Senin, 10 Februari 2020

Siro Selasa, 04 February 2020

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa IV

Bacaan Injil
Mrk 5:21-43

Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Sekali peristiwa, setelah Yesus menyeberang dengan perahu, 
datanglah orang banyak berbondong-bondong 
lalu mengerumuni Dia. 
Ketika itu Yesus masih berada di tepi danau.
Maka datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. 
Ketika melihat Yesus, tersungkurlah Yairus di depan kaki-Nya.
Dengan sangat ia memohon kepada-Nya, 
"Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati.
Datanglah kiranya, dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, 
supaya ia selamat dan tetap hidup."
Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. 
Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia 
dan berdesak-desakan di dekat-Nya.
Adalah di situ seorang perempuan 
yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.
Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, 
sampai habislah semua yang ada padanya;
namun sama sekali tidak ada faedahnya, 
malah sebaliknya: keadaannya makin memburuk.
Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus.
Maka di tengah-tengah orang banyak itu 
ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.
Sebab katanya, "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."
Sungguh, seketika itu juga berhentilah pendarahannya 
dan ia merasa badannya sudah sembuh dari penyakit itu.
Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, 
bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, 
lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya, 
"Siapa yang menjamah jubah-Ku?"
Murid-murid-Nya menjawab, 
"Engkau melihat sendiri 
bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu!
Bagaimana mungkin Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?"
Lalu Yesus memandang sekeliling-Nya 
untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu.
Maka perempuan tadi menjadi takut dan gemetar 
sejak ia mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya. 
Maka ia tampil dan tersungkur di depan Yesus.
Dengan tulus ia memberitahukan segala sesuatu kepada Yesus.
Maka kata Yesus kepada perempuan itu, 
"Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. 
Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!"
Ketika Yesus masih berbicara 
datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata, 
"Anakmu sudah mati!
Apa perlunya lagi engkau menyusahkan Guru?"
Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka 
dan berkata kepada kepala rumah ibadat, 
"Jangan takut, percaya saja!"
Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta, 
kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus.
Dan tibalah mereka di rumah kepala rumah ibadat, 
dan di sana Yesus melihat orang-orang ribut, 
menangis dan meratap dengan suara nyaring.
Sesudah masuk, Yesus berkata kepada orang-orang itu, 
"Mengapa kamu ribut dan menangis? 
Anak ini tidak mati, tetapi tidur!"
Tetapi mereka menertawakan Dia. 
Maka Yesus menyuruh  semua orang itu keluar.
Lalu Ia membawa ayah dan ibu anak itu,
dan mereka yang bersama-sama dengan Yesus
masuk ke dalam kamar anak itu.
Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya, "Talita kum," 
yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!"
Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, 
sebab umurnya sudah dua belas tahun. 
Semua orang yang hadir sangat takjub.
Dengan sangat Yesus berpesan kepada mereka, 
supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu, 
lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
Siraman Rohani
Selasa 04 Februari 2020
Rm Fredy Jehadin SVD

Tema: Dalam Keadaan Terjepit Tingkah Laku Kita Akan Berubah!

(Markus 5: 21 – 43)

Saudara-saudari … Bacaan Injil hari ini sangat menarik. Seorang kepala rumah ibadat, bernama Yairus, tersyukur di depan kaki Yesus dan memohon dengan sangat kepada-Nya: “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tanganMu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.” Satu perbuatan yang sangat luar biasa, yang sesungguhnya sangat bertentangan dengan tingkah laku para pemimpin Yahudi zaman itu. Banyak pemimpin Yahudi waktu itu selalu menentang Yesus Kristus. Banyak yang mencaci maki dan malah mau membunuh Dia. Yesus selalu dianggap musuh mereka. Tetapi Yairus, yang adalah kepala Rumah Ibadat, berbalik kepada Yesus Kristus, tersungkur di depan-Nya. Seorang pemimpin agama Yahudi, yang sangat terpandang dan sangat terhormat dalam komunitas orang Yahudi, harus berlutut meminta bantuan Yesus. Tidak ditulis, bagaimana reaksi para pemimpin agama Yahudi yang lain, ketika melihat dan mendengar perbuatan Yairus di hadapan Yesus. Mungkin saja ada yang mengutuk Yairus. Mungkin juga ada yang berkomentar: tadinya sering menantang Yesus, kok tiba-tiba bertekuk lutut meminta bantuan Yesus. 

Apa yang membuat Yairus harus berbuat demikian?
Ada dua alasan yang sangat mendasar yang mendorong dia berbuat demikian adalah: 1) Karena didorong oleh rasa cinta dan belaskasihannya kepada anak perempuannya yang lagi sakit. 
2) Yairus tidak mau anaknya mati, tetapi agar anaknya tetap hidup. 
Mungkin Yairus sudah menyaksikan mujizat-mujizat yang dibuat Yesus. Mungkin karena didorong oleh apa yang dilihat atau didengarnya dia berbalik kepada Yesus dan percaya bahwa pasti Yesus bisa melakukan hal yang sama ke atas anaknya.

Saudara-saudari… Betapa sering pengalaman yang sama terjadi atas kita, bahwa orang yang kemarinya bermusuhan kini berbalik menjadi teman, karena didorong oleh sesuatu yang sangat-sangat mendesak. Betapa sering terjadi, karena didorong oleh kebutuhan yang sangat hakiki, maka status atau pangkat pun dilupakan, yang penting kebutuhan hakiki kita dipenuhi. Betapa sering terjadi bahwa kesombongan kita kemarin, kita lupakan, kini kita harus tersungkur dan berlutut di depan orang yang kemarinnya kita caci maki, hanya karena kita dalam situasi yang sangat terjepit. Itulah pengalaman hidup yang sering terjadi di dunia ini. Bahwa cepat atau lambat musuh akan berbalik menjadi teman. 

Marilah saaudara-saudari… Ikutilah contoh yang sudah ditunjukkan oleh Yairus hari ini. Rangkulah sesama kita yang mungkin kadang kita menganggapnya tidak berarti dan selalu mencaci maki padanya. Jalinlah relasi yang baik sebagai saudara-saudari. Karena dengan demikian hidup kita pun akan selalu terasa aman dan damai.

Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amen!

Tidak ada komentar: