali berteman dengan Tuhan; satu kesempatan berahmat. Yesus sesungguhnya adalah tanda kehadiran Allah di tengah manusia. Allah yang selalu mencintai; Allah yang menyelamatkan; Allah yang mengapuni; Allah yang memberi hidup. 

Saudara-saudari... Apa saja tanda-tanda zaman yang sedang kita alami sekarang? Bagaimana kita menilai berita-berita palsu dan berita-berita provokatip yang sering ditaburkan dalam media sosial? Apa arti di balik berita palsu dan provokatip ini?  Kalau kita menggunakan kaca mata iman: apa sebenarnya yang sedang terjadi di zaman kita ini?  
Kalau dengan kemampuan manusiawi, kita bisa membaca tanda-tanda alam dengan tepat, maka sebagai orang beriman, murid Kristus, dengan menggunakan kaca mata iman, yang diilhami oleh Roh Kudus, pasti kita pun sanggup membaca dan memetik pesan dari tanda-tanda zaman yang sedang terjadi. Mungkin tanda-tanda itu mau menyampaikan kepada kita bahwa banyak di antara kita saat ini tidak bisa membedakan lagi mana nilai-nilai positip yang harus kita jaga dan nilai-nilai negatip yang harus dijauhkan; bahwa ada di antara kita saat ini, merasa tidak takut untuk mengadu-domba sesama. Jadi pesan dari tanda-tanda zaman ini mau mengajak kita untuk bertobat; untuk saling mendoakan; untuk berhati-hati dalam bertindak; untuk meneguhkan dalam iman dan sesama sebagai manusia. 

Marilah saudara-saudari, bukalah mata dan pikiran kita untuk melihat dan membaca tanda-tanda zaman yang sedang terjadi. Sebagai murid-murid Kristus, kenakanlah kaca mata iman untuk melihat dan membacanya. Mungkin dari tanda-tanda zaman itu ada pesan-pesan menarik yang harus kita pelajari demi keselamatan dan kebahagiaan jiwa-raga kita.

Kita mohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin

Rabu, 23 Oktober 2019

Siro Kamis, 24 October 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX
PF S. Antonius Maria Claret, Uskup

Bacaan Injil
Luk 12:49-53

Aku datang bukannya membawa damai, melainkan pertentangan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Aku datang melemparkan api ke bumi, dan betapa Kudambakan agar api itu selalu menyala! Aku harus menerima baptisan dan betapa susah hati-Ku sebelum hal itu berlangsung!

Kalian sangka Aku datang membawa damai ke bumi? Bukan! Bukan damai, melainkan pertentangan! Karena mulai sekarang  akan ada pertentangan antara lima orang dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga. Mereka akan saling bertentangan, bapa melawan puteranya, dan putera melawan bapanya, ibu melawan puterinya, dan puteri melawan ibunya, ibu mertua melawan menantu, dan menantu melawan ibu mertuanya."

Demikianlah Injil Tuhan.
====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   
Kamis, 24 Oktober 2019                                                                                                                      
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Hidupkanlah Api Cinta Kasih Kristus Dalam Hati Kita!                                        
Lukas 12: 49-53

Saudara-saudari... Apakah kita selalu siap menjadi api Kristus? Hari ini Yesus membuat para muridnya kaget waktu Dia katakan “Aku datang melemparkan api ke bumi, betapa kudambakan agar api itu selalu bernyala. Aku datang bukannya membawa damai, melainkan pertentangan.  
Api apa yang dimaksudkan Yesus Kristus? Yang dimaksudkanya adalah Api cinta kasih Allah yang menyucikan. 
Gambaran api dalam Kitab Suci selalu diasosiasikan dengan kegiatan Allah di bumi dan dalam diri manusia. Kadang Tuhan menampakan kehadirannya dalam bentuk api: kita ingat waktu ia menampakan dirinya kepada Moses dalam semak terbakar (Keluaran 3:2). Tuhan memberi jaminan kepada bangsa Israel di padang gurun selama 40 tahun lewat tiang api pada malam hari dan tiang awan di siang hari (Kel  13:21-22). Ia hadir dalam bentuk tiang api dan awan. 
Api juga dilihat sebagai symbol kehadiran dan kuasa Roh kudus. Yohanes Pembaptis katakan bahwa Yesus Kristus akan mempermandikan kamu dengan Roh Kudus dan Api (Matius 3:11-12 dan Lukas 3:16-17). Waktu Roh Kudus turun ke atas para Rasul pada waktu Pentekosten, lida api muncul di atas kepala para Rasul (Kis 2:3). Sesudah kejadian itu para rasul mendapat semangat baru. Jiwa mereka sepertinya dibakar oleh kekuatan Allah dan sejak waktu itu mereka tidak merasa takut lagi. Semangat yang sama inilah yang selalu didambakan oleh Yesus Kristus. Hari ini Yesus kembali katakan: “Betapa kudambakan agar api itu selalu menyala.” Kita yang sudah dipermandikan sudah menerima Roh Kudus yang sama. Yesus juga mendambahkan semangat yang sama dari kita semua, agar api itu selalu menyala dalam diri kita sehingga kita pun selalu bersemangat dan tidak merasa takut sedikit pun untuk mewartakan Sabda Tuhan dan menjadi saksi Kristus yang pantang menyerah.  

Hari ini ia juga berkata: “Aku datang bukannya membawa damai, melainkan pertentangan.”  Pernyataannya ini sungguh menjadi kenyataan dalam kehidupan kita. Saya ingat seorang teman yang karena mau mengikuti Yesus Kristus, ia dikucilkan dari keluarganya sampai saat ini. Dia pun tidak merasa sakit hati karena perlakuan mereka. Ia tetap mendoakan mereka. Sekarang teman ini semakin kuat dalam iman dan malah sudah menjadi tokoh penggerak karismatik dan pendamping para pejiarah ke tanah suci.  
Saudara-saudari... Hakekat menjadi seorang kristiani adalah loyalitas kepada Yesus Kristus. Di saat seorang dipanggil menjadi pengikut Kristus, ia harus menjadikan Kristus nomor satu dalam hidupnya, yang lain-lain menjadi kemudian. Itu tidak berarti kita melepaskan relasi kita dengan keluarga. Sama sekali tidak. Skala prioritas sudah harus dibedakan. 
Marilah saudara-saudari... Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan hidupkanlah selalu api cinta kasih Allah dalam diri kami agar kami selalu bersemangat mewartakan Sabda-Mu dan menjadi saksi Kristus yang setia dan bertanggungjawab. Dalam nama Yesus Kristus kita berdoa. Amen!

Selasa, 22 Oktober 2019

Siro Rabu, 23 October 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX
PF S. Yohanes dari Capestrano, Imam

Bacaan Injil
Luk 12:39-48

Barangsiapa diberi banyak, banyak pula yang dituntut daripadanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu ketika berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, "Camkanlah ini baik-baik! Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Hendaklah kalian juga siap-sedia, karena Anak Manusia akan datang pada saat yang tak kalian sangka-sangka."Petrus bertanya, "Tuhan, kami sajakah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan ini ataukah juga semua orang?"Tuhan menjawab, "Siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana  yang akan diangkat oleh tuannya  menjadi kepala atas semua hambanya untuk membagikan makanan kepada mereka pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya sedang melakukan tugasnya, ketika tuan itu datang. Aku berkata kepadamu: Sungguh, tuan itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Tetapi jika hamba itu jahat dan berkata dalam hatinya, 'Tuanku tidak datang-datang.' Lalu ia mulai memukuli hamba-hamba lain, pria maupun wanita, dan makan minum serta mabuk, maka tuannya akan datang pada hari yang tidak disangka-sangkanya dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan tuan itu akan membunuh dia serta membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia.

Hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan.Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Barangsiapa diberi banyak, banyak pula yang dituntut daripadanya. Dan barangsiapa dipercaya banyak, lebih banyak lagi yang dituntut daripadanya."

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                  
Rabu, 23 Oktober 2019                                                                                                                       
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Jagalah Harta Tuhan Sampai Pada Hari KedatanganNya!                         
Lukas 12: 39-48

Saudara-saudari... Apa sebenarnya harta milik Tuhan, yang harus kita jaga dengan baik? Harta itu adalah hadiah keselamatan yang sudah diberikan-Nya kepada kita. Keselamatan itu sudah dibayarnya dengan darahNya di kayu salib. Harta yang lain adalah Roh Kudus, yang sudah diberikannya kepada kita pada Pentekosten. Selain itu adalah Sakramen-Sakramen yang sudah kita terima. 
Yesus mengharapkan agar kita tidak boleh mengabaikan keselamatan yang sudah kita terima. Yesus mengharapkan agar telinga kita selalu terbuka mendengarkan bisikan Allah Tritunggal yang sudah menetap dalam diri kita. 
Yesus sadar, bahwa Setan juga akan datang setiap saat seperti pencuri mau mencuri iman kita agar kita menjauh dari Allah. 
Setan bekerja di dunia ini, bekerja sama dengan keinginan manusiawi kita dan yakinkan kita bahwa kita juga bisa mendapat harta, yang jauh lebih membahagiakan selama kita hidup di dunia ini, tetapi buahnya adalah mala petaka di dunia akhirat. Setan akan sangat lincah menggoda manusia untuk menunda melakukan yang baik untuk Tuhan sementara untuk dirinya selalu diutamakan. 

Saudara-saudari... kita tidak boleh terlena dengan godaan setan. Mari kita ikuti nasihat Santu Paulus kepada jemaatnya di Roma, yang kita dengar hari ini. Katanya: “Janganlah biarkan dosa berkuasa di dalam tubuh-mu yang fana, agar kamu jangan menuruti keinginannya;  janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.” Tubuh kita adalah Kenisah Roh Kudus, maka sudah seharusnya tubuh kita harus selalu dalam keadaan suci. Kalau kita jatuh, maka bertobatlah. Jangan menunda-nunda waktu untuk berbuat baik dan bertobat.

Hari ini adalah hadiah Tuhan untuk kita. Manfaatkanlah hadiah yang diberikan Tuhan hari ini untuk berbuat baik agar di saat Tuhan datang Dia menemukan kita dalam keadaan lagi siap sedia dan layak mendampingi Tuhan ke tempat perjamuannya. 
Ingatlah selalu apa yang dikatakan Tuhan: “Anak Manusia akan datang pada saat yang tak disangka-sangka!” karena itu siap sedialah selalu.

Marilah saudara-saudari... Jagalah Rahmat Keselamatan dan Sakramen-Sakramen yang sudah diberikan Tuhan kepada kita sampai Ia datang  kembali! 

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin.

Senin, 21 Oktober 2019

Siro Selasa, 22 October 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX

Bacaan Injil
Luk 12:35-38

Berbahagialah hamba yang didapati tuannya sedang berjaga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. Hendaklah kalian seperti orang yang menanti-nantikan tuannya pulang dari pesta nikah, supaya jika tuannya datang dan mengetuk pintu, segera dapat dibukakan pintu. 

Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya sedang berjaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu, Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilahkan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka.Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari, dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah para hamba itu."

Demikianlah Injil Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                              Selasa, 22 Oktober 2019                                                                                                                      
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Berbahagialah Hamba Yang Didapati Tuannya Sedang Berjaga-Jaga!                              Lukas 12: 35-38

Saudara-saudari... Hari ini Yesus mengajak kita semua untuk selalu berjaga-jaga. Katanya: “Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. Hendaklah kalian seperti orang yang menanti-nanti tuannya pulang pesta nikah, supaya jika tuannya datang dan mengetuk pintu, segera dapat dibukakan pintu.”  Itu berarti setiap saat kita selalu berpikir tentang Tuhan kita; jiwa kita harus selalu bernyala dengan hal-hal yang baik, tunjukkan sikap-sikap yang baik kepada sesama, membantu sesama entah dengan barang-barang material atau sumbangan pikiran dan doa. 

Injil juga katakan: Berbahagialah hamba yang didapati tuannya sedang berjaga ketika tuanya datang. Pernyataan ini sungguh sangat manusiawi. Beberapa hari yang lalu, saya lagi sibuk bekerja di kantor-ku. Tiba-tiba pintu kamarku diketuk. Saya berdiri dan membukakan pintu. Di sana, saya temui teman kerjaku, Pater Prefek. Dia katakan kepada saya bahwa Pater Provinsial kami ada di kamar TV. Saya begitu kaget, karena biasanya dia selalu kirim berita sebelum dia datang mengunjungi kami. Tetapi di lain pihak saya juga bahagia karena kami semua ada di tempat. Sewaktu bertemu, dia juga ungkapkan perasaan gembiranya karena kami semua ada di tempat walaupun tidak diberi kabar sebelumnya. Jadi kami semua merasa bahagia. 

Saudara-saudari… Sewaktu saya merenungkan kata-kata Yesus: “Berbahagialah hamba yang didapati tuannya sedang berjaga ketika ia datang”, saya berpikir bahwa sesungguhnya bukan hanya hamba saja yang berbahagia, tetapi juga tua sang hamba. Tidak bisa dibayangkan bagaimana perasaan tuan sang hamba di saat tiba di pintu gerbang, lalu hambanya tidak ada di tempat. Tidak bisa dibayangkan juga perasaan sang hamba kalau tuanya sudah lama di pintu gerbang dan dia tidak ada di tempat atau lagi lelap tertidur? Apa kira-kira yang akan terjadi ke atasnya? 

Kewaspadaan dan kesiap-siagaan setiap saat menanti kedatangan Tuhan pasti akan sangat mendatangkan kebahagiaan dan berkat buat kita. Bentuk kesiap-siagaan kita pasti bermacam-macam bentuknya, antara lain selalu berdoa dengan penuh kesadaraan; berbuat amal dengan sepenuh hati tanpa mengharapkan imbalan; memohon ampun sebelum beristirahat malam. Perbuatan-perbuatan macam ini secara tidak langsung sudah menyiapkan jiwa kita untuk menyambut kedatangan Tuhan kita.

Marilah saudara-saudari… Tanggapilah Sabda Tuhan hari ini dengan sepenuh hati dan dengan perbuatan nyata. Awalilah kegiatan harian kita dengan berdoa dan meminta Tuhan untuk selalu menuntun kita sepanjang hari. Dan sebelum kita beritirahat malam, akhirilah kegiatan harian kita dengan ucapan syukur kepada Tuhan sembari memohon ampun atas segala kekurangan yang telah kita lakukan sepanjang hari entah dengan sadar atau tidak. Dengan melakukan semuanya ini kita akan merasa bahwa vkita selalu ada bersama Tuhan. 

Kita memohon St. Yohanes Paulus kedua dan Bunda Maria untuk mendoakan kita.  Amin!

Siro Senin, 21 October 19

Bacaan Liturgi 

Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX

Bacaan Injil
Luk 12:13-21

Bagi siapakah nanti harta yang telah kausediakan itu?

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Sekali peristiwa Yesus mengajar banyak orang. Salah satu dari mereka berkata kepada Yesus, "Guru, katakanlah kepada saudaraku, supaya ia berbagi warisan dengan daku."Tetapi Yesus menjawab, "Saudara, siapakah yang mengangkat Aku menjadi hakim atau penengah bagimu?"Kata Yesus kepada orang banyak  itu, "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan! Sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidak tergantung dari pada kekayaannya itu."

Kemudian Ia menceriterakan kepada mereka perumpamaan berikut,"Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya, 'Apakah yang harus kuperbuat, sebab aku tidak punya tempat untuk menyimpan segala hasil tanahku.' Lalu katanya, 'Inilah yang akan kuperbuat: Aku akan merombak lumbung-lumbungku, lalu mendirikan yang lebih besar, dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya. Beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!'Tetapi Allah bersabda kepadanya, Hai orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu. Bagi siapakah nanti apa yang telah kausediakan itu? Demikianlah jadinya dengan orang yang menimbun harta bagi dirinya sendiri, tetapi ia tidak kaya di hadapan Allah."

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                                Senin, 21 Oktober 2019                                                                                    
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Arahkanlah hati kita kepada harta surgawi!                                                            
Lukas 12: 13-21

Saudara-saudari... Apakah anda pernah mengurus pembagian harta orangtua? Kalau pembagian harta itu cuma untuk dua tiga anak dan hartanya banyak pasti gampang-gampang saja. Tetapi kalau untuk banyak anak dan hartanya sedikit, pasti sangat merepotkan.
  
Hari ini kita dengar bahwa ada seorang meminta Yesus untuk dekati saudaranya supaya membagi warisan orangtuanya dengan dia. Jawab Yesus: “Saudara, siapa yang mengangkat Aku menjadi hakim atau penengah bagimu?”  
Mengapa Yesus menolak menjadi penengah? Bukankah Yesus adalah orang yang bijaksana? Benar bahwa Yesus adalah seorang yang bijaksana, tetapi menyangkut permintaan orang ini Ia tidak mau layani karena akar persoalannya bukan soal keadilan dan kebijaksanaan, tetapi lebih pada soal kerakusan akan harta duniawi dan keinginan memiliki banyak harta; jadi lebih pada soal mencinta kekayaan dari pada mencinta sesama. Yesus manfaatkan kesempatan ini untuk ingatkan semua pendengar agar berjaga-jaga dan waspada terhadap ketamakan akan harta duniawi. Sebab walaupun seseorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidak tergantung dari kekayaannya itu. Harta kekayaannya akan tinggal di dunia ini sementara jiwanya akan pergi tanpa membawa satu barangpun ke dunia yang baru. 
Untuk memperjelas ajarannya Yesus menceriterakan perumpamaan tentang seorang yang kaya yang bertanya dalam hatinya: “Apakah yang harus kuperbuat, sebab aku tidak punya tempat untuk menyimpan segala hasil tanahku? Inilah yang kuperbuat: aku akan merombak lumbung-lumbungku lalu mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: “Jiwaku, beritirahatlah...makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi Allah berkata kepadanya: ‘hai orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan kuambil dari padamu! Bagi siapakah nanti semua yang telah kau sediakan itu?”  Kekayaan orang ini tidak bisa dibawanya ke dunia orang mati. Yang dibawa cumalah jiwanya. Menurut Yesus orang kaya ini adalah orang bodoh. 

Mengapa bodoh? Karena ia cuma berpikir tentang dirinya sendiri; mengumpulkan kekayaan demi kebahagaian diri sendiri, dan tidak peduli dengan kesengsaraan sesama. Ia lupa bahwa ia adalah mahluk sosial yang hidup bersama orang lain. Sebagai mahluk sosial ia seharusnya membuka mata dan turut merasakan kebutuhan sesama yang miskin. Ia lupa bahwa kehidupannya di dunia ini sangat bersifat sementara. Ia  lupa bahwa hidupnya akan beralih ke dunia yang baru. Itulah kebodohan orang kaya ini.  
Kehadiran Allah dalam ceritera perumpaan ini,  “Pada malam ini juga jiwamu akan kuambil dari padamu!”,  mengingatkan kita bahwa jiwa kita adalah milik Tuhan dan akan diambilnya kapan saja.  Karena itu jiwa kita harus selalu disiapkan agar di saat Tuhan mau mengambilnya dia selalu dalam keadaan siap. 

Marilah saudara-saudari... Arahkanlah hati kita kepada harta surgawi karena dengan demikian kita akan mendapat ganjaran berlipat ganda baik di dunia maupun di akhirat kelak. 

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin.

Siro Minggu, 20 October 19

Bacaan Liturgi 

Hari Minggu Biasa XXIX

Bacaan Injil
Luk 18:1-8

Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang berseru kepada-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Sekali peristiwa Yesus menyampaikan suatu perumpamaan kepada murid-murid-Nya, untuk menegaskan bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Ia berkata, "Di sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun. Dan di kota itu ada pula seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata, Belalah hakku terhadap lawanku!' Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya, Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya ia jangan terus menerus datang dan akhirnya menyerang aku'."

Lalu Tuhan berkata, "Camkanlah perkataan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka! Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia menemukan iman di bumi?"

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                    Minggu, 20 Oktober 2019                                                                                                                  
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Tekun Dalam Berdoa!                                                                                                 
Lukas 18: 1 - 8

Saudara-saudari…  Kisah tentang janda, yang selalu datang kepada hakim dan memintanya untuk membantu dia, mau mengajak kita untuk tanamkan sikap serupa dalam relasi kita dengan Tuhan. Yesus menghendaki agar kita harus selalu berelasi dengan Tuhan. Datanglah kepada Tuhan bukan cuma sekali atau dua kali atau tiga kali, tetapi setiap saat dan sampaikan apa saja yang kita butuhkan. Yesus berkata: “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang dan malam berseru kepadaNya? Aku berkata kepadamu, Allah akan segera membenarkan mereka.” 
Tetapi ada yang berkata: “Tuhan mengetahui apa yang kita butuhkan, malah sebelum kita menyampaikan kepada-Nya.  Kalau demikian, mengapa kita harus selalu datang dan meminta kepada-Nya?” Menanggapi pemikiran itu, St. Agustinus berkata: “Tuhan tidak mau tahu apa yang kita butuhkan, tetapi Dia mau agar manusia selalu berusaha untuk sampaikan kerinduan dan kebutuhannya lewat berdoa.” Dengan menyampaikan kebutuhan kita secara terus menerus kepada Tuhan, maka muncullah harapan dalam pikiran dan hati kita, bahwa Tuhan akan memberikan apa yang kita butuhkan. Pemberian Tuhan selalu berlimpah, tetapi kemampuan kita dalam menerimanya sangat terbatas.  Ingat perbanyakan roti dan ikan? Ingat penangkapan ikan? 

Bacaan pertama hari ini, yang diambil dari Kitab Keluaran: 17:8-13, adalah salah satu contoh konkrit bagaimana Tuhan menanti inisiatip manusia meminta pada-Nya. Moses berkata kepada Yosua: “Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang melawan orang Amalek, besok aku akan berdiri di puncak bukit itu memegang tongkat Allah di tanganku. Maka terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek.”  Kisah ini mau mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu menanti inisiatip kita. Kalau doa kita selalu dilambungkannya kepada Tuhan, maka Tuhan secepatnya mengabulkan permohonan kita, tetapi kalau doa kita tidak dilambungkan kepada-Nya, maka Tuhan tidak menanggapinya.
Jadi apa yang sudah terjadi dalam Perjanjian Lama, kini diulangi lagi oleh Yesus Kristus lewat kisah tentang seorang janda yang selalu mengetuk-ngetuk pintu rumah sang Hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati manusia. Tetapi karena ketekunan sang Janda, maka sang Hakim akhirnya mengabulkan permohonannya, di mana sang Hakim memberinya kebenaran.

Marilah saudara-saudari… Tekunlah dalam berdoa. Tuhan tidak mau tahu apa yang kita butuhkan, tetapi Dia akan sangat bahagia mengabulkan permohonan kita kalau kita dengan penuh kesadaran mendekati Tuhan dan menyampaikan apa yang kita butuhkan.

Kita berdoa, semoga Tuhan menggerakkan hati kita untuk selalu datang kepada-Nya dan expresikan apa yang kita butuhkan pada-Nya.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Siro Sabtu, 19 Oct 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXVIII
PF S. Paulus dari salib, Imam
PF S. Yohanes de Brebeuf dan Ishak Jogues, Imam, dan teman-temannya; Martir

Bacaan Injil
Luk 12:8-12

Roh Kudus akan mengajarkan kepadamu, apa yang harus kalian katakan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Barangsiapa mengakui Aku di depan manusia, akan diakui pula oleh Anak Manusia di depan para malaikat Allah. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal pula di depan para malaikat Allah.

Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni. Tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, tidak akan diampuni. Apabila kalian dihadapkan kepada majelis atau pemerintah, atau penguasa, janganlah kalian kuatir bagaimana dan apa yang harus kalian katakan untuk membela dirimu. Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajarkan kepadamu apa yang harus kalian katakan."

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                
Sabtu, 19 Oktober 2019                                                                                                                     
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Akuilah Tuhan Dalam Kata Dan Perbuatan Kita!                                                           Lukas 12: 8-12

Saudara-saudari.... Sebagai murid Kristus, hari ini kita diingatkan kembali oleh Yesus Kristus, Saudara kita untuk selalu mengakui Dia, sebagai Tuhan dan penebus kita. Katanya: “Barangsiapa mengakui Aku di depan manusia, akan diakui oleh Anak Manusia di depan para malaikat Allah.” Sebagai murid Kristus kita harus selalu berusaha mengakui Dia lewat sikap dan perbuatan kita setiap hari; menjalankan apa yang diajarkanNya dan bertanggungjawab memelihara ajaran-Nya.

Hari ini, Ia juga katakan, bahwa setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi barang siapa yang menghujat Roh Kudus, tidak akan diampuni. 
Apa maksud pernyataan Yesus Kristus ini: melawan Anak Manusia tetapi ia akan diampuni? Maksudnya adalah: kadang dalam situasi terjepit dan karena rasa takut para murid melawan Yesus Kristus atau mengingkari Yesus Kristus. Kita ingat Rasul Petrus sewaktu ia ditantang oleh musuh Yesus sewaktu Yesus diadili. Ia mengingkari Yesus Kristus tiga kali. Mulutnya berkata lain tetapi hatinya tetap mencintai Yesus. Sesudah penyangkalan itu, Petrus menangis dan menyesal atas perbuatannya. Ia memohon ampun dari Yesus dan Yesus mengampuninya.  Betapa sering kita melawan Tuhan, dengan sadar melakukan kejahatan, tetapi di saat kita bertobat dan kembali mengakui dosa kita, maka Yesus selalu siap mengampuni dosa kita. 
Tetapi barang siapa yang menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni. Maksud pernyataan ini adalah bahwa seseorang dengan sadar, tahu dan mau tanpa rasa takut menolak Allah. Orang ini membenci, menghujat Allah dan sama sekali tidak percaya akan Allah. Allah bukanlah pilihannya. Ia pada hakekatnya menolak Allah. Ia memilih setan dalam hidupnya. Setan dianggapnya baik sementara Allah tidak!  

Hari ini Yesus juga berkata: “Janganlah kalian kawatir, bagaimana dan apa yang harus kalian katakan untuk membela dirimu. Pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajarkan kepadamu apa yang harus kalian katakan.”

Saudara-saudari… Percayalah apa yang dikatakan Yesus Kristus ini. Perkataan-Nya benar dan selalu terjadi ke atas orang yang setia dan percaya pada-Nya. Ia selalu setia memegang dan memenuhi janjinya. Saya percaya anda sendiri sudah alami. Di saat anda takut dan cemas anda ungkapkan satu dua kata meminta bantuan Tuhan, dan tiba-tiba anda mendapat kekuatan dan rasa damai. Kekuatan dan rasa damai yang anda alami sesudah anda berdoa itulah jawaban Tuhan. Ia selalu mendengarkan kita. Sungguh, kuncinya selalu ada pada kita, apakah kita selalui percaya dan mengakui Dia sebagai Allah kita? Apakah perbuatan dan iman kita selalu sejalan?  

Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan, teguhkanlah iman, kesetiaan dan rasa tanggungjawab kami dalam menjalankan apa yang sudah Engkau perintahkan kepada kami. Semoga iman dan perbuatan kami selalu kami hayati dan amalkan dalam hidup kami sehingga kelak kamipun dibenarkan di hadapan-Mu. Dalam nama Kristus, kami berdoa. Amen!

Kamis, 17 Oktober 2019

Siro Jumat, 18 Oct 19

Bacaan Liturgi

Pesta S. Lukas, Penulis Injil

Bacaan Injil
Luk 10:1-9

Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu hari Tuhan menunjuk tujuh puluh murid, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya kepada mereka, "Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.

Pergilah! Camkanlah, Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan.

Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu, 'Damai sejahtera bagi rumah ini.' Dan jika di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal padanya. Tetapi jika tidak, salammu itu akan kembali kepadamu.Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Jika kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ, dan katakanlah kepada mereka, 'Kerajaan Allah sudah dekat padamu.'"

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                 
Jumat, 18 Oktober 2019                                                                                                                     
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Ada Banyak Orang Menantikan Pertolongan Dan Belaskasihan Kita!                                Lukas 10: 1- 9

Saudara-saudari... Hari ini kita merayakan pesta St. Lukas, pengarang Injil. Ia lahir di Antiokia dari keluarga kafir. Pada masa itu, Antiokia adalah kota termasyhur ketiga di kekaisaran Romawi karena luas dan makmur. Ke sanalah orang-orang Kristen pertama menyebar karena penganiayaan orang-orang Yahudi. Ke sana, mereka mewartakan Tuhan dan berhasil mentobatkan banyak orang kafir, baik Yahudi maupun Yunani. Salah satu orang Antiokia yang bertobat adalah Lukanos, atau lasim dikenal dengan Lukas. Beliau seorang tabib terkemuka di kota itu. Setelah bertobat, ia menggabungkan diri dengan Paulus, menemaninya dalam perjalanan misioner ke Makedonia, dan bersamaan ke Yerusalem dan ke Roma. Di Yerusalem, Paulus ditangkap lalu ditahan dalam penjara selama dua tahun. Lukas mengunjunginya dengan setia. Sangat boleh jadi, bahwa pada waktu itu Lukas mulai mengumpulkan bahan-bahan yang dipergunakannya dalam menulis Kitab Injil dan bagian pertama Kisah para Rasul. Menurut Lukas, kabar gembira ditujukan kepada semua orang, khususnya kepada orang-orang lemah dan hina dina, kepada kaum kafir dan para pendosa. Oleh karena itu, Injil Lukas biasa disebut “Injil Kerahiman Allah” atau “Injil Cinta Allah” Lihat saja misalnya, peristiwa pembangkitan anak muda dari Naim dan belaskasih Yesus pada ibunya; sikap Yesus kepada Maria Magdalena yang mengurapi kaki Yesus; Kisah Zakeus pemungut cukai. Sebagai pengarang Injil, Lukas diberi lambang lembuh yang dikenal sebagai binatang persembahan, karena ia memulai Injilnya dengan iman Zakaria yang membawa persembahan di Bait Allah Yerusalem. 
Lewat Injilnya, Lukas memperkenalkan kerahiman Allah. Allah yang selalu mengasihi manusia; Allah yang selalu mencari anak yang hilang; Allah yang selalu menyentuh, menjamah dan menyembuhkan yang sakit; Allah yang membangkitkan yang mati. Manusia seperti ini bukan hanya ada pada zaman St. Lukas, tetapi masih ada kapan dan di mana saja. Saat ini juga mereka ada di dekat kita, mungkin ada di dalam rumah tangga kita, dalam lingkungan kita, dalam paroki kita. Kalau di zaman Yesus, mereka yang sakit dijamah oleh Yesus dan langsung sembuh; mereka yang berdosa langsung diampuni oleh Yesus; mereka yang dikucilkan oleh masyarakat, langsung dirangkul oleh Yesus. Maka kini, pekerjaan Yesus ini ditugaskannya kepada kita, para pengikut-Nya. Sungguh ada begitu banyak orang menantikan pertolongan dan belaskasihan kita. Siapkah kita untuk membantu dan melayani mereka? 

Hari ini kita dengar lewat Injil, bahwa Yesus menunjuk 70 murid, lalu mereka diutus berdua-dua mendahului-Nya. 70 murid ini adalah kita, para pengikut Yesus di jaman sekarang. Oleh Sakramen Permandian kita sudah ditugaskan oleh Yesus untuk mewartakan Injil cinta Allah. Di luar sana begitu banyak orang membutuhkan pelayanan Injil cinta Allah. Ada macam-macam orang membutuhkan pelayanan kita: ada yang sakit fisik, sakit rohani, kemerosotan moral, kemiskinan jasmani, bencana alam, dan lain-lain.  Sungguh tuaian itu banyak, tetapi pekerja sedikit. Di saat anda melihat keadaan sesame kita yang menderita, apakah anda turut merasa prihatin? Jangan-jangan Tuhan sudah mengetuk hati anda atau hati anak anda tetapi ada yang menghalangi anda. Menghalangi kerinduan anda atau anak anda untuk melayani atau masuk biara samahalnya kita menolak kehendak Tuhan. 

Marilah saudara-saudari... Di sekitar kita ada begitu banyak orang membutuhkan bantuan kita. Marilah bergabung dan ikut ambil bagian secara aktip melayani mereka yang membutuhkan belaskasihan kita, mereka selalu menanti uluran tangan kita. Pandanglah Lukas. Sekali bertobat dan mengikutki Yesus, ia langsung memberi diri secara utuh dan melayani sesama dengan penuh kasih. 

Kita berdoa, semoga Tuhan memberi kita kekuatan dan kesadaran untuk melayani sesama agar mereka yang membutuhkan pelayanan kita boleh alami kebahagiaan dan keselamatan.

Kita memohon Bunda Maria dan St. Lukas untuk mendoakan kita. Amin!