Rabu, 19 Februari 2020

Siro Kamis, 20 February 2020

Bacaan Liturgi 20 Februari 2020

Hari Biasa, Pekan Biasa VI

Bacaan Injil
Mrk 8:27-33

Engkaulah Kristus��_ Anak Manusia harus menderita banyak.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:
Pada suatu hari
Yesus bersama murid-murid-Nya pergi ke kampung-kampung 
di sekitar Kaisarea Filipi. 
Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, 
"Kata orang, siapakah Aku ini?"
Para murid menjawab, 
"Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, 
ada juga yang mengatakan: Elia, 
ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi."
Yesus bertanya lagi kepada mereka, 
"Tetapi menurut kamu, siapakah Aku ini?" 
Maka Petrus menjawab, "Engkau adalah Mesias!"
Dan Yesus melarang mereka dengan keras, 
supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia.
Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, 
bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan. 
Ia akan ditolak oleh para tua-tua, 
imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, 
lalu dibunuh, dan bangkit sesudah tiga hari.
Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. 
Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur-Nya.
Maka berpalinglah Yesus 
dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, 
kata-Nya, "Enyahlah Iblis!
Sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, 
melainkan apa yang dipikirkan manusia.

Demikianlah Injil Tuhan.
===================
SIRAMAN ROHANI
Kamis, 20 Februari 2020            
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Teguhlah Dalam Iman Dan Kenallah Kristus Secara Pribadi!
Markus 8:27 – 33

Saudara-saudari… Pada waktu libur di tahun 2003, saya berjabatan tangan dengan seorang pastor muda. Dengan penuh semangat dia menyapa saya: “Selamat jumpa lagi Pater. Kapan datang dari Ledareo? (Ledalero adalah nama tempat pendidikan calon imam Serikat Sabda Allah – SVD dan para calon imam dari keuskupan serta dari kongregasi-kongregasi lain di Flores NTT). Dengan senyum saya menjawabnya: “Terima kasih, benar, sudah lama tidak bertemu. Sudah lama saya tinggalkan Ledalero, sejak tahun 1990.” Dia bingung. Dia kira, saya adalah mantan dosennya, yang mukanya persis muka saya. Itulah akibat dari terkaan lahiriah. 

Saudara-saudari… Sesudah mengadakan begitu banyak mujizat dan mengajar di depan umum dan selalu ada bersama para murid-Nya, kini Yesus mau mencari tahu, apakah orang sungguh mengenal, siapakah Dia? Bagaimana pendapat orang tentang Dia? Karena itu, Ia bertanya kepada murid-muiridNya: “Kata orang, siapakah Aku ini?” Para murid-Nya menjawab: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi.” 

Saudara-saudari… mengapa begitu banyak nama yang diberikan untuk Yesus? Tetapi yang menariknya bahwa nama-nama yang diberikan kepada Yesus Kristus itu adalah nama-nama dari nabi-nabi yang terkenal di masa lampau. Itu berarti, bahwa penampilan Yesus Kristus sangat luar biasa di mata banyak orang; Dia seorang hebat. Tetapi yang menyedihkan adalah mereka tidak mengenal siapakah Yesus Kristus sesungguhnya; dugaan mereka samasekali salah. Mereka hanya melihat gerak-gerik dan penampilan lahiriah-Nya. Mereka tidak tahu kedalaman hati-Nya. Mereka adalah tetap orang di luar Yesus Kristus, memandang dari luar. Sementara orang yang berada di dalam lingkaran-Nya, yang selalu hidup dan bergaul rapat dengan Dia setiap hari, selalu bertukar pikiran dengan Dia punya pengalaman tersendiri dan pendapat yang tepat tentang Yesus Kristus, siapakah Dia. Untuk mengetahui apakah para murid-Nya punya pendapat yang benar tentang diri-Nya, kini Dia langsung bertanya kepada mereka: “Tetapi apa kata-mu, siapakah Aku ini?” Petrus, mewakili para murid yang lain, menjawab: “Engkau adalah Mesias!” Jawabannya benar! Yesus Kristus bukanlah Yohanes Pembaptis, atau nabi Elia atau satu dari antara nabi seperti yang dikatakan orang lain, tetapi Dia adalah Mesias, Orang yang dijanjikan Allah, yang datang menyelamatkan manusia, dan kini hadir di tengah manusia. Karena jawabannya benar, maka Yesus melarang para murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapa-siapa, sebelum misi-Nya berakhir.  

Saudara-saudari… Yesus Kristus adalah Pemimpin yang transparan, tulus hati dan secara terbuka menceriterakan apa yang akan terjadi ke atasnya. Dia tidak memberi janji-janji mukluk. Katanya kepada para muridNya: “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah hari ketiga.” Medengar perkataan Kristus, Petrus langsung bereaksi. Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur Dia. Tetapi Yesus memarahi Petrus, kata-Nya: “Enyahlah iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” Mengapa Yesus memarahi Petrus? Yesus marah sama Petrus karena konsep-nya tentang Yesus Kristus sama-sekali salah. Petrus berpikir, bahwa Mesias tidak akan mengalami penderitaan. Sementara kenyataan sesungguhnya adalah Mesias harus menderita sdemi keselamatan umat manusia. Hanya lewat Salib, Yesus Kristus mengalahkan maut demi keselamatan manusia.

Saudara-saudari… Siapakah Yesus Kristus menurut pengalaman pribadi kita? Apakah kita sudah mengalami dan merasakan kedekatan dengan Yesus Kristus? Kalau kita sudah mengalami Tuhan secara konkrit, maka sudah pasti kita akan dengan muda memberi nama siapakah Dia untuk kita. Tetapi kalau kita belum  mengalaminya secara pribadi, maka mungkin sangat sulit kita katakana siapakah Yesus Kristus bagi kita.  

Marilah saudara-saudari… kita berdoa semoga Tuhan selalu meneguhkan iman kita, agar kita selalu setia menjadi orang dalam yang selalu merasakan dan mengalami Yesus Kristus setiap saat,  bukannya hanya ikut-ikutan saja. 

Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amen.

Siro Rabu, 19 February 2020

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa VI

Bacaan Injil
Mrk 8:22-26

Si buta itu sembuh,  dan dapat melihat segala sesuatu dngan jelas.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Betsaida. 
Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta 
dan mereka memohon supaya Ia menjamah dia.
Yesus lalu memegang tangan orang buta itu 
dan membawa dia ke luar kampung. 
Lalu Ia meludahi mata si buta, dan meletakkan tangan di atasnya.
Ia bertanya, "Sudahkah kaulihat sesuatu?"
Orang itu memandang ke depan, lalu berkata, 
"Aku melihat orang!
Kulihat mereka berjalan-jalan, 
tetapi tampaknya seperti pohon-pohon yang berjalan."
Yesus kemudian meletakkan tangan-Nya lagi pada mata orang itu.
Maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, 
sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas.
Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya 
dan berkata, "Jangan masuk ke kampung!"

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                 
Rabu, 19 Februari 2020                                                                                                                       
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Kerjasama Mendatangkan Kebahagiaan Dan Keselamatan                                                                    

Markus 8:22 – 26

Saudara-saudari…. Pada suatu sore, seorang Bapa mendekati saya dan meminta saya untuk mendoakan anaknya agar bertobat dari kebiasaan buruk yang selalu dilakukannya. Dengan senang saya menerima permintaannya. Tetapi sewaktu saya bertanya balik kepadanya: “Apakah bapa selalu mendoakan dia sampai saat ini?” Dengan jujur dia katakan: “Pater, saya sudah capeh berdoa, saya merasa doa saya tidak didengar oleh Tuhan. Saya datang ke Pater meminta Pater untuk mendoakan dia karena saya percaya, bahwa dengan doa Pater anak saya bisa bertobat.” Mendengar penjelasannya, saya turut merasa prihatin. Dengan penuh keyakinan saya mengajaknya. Mulai sekarang juga kita harus sama-sama mendoakan dia. Saya akan mendoakan dia, tetapi Bapa dan keluarga juga harus sama-sama mendoakan dia. Ajak juga anak Bapa untuk berdoa. Ajak anak Bapa dengan sopan, jangan memaksa. Ingatkan dia supaya jangan lupa berdoa.  Kalau kita selalu bekerjasama, maka apa yang kita dambakan pasti akan tercapai. Kita harus tanamkan rasa prihatin dan kasihsayang kepadanya. “Apakah Bapa bersedia, supaya kita sama-sama mendoakan dia?” tanya saya. “Baik Pater, saya bersedia dan saya akan meminta keluarga dan anak saya supaya kita sama-sama berdoa untuk dia.” Jawabnya. 

Saudara-saudari… Hari ini Yesus menyembuhkan seorang yang buta matanya sejak lahir. Injil katakan bahwa dia dibawa oleh orang lain. Orang lainlah yang berinistiatip membawa dia kepada Yesus. Injil tidak menjelaskan siapa mereka itu, apakah orangtuanya atau keluarganya sendiri. Yang pasti, bahwa mereka yang membawanya ke Yesus adalah orang-orang yang sangat prihatin dan menaruh belaskasihan kepada orang buta itu. Sebagai mahluk sosial, mereka turut merasa bertanggungjawab atas kehidupan orang buta ini. Mereka percaya, bahwa Yesus Kristus bisa menyembuhkan dia. 
Satu ajaran yang sangat menarik untuk kita, bahwa kerjasama selalu mendatangkan keselamatan dan kebahagiaan. Selain itu, Tuhan selalu mendengarkan doa dari mereka yang punya hati untuk melayani sesama yang menderita. Memberi diri untuk dilayani dan kesediaan untuk melayani orang lain adalah satu modal yang sangat penting agar kerinduan dan cita-cita kita akan tercapai. 

Marilah saudara-saudari… Perkuatkanlah semangat kerjasama antara kita. Si Buta dalam Injil hari ini disembuhkan oleh Yesus Kristus, karena dia sendiri memberi dirinya kepada mereka yang mau melayani dia. Jadi kerjasama selalu mendatangkan kebahagiaan dan keselamatan. 

Kita berdoa semoga Tuhan selalu membuka hati dan mata kita untuk saling merasakan dan melihat kebutuhan sesama, dan semoga kita pun selalu siap bekerjasama dengan mereka yang mau melayani kita.

Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amen.

Siro Senin, 17 February 2020

Bacaan Liturgi 

Hari Biasa, Pekan Biasa VI
PF Ketujuh Saudara Suci, Pendiri Ordo Hamba-Hamba Maria

Bacaan Injil
Mrk 8:11-13

Mengapa angkatan ini meminta tanda?

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Sekali peristiwa datanglah orang-orang Farisi 
dan bersoal jawab dengan Yesus. 
Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya 
suatu tanda dari surga.
Maka mengeluhlah Yesus dalam hati dan berkata, 
"Mengapa angkatan ini meminta tanda? 
Aku berkata kepadamu, 
Sungguh,
kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda."
Lalu Yesus meninggalkan mereka. Ia naik ke perahu dan bertolak ke seberang.

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                 
Senin, 17 Februari 2020                                                                                                                       
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Yesus Kristus Adalah Tanda Kasih Allah!                                                           
Markus 8:11 – 13

Saudara-saudari…  Kehadiran Yesus di tengah masyarakat selalu mengganggu ketenangan orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Yesus sudah semakin dikenal masyarakat baik di kalangan Yahudi maupun yang bukan Yahudi. Mujizat yang dilakukannya sudah menggerakkan hati banyak orang. Orang yang disembuhkannya sudah menjadi saksi kehebatan Yesus Kristus bahwa Dia adalah Anak Allah. Mereka yang sudah menyaksikan mujizat-mujizat yang dibuat Yesus sudah menjadi pewarta kebaikan Yesus ke mana saja sehingga nama Yesus semakin dikenal dan kehebatannya memikat hati banyak orang. Dari hari ke hari, para pengikut-Nya semakin banyak. Orang tidak lagi mau mendengarkan ngomongan orang Farisi dan ahi-ahli Taurat, tetapi lebih senang mendengarkan Yesus. Kehebatan Yesus sudah menjadi tantangan besar untuk orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Sudah banyak kali orang Farisi dan ahli Taurat melontarkan pertanyaan kepadaNya dengan maksud untuk menjerat Dia, tetapi pertanyaan mereka selalu menjadi bumerang untuk diri mereka sendiri. Karena seringkali merasa terjebak, maka hari ini mereka mau mencoba Yesus lagi, meminta Dia untuk meminta tanda dari surga untuk membuktikan bahwa misi-Nya sungguh mendapat restu dari surga. Menanggapi permintaan ini, Yesus merasa kasihan dengan mereka, karena hati mereka belum juga terbuka melihat tanda-tanda yang sudah dibuatNya. Dengan penuh kesal Dia berkata: “Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda. Kemudian Ia meninggalkan mereka.” Yesus merasa kecewa karena pikiran dan hati orang Farisi dan ahli-ahli Taurat begitu keras. Yesus sesungguhnya sudah menunjukkan begitu banyak tanda. Dia sendiri adalah tanda kasih Allah. Ia selalu menaruh kasih kepada orang berdosa yang bertobat; Ia adalah tanda kasih Allah yang penuh belaskasihan; Ia adalah tanda pengampunan Allah, yang tidak menghukum manusia berdosa yang bertobat, melainkan mengampuni dosa-dosa mereka dan menyelamatkan mereka. Yesus adalah tanda penebusan kita umat manusia. 

Yesus tidak membuat tanda bagi orang yang keras hatinya dan selalu menolak Allah. Tanda atau mujizat bukanlah permainan sulap yang mau menyenangkan mata orang yang melihatnya, tetapi satu bentuk jawaban Tuhan kepada mereka yang percaya kepada-Nya. Mujizat Yesus bertujuan untuk memperkuat iman dari mereka yang percaya kepada-Nya. Kepada mereka yang mau mencobai Tuhan demi kepuasan diri, kepada mereka mujizat tidak akan dilayani. 

Marilah saudara-saudari… Kita memohon bantuan Tuhan untuk selalu menguatkan iman dan cinta kita kepada-Nya. Semoga kita selalu sadar bahwa Yesus Kristu adalah adalah tanda kasih Allah, tanda Pengampunan Allah dan tanda kehadiran Tuhan di tengah kita.

Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amen.

Siro Ming, 16 February 2020

Bacaan Liturgi 

Hari Minggu Biasa VI

Bacaan Injil
Mat 5:17-37

Lain yang diajarkan nenek moyang, lain yang diajarkan Yesus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit 
Yesus mengajar murid-murid-Nya, kata-Nya, 
"Janganlah kamu menyangka, 
bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat 
atau kitab para nabi. 
Aku datang bukan untuk meniadakannya, 
melainkan untuk menggenapinya.
Karena Aku berkata kepadamu, 
'Sungguh, selama belum lenyap langit dan bumi ini, 
tidak satu iota atau satu titik pun 
akan ditiadakan dari hukum Taurat, 
sebelum semuanya terjadi.'
Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat 
sekalipun yang paling kecil, 
dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, 
ia akan menduduki tempat yang paling rendah 
di dalam Kerajaan Surga. 
Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan 
segala perintah Taurat, 
ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga.
Maka Aku berkata kepadamu: 
Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar 
daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, 
kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.
Kamu telah mendengar 
apa yang difirmankan kepada nenek moyang kita: 
Jangan membunuh; 
siapa yang membunuh harus dihukum.
Tetapi Aku berkata kepadamu: 
Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum! 
Barangsiapa yang berkata kepada saudaranya, 'Kafir!'  
ia harus dihadapkan ke Mahkamah Agama, 
dan siapa yang berkata, 'Jahil!' 
harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
Sebab itu, 
jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah, 
dan engkau teringat akan sesuatu 
yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu, 
dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, 
lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
Segeralah berdamai dengan lawanmu 
selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, 
supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim, 
dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya, 
dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.
Aku berkata kepadamu: 
Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, 
sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
Kamu telah mendengar firman, 'Jangan berzinah!' 
Tetapi Aku berkata kepadamu: 
Barangsiapa memandang perempuan dengan menginginkannya, 
dia sudah berbuat zinah di dalam hatinya.
Maka, jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, 
cungkillah dan buanglah, 
karena lebih baik bagimu satu anggota tubuhmu binasa, 
daripada tubuhmu seutuhnya dicampakkan ke dalam neraka.
Dan jika tangan kananmu menyesatkan engkau, 
penggallah dan buanglah, 
karena lebih baik bagimu jika satu anggota tubuhmu binasa, 
daripada tubuhmu seutuhnya masuk neraka.
Telah difirmankan juga, 
'Barangsiapa menceraikan isterinya, 
ia harus memberikan surat cerai kepadanya.
Tetapi Aku berkata kepadamu: 
'Barangsiapa menceraikan isterinya kecuali karena zinah, 
dia membuat isterinya berzinah. 
Dan barangsiapa kawin dengan perempuan yang diceraikan, 
dia pun berbuat zinah.
Kamu telah mendengar pula 
yang difirmankan kepada nenek moyang kita, 
'Jangan bersumpah palsu, 
melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.'
Tetapi Aku berkata kepadamu, 
'Janganlah sekali-kali bersumpah, 
baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah,
maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, 
ataupun demi Yerusalem, 
karena Yerusalem adalah kota Raja Agung. 
janganlah pula engkau bersumpah demi kepalamu, 
karena engkau tidak berkuasa 
memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun.
Jika ya, hendaklah kamu katakan: Ya, 
jika tidak, hendaklah kamu katakan: Tidak. 
Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat."
Demikianlah Sabda Tuhan.

ATAU BACAAN SINGKAT
Mat 5:20-22a.27-28.33-34a.37

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit 
Yesus mengajar murid-murid-Nya, kata-Nya, 
Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar 
daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, 
kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.
Kamu telah mendengar 
apa yang difirmankan kepada nenek moyang kita: 
Jangan membunuh; 
siapa yang membunuh harus dihukum.
Tetapi Aku berkata kepadamu: 
'Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum! '
Kamu telah mendengar firman, 'Jangan berzinah!' 
Tetapi Aku berkata kepadamu: 
'Barangsiapa memandang perempuan dengan menginginkannya, 
dia sudah berbuat zinah di dalam hatinya.'
Kamu telah mendengar pula 
apa yang difirmankan kepada nenek moyang kita, 
'Jangan bersumpah palsu, 
melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.'
Tetapi Aku berkata kepadamu, 
'Janganlah sekali-kali bersumpah! 
Jika ya, hendaklah kamu katakan: Ya, 
jika tidak, hendaklah kamu katakan: Tidak. 
Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat."

Demikianlah Injil Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                                Minggu, 16 Februari 2020                                                                                                               
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Jalankanlah Hukum Dan Peraturan Atas Dasar Cinta Kasih!

Matius 5:17 – 37

Saudara-saudari… Dunia tanpa hukum dan peraturan maka kehancuran dan anarki akan terjadi di mana-mana. Sadar akan hal itu, maka manusia sangat membutuhkan hukum dan peraturan. Hukum dan peraturan itu dibuat oleh manusia untuk membantu manusia agar mereka boleh hidup aman dan bergerak maju supaya tujuan hidup dapat tercapai. 
Kita mengenal macam-macam hukum.  Sebagai warga negara, yang hidup dalam satu Negara, kita mengenal hukum Negara yang sudah dituangkan dalam undang-undang dan peraturan Negara. Sebagai anggota dari satu agama pun, kita mengenal peraturan agama, dan semua penganutnya harus mengikuti hukum dan peraturan agamanya. Karena itu, seorang pribadi harus mengikuti hukum Negara dan hukum agamanya. Dia tidak hanya mengikuti yang satu sementara yang lain diabaikannya. Sebagai warga Negara dan orang beriman, seseorang harus taat pada hukum Negara dan hukum agamanya.
Yesus, dalam Injilnya hari ini dengan tegas katakan: “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau Kitab para Nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk melengkapinya.”  Jadi Yesus sungguh sadar bahwa hukum Taurat dan kitab para Nabi itu sudah dibuat sejak dahulu kala sebelum kedatang-Nya ke dunia ini. Hukum Taurat dan kitab para Nabi itu pun sudah diilhami oleh Roh Kudus. Isi hukum Taurat dan Kitab para Nabi sangat membantu dan membimbing manusia dari zaman ke zaman.  

Saudara-saudari… Hukum dan peraturan itu pada dasarnya sangat membantu manusia. Tetapi kadang dalam menafsirkan hukum dan peraturan itu ada kepincangan. Dan itulah yang terjadi dalam kehidupan Yesus. Yesus marah kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Mereka menafsirkan hukum dan peraturan itu sesuai dengan pemahaman dan kepentingan mereka sendiri, sementara semangat cinta kasih dan kepentingan hakiki manusia diabaikan. Praktek – praktek hukum seperti inilah yang selalu membuat Yesus marah. Karena itu Yesus mulai memperbaiki hukum dan peraturan. Yesus tegaskan kepada semua pendengar bahwa kalau mereka sungguh anak-anak Allah, maka mereka sudah seharusnya menjalankan perintah dan hukum Taurat itu dalam semangat cinta kasih. Dalam ajarannya, Yesus memberi contoh yang sangat menarik. Katanya: “Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: jangan membunuh, siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum.” Bagi Yesus, pembunuhan itu bukanlah hanya lewat alat-alat tajam, tetapi juga lewat kata-kata. Karena itu sebagai anak-anak Allah, dalam berelasi dengan sesama, jagalah tingkah laku dan mulut. Karena tingkah laku dan mulut kita secara tidak langsung bisa saja membunuh orang lain secara psikologis. 

Marilah saudara-saudari… Hormatilah dan jalankanlah hukum dan perintah Negara dan agama dengan baik. Sebagai pemimpin janganlah menafsirkan hukum dan peraturan demi kepentingan diri sendiri, tetapi jabarkanlah hukum dan peraturan itu dalam semangat cinta kasih.

Kita berdoa semoga Tuhan selalu memampukan kita untuk menghayati dan menjalankan hukum dan peraturan atas dasar cinta kasih dan sesuai dengan kehendak Tuhan. 

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Siro Sabtu, 15 February 2020

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa V

Bacaan Injil
Mrk 8:1-10

Mereka semua makan sampai kenyang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Sekali peristiwa sejumlah besar orang mengikuti Yesus.
Karena mereka tidak mempunyai makanan, 
Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata,
"Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. 
Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku 
dan mereka tidak mempunyai makanan.
Jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, 
mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh."
Murid-murid-Nya menjawab, 
"Bagaimana di tempat yang sunyi ini 
orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?"
Yesus bertanya kepada mereka, "Berapa roti ada padamu?" 
Jawab mereka, "Tujuh."
Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. 
Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, lalu memecah-mecahkannya 
dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan.
Dan mereka memberikannya kepada orang banyak.
Mereka mempunyai juga beberapa ikan.
Sesudah mengucap berkat atasnya, 
Yesus menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan.
Dan mereka makan sampai kenyang. 
Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, 
sebanyak tujuh bakul.
Mereka itu ada kira-kira empat ribu orang. 
Lalu Yesus menyuruh mereka pulang.
Akhirnya Yesus segera naik ke perahu dengan murid-murid-Nya 
dan bertolak ke daerah Dalmanuta.

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                     
Sabtu, 15 Februari 2020                                                                                                                        
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Melayani Sesama Dengan Tulus Hati!

Markus 8:1 – 10

Saudara-saudari… Hari ini, Yesus Kristus tunjukkan sikap penuh belaskasihan kepada mereka yang mengikutiNya. Dia merasa sangat kasihan kepada mereka karena sudah tiga hari mengikuti Dia dan mereka tidak mempunyai makanan. Yesus membuat mujizat, memperbanyakan roti dan ikan agar ribuan orang bisa puas. Mujizat yang diadakan-Nya bukan bertujuan untuk mempromosikan kehebatanNya di depan umum, samasekali tidak. Mujizat dibuatnya karena didorong oleh rasa belaskasihan yang sangat mendalam. Yesus sama sekali tidak pernah mau menonjolkan diriNya. Mujizat yang dibuat-Nya karena didorong oleh rasa belaskasihan dan juga karena didorong oleh kebutuhan dasar dari para pengikutNya. Dia samasekali tidak pernah merasa diri hebat karena mujizat yang dibuat-Nya, sebaliknya Dia selalu tunjukkan sikap rendah hati kepada para pengikut-Nya.

Saudara-saudari … kehadiran Yesus dalam bacaan Injil hari ini mengajak kita untuk berefleksi diri, apakah kita selalu merasa kasihan dengan sesame yang kelaparan dan tak berdaya? Apakah perasaan kasihan kita diwujud-nyatakan lewat perbuatan konkrit? 

Apa yang dibuat Yesus hari ini, secara tidak langsung mau mengundang kita untuk mengevaluasi diri soal penghayatan dan pengamalan iman kita dalam kehidupan nyata. Apakah kita selalu siap membantu tanpa mempertimbangkan untung rugi? Apakah kita selalu siap memberi pertolongan tanpa memandang latarbelakang suku, agama dan status sosial seseorang? 

Saudara-saudari … Kebutuhan dasar manusia bukan hanya soal makan minum, tetapi juga soal ketenangan batin, ketenangan pikiran dan perasaan. Dalam situasi sulit, manusia membutuhkan kehadiran fisik kita, uluran tangan kita dan juga doa kita. Kalau kita jauh dari mereka, katakan kepada mereka bahwa kita hadir secara rohani bersama mereka. Dukungan rohani, mendoakan mereka dalam situasi sulit ini akan turut meneguhkan mereka. Doa yang tulus akan sangat menguatkan mereka. Tanggapan yang paling penting dalam situasi seperti ini adalah membantu dan melayani mereka dengan tulus hati, entah lewat barang jasmani, kehadiran fisik, atau dengan doa yang tulus memohon berkat dan campur tangan Tuhan agar mereka diberi kekuatan sehingga mereka boleh merasa kuat menghadapi situasi yang sedang dihadapinya. 

Marilah saudara-saudari… Ikutilah apa yang sudah ditunjukkan Yesus Kristus pada hari ini yaitu turut prihatin dengan mereka yang lapar dan melakukan sesuatu yang sangat konkrit menaggapi stuasi yang sedang mereka alami.

Kita berdoa semoga Tuhan selalu memberi kita kesabaran dan kepekaan untuk menangggapi apa yang sedang dialami oleh sesama kita dan melayani mereka dengan tulus hati. 

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Kamis, 13 Februari 2020

Siro Jumat, 14 February 2020

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa V
PW S. Sirilus, Rahib, dan Metodius, Uskup

Bacaan Injil
Mrk 7:31-37

Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya bicara.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Tirus, dan lewat Sidon pergi ke Danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang tuli dan gagap  dan memohon supaya Yesus meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Maka Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian. Kemudian Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik n afas dan berkata kepadanya, "Effata!", artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang dan berkata, "Ia menjadikan segala-galanya baik! Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara."

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                       Jumat, 14 Februari 2020                                                                                                              
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Air Ludah Adalah Obat Yang Mujarab!
(Markus 7:31 – 37)

Saudara-saudari … Hari ini kita mendengar bahwa Yesus menyembuhkan seorang yang tuli dan gagap. Kasihan sekali, sudah tuli, gagap lagi. Puji Tuhan bahwa ada orang yang begitu baik hati membawa orang tuli dan gagap ini kepada Yesus. Mereka percaya bahwa Yesus bisa menyembuhkan dia. 

Saudara-saudari..... Cara Yesus menyembuhkan orang tuli dan gagap ini berbeda dari cara Dia menyembuhkan orang lain:

1) Dia memisahkan orang tuli dan gagap ini dari orang banyak. Mengapa Yesus memisahkan dia dari orang lain? Yesus mau tunjukkan perhatian yang sangat khusus kepada-nya. Yesus merasakan perasaan dari orang tuli-gagap ini. Sifat orang tuli dan gagap adalah sangat-sangat sensitip dan cepat merasa malu. Sadar akan sifat orang tuli dan gagap ini, Yesus menariknya ke samping, biarkan mereka dua sendirian. Satu ajaran bagi kita untuk selalu sensitip terhadap orang lain yang mungkin punya banyak kekurangan dalam dirinya. Pada umumnya orang tuli dan gagap sangat sensitip akan reaksi orang lain. 

2) Yesus menyembuhkan orang tuli dan gagap ini dengan sentuhan jarinya. Ia memasukkan jari-Nya ke dalam telinga orang ini, lalu meludahinya dan meraba lidahnya. Kemudian sambil menengada ke langit, Yesus menarik nafas dan berkata: “Terbukalah!” maka terbukalah telinga orang itu dan terlepaslah pula pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata. 
Yang sangat menarik dari cara penyembuhan Yesus kali ini adalah Dia meludahi telinga orang tuli. Rupanya Yesus tahu bahwa air ludah manusia punya kasiat yang sangat kuat untuk menyembuhkan telinga yang tuli. Karena itu Ia memanfaatkannya sebagai obat untuk menyembuhkannya. Air ludah sudah dijadikan obat. Saya yakin ada di antara kita yang sudah merasakan kasiat air ludah untuk menyembuhkan luka baru. Perhatikan anjing atau kucing, kalau ada luka baru mereka selalu menjilat lukanya sampai lukanya kering dan sembuh. 

Saudara-saudari… Tuhan sesungguhnya sudah menyiapkan obat dalam diri kita. Tuhan mengharapkan agar obat itu digunakan. Air ludah adalah salah satu obat yang sudah diberikan Tuhan untuk kita. Supaya kasiat air ludah itu semakin kuat, maka air ludah itu harus didoakan. Itulah yang sudah ditunjukkan Yesus Kristus kepada kita hari ini. Yesus memanjatkan permohon kepada BapaNya. Sesudah Dia mendoakan dan merasa yakin akan kekuatan kuasa Allah dalam air ludah itu, maka berkatalah Yesus kepada orang tuli itu: “Efata” terbukalah, maka telinga orang tuli itu pun terbuka. Sejak saat itu juga orang tuli itu bisa mendengar dan berkata-kata. 

Saudara-saudari… Dari kisah penyembuhan orang tuli dan gagap ini kita diingatkan bahwa Tuhan sudah menyiapkan obat di dalam tubuh kita untuk menyembuhkan diri kita, entah luka atau apa saja. Selain itu, kita juga diingatkan supaya selalu sensitip akan keadaan orang yang berkekurangan. Ikutilah sikap Yesus, yang begitu memahami perasaan sesama. 

Kita berdoa semoga Tuhan selalu menyadarkan kita untuk memanfaatkan apa yang sudah diberikan-Nya kepada kita dan memohon bantuan-Nya untuk selalu memberkati obat yang sudah diberikanNya itu agar kasiatnya semakin kuat.

Kita memohon  Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Siro Kamis, 13 February 2020

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa V

Bacaan Injil
Mrk 7:24-30

Anjing-anjing pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Galilea dan berangkat ke daerah Tirus.  Ia masuk ke sebuah rumah  dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya. Tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan. Malah di situ ada seorang ibu, yang anak perempuannya kerasukan roh jahat. Begitu mendengar tentang Yesus, Ibu itu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya. Ibu itu seorang Yunani berkebangsaan Siro-Fenisia. Ia mohon kepada Yesus supaya mengusir setan itu dari anaknya. Yesus berkata kepadanya, "Biarlah anak-anak kenyang dahulu! Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."Tetapi ibu itu menjawab, "Benar, Tuhan! Tetapi anjing di bawah meja pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."Lalu Yesus berkata kepada ibu itu,  "Karena kata-katamu itu, pulanglah, sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."Ibu itu pulang ke rumah dan mendapati anaknya terbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                
Kamis, 13 Februari 2020                                                                                                                             
Rp Fredy Jehadin, SVD

Tema: Iman dan Kerendahan Hati  

Markus 7:24 – 30

Saudara-saudari… Sewaktu saya merenungkan percakapan Yesus Kristus dengan wanita Yunani bangsa Siro – Fenisia, di mana Yesus berkata kepadanya: “Biarkanlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkan kepada anjing,” muncul pertanyaan dalam pikiran saya: Bagaimana kira-kira raut muka dan intonasi suara Yesus sewaktu Dia melontarkan pernyataan ini kepada wanita Yunani ini? Apakah Ia menyampaikan pernyataan ini dengan muka serius atau dengan raut wajah yang ceriah dan senyum-senyum? Menyapa seseorang dengan kata anjing bisa saja berarti mengina kalau diucapkan dengan sangat serius dan bernada marah. Tetapi bisa juga berarti kelakar dan ada rasa kedekatan kalau diucapkan dengan nada halus dan ekspresi muka yang ceriah dan senyum. 
Kalau kita melihat latarbelakang situasi yang lagi dialami oleh wanita Yunani ini, bahwa dia masih dalam situasi sedih karena anak perempuannya kerasukan roh jahat, dan sadar akan sifat dasar Yesus Kristus di mana Ia selalu mengasihi manusia dan siap menyelamatkan manusia, maka sapaan anjing yang digunakan dalam percakapan antara Yesus dan wanita Yunani ini, sesungguhnya bukanlah satu penghinaan, tetapi satu sapaan kelakar. Kata anjing yang digunakan Yesus Kristus dalam percakapan itu bukanlah anjing liar yang harus dicaci maki, tetapi anjing kesayangan yang harus dikasihi dan selalu disayangi oleh tuannya. Kalau kita ikuti sungguh percakapan dari keduanya, atmosfir yang ada dalam percakapan itu adalah dalam suasana keakraban. Wanita Yunani ini sangat lincah menyambung apa yang dikatakan Yesus. Sepertinya keduanya sudah saling kenal. Dari percakapan keduanya, ada kesan bahwa wanita Yunani ini sungguh percaya pada Yesus dan sangat rendah hati menghadapi Yesus. Karena iman dan kerendahan hatinya, maka Yesus Kristus mengabulkan permohonannya. Yesus berkata kepadanya: “karena kata-kata-mu itu pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.” Perkataan Yesus ini diterimanya dengan penuh iman. Ia sungguh percaya bahwa apa yang dikatakan Yesus sungguh terjadi pada anaknya. Karena itu dia langsung pulang ke rumahnya dan mendapatkan anak perempuannya berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah sudah keluar. Apa yang dikatakan Yesus kristus adalah benar. Iman-nya sudah menyelamatkan anaknya. 

Saudara-saudari… Marilah kita mengikuti teladan Wanita Yunani dan Yesus kristus. Wanita Yunani sungguh mencintai anak perempuannya. Dia tidak membiarkan anaknya dikuasai oleh setan. Ia datang kepada Yesus. Dia percaya bahwa Yesus bisa mengeluarkan roh jahat dari anaknya. Dia juga sangat rendah hati kepada Yesus Kristus. Yesus Kristus penuh belaskasihan dan selalu mengabulkan permohonan dari orang yang percaya dan rendah hati kepada-Nya. Semoga kita pun menumbuh kembangkan sikap yang sudah ditunjukkan Yesus kepada kita. 

Kita berdoa semoga Tuhan selalu menguatkan iman kita dan menyadarkan kita untuk selalu tunjukkan sikap rendah hati kepada-Nya dan sesama kita. 

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin.

Selasa, 11 Februari 2020

Siro Rabu, 12 February 2020

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa V

Bacaan Injil
Mrk 7:14-23

Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu hari, Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka,  "Dengarkanlah Aku dan camkanlah ini! Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskan dia! Tetapi apa yang keluar dari seseorang,  itulah yang menajiskannya!"

Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar! Sesudah itu Yesus masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak. Maka murid-murid bertanya kepada Yesus tentang arti perumpamaan itu. Yesus menjawab, "Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Camkanlah! Segala sesuatu yang dari luar  masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskan dia, karena tidak masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?" 

Dengan demikian Yesus menyatakan semua makanan halal. Yesus berkata lagi, "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya! Sebab dari dalam hati orang timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                  
Rabu, 12 Februari 2020                                                                                                                      
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Yang Menajiskan Adalah Apa Yang Keluar Dari Seseorang!                    
Markus 7:14 – 23)

Saudara-saudari… Injil hari ini adalah sambungan dari Injil kemarin tentang kejujuran. Hari ini Yesus dengan tegas katakan kepada para pendengar bahwa yang membuat orang najis bukanlah apa yang masuk ke dalam diri seseorang tetapi apa yang datang dari dalam diri seseorang. Dengan tegas Yesus katakan: “Apa yang keluar dari seseorang itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, pencabulan, pencurian, pembunuhan, perzinaan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.” 
Kalau kita merenungkan dengan baik apa yang dikatakan Yesus ini memang kata-katan-Nya sungguh benar. Tuhan sudah memberi kita kebebasan untuk memilih. Kebebasan itu ada dalam diri kita masing-masing. Orang lain boleh menawarkan apa saja kepada kita tetapi kita masing-masing bisa memutuskan untuk memilih sesuai dengan kata-hati kita. Keputusan kita pasti akan mendatangkan akibatnya dan akibatnya kita sendiri yang akan alaminya. 
Pikiran jahat misalnya, kalau dalam keadaan lapar tiba-tiba kita melihat ada papaya masak di kebun orang. Karena didorong oleh rasa lapar maka pikiran kita mulai beraksi. Otak kita mulai memberi perintah kepada mata untuk melihat kiri kanan, apakah ada orang atau tidak. Begitu mata tidak melihat orang di sekitar, maka otak memerintahkan kaki untuk secepatnya berlangkah menuju pohon papaya dan memerintah tangan untuk memetik buah papaya yang sudah masak dan secepatnya lari tinggalkan tempat itu. Papaya yang ada di pohonnya bukanlah yang menajiskan pencuri, tetapi pikiran yang ada dalam diri pencuri, itu yang menajiskan dia. 

Di saat pikiran jahat menggoda seseorang, pada saat yang sama muncul suara lembut yang melarang dia supaya jangan melakukannya. Apakah kita pernah mengalaminya? 

Bagaimana kita tahu dengan pasti bahwa Tuhanlah yang berbicara? Untuk mendengar suara Allah, kita perlu memiliki hubungan akrab denganNya. Yesus mengatakan, “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku” (Yohanes 10:27). Untuk mengenal suara Allah, kita perlu ada bersama Dia setiap waktu. Pastikan bahwa setiap hari kita menikmati waktu doa yang berkualitas, mempelajari Alkitab, dan dengan tenang merenungkan FirmanNya. Semakin sering kita berada bersama Tuhan, maka semakin mudahlah kita mengenal suara dan pimpinanNya dalam hidup kita. 

Marilah saudara-saudari… Kita berdoa semoga Tuhan selalu menuntun hati dan pikiran kita agar kita selalu sensitip mendengarkan dan mengenal suaraNya. Dan semoga pikiran dan hati kita selalu mengeluarkan hal-hal positip yang bisa menginspirasi pikiran dan hati banyak orang. 

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen.

Senin, 10 Februari 2020

Siro Senin, 10 February 2020

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa V
PW S. Skolastika, Perawan

Bacaan Injil
Mrk 6:53-56

Semua orang yang menjamah Yesus, menjadi sembuh.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ. Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus. Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada. Ke mana pun Yesus pergi, - ke desa-desa, ke kota-kota atau ke kampung-kampung -, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar pasardan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                      
Senin, 10 Februari 2020                                                                                                                    
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Iman Dan Keterbukaan Pada Tuhan Menyelamatkan Kita!
(Markus 6:53 – 56)

Saudara-saudari… Injil hari ini menceriterakan kebaikan Tuhan. Ketika Yesus keluar dari Perahu, orang segera datang mendekati Dia. Orang berlarian menceriterakan kepada banyak orang bahwa Yesus datang. Mereka membawa orang sakit. Malah ada orang sakit yang diletakkan di pasar agar Yesus menjamah mereka. Apa yang dilakukan Yesus Kristus sungguh mau melukiskan hakekat Tuhan, bahwa Tuhan selalu memberi apa yang dibutuhkan manusia. Yesus sungguh sadar akan maksud dan tujuan kedatangannya ke dunia ini, yaitu untuk menyelamatkan manusia dan membawa manusia kembali kepada Tuhan. 
Saudara-saudari…. Apa yang mendorong orang-orang ini percaya pada Yesus? Yesus punya kuasa dari dalam dirinya sendiri; Yesus selalu siap melayani; Yesus selalu menerima siapa saja yang datang padaNya, Dia tidak pernah menolak siapa saja; Yesus selalu mendengarkan dan menjawab kebutuhan orang yang datang padaNya.  
Sungguh, Yesus punya kuasa. Barangsiapa percaya padaNya akan mendapat keselamatan. Tetapi yang menarik pada Yesus adalah, walaupun Dia punya kuasa, tetapi Dia tidak memanfaatkan kuasanya sesuka hati. Buah kekuasaannya dalam diri seseorang sangat bergantung pada ketebukaan dan iman dari setiap pribadi. Tuhan sama sekali tidak memaksakan kehendaknnya ke atas diri manusia. Tuhan selalu menghargai kebebasan manusia. Barangsiapa percaya dan menerima tawaran Tuhan dan percaya padaNya maka ia akan selamat; tetapi kalau manusia menolak Tuhan, maka kuasa Tuhan tidak akan bekerja dalam diri manusia. 

Hari ini kita mendengar bahwa banyak orang sakit disembuhkan; malah ada yang hanya karena menyentuh jubahnya, mereka alami kesembuhan. Jadi kuncinya pada keterbukaan orang yang sangat merindukan kesembuhan oleh kekuatan dan kuasa Tuhan. 

Marilah saudara-saudari…Tuhan adalah Pencipta kita dan kita adalah miliknya. Tidak ada yang tidak mungkin baginya. Segalanya mungkin terjadi. Sadar akan kekuatan dan kuasa Tuhan, marilah kita selalu terbuka padaNya, dan berilah diri kita seutuhnya dan biarkanlah Dia selalu bekerja dalam diri kita. Kepercayaan dan iman kita padaNya akan menyelamatkan kita.

Kita berdoa semoga Tuhan senantiasa menguatkan iman kita dan kita pun selalu setia padaNya.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Siro Minggu, 09 February 2020

Bacaan Liturgi

Hari Minggu Biasa V

Bacaan Injil
Mat 5:13-16

Kamu adalah terang dunia.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit 
Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, 
"Kamu adalah garam dunia. 
Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? 
Tidak ada gunanya lagi 
selain dibuang dan diinjak-injak orang.
Kamu adalah terang dunia. 
Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Lagipula orang tidak menyalakan pelita 
lalu meletakkannya di bawah gantang, 
melainkan di atas kaki dian, 
sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, 
supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik, 
dan memuliakan Bapamu yang di surga."

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                             
Minggu, 09 Februari 2020                                                                                                                         
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Menjadi Garam Dan Terang Dunia 
(Matius 5:13 - 16)

Saudara-saudari… Ada satu pepata Latin berbunyi: Nil utilius sole et sale: artinya tidak ada yang lebih berguna daripada matahari dan garam. 
Pepata ini mau melukiskan betapa pentingnya matahari dan garam dalam kehidupan manusia.

Pada zaman Yesus Kristus garam dan terang pun dianggapnya sebagai sesuatu yang sangat penting. Karena itu Dia mengajak para murid-Nya untuk menjadi garam dan terang dunia, itu berarti para murid-Nya harus menjadi orang yang berguna bagi orang lain. 

Ada tiga sifat garam:  Putih, mengawetkan, dan membuat makanan jadi enak dimakan.
Yesus menghendaki agar para muridnya harus selalu memiliki kesucian hati dan pikiran; tunjukkan keaslian, jati diri yang sebenarnya, hidup jujur. Bukannya bertopeng dan berpura-pura; Selalu menjaga diri agar tidak menjadi busuk atau tidak dicemari oleh bakteri yang bisa menghancurkan jiwa, atau jatuh ke dalam dosa;  Para murid Yesus harus selalu tunjukkan sikap yang baik, yang secara tidak langsung bisa menarik orang lain untuk boleh mengikuti cara hidup Kristus. Kekristenan kita seharusnya memberi rasa enak kepada mereka yang ada di sekitar kita agar mereka pun boleh merasakan betapa enaknya dan menariknya hidup sebagai pengikut Kristus.

Terang punya tiga sifat utama: Dapat dilihat, menjadi petunjuk, dan tanda peringatan.
Yesus menghendaki agar para murid-Nya selalu tunjukkan sifat kekristenannya. Tidak boleh takut dan malu tunjukkan kepada dunia bahwa ia adalah orang Kristen. Tidak boleh malu berdoa di depan umum dengan membuat tanda salib, tanda kemenangan Kristus; Yesus mengharapkan agar orang Kristen selalu bisa tampil sebagai petunjuk/pembimbing bagi orang lain kepada kebenaran dan keadilan; menjadi petunjuk jalan kepada Yesus Kristus dan ke rumah Bapa. Bukan sebaliknya mengajak orang untuk berbuat jahat dan menjauh dari Allah; Yesus mengharapkan agar orang Kristen selalu tampil mengingatkan sesama untuk memperbaiki diri dan bertobat dari kebiasaan-kebiasaan yang tidak berkenan kepada Allah. Orang Kristen harus tampil memberi kritikan yang berguna agar orang lain boleh sadar akan kesalahannya dan memperbaiki diri. 
Kalau kita bisa mewujud-nyatakan sifat-sifat garam dan terang dalam hidup harian kita, maka kita sudah menghidupkan Kristus dalam diri kita dan kita sudah menjadi pengikut-Nya yang setia, yang sudah berguna, baik untuk Yesus Kristus sendiri maupun untuk sesama kita selama kita hidup di dunia ini. 

Kita berdoa, semoga Tuhan selalu memberi kita kemampuan untuk mewujud-nyatakan sifat garam dan terang dalam hidup harian kita sehingga dengan demikian orang di sekitar kita boleh merasakan kebaikan Kristus lewat kesaksian hidup kita.  

Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amen.

Siro Sabtu, 08 February 2020

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa IV
PF S. Yosefina Bhakti, Perawan
PF S. Hieronimus Emilianus
Bacaan Injil
Mrk 6:30-34

Mereka itu bagaikan domba-domba tak bergembala.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada waktu itu
Yesus mengutus murid-murid-Nya mewartakan Injil.
Setelah menunaikan tugas itu
mereka kembali berkumpul dengan Yesus 
dan memberitahukan kepada-Nya 
semua yang mereka kerjakan dan ajarkan.
Lalu Yesus berkata kepada mereka, 
"Marilah ke tempat yang sunyi, 
supaya kita sendirian, dan beristirahatlah Sejenak!"
Memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, 
sehingga makan pun mereka tidak sempat.
Maka pergilah mereka mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi.
Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat, 
dan mereka mengetahui tujuannya.
Dengan mengambil jalan darat 
segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu 
dan mereka malah mendahului Yesus.
Ketika mendarat, Yesus melihat jumlah orang yang begitu banyak, 
Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, 
karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. 
Lalu mulailah Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   
Sabtu, 08 Februari 2020                                                                                                                   
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Berbahagialah Karena Kita Punya Gembala
(Markus 6:30 - 34)

Saudara-saudari… Pernahkah saudara tersesat dalam perjalanan? Apa yang saudara buat di kala saudara tersesat? Tanggal 5 Januari 2015, bersama seorang teman SVD asal Flores, saya naik Kereta Api menuju terminal Bus di salah satu terminal di kota London. Dalam perjalanan di dalam Kereta Api, tiba-tiba teman saya ini sakit. Dengan sopan dia menyampaikan kepada saya bahwa dia harus pulang karena sakit. Saya amati mukanya, sangat pucat. Saya katakan kepadanya, silahkan pulang saja, saya akan tanya orang. Dia turun di satu stasiun dan suruh saya untuk turun di stasiun berikutnya dan pindah mengambil Kreta Api lain. Dalam cuaca dingin – di musim dingin – badan saya menjadi hangat, bukan karena sakit tapi karena cemas, orang baru di tanah asing. Begitu turun dari Kereta Api saya bingung, ke mana saya harus pergi. Semua jalur Kereta Api ada di bawa tanah. Saya coba dekati seorang Asia, orang Malaysia. Dia tunjukkan arah ke mana harus saya pergi. Sewaktu turun dari Kereta Api menuju terminal Bus, saya bingung. Begitu banyak jalan dan bangunan besar. Awalnya saya coba jalan saja, tetapi sesudah 10 menit, saya merasa semakin tidak pasti. Saya dekati Satpam. Saya tanya Satpam. Dengan sopan dia menjelaskan dan mengarahkan saya ke mana saya harus pergi dari situ. Setibanya di terminal saya merasa bahagia. Sekarang tinggal tanya petugas di pintu nomor berapa saya harus masuk. Sungguh, tanpa gembala kita menjadi bingung dan tidak pasti ke mana kita harus pergi. 

Saudara-saudari… Hari ini Yesus merasa sangat prihatin melihat begitu banyak orang yang datang kepadaNya. Hati-Nya tergerak oleh belaskasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Pada saat itu juga Ia langsung bertindak sebagai Gembala bagi mereka. Dia mengajar, memberi mereka petunjuk dan menjanjikan kepada mereka, bahwa Ia akan selalu ada bersama mereka. 

Sewaktu Yesus berkata: “Mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala”, apakah arti dari pernyataan-Nya itu?  Dari hasil permenungan, saya menemukan tiga hal penting: 

1) Bahwa domba yang tidak mempunyai gembala sulit menemukan arah yang pasti. Domba akan kehilangan arah dan akan sangat rawan tersesat dalam perjalanan. Domba sungguh membutuhkan gembala yang tahu pasti ke mana dombanya akan diarahkan-nya. Yesus Kristus adalah Gembala kita. Dia tahu pasti ke mana Ia akan menghantar kita karena Ia berasal dari sana dan akan menghantar kita kembali ke sana, yaitu Surga, Rumah Bapa. Siapa yang mengikuti Yesus, pasti dia akan sampai di rumah Bapa. Berbahagialah karena kita punya Gembala.

2) Domba tanpa gembala tidak akan menemukan padang rumput yang segar dan air untuk menyejukkan dahaganya dikala kehausan.  Domba membutuhkan gembala yang tahu pasti di mana ada padang rumput yang segar dan sungai mengalir yang bisa memuaskan dahaganya di kala dia membutuhkan air. Yesus Kristus adalah Tuhan, pemilik segala sesuatu. Dia selalu menyiapkan apa yang kita butuhkan. Bersama Dia, kita tidak akan kelaparan dan kehausan. Dia sendiri adalah makanan dan minuman jiwa kita untuk selamanya. Berbahagialah karena kita punya Gembala.

3) Domba tanpa gembala akan sangat rawan mengalami kecelakaan. Dia akan sangat muda diterkam oleh binatang buas. Tetapi kalau domba punya gembala, maka dia akan selalu merasa aman karena sang gembala akan selalu menjaganya. Yesus Kristus adalah Gembala kita. Dia selalu menyertai kita. Dia sudah mengalahkan Setan. Kalau kita selalu memberi diri kepadaNya dan mengikuti petunjukNya pasti kita akan selalu merasa aman. Yesus adalah Tuhan. KuasaNya tidak bisa dikalahkan oleh kuasa siapa pun. Berbahagialah karena kita punya Gembala.

Kita berdoa semoga Tuhan selalu memberi kita kekuatan dan kesabaran agar kita selalu menjadi domba yang setia dan mentaati perintahNya.  

Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amen.

Siro Jumat , 07 February 2020

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa IV

Bacaan Injil
Mrk 6:14-29

Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, kini bangkit lagi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada waktu itu Raja Herodes mendengar tentang Yesus, 
sebab nama-Nya memang sudah terkenal, dan orang mengatakan, 
"Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati,
dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia."
Yang lain mengatakan, "Dia itu Elia!" 
Yang lain lagi mengatakan,
"Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu."
Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata, 
"Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, 
dan kini bangkit lagi."
Memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes 
dan membelenggunya di penjara 
berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, 
karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri.
Karena Yohanes pernah menegur Herodes, 
"Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!"
Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes 
dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat,
sebab Herodes segan akan Yohanes 
karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, 
jadi ia melindunginya. 
Tetapi setiap kali mendengar Yohanes, 
hati Herodes selalu terombang-ambing, 
namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.
Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, 
ketika Herodes - pada hari ulang tahunnya - 
mengadakan perjamuan untuk pembesar,
para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea.
Pada waktu itu puteri Herodias tampil lalu menari, 
dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. 
Maka Raja berkata kepada gadis itu, 
"Minta dari padaku apa saja yang kauingini, 
maka akan kuberikan kepadamu!"
Lalu Herodes bersumpah kepadanya, 
"Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, 
sekalipun itu setengah dari kerajaanku!"
Anak itu pergi dan menanyakan ibunya, 
"Apa yang harus kuminta?" 
Jawab ibunya, "Kepala Yohanes Pembaptis!"
Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, 
"Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku 
kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!"
Maka sangat sedihlah hati raja!
Tetapi karena sumpahnya 
dan karena segan terhadap tamu-tamunya,
ia tidak mau menolaknya.
Raja segera menyuruh seorang pengawal 
dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. 
Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara.
Ia membawa kepala itu di sebuah talam 
dan memberikannya kepada gadis itu,
dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya.
Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu 
mereka datang dan mengambil mayatnya, 
lalu membaringkannya dalam kuburan.

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                
Jumat, 07 Februari 2020                                                                                                                     
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Ketakutan Yang Berlebihan Akan Melumpuhkan Semangat Hidup Kita!
(Markus 6:14 – 29)

Saudara-saudari… Saya yakin kita semua sudah mengalami rasa takut. Entah merasa takut kepada orang yang kita anggap musuh, atau takut kepada orang yang pernah kita sakiti hatinya, atau takut kepada atasan yang sangat otoriter atau takut jalan sendirian di malam hari.  Di saat kita mengalami rasa takut reaksi tubuh kita bermacam-macam, ada yang berkeringat dingin, ada yang merasa lemas, ada yang merasa tubuhnya tegang, ada yang merasa tak-berdaya. Ketakuatn yang berlebihan bisa melumpuhkan semangat kita. 

Saudara-saudari… Hari ini kita mendengar bahwa Herodes merasa takut sesudah mendengar tentang Yesus. Orang mengira bahwa Yesus adalah Yohanes Pembaptis, yang sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia. Tentang Yesus ada orang yang berkata: “Dia adalah Elia!” Yang lain lagi mengatakan: “Dia seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu.”  Tetapi menurut Herodes: “Dia adalah Yohanes yang sudah ia penggal kepalanya, dan kini bangkit kembali.” Perbuatan jahat Herodes di masa lampau itu selalu menghantui pikiran dan perasaannya. Bathinnya selalu merasa tidak nyaman sesudah melakukan kejahatan yang sangat luar biasa itu kepada Yohanes Pembaptis. Dia selalu takut kepada apa atau siapa saja. Dia malah memperbenarkan apa yang dipikirkannya sendiri, walaupun hal itu samasekali tidak benar. 
Injil hari ini katakana, bahwa Herodes betul yakin bahwa Yesus adalah Yohanes Pembaptis, yang dipenggal kepalanya, kini bangkit kembali dari kematian. Pikiran itu muncul karena pengaruh rasa takut yang berlebihan.  Ketakutkan sudah melumpuhkan pikiran sehat Herodes. Dia takut, jangan-jangan ‘Yohanes yang kini hidup kembali’ akan membalas dendam dan membunuh dia; atau dia takut jangan-jangan Yesus - yang dianggapnya Yohanes -  menjadi semakin terkenal dan memimpin partai politik untuk melawan kekuatan politiknya. Semua pikiran negatip ini keluar dari rasa takut yang berlebihan, yang pada kenyataan sebenarnya bukanlah seperti yang dipikirkannya. Yesus Kristus adalah pribadi yang sangat berbeda dari Yohanes Pembaptis. Yesus Kristus adalah Mesias, sementara Yohanes adalah penyiap jalan bagi kedatangan Yesus Kristus.

Saudara-saudari… Apakah kita juga pernah mengalami hal yang sama seperti yang dialami oleh Herodes?  Apakah kita selalu memikul perasaan bersalah yang berlebihan sampai pikiran dan perasaan sehat kita pun menjadi lumpuh? 

Marilah saudara-saudari, kalau kita pernah melakukan kesalahan terhadap sesama kita, carilah kesempatan untuk berdamai kembali dengan dia agar kita boleh hidup aman dan damai kembali. Janganlah biarkan kesalahan dan kebencian bersarang dalam perasaan dan pikiran kita. Semakin kita membiarkan kesalahan dan kebencian bersarang dalam diri kita, maka hidup kita tidak akan menjadi nyaman, semangat hidup kita akan menjadi lumpuh. 

Kita berdoa semoga Tuhan selalu menyadarkan kita untuk secepatnya berdamai dengan sesama, kalau seandainya ada salah paham, sehingga kita boleh hidup aman dan damai dengan sesama kita.

Kita memohon Bunda Maria, Ratu Damai untuk selalu mendoakan kita. Amen.

Siro Kamis, 06 February 2020

Bacaan Liturgi 06 Februari 2020

KAMIS, 06 FEBRUARI 2020

Hari Biasa, Pekan Biasa IV
PW S. Paulus Miki dan teman-temannya, Martir

Bacaan Injil
Mrk 6:7-13

Yesus mengutus murid-murid-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid 
dan mengutus mereka berdua-dua. 
Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat,
dan berpesan kepada mereka 
supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan,
kecuali tongkat;
roti pun tidak boleh dibawa,
demikian pula bekal dan uang dalam ikat pinggang;
mereka boleh memakai alas kaki, 
tetapi tidak boleh memakai dua baju.
Kata Yesus selanjutnya kepada murid-murid itu,
"Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, 
tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu.
Kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu,
dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, 
keluarlah dari situ dan bebaskanlah debu yang di kakimu 
sebagai peringatan bagi mereka."
Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat.
Mereka mengusir banyak setan, 
dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak,
dan menyembuhkan mereka.

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
Siraman Rohani
Kamis, 06 Februari 2020.
Rm Fredy Jehadin SVD

Tema: Sebagai Murid Kristus Kita Harus Siap Menerima Salib Demi Kristus!
(Markus, 6: 7 - 13)

Saudara-saudari…. Hari ini kita merayakan Pesta St. Paulus Miki bersama para martir Jepang. Paulus Miki adalah seorang imam Jesuit. Ia seorang imam yang pandai berkotbah. Ia ditangkap bersama beberapa orang katolik awam. Mereka disiksa secara kejam, telinga mereka disayat, tubuh mereka disesah hingga memar dan berdarah. Mereka dihantar keliling kota untuk dipertontonkan kepada seluruh rakyat. Paulus Miki atas nama teman-temannya menulis sebuah surat kepada penguasa yang menyiksa mereka, bunyinya: “Apakah dengan penyiksaan ini kalian sanggup merampas harta dan kemuliaan yang telah diberikan Tuhan kepada kami? Sejogyanya kamu harus bergembira dan mengucap syukur atas kemuliaan yang diberikan Tuhan kepada kami.” Sewaktu mereka disalibkan, dari atas kayu salib, Paulus tetap berkotbah meneguhkan iman kawan-kawannya. Akhirnya lambung mereka ditusuk dengan tombak hingga mati. Paulus Miki bersama teman-temannya tidak merasa takut menghadapi semua penganiayaan yang sangat kejam itu karena mereka sudah merasakan kebaikan Tuhan. Kekuatan Tuhan yang ada dalam diri mereka melampaui kesakitan yang dialaminya. Karena kekuatan itu, mereka sanggup menanggung penderitaan yang sangat kejam itu dengan tenang. Mereka sudah mengalami kebaikan Tuhan. Menjadi martir adalah bentuk perwujudan kasih dan cinta mereka akan kebaikan Tuhan. 

Saudara-saudari… Injil hari ini berceritera tentang Yesus mengutus kedua belas muridNya berdua-dua. Keduabelas murid ini adalah orang-orang dekat, yang selalu ada bersama Kristus, yang dipilihnya secara khusus. Hari-hari mereka selalu bersama Kristus. Duduk di kaki Yesus mendengarkan ajaran Kristus dan melihat mujizat-mujizat yang dilakukan Yesus. Kini tiba saatnya Yesus mengutus mereka untuk menjalankan pastoral, mempraktekan apa yang sudah diajarkan Kristus kepada mereka. Mereka harus pergi ke desa-desa mengajar dan memberi kesaksian tentang Kristus. Sebelum pergi, Yesus memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa, kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan. 

Pesan dan larangan Yesus ini mengingatkan kita bahwa semua pelayan Kristus yang sudah menerima berkat khusus sudah diberi kuasa. Kekuatan dan kuasa yang mereka terima, secara khusus kuasa untuk mengusir roh-roh jahat, bukanlah milik mereka, tetapi milik Yesus Kristus. Karena itu rendah hatilah selalu dan bersyukurlah kepada Tuhan karena Dia menggunakan kita sebagai sarana untuk mengalurkan kuasaNya kepada yang membutuhkan. Janganlah sombongkan diri dan menganggap bahwa kekuatan itu adalah milik kita. Betapa sering kita dengar ada orang yang katakan: “Sayalah yang menyembuhkan, atau Bapa Yohaneslah yang menyembuhkan orang itu.” Seharusnya orang berkata: “Kuasa Tuhan bekerja lewat tangan Pak Yohanes; Tuhan menyalurkan kuasa dan kekuatanNya lewat tangan hambanya ini!” 
Yesus melarang para pelayan Kristus bawa makanan dan uang karena Dia sesungguhnya sudah menyiapkan apa yang kita butuhkan. Dia menggerakan hati dari mereka yang mendapat pelayanan kita.

Dalam pelayanan selalu ada suka dan dukanya. St. Paulus Miki dan teman-temannya mengalami banyak tantangan. Tetapi yang menariknya, bahwa walaupun mereka disengsarakan mereka tetap punya keberanian untuk mewartakan Kristus. Sungguh, mereka adalah murid Kristus yang selalu siap menerima salib demi iman akan Kristus. Kristuslah yang selalu memberi mereka kekuatan untuk tabah menerima semuanya.

Marilah saudara-saudari… Sebagai orang Kristen yang dewasa dalam iman, ikutilah sikap yang sudah ditunjukkan oleh St. Paulus Miki dan para martir Jepang. 

Kita berdoa semoga semangat hidup St. Paulus Miki dan teman-temannya selalu menjadi inspirasi hidup kita. 

Kita memohon St. Paulus Miki dan teman-teman-nya serta Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen.