Kamis, 28 November 2019

Siro Jumat, 29 November 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIV

Bacaan Injil
Luk 21:29-33

Jika kalian melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa Kerajaan Allah sudah dekat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada waktu itu Yesus mengemukakan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, "Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. Apabila kalian melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kalian tahu dengan sendirinya, bahwa musim panas sudah dekat. Demikian pula, jika kalian melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Aku berkata kepadamu: Sungguh, angkatan ini takkan berlalu, sebelum semuanya terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi sabda-Ku takkan berlalu."

Demikianlah Injil Tuhan.

=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                                Jumat, 29 November 2019
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Sensitip Dan Sadar Akan Kehadiran Allah Dalam Hidup Kita!                                              Lukas 21: 29 - 33

Saudara-saudari… Pernahkah anda menyaksikan semut? Kalau akan terjadi hujan lebat yang mendatangkan bajir, anda menyaksikan semut berkeliaran mencari tempat, yang menurut instinct mereka terasa nyaman. Itu berarti mereka punya kepekaan akan alam sekitar. Alam sekitar sepertinya sudah memberi pesan kepada mereka, bahwa mereka harus bersiap-siap.

Pada suatu malam, bersama katekis-ku, saya menyeberangi satu titian melewat sungai yang lagi meluap. Kejadian itu terjadi antara jam 9 dan 10 malam. Awalnya saya mau duduk merangkak di atas titian, satu balok panjang kira-kira 50 meter panjangnya. Tetapi katekisku berkata: “Pater, saya akan gendong Pater, tetapi dengan persyaratan: matikan senter!” Mendengar pernyataan Katekis ini, saya kaget. “Bagaimana mungkin engkau menggendong saya dalam keadaan gelap berjalan di atas titian kecil sepanjang 50 meter? Lihat air sungai mengamuk deras dan kita semua basah. Pasti titian sangat licin!” Tetapi dengan segala keyakinan dia katakan kepada saya: “Percaya saya Pater. Kita akan baik-baik saja.” Saya pasrah padanya. Saya biarkan dia menggendong saya. Senter saya pegang tetapi dalam posisi mati. Sambil merangkul dia, saya berdoa meminta St. Kristoforus membantu Si Lukas, katekisku agar selamat membawa kami ke seberang. Tiba-tiba saya mendengar Lukas berkata: “Pater turun, kita sudah tiba!” “Puji Tuhan!”kataku. “Trims Lukas!” Dalam perjalanan lanjut menuju Pastoran, saya sempat tanya pada Lukas: “Apa rahasianya sampai anda bisa berjalan aman di atas titian yang basah?” Dengan jujur dia katakan: “Saya bukan melihat dengan mata Pater, tetapi saya merasakan! Saya bisa merasakan saya berjalan di atas tempat yang benar atau salah. Kalau telapak kakiku terasa hangat sewaktu menginjak titian itu berarti aman, banyak orang yang selalu melewatinya. Tetapi kalau terasa dingin itu berarti tidak biasa dilewati.” Sambungnya lagi: “Di malam hari kami tidak bisa melihat tetapi kami merasakan.” Sungguh luar biasa. Mereka sungguh menyatu dengan alam. Mereka sangat sensitip dengan dunia luar!

Saudara-saudari…. Dalam Injil hari ini, Yesus juga berkata: “Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. Apabila kamu melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kamu tahu dengan sendirinya, bahwa musim panas sudah dekat.” Lewat pernyataan ini, Yesus mau mengingatkan kita, bahwa alam begitu sensitip dengan getaran sekitarnya, sepertinya gelombang suara yang begitu halus selalu ditiup ke mana-mana mewartakan kabar gembira atau kabar dukacita agar kita selalu berhati-hati. Menanggapi gelombang suara secara positip pasti akan menyelamatkan, tetapi sebaliknya, acuh tak acuh menolak gelombang suara ini akan mendatangkan bencana.

Bagaimana dengan kita manusia. Kita sudah diperlenglapi dengan lima indra yang sangat bagus. Apakah dengan indra-indra ini kita sanggup mengantisipasi apa yang akan terjadi? Apakah kita selalu peka menanggapi apa yang akan terjadi? 
Sudah layak dan sepantasnya, kita harus bersyukur kepada Tuhan karena kita sudah semakin pintar, memanfaatkan otak dan segala kemampuan, yang diberikan Tuhan kepada kita untuk membangun alat-alat tehnologi, yang mempermuda aktivitas kita. Tetapi pertanyaan kita: apakah di saat kita menggunakan alat-alat tehnologi itu, kita selalu sadar bahwa di balik alat tehnologi itu Master mind-nya, Otak Utamanya adalah Tuhan? Atau kita mengabaikan Tuhan sementara kita dianyubahagiakan dan menganggap diri kita sebagai tuhan? 

Saudara-saudari… Sensitip dan sadarlah selalu akan kehadiran Allah dalam hidup kita. Gunakanlah mata hati kita untuk selalu merasakan kehadiran Tuhan. Mungkin mata intelek kita sering dikacaukan oleh ide-ide atas dasar logis dan tidak logis. 
Sentilan katekis, Lukas, yang sederhana di atas tadi membuka pikiran saya, bahwa di malam hari bukan mata fisiklah, yang bisa melihat alam sekitar, tetapi mata perasaan, mata hati. Dalam kegelapan, mata hatilah yang sangat diandalkan. Benar sekali!  Tuhan selalu dekat di hati. 
Kita tidak pernah mendengar sapaan untuk Yesus Kristus: The Sacred head of Jesus (Kepala Kudus Yesus), but the Sacred Heart of Jesus (Hati Kudus Yesus).  Sungguh tempat Yesus ada di dalam hati kita.

Marilah saudara-saudari…. Sensitiplah dan sadarlah selalu akan kehadiran Allah dalam hati dan hidup harian kita. Gunakanlah hati kita untuk merasakan Tuhan. 

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Rabu, 27 November 2019

Siro Kamis, 28 November 19

Bacaan Liturgi 

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIV

Bacaan Injil
Luk 21:20-28

Yerusalem akan diinjak-injak oleh para bangsa asing sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Apabila kalian melihat Yerusalem dikepung oleh tentara, ketahuilah bahwa keruntuhannya sudah dekat. Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, orang-orang yang ada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota. Sebab itulah masa pembalasan dan genaplah semua yang tertulis. 

Celakalah para ibu yang sedang hamil atau yang sedang menyusui bayi pada masa itu! Sebab kesesakan yang dahsyat akan menimpa seluruh negeri, dan murka akan menimpa bangsa ini. Mereka akan tewas oleh mata pedang dan diangkut sebagai tawanan ke segala bangsa. Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu." 

Dan akan tampaklah tanda-tanda pada matahari, bulan dan bintang-bintang. Bangsa-bangsa di bumi akan ketakutan dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena cemas berhubung dengan segala sesuatu yang menimpa bumi ini, karena kuasa-kuasa langit bergoncangan. 

Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat." 

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                 
Kamis, 28 November 2019                                                                                                          
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Saat Kita Diguncangkan Setan, Tuhan Datang Menyelamatkan Kita!                                  Lukas 21: 20 - 28

Saudara-saudari... Selama bekerja di paroki di tahun 1990-an, saya sering dipanggil untuk memberi sakramen orang sakit. Pada suatu siang, selagi istirahat, saya dipanggil untuk memberi sakramen orang sakit. Karena jarak tempat itu dengan pastoran cuma 2 km, saya berjalan kaki saja. Semua perlengkap saya isi dalam tas kecil. Ada salib, minyak suci, air berkat dan stola. Begitu saya tiba di pintu rumah, bapa yang sakit berteriak. Dia marah dan katakan kepada saya: untuk apa engkau ke sini? Jangan masuk, keluar dari sini. Sambil memasukkan tangan ke tas kecil untuk mengambil salib dan air berkat, saya melihat bapa yang sakit cari parang. Sewaktu temukan parang, dia mengacungkan parangnya ke saya. Saya langsung percikan air berkat kepadanya dan tunjukkan salib ke kepadanya. Sewaktu percikan air berkat mengenai tubuhnya, dia semakin ngamok, tetapi saya tetap menyiraminya sambil berseru: dalam nama Yesus Kristus enyahlah setan; dalam nama Yesus Kristus nyelahlah setan! Saya tunjukkan salib kepadanya. Kemudian dia jatuh dan tertidur. Saya mengajak keluarga untuk mendoakan dia, dan memberinya minyak suci. Sesudah diberi minyak suci, dia membuka mata dan dengan suara halus berkata: “Pater.... selamat siang! Tolong doakan saya!” sesudahnya dia tutup mata dan pergi untuk selama-lamanya. Sakramen Pengurapan Orang Sakit sudah menyelamatkan jiwanya. Tuhan hadir pada waktunya dan menyelamatkan jiwanya.

Saudara-saudari... Hari ini Yesus menjelaskan apa yang akan terjadi menjelang pengadilan terakhir. Yesus berkata: orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubungan  dengan segala apa yang menimpa bumi ini. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya. Bangkitlah dan angkatlah muka-mu, sebab penyelamatanmu sudah dekat. 
Rupanya bapa dalam ceritera saya di atas, mengalami apa yang sudah dirawalkan Yesus Kristus. Rupanya mata-jiwanya sudah melihat apa yang sedang terjadi. Yang sangat menarik bahwa sesudah direciki air berkat dan memandang salib, ia jatuh tertidur dan sesudahnya matanya terbuka lagi dan dengan halus meminta saya: “Pater doakan saya!”, lalu sesudahnya pergi untuk selama-lamanya.

Saudara-saudari… Allah begitu mengasihi umat-Nya sehingga Ia datang sebagai Penyelamat, seperti yang kita dengar dalam Injil hari ini. Saat dunia mengalami porak-poranda dan banyak umat manusia menderita, Allah sebagai Pencipta alam semesta datang menyelamatkan. Inilah pegangan sekaligus harapan umat beriman. Kebaikan Allah telah nyata dalam kehidupan harian kita, maka kita juga yakin dan percaya bahwa situasi di mana kita berada dalam ambang batas kemampuan kita, kita diajak untuk ingat bahwa masih ada Allah yang amat baik dan perhatian terhadap kehidupan kita. 

Marilah saudara-saudari... Hidup kita selalu berada dalam tangan Allah. Apapun ituasi kita, Tuhan selalu menyertai kita. Karena itu peganglah Dia selalu dan berharaplah bahwa Dia selalu membantu dan menyelamatkan kita. 

Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan sadarkanlah kami selalu bahwa dalam situasi apa pun Engkau senantiasa hadir di tengah kami. Kuatkanlah iman kami Tuhan, dan semoga kami selalu berani dan sanggup menantang segala bentuk kejahatan, yang mengancam kehidupan jiwa kami. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amen!

Selasa, 26 November 2019

Siro Rabu, 27 November 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIV

Bacaan Injil
Luk 21:12-19

Karena nama-Ku kalian akan dibenci semua orang. Tetapi  tidak sehelai pun rambut kepalamu akan hilang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada waktu itu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Akan datang harinya kalian akan ditangkap dan dianiaya. Karena nama-Ku kalian akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat, dimasukkan ke dalam penjara, dan dihadapkan kepada raja-raja dan para penguasa. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. Sebab itu tetap teguhlah di dalam hatimu, jangan kalian memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Aku sendirilah yang akan memberi kalian kata-kata hikmat, sehingga kalian tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. 

Dan kalian akan diserahkan juga oleh orangtuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu, dan beberapa orang di antaramu akan dibunuh; karena nama-Ku kalian akan dibenci semua orang. 

Tetapi tidak sehelai pun rambut kepalamu akan hilang. Kalau kalian tetap bertahan, kalian akan memperoleh hidupmu." 

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                  
Rabu, 27 November 2019                                                                                                        
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Penderitaan Adalah Satu Kesempatan Untuk Bersaksi Akan Kristus!                                  Lukas 21: 12-19

Saudara-saudari…. Pada suatu kesempatan saya mengunjungi seorang teman yang lagi sakit. Ia sudah difonis oleh dokter kesehatannya, bahwa menurut ilmu medis semua anggota tubuhnya semakin lemah dan tidak bisa bekerjasama lagi dengan obat-obat yang dikonsumsinya. Sewaktu saya datang ke kamarnya, dengan senyum dia menyambut kedatanganku.  Badannya semakin lemah dan tubuhnya yang dulunya begitu besar dan tegar kini tinggal membungkus tulang. Sungguh menyedihkan, khususnya bagi saya yang sudah lama mengenal dia, sebagai teman kerja dan konfrater dalam Serikat yang sama. Rupanya dia membaca perasaan dan pikiran saya. Tiba-tiba dia bertanya: “Apa yang sedang Fredy pikirkan? Sepertinya anda sedih? Jangan sedih teman, kita harus bahagia. Tempat hidup kita yang sesungguhnya bukanlah di sini! Tempat kita adalah surga! Saya sudah siap dan hatiku bersuka-cita menghadap Tuhan, yang selalu kuwartakan, baik di lapangan maupun di tempat saya berbaring di tempat ini. Sakit yang saya alami saat ini adalah satu kesempatan yang indah bagiku untuk menyaksikan penderitaan Kristus. Penderitaanku sangat sedikit, tidak bisa dibandingkan dengan penderitaan Kristus, yang bergantung di antara langit dan bumi, kedua kaki dipaku, kedua tangan dipaku, lambung ditikam, sambil mahkota duri melingkar di kepala-Nya. Saya harus bersyukur karena saya bisa merasakan sedikit penderitaan Kristus.”  
Temanku ini sungguh sudah melihat penderitaan atau sakitnya sebagai satu kesempatan untuk menyaksikan Kristus yang disalib. Sungguh kagum rasanya di saat saya mendengarkan kesaksian iman temanku ini. Temanku sudah mengajar saya apa artinya penderitaan. Temanku ini sudah menjalankan apa yang sudah dikatakan Yesus dalam Injil-Nya hari ini. Kata-Nya: “Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi.” Penderitaan apa pun yang kita alami dalam hidup, kalau dilihat dari segi iman dan selalu dianggap sebagai bagian dari partisipasi kita dalam penderitaan Kristus, maka semua penderitaan itu akan dilalui dengan penuh kesabaran dan sukacita. Seperti St. Stefanus, martir Kristus pertama: selagi dia dirajam, ia tetap memuji dan memuliakan Tuhan. Penderitaan dilihatnya sebagai kesempatan untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Penderitaan tidak dilihatnya sebagai siksaan atau hukum, tetapi kesempatan untuk merasakan sedikit penderitaan Kristus di salib dalam rangka menyelamatkan manusia.

Saudara-saudari… Penderitaan dan kesulitan hidup akan selalu datang dalam hidup kita. Sebagai orang beriman, kita tidak perlu lari dari penderitaan, tetapi hadapi, tidak perlu menyalahkan orang lain, tetapi mari kita mencari solusi. Allah membekali kita dengan akal budi, hati nurani, iman dan kemampuan agar kita mampu bertahan dan dapat menghadapi penderitaan hidup itu. Penderitaan hidup akan membuat kita semakin yakin akan kebaikan Tuhan dan pertolonganNya yang selalu datang tepat pada waktunya. 

Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan sadarkanlah kami agar kami selalu melihat penderitaan atau sakit sebagai satu kesempatan yang indah untuk turut berpartisipasi dalam penderitaan-Mu dan menjadi saksi-Mu yang setia. Dalam nama Kristus, kami berdoa! Amen!

Senin, 25 November 2019

Siro Selasa, 26 November 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIV

Bacaan Injil
Luk 21:5-11

Tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Ketika itu beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan yang dihiasi dengan batu indah, dan berbagai macam barang persembahan. Tetapi Yesus berkata kepada mereka, "Akan tiba harinya segala yang kalian lihat di situ diruntuhkan, dan tidak akan ada satu batu pun dibiarkan terletak di atas batu yang lain." 

Lalu murid-murid bertanya, "Guru, bilamanakah hal itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?"Jawab Yesus, "Waspadalah, jangan sampai kalian disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku, dan berkata, 'Akulah Dia' dan 'Saatnya sudah dekat.' Janganlah kalian mengikuti mereka. Dan bila kalian mendengar kabar tentang perang dan pemberontakan, janganlah kalian terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera." 

Kemudian Yesus berkata kepada mereka, "Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan. Akan terjadi gempa bumi yang dahsyat, dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan. Dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit."

Demikianlah Injil Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                     
Selasa, 26 November 2019                                                                                                     
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Waspadalah Dan Janganlah disesatkan, Percayalah Pada Kuasa Tuhan!                        

Lukas 21: 5-11

Saudara-saudari... Kemarin hari Senin kita mendengar ceritera tentang Daniel. Daniel diberi kemampuan oleh Tuhan untuk menafsirkan mimpi dan juga bisa melihat penampakan. Dalam bacaan pertama hari ini, dari kitab Daniel 2:31-45, kita mendengar bahwa raja Nebukadnezar melihat penampakan yaitu sebuah patung besar yang kepalanya dibuat dari emas, dada dan lengannya dari perak, perut dan pinggang dari tembaga, paha dari besi, kaki dari besi dan sebagian dari tanah liat. Kemudian patung itu dihancurkan oleh sebuah batu terlepas dari gunung tanpa perbuatan tangan manusia. Patung besar itu hancur seluruhnya oleh batu besar itu. Daniel menafsirkan bahwa betapa pun kuat dan megahnya hasil karya manusia, semuanya akan dihancurkan sekejap oleh kekuatan Tuhan. Batu yang terlepas dari gunung itu ditafsirkan sebagai kekuatan Tuhan. 
Pesan untuk kita: betapa pun hebatnya pendidikan kita atau banyaknya harta duniawi yang kita miliki, semuanya akan binasa di saat Tuhan datang untuk mengambil kita. Karena itu kita berwaspadalah selalu, jangan disesatkan, sebaliknya rendah hatilah selalu dan percayalah pada Tuhan sumber segala-galanya. Kemampuan yang kita miliki adalah hadiah Tuhan; kita menjadi kaya karena Tuhan memberi kita kesehatan dan berkat.
Injil pun memberi kita peneguhan, bahwa betapa pun megahnya Bait Allah dan banyaknya persembahan yang kita kumpulkan, tetapi semuanya akan hancur di saat Tuhan datang. Yang dimaksudkan Yesus di sini adalah bahwa hasil karya manusia semuanya hanya bersifat sementara dan akan hancur semuanya. Yang diminta Tuhan agar kita selalu waspada dan siap sedia menyambut kedatang-Nya. Hidup kita di dunia ini bersifat sementara. Tuhan selalu mengingatkan kita untuk selalu percaya kepadaNya dan teguh dalam iman serta setia menjalankan perintahNya. Kita adalah kesnisah Roh Kudus. Tuhan mengharapkan agar Bait Sucinya, yaitu tubuh kita harus selalu diperkuatkan dengan doa-doa kita, dihiasi dengan bunga-bunga rohani yang bersifat kekal. Kenisah Allah atau bangunan Gereja pun, tempat kita berkumpul dan memuji Tuhan harus selalu diperhatikan agar selalu menjadi tempat kita memuji Tuhan dan menemukan Tuhan. 
Waspadalah dan janganlah disesatkan oleh siapa pun, tetapi percayalah pada Tuhan. Hasil karya manusia selalu bersifat sementara dan hancur dalam perjalanan waktu, tetapi Tuhan kekal adanya dan baginya waktu-nya tidak terbatas! 

Marilah saudara - saudari... Perkuatkanlah iman kita akan Tuhan dan waspadalah dan janganlah disesatkan oleh begitu banyak tawaran dari karya manusia yang kadang menjerat kehidupan moral dan iman kita. Ingatlah selalu bahwa kemampuan manusia tidak bisa mengalahkan kehebatan Tuhan! Ikutilah nasihat St. Agustinus untuk selalu rendah hati, rendah hati dan rendah hati. Kita adalah ciptaan Tuhan dan sudah seharusnya kita selalu rendah hati padaNya dan bersembah sujud pada-Nya.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita agar kita pun selalu rendah hati seperti dia walaupun ia sudah diangkat Tuhan menjadi Bunda Kristus. Amin.

Minggu, 24 November 2019

Siro Senin, 25 November 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIV
PF S. Katarina dr Aleksandria, Perawan dan Martir

Bacaan Injil
Luk 21:1-4

Yesus melihat seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti derma.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Di bait Allah, tatkala mengangkat muka, Yesus melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu.

Maka Yesus berkata, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya."

Demikianlah Injil Tuhan.

=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                     
Senin, 25 November 2019                                                                                                          
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Iman dan Pasrah Pada Kehendak Tuhan!                                                                       
Lukas 21: 1-4

Sdr/i... Bacaan pertama hari ini, yang diambil dari Kitab Daniel 1:1-6, 8-20, menceriterakan bagaimana bangsa Israel diperlakukan di tempat pembuangan Babilon. Banyak anak yang cerdik pandai dan tidak bercela dari keturunan raja, bangsawan dan Israel, dididik secara khusus dalam istana Raja Nebukadnezar selama tiga tahun, kemudian sesudah mereka tamat dan lulus dengan sangat baik akan bekerja untuk raja. Dari sekian banyak anak, ada 4 anak dari keturunan Israel. Daniel salah satunya. Semua anak diberi menu makanan yang sama dengan menu makanan sang raja. Daniel, seorang anak Israel yang sangat taat kepada hukum Taurat bertekad untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan minuman anggur yang biasa diminum oleh raja. Ia meminta pemimpin pegawai istana itu supaya tidak usah menajiskan diri. Ketaatan pada ajaran iman dan kepasrahan total pada Tuhan selalu menjadi inspirasi hidupnya. Niat baik Daniel didengar Tuhan. Tuhan mengaruniai Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana. Daniel dan ketiga temannya hanya diberi sayur dan air. Tetapi makanan dan minuman itu sungguh menyegarkan dan menyehatkan mereka. Karena iman dan kepasrahan total pada Tuhan, maka semuanya baik-baik saja baginya. Kepada keempat pemuda Israel ini, Tuhan memberi pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat. Daniel diberi kemampuan untuk mengetahui berbagai-bagai penglihatan dan mimpi. Waktu semua pemuda dihadapkan kepada Raja Nebukadnezar untuk bercakap-cakap, Daniel dan tiga temannya dinyatakan lulus dengan prestasi yang sangat baik. Maka bekerjalah mereka untuk raja. 
Hikmat yang kita petik dari kisah Daniel dan teman-temannya ini adalah agar kita jangan cepat-cepat tergiur dan percaya oleh budaya dan ilmu kafir. Berpegang teguhlah pada ajaran iman, ajaran Gereja dan pasrah sungguh pada kehendak Tuhan. Tuhan sumber segalanya, entah kesehatan maupun ilmu pengetahuan dan kepandaian. Tuhan pasti akan selalu memperhatikan apa yang sangat kita butuhkan kalau kita tetap setia dan taat pada perintahNya. Pengetahuan dari Tuhan itu diperoleh dengan kemurnian hidup, kesetiaan dan ketaatan pada hukum dan doa. Boleh kita pelajari banyak ilmu lain, tetapi apakah ilmu itu bisa diterapkan sesuai dengan ajaran dan iman kita? Tidak semua ilmu bisa diterapkan begitu saja tanpa memperhatikan ajaran agama dan iman kita. Kita harus selalu mendengarkan suara bathin kita apakah ilmu yang kita pelajari sesuai dengan ajaran agama atau tidak. Sekarang lewat sosial media banyak sekali ilmu baru yang ditawarkan kepada kita. Kalau kita tidak berhati-hati, maka hati dan pikiran kita akan hancur. Karena itu, berhati-hatilah. Ikutilah contoh hidup Daniel dan teman-temannya. Tidak cepat jatuh dalam kemewahan hidup istana Raja Nebukadnezar. Mereka selalu setia pada Tuhan dan hukum Taurat.  

Bacaan Injil hari ini-pun mengingatkan kita akan hal yang sama: iman dan keterbukaan secata total kepada Tuhan. Ibu janda yang miskin memberi segalanya kepada Tuhan dengan tulus dan percaya sungguh bahwa Tuhan akan menjamin hidup-nya untuk hari-hari selanjutnya. 
Memberikan persembahan waktu Misa atau dalam doa kelompok adalah satu bentuk ungkapan iman dan hati kita. Bukan soal besar dan kecilnya bahan persembahan yang kita persembahkan itu, tetapi bagaimana keadaan bathin kita di saat kita mempersembahkan ungkapan iman kita. Kalau kita persembahkan bahan persembahan kita dengan penuh hormat sambil mengucapkan doa dalam hati, sebagai ucapan terima kasih dan mohon berkat, pasti Tuhan akan sangat memuji kita. Itulah yang dilihat Yesus Kristus sewaktu ibu Janda miskin mempersembahkan dua peser ke dalam peti kolekte. Ia menyerahkan dua peser itu dengan penuh hormat sebagai ungkapan iman yang keluar dari lubuk hatinya dan tetap percaya bahwa Tuhan akan selalu menyiapkan apa yang dia butuhkan setiap hari. 

Marilah saudara-saudari... Ikutilah teladan hidup dari Daniel dan ketiga temannya serta hayatilah dan amalkanlah contoh hidup yang sudah ditunjukkan oleh ibu janda dalam hidup harian kita. Tuhan selalu memperhatikan orang-orang yang setia pada perintah-perintahNya dan Tuhan pun selalu bertanggungjawab atas kehidupan mereka, apa pun situasi hidup yang sedang mereka alami. 

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita agar kita selalu setia dalam iman, hidup jujur dan taat pada kehendak Tuhan. Amin.

Siro Minggu, 24 November 19

Bacaan Liturgi

Hari HR Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam

Bacaan Injil
Luk 23:35-43

Tuhan, ingatlah akan daku, apabila Engkau datang sebagai Raja.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Ketika Yesus bergantung di salib, 
pemimpin-pemimpin bangsa Yahudi mengejek-Nya, 
"Orang lain Ia selamatkan, 
biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, 
jika Ia benar-benar Mesias, orang yang dipilih Allah!"

Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; 
mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata, 
"Jika Engkau raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!"
Ada juga tulisan di atas kepala-Nya, 
"Inilah Raja Orang Yahudi".

Salah seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Yesus, 
katanya, "Bukankah Engkau Kristus? 
Selamatkanlah diri-Mu sendiri dan kami!"
Tetapi penjahat yang seorang lagi menegur dia, katanya, 
"Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah? 
Padahal engkau menerima hukuman yang sama! 
Kita memang selayaknya dihukum, 
sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, 
tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."
Lalu ia berkata kepada Yesus, 
 "Yesus, ingatlah akan daku, apabila Engkau datang sebagai Raja!"
Kata Yesus kepadanya, 
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga 
engkau akan ada bersama-sama Aku di dalam Firdaus."

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                  
Minggu, 24 November 2019                                                                                                                 
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Yesus Kristus Adalah Raja Damai!
(Lukas 23: 35 – 43)

Saudara-saudari… Hari ini kita merayakan hari Raya Kristus Raja Semesta Alam. Kalau kita mengikuti ceritera Injil hari ini, ada kesan bahwa Yesus Kristus bukanlah raja semesta alam. Sebagai raja semesta alam, yang punya kuasa, seharusnya Ia bisa menggunakan kuasaNya untuk meredam segala kuasa lain, yang bertentangan dengan rencananya. Tetapi kenyataannya: para pemimpin mengejek Dia, katanya: “Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diriNya sendiri, jikalau Ia adalah Mesias, orang pilihan Allah.” Para prajurit juga mengolok-olok Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepadaNya dan berkata: “Jika Engkau adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah diriMu.” Seorang penjahat, yang disalibkan bersama-sama Yesus Kristus juga mengolok-olok Dia, katanya: “Bukankah Engkau Kristus? Selamatkanlah diriMu dan kami!”  Mereka mengolok-olok Dia, tetapi Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun menanggapi olokan mereka. Dia menerima semua olokan itu dengan tenang dan sabar. Karena memang, Dia adalah Raja Damai, menerima segalanya dengan sabra dan penuh damai. Dia tidak bereaksi menanggapi olokan mereka? Mengapa Dia tidak memanfaatkan kuasaNya untuk melawan mereka?

Saudara-saudari… Yesus adalah Raja semesta alam. Ia punya kuasa dan kuasaNya tidak bisa dibandingkan dengan kuasa dari raja-raja duniawi. Sifat dan tingkahlakuNya sebagai seorang Raja sungguh sangat berbeda dengan sifat dan tingkah laku dari raja-raja duniawi. Ia memiliki kuasa, tetapi tidak memaksakan kuasa-Nya demi kepentingan dirinya sendiri. Ia tidak memanfaatkan kuasaNya untuk melawan para musuhNya. Dia tidak memimpin kerajaanNya dengan kekuatan fisik. Ia memimpin kerajaannya dengan hati. Ia tidak menantang musuhNya dengan kekuatan fisik, tetapi Ia menyerahkan diriNya demi keselamatan para pengikutNya. Ia menerima segala penderitaan dengan tenang dan sabar. Ia percaya bahwa buah ketenangan dan kesabaran itu akan mendatangkan kebahagiaan. 
Karena itu sebagai murid Kristus, warga kerajaan Yesus Kristus, kita pun sudah seharusnya mengikuti sikap dan cara kepemimpinan Yesus Kristus, yaitu menerima segala tantangan hidup dengan tenang dan sabar. Percayalah bahwa di balik penderitaan itu selalu ada sukacita, sesudah hari Jumat Agung selalu ada hari Minggu Paska, Kebangkitan Kristus. 

Yang menarik dalam Injil hari ini adalah selain ada orang yang mencemoohkan Yesus Kristus, masih ada orang yang mengakui Dia sebagai Raja. Orang jahat, yang disalibkan bersama Kristus, sadar akan kelemahan dan kesalahan dirinya sendiri dan kelemahan temannya, tetapi dengan segala keyakinan ia mengakui, bahwa Yesus Kristus adalah orang yang tidak bersalah. Katanya kepada temannya: “Tidak takutkah engkau kepada Tuhan? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.” Lalu ia berkata kepada Yesus: “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” Kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” 
Penjahat yang disalibkan bersama Yesus ini sungguh sadar akan kesalahannya dan mata hatinya sungguh terbuka melihat siapakah Yesus Kristus sesungguhnya. Suara hatinya sudah menuntun dia kepada kebenaran. Karena kebenaran, ia berani menegur kawannya, bahwa mereka berdua layak dihukum karena perbuatannya.   Kemudian ia meminta kepada Yesus, agar mengingat dia bila nanti Yesus datang sebagai Raja. 

Saudara-saudari… Untuk memahami Yesus sang Raja kita perlu bimbingan dari kebenaran, bimbingan Roh Kudus. Sejahat-jahatnya orang, kalau sudah bisa berdamai dengan diri sendiri, ia bisa dan akan menemukan kebenaran. 
Semoga kita pun memiliki hati dan pikiran seperti itu, bahwa selalu terbuka mengikuti bimbingan Roh Kudus agar sanggup melihat kebenaran dan menemukan jalan yang benar kepada Tuhan.  
Penjahat menemukan kembali jalan ke Firdaus bersama Yesus karena ia bersikap jujur dengan dirinya sendiri dan mengimani Yesus Kristus sebagai Raja. 

Marilah saudara-saudari… Bersikap jujurlah selalu dan akuilah Yesus Kristus sebagai Raja damai, dan kita adalah warga kerajaanNya. 
Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita agar kita selalu menjadi pengikut Kristus yang setia dan bertanggungjawab untuk selama-lamanya. Amen.

Siri Sabtu, 23 November 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIII
PF S. Kolumbanus, Abas
PF S. Klemens I, Paus dan Martir
Bacaan Injil
Luk 20:27-40

Allah bukanlah Allah orang mati, 
melainkan Allah orang hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Lukas:

Pada suatu ketika 
datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki 
yang tidak mengakui adanya kebangkitan. 
Mereka bertanya kepada Yesus, 
"Guru, Musa menuliskan untuk kita perintah ini: 
'Jika seorang yang mempunyai saudara laki-laki 
mati meninggalkan isteri tetapi tidak meninggalkan anak, 
maka saudaranya harus kawin dengan wanita itu 
dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya.' 
Ada tujuh orang bersaudara. 
Yang pertama kawin dengan seorang wanita 
lalu mati tanpa meninggalkan anak. 
Lalu wanita itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga, 
dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu. 
Mereka semuanya mati tanpa meninggalkan anak. 
Akhirnya perempuan itu pun mati.
Bagaimana sekarang dengan wanita itu? 
Siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? 
Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia."

Berkatalah Yesus kepada mereka, 
"Orang dunia ini kawin dan dikawinkan,
tetapi orang yang dianggap layak untuk mendapat bagian 
dalam dunia yang lain itu 
dan dalam kebangkitan dari antara orang mati 
tidak kawin dan tidak dikawinkan.
Sebab mereka tidak dapat mati lagi. 
Mereka sama dengan malaikat-malaikat 
dan menjadi anak-anak Allah, 
karena mereka telah dibangkitkan.

Tentang bangkitnya orang-orang mati, 
Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, 
di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. 
Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, 
karena di hadapan Dia semua orang hidup."

Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata, 
"Guru, jawab-Mu itu tepat sekali."
Maka mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus.

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                 
Sabtu, 23 November 2019                                                                                                                          
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Sesudah Kematian Tubuh Jasmani, Yang Tetap Hidup Untuk Selamanya Hanyalah Roh!                                                 
Lukas 20:27-40

Saudara-saudari... Hari ini kita mendengar bahwa ada orang Saduki yang tidak percaya akan kebangkitan orang mati datang bersoal jawab dengan Yesus Kristus. Mereka mengemukan satu fakta bahwa seorang wanita selama hidupnya kawin dengan 7 laki-laki dan mati tanpa meninggalkan anak. Mereka bertanya kepada Yesus: “Siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristrikan dia.” Jawaban Yesus: “Dalam kebangkitan tidak ada kawin dan dikawinkan. Sebab mereka tidak mati lagi.”
Dari jawaban Yesus ini kita bisa melihat salah satu tujuan perkawinan di dunia ini. Perkawinan di dunia ini bertujuan untuk meneruskan karya ciptaan Tuhan untuk meneruskan ciptaan manusia baru. Selanjutnya manusia mendapat tugas dan tangggungjawab untuk meneruskan karya keselamatan Tuhan di antara manusia yang hidup di dunia ini. Tujuan karya keselamatan itu adalah agar manusia mengenal Tuhan dan mendapat keselamatan sehingga di saat ia mati, jiwanya akan bersatu dengan Tuhan untuk selama-lamanya. Di saat roh kita bersatu dengan Tuhan, di sana tidak akan terjadi kawin dan dikawinkan. Kawin dan dikawinkan membutuhkan tubuh jasmani. Tetapi dalam surga tidak terdapat tubuh jasmani. Yang ada cuma roh. Di saat kita mati, tubuh jasmani akan kembali ke asalnya yaitu tanah, sementara roh akan kembali ke asalnya yaitu Tuhan. 

Saudara-saudari... Kita ingat bagaimana Tuhan menciptakan nenek moyang kita Adam dan Hawa. Tuhan mengambil tanah liat membuat kerangka/tubuh Adam. Sesudah dibuatnya, tubuh itu tidak bernyawa. Tetapi di saat Tuhan menghebuskan RohNya sendiri ke dalam tubuh Adam, tubuhnya menjadi hidup. Di sinilah kita melihat betapa kuasanya Roh Tuhan. Roh Tuhan memberi hidup untuk kita semua. Tanpa Roh Tuhan kita tidak bisa bergerak. Di saat tubuh jasmani kita berpisah dari rohnya, maka tubuh akan kembali ke asalnya yaitu tanah, sementara roh kita akan kembali ke asalnya, yaitu Tuhan. Roh kita tidak akan mati, karena ia berasal dari Tuhan yang tidak alami kematian. Ia hidup untuk selama-lamanya. 

Saudara-saudari...Pada satu hari di tahun 1998, keluarga saya memperbaiki kubur dari kakak Bapa saya. Ia sudah berada dibawah tanah sekitar 50 tahun. Kami coba mencari tulangnya apakah masih ada. Yang kami temukan cuma uang logam yang dimasukkan ke mulut dan tangannya sebelum peti mayatnya dipaku dan dikuburkan. Semua gigi dan tulangnya sudah menjadi tanah. Dari kenyataan ini, benarlah apa yang dikatakan Kitab Suci, tubuh kita berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah, sementara roh berasal dari Tuhan dan akan kembali ke Tuhan. 

Pertanyaan kita, apakah sewaktu kita mati, roh kita akan secara otomatis kembali ke Tuhan? Jawabannya TIDAK. Tuhan selalu memberi kebebasan kepada manusia untuk memilih. Dengan kebebasan yang diberikan kepadanya, manusia tetap bisa memilih, entah memilih Tuhan atau menolak Tuhan. Siapa yang selalu memilih Tuhan pasti rohnya akan kembali ke Tuhan, sementara yang menolak Tuhan, rohnya akan ke tempat lain, yang kita sebut Neraka. 

Marilah saudara-saudari... kalau kita mau agar roh kita kembali bersatu dengan Tuhan dan hidup bahagia untuk selamanya di saat tubuh jasmani kita mati, maka rajin-rajinlah berdoa; tetapi kalau roh kita dengan tahu dan mau menolak Tuhan selama hidup di dunia ini, maka siap sedialah untuk mengalami penderitaan untuk selama-lamanya.

Kita memohon St. Klemens dan Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita agar jiwa kita kembali bersatu dengan Tuhan dan para penghuni surga di saat kita dipanggil untuk hidup bersama Tuhan untuk selama-lamanya. Amin.

Siro Jumat, 22 Nov 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIII
PW S. Sesilia, Perawan dan Martir

Bacaan Injil
Luk 19:45-48

Rumah-Ku telah kalian  jadikan sarang penyamun.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada waktu itu Yesus tiba di Yerusalem dan masuk ke Bait Allah. Maka mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ. Ia berkata, "Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kalian telah menjadikannya sarang penyamun!" 

Tiap-tiap hari Yesus mengajar di Bait Allah. Para imam kepala dan ahli Taurat serta orang-orang terkemuka bangsa Israel berusaha membinasakan Yesus. tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia.

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                
Jumat, 22 November 2019                                                                                                          
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Rumah Tuhan Adalah Rumah Doa, Hormatilah!                                                                      Lukas 19:45-48

Saudara-saudari ... Injil hari ini adalah kelanjutan dari bacaan yang kita dengar kemarin hari Kamis. Kemarin kita mendengar bahwa Yesus menangisi Yerusalem dan sudah meramalkan kejatuhannya. Tangisannya itu sungguh keluar dari rasa kecewa yang sangat dalam. Bangsa Israel yang adalah bangsa pilihan Allah seharusnya menjaga kesucian dirinya dan tunjukkan tingkah laku yang baik kepada bangsa lain. Tetapi yang mereka tunjukkan justru sangat bertentangan. 
Hari ini kekecewaan dan kejengkelan Yesus terhadap bangsanya semakin bertambah. Bukan hanya kebobrokan tingkah laku terhadap sesama di luar kenisah Allah yang mereka tunjukkan, tetapi kini Yesus sendiri menyaksikan bagaimana kebobrokan tingkah-laku mereka terhadap Allah sendiri. Mereka menjadikan kenisah Allah sebagai pasar penjualan dan tukar uang. Kenisah Allah yang seharusnya dijaga kesucian dan kehormatannya sebagai tempat doa, kini jadi tempat merajalelanya ketidak-adilan, keributan dan kekecewaan banyak orang. Bukan lagi kedamaian dan kebahagiaan yang mereka jumpai di kenisah Allah, tetapi kekecewaan dan frustrasi. Kenisah Allah bukan lagi tempat orang berkomunikasi dengan Allah tetapi menjadi tempat komunikasi antara para pedagang dan pembeli binatang dan tukar uang. 
Yesus Kristus, Tokoh damai dan Pembawa hukum cinta kasih tidak bisa lagi menahan kemarahanNya. Ia berteriak mengusir semua pedagang di situ. Katanya: “Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kalian menjadikannya sarang penyamun!”  Sarang penyamun berarti pusat tempat dididiknya bandit-bandit, penjahat-penjahat. Perkataan Yesus ini ditanggapi secara negatip oleh para imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka bangsa Israel. Mereka mau membunuh Yesus Kristus. Satu sikap yang sungguh bertentangan dengan hakekat profesi mereka. Mereka yang seharusnya menjaga kesucian Bait Allah; mempromosikan keadilan dan cinta kasih; promosikan sikap jujur dan saling menghormati satu sama lain. Kini berbalik menjadi pembunuh. Mereka sesungguhnya menerima apa yang dibuat Yesus sebagai sesuatu yang positip dan sebagai teguran positip bagi mereka. Tetapi reaksi mereka sungguh sangat berlawanan. Dengan menolak apa yang dibuat Yesus, maka terbuktilah kebenaran apa yang diucapkan Kristus: “kalian sudah menjadikan Bait Allah sarang penyamun.”  Di dalam Bait Allah sepertinya bukan kejujuran lagi yang diajarkan tetapi penipuan; Di dalam Bait Allah sepertinya bukan lagi Allah yang mereka jumpai melainkan Setan. 

Saudara-saudari...  Apa yang dibuat Yesus terhadap para pedagang dan penukar uang di Bait Allah mengingatkan kita akan tingkahlaku kita masing-masing. Sewaktu kita masuk ke dalam gedung gereja, bagaimana sikap kita? Apa yang kita rasakan sewaktu kita membuka pintu gereja dan pelan-pelan melangkah masuk ke dalamnya? Apakah ada perasaan yang lain dalam diri kita atau sama saja kalau kita masuk rumah kita sendiri? Kalau kita tidak bisa membedakan cara kita bersikap waktu kita masuk ke dalam gedung gereja dan masuk ke dalam gedung-gedung yang lain, maka kita harus perlu bertanya diri. Mengapa kita tidak bisa merasakan perbedaannya. 
Gedung Gereja adalah tempat kita berdoa dan mempersembahkan kurban kita yaitu Yesus Kristus sendiri. Di sana ada Altar tempat Tubuh dan Darah Kristus dikurbankan. Dalam Gedung Gereja, khususnya kita yang beragama Katolik, ada Tabernakel. Dalam Tabernakel ada Tubuh Kristus/Sakramen Mahakudus. Kita sungguh percaya bahwa dalam Sakramen Mahakudus ini, Yesus Kristus sendiri hadir.  Sadar akan kehadiran Yesus Kristus yang bertahta dalam Tabernakel ini maka kita sudah seharusnya tunduk dan menyembah ke arah Tabernakel itu. Sewaktu kita berada dalam Gedung Gereja sudah seharusnya kita fokus kepada Kristus dan berdoa kepadaNya. Keberadaan kita dalam gereja adalah satu kesempatan baik untuk bercakap-cakap dengan Kristus. Tetapi betapa sering terjadi, selagi kita berada dalam gedung gereja kita masih berkomunikasi dengan orang lain yang ada jauh secara fisik dari kita lewat hp. Bukannya berkomunikasi dengan Tuhan tetapi dengan sesama manusia yang berada jauh. Dengan berbuat demikian, kita sudah jadikan gedung gereja sebagai loket telpon, pasar telpon. Perbuatan serupa sesungguhnya menyakiti hati Yesus. Paus Fransiskus sudah ingatkan para uskup, imam dan biarawan serta awam untuk matikan hp sewaktu masuk gereja. Fokuslah pada Tuhan. 

Marilah saudara-saudari... Hormatilah rumah Tuhan dan berkomunikasihlah dengan beliau semasih kita berada di dalamnya. Biarkan HP kita dimatikan dulu mungkin cuma sejam atau dua jam saja. 

Kita memohon St. Sesilia dan Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita agar kita selalu sadar bahwa rumah Tuhan adalah rumah doa, yang harus kita hormati. Amin.

Kamis, 21 November 2019

Siro Kamis, 21 November 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIII

PW S. Maria Dipersembahkan kepada Allah

Bacaan Injil
Luk 19:41-44

Andaikan engkau tahu apa yang perlu untuk damai sejahteramu!

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada waktu itu, ketika Yesus mendekati Yerusalem dan melihat kota itu, Ia menangisinya, kata-Nya, "Wahai Yerusalem, alangkah baiknya andaikan pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. 

Sebab akan datang harinya, musuhmu mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung dan menghimpit engkau dari segala jurusan. Dan mereka akan membinasakan dikau beserta semua pendudukmu. Tembokmu akan dirobohkan dan tiada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain. Sebab engkau tidak mengetahui saat Allah melawati engkau."

Demikanlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                  
Kamis, 21 November 2019                                                                                                       
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Tunjukkanlah Tingkah-Laku Yang Baik Kepada Kristus Lewat Kegiatan Nyata!              Lukas 19:41-44

Saudara-saudari… Hari ini, kita mendengar bahwa Yesus menangisi Yerusalem. Katanya: “Wahai Yerusalem, alangkah baiknya andaikan pada hari ini juga engkau mengerti apa yang engkau perlu untuk damai sejahteramu. Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.” 
Lewat pernyataan ini, Yesus mengharapkan agar penduduk Yerusalem sadar akan perbuatannya. Yerusalem tempat kudus, tempat bangsa Israel mempersembahkan kurban kepada Allah. Tetapi tingkah-lakunya tidak sepadan dengan apa yang diharapkan. Yesus juga sudah meramalkan keruntuhan kota Yerusalem yang terjadi tahun 70 karena kecerobohan bangsa Israel, yang terlalu berkecimpung dalam politik. Politik Israel sungguh menghancurkan kehidupan bangsanya pada waktu itu. 
Air mata Kristus adalah air mata Tuhan yang turut prihatin akan kesengsaraan manusia karena kesalahannya sendiri. Tingkahlakunya merusakan hidup dan bangsanya sendiri. Kalau saja mereka sadar akan kelemahan dan tingkah lakunya yang salah dan berusaha memperbaiki diri dan bekerja sama dengan Tuhan pasti situasinya akan menjadi lain. Yesus tahu bahwa tingkah laku mereka tidak akan berubah. Hati mereka sudah membatu. Bangsa pilihan Allah menjauh dari Allah yang sungguh mencintai mereka. Kenisah Allah dijadikannya pasar penjualan binatang persembahan dan tempat penukaran uang. Kesucian kenisah Allah dicemar dan praktek ketidak adilan merajalela di kenisah Allah di Yerusalem.  

Saudara-saudari... Kalau Injil melukiskan kesedihan Yesus Kristus karena tingkahlaku bangsa Israel yang menjadi alasan keruntuhan Yerusalem, sekarang bagaimana kita melukiskan tingkah laku kita di hadapan Tuhan? Apa yang sedang terjadi dalam diri dan lingkungan kita sekarang? Apakah ada kesamaan tingkahlaku yang dimiliki bangsa Israel pada waktu itu dengan tingkah laku kita dan masyarakat di sekitar kita saat ini, yang mungkin turut membuat Yesus Kristus merasa sedih dan menangis? Bagaiamana relasi pribadi kita dengan Tuhan, sesama dan diri kita sendiri saat ini? Bagaimana sikap dan tingkahlaku kita akan tugas yang dipercayakan Tuhan kepada kita? Bagaimana situasi sosial, politik, moral dan spiritual masyarakat di sekitar kita saat ini? 

Saudara-saudari...Yesus sering menangisi kita karena kita sering menolak Dia dan menyengsarakan Dia. Lewat tingkah-laku kita yang kadang menjauh dari Tuhan; yang mencelakakan orang lain, yang tidak percaya kepadaNya, semua itu sudah mengakibatkan hatiNya sedih dan menangis. Kalau kita mau menghentikan tangisanNya, maka kita harus memperbaiki diri dan membangun niat dan kebulatan tekad untuk bertobat dan melakukan sesuatu yang konkrit. Tinggalkan ruangan ingat diri dan kesenangan duniawi kita, berlangkahlah menuju ruangan rekonsiliasi bertemu Tuhan lewat pelayanNya, Pastor untuk mengakui dosa dan menjalankan pernyataan tobat kita. Buatlah program yang konkrit, sederhana dan bisa dijalankan setiap hari sehingga dengan demikian kita pun selalu bisa berkomunikasi dengan Tuhan setiap hari. Berdoalah satu kali Bapa kami dan satu kali Salam Maria setiap hari; membaca beberapa ayat Kitab Suci bersama anak-anak dalam keluarga. Berilah diri kita untuk terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan lingkungan dan Gereja. Semua kegiatan ini akan sangat membantu kita agar kita tetap menjalin relasi yang baik dengan Tuhan. Semua kegiatan baik ini pasti akan sangat mendatangkan kebahagian dan sukacita bagi Yesus Kristus, Tuhan kita.
Marilah saudara-saudari... Tunjukkanlah tingkah-laku yang baik kepada Kristus lewat kegiatan nyata!                                                                                                                               
Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amin.

Selasa, 19 November 2019

Siro Rabu, 20 November 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIII

Bacaan Injil
Luk 19:11-28

Mengapa uangku tidak kau berikan kepada orang yang menjalankan uang?

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada waktu Yesus sudah dekat Yerusalem, orang menyangka bahwa Kerajaan Allah akan segera nampak. Maka Yesus berkata, "Ada seorang bangsawan berangkat ke negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja. Sesudah itu baru ia akan kembali.Maka ia memanggil sepuluh orang hambanya, dan memberikan mereka sepuluh mina katanya, 'Pakailah ini untuk berdagang sampai aku kembali.'

Akan tetapi orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan, 'Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami.' Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing. Orang yang pertama datang dan berkata, 'Tuan, mina Tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina.' Katanya kepada hamba itu, 'Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik. Engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota.' Datanglah yang kedua dan berkata, 'Tuan, mina Tuan telah menghasilkan lima mina.' Katanya kepada orang kedua itu, 'Dan engkau, kuasailah lima kota.' Dan hamba yang ketiga datang dan berkata, 'Tuan, inilah mina Tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan. Sebab aku takut akan Tuan, karena Tuan adalah manusia yang keras. Tuan mengambil apa yang tidak pernah Tuan taruh, dan Tuan menuai apa yang tidak Tuan tabur.' Kata bangsawan itu, 'Hai hamba yang jahat! Aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu, aku ini orang yang keras. Aku mengambil apa yang tidak pernah kutaruh dan menuai apa yang tidak kutabur. Jika demikian mengapa uangku tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya.' Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ, 'Ambillah mina yang satu itu dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu.' Kata mereka kepadanya, 'Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina.' Ia menjawab, 'Aku berkata kepadamu, setiap orang yang mempunyai, ia akan diberi; tetapi siapa yang tidak mempunyai, daripadanya akan diambil, juga apa yang ada padanya. Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku'." 

Setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHAN                                                                                                                   
Rabu, 20 November 2019                                                                                                                                  
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Kita Semua Punya Kewajiban Untuk Menghasilkan Bunga!
                                  
 Lukas 19:11-28

Saudara-saudari... Ceritera tentang seorang bangsawan, yang pergi ke negeri jauh untuk dinobatkan jadi raja dan memberi uang kepada hamba-hambanya supaya dimanfaatkan untuk berdagang, mengingatkan kita akan tugas kita sebagai orang Kristen. Sejak kita dipermandikan dan menjadi anggota gereja yang sah, kita semua diberi tugas dan tanggungjawab oleh Tuhan untuk meneruskan karya keselamatanNya di dunia ini. Kita menjalankan tugas itu sesuai dengan panggilan hidup kita masing-masing, entah sebagai orang biara atau awam. 

Ada tiga hal penting yang kita pelajari dari perumpaan hari ini.

1). Raja memberi uang dan mempercayakan hamba-hambanya untuk menjalankan bisnisnya lalu ia pergi. Raja membiarkan hambanya untuk bekerja bebas sesuai dengan cara dan gayanya masing-masing. Ia percaya bahwa hambanya bisa buat sesuatu dengan uang yang sudah diberikannya itu. 
Demikian pun halnya dengan kita umat Kristen, para pengikut Kristus. Sebelum Yesus meninggalkan para murid-Nya dan naik ke surga, Ia memberi tugas kepada para muridnya dengan berkata: “Pergilah ke seluruh dunia, ajarlah dan permandikan semua bangsa dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.” Tuhan sudah mempercayakan kita untuk menjalankan tugas karya keselamatannya. Ia percaya bahwa kita bisa meneruskan karya keselamatanya di dunia ini. Pada waktu Ia datang kembali, ia akan mendengar laporan kita apakah pekerjaan kita mendatangkan hasil atau tidak. 

2). Raja mau mencoba para hambanya apakah tanpa kehadirannya secara fisik para hambanya tetap setia menjalankan tugasnya atau tidak? 
Dalam menjalankan karya keselamatan Tuhan, kita pun ditantang untuk meneruskan karya keselamatan Tuhan, dan percayakan kita apakah kita mampu menjalankannya dan menghasilkan buah?  Tuhan pada waktunya akan datang menemui kita dan meminta pertanggungjawaban kita. Yang berhasil akan mendapat berkat, dan yang gagal akan dihukum.  

3). Waktu Raja pulang, ia memberi hadiah kepada hamba yang setia dan menghasilkan bunga atas uangnya. 
Hal yang sama terjadi dalam gereja kita. Bagi mereka, yang sungguh setia dan merasa bertanggungjawab dalam menjalankan tugas gereja selalu diberi banyak kepercayaan dan kehidupan kekal. Sementara hamba yang tidak setia, uang yang diberikan kepadanya akan diambil kembali dan dia akan alami penderitaan di akhir hidupnya untuk selama-lamanya. Kepada mereka yang malas dan tidak bertanggungjawab, Tuhan berkata: “Bawalah mereka kemari dan bunuhlah mereka di depan mataku.”

Marilah kita bertanya diri, apakah kita termasuk hamba yang setia, yang selalu bertanggungjawab menjalankan tugas yang diberikan Tuhan?  Di saat kita mengalami tantangan dan cobaan, apakah kita selalu setia dan tetap memanfaatkan kepercayaan yang Tuhan berikan kepada kita dan selalu tekun menjalankan tugas kita?  Atau kita acu tak acu dan tidak mau repot menjalankan kewajiban kita sebagai anggota gereja yang sah? 

Marilah saudara-saudari… Sadarlah selalu bahwa kita semua sudah diberi tugas dan tanggungjawab untuk meneruskan tugas keselamatan Tuhan. Sadarlah selalu bahwa Tuhan akan kembali menemui kita dan meminta pertanggungjawaban kita atas tugas yang sudah dipercayakanNya kepada kita. Sadarlah selalu bahwa keberhasilan kita akan mendatangkan berkat, sementara kegagalan kita akan mendatangkan penderitaan bagi kehidupan jiwa kita untuk selama-lamanya. Pilihan ada pada kita: Mau bertanggungjawab atau acuh-tak acu terhadap tugas dan tanggungjawab yang sudah diberikan Tuhan? 

Bersama Bunda Maria kita berdoa, Tuhan sadarkanlah kami akan tugas dan tanggungjawab atas tugas yang Engkau berikan kepada kami semua. Semoga kami selalu setia menjalankannya dan menghasilkan buah agar kelak memperoleh berkat untuk selama-lamanya. Amen!

Senin, 18 November 2019

Siro Selasa, 19 Nov 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIII

Bacaan Injil
Luk 19:1-10

Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan melintasi kota itu. Di situ ada seorang kepala pemungut cukai yang amat kaya, bernama Zakheus. Ia berusaha melihat orang apakah Yesus itu, tetapi tidak berhasil karena orang banyak dan ia berbadan pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus yang akan lewat di situ. 

Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata, "Zakheus, segeralah turun. Hari ini Aku mau menumpang di rumahmu." Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya, "Ia menumpang di rumah orang berdosa." 

Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan, "Tuhan, separuh dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin, dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."

Kata Yesus kepadanya, "Hari ini terjadilah keselamatan atas rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Anak Manusia memang datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."

Demikianlah Injil Tuhan.

======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                         Selasa, 19 November 2019                                                                                                      
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Perjumpaan Yang Mendatangkan Perubahan Sikap Hidup!                                  
Lukas 19:1-10

Saudara-saudari … Lewat Injil hari ini kita mendengar ceritera tentang Zakheus. Ada tiga hal penting yang mungkin baik kalau kita refleksikan dan pelajari dari kisah Zakheus untuk kebaikan kehidupan rohani kita.
1). Zakheus, seorang yang sangat kaya tetapi tidak bahagia. Ia sering menyendiri. Ia mendengar ceritera tentang Yesus, bahwa Yesus menerima para pemungut cukai dan orang berdosa. Ia pun mencari jalan untuk menemukan Yesus.
Dalam masyarakat kita pun ada banyak orang kaya seperti Zakhaeus. Mereka punya banyak harta tetapi tidak bahagia. Sungguh, kebahagian tidak selamanya bergantung pada kekayaan duniawi, tetapi kedekatan dan ada bersama Tuhan. 
Satu pesan yang menarik untuk kita adalah: entah kita kaya atau miskin carilah Tuhan! Tuhan adalah sumber kebahagiaan hidup kita.  

2). Zakheus yang kaya dan dibenci oleh banyak orang, tidak malu memanjat pohon agar bisa memandang wajah Yesus. Saya membayangkan apa yang terjadi pada saat itu. Zakheus, orang kaya dan pendek bertengger di pohon ara. Saya yakin banyak orang yang menertawakan beliau. Saya yakin Zakheus pun sudah memikirkan semuanya itu, tetapi karena kerinduannya yang sangat besar untuk bertemu Yesus, maka semua ocehan dan olokan orang tidak dihiraukannya. Buah dari perjuangan Zakheus adalah Tuhan hadir dalam dirinya. Yesus berkata kepada Zakheus: “Zakheus, segeralah turun. Hari ini Aku mau menumpang di rumahmu.” Itulah hadiah terindah yang diterima Zakheus dari Tuhan. 
Pesan untuk kita: Fokuslah pada Tuhan. Perjuangan kita pasti akan menghasilkan buah. 

3). Perjumpaan yang mendatangkan perubahan sikap. Sewaktu Yesus menumpang di rumah Zakheus, Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan, katanya: “Tuhan, separo dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin, dan sekiranya ada sesuatu yang saya peras dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.”  Dari peryataan ini kita tahu bahwa Zakheus sungguh berubah. 
Pesan yang menarik untuk kita adalah kalau kita sudah alami Tuhan lewat doa atau apa saja hendaklah sikap hidup kita berubah.  

Saudara-saudari.... Saya ingat satu ceritera. Ada 6 orang berdoa. Pemimpin doa mengundang semua anggota untuk membawakan kesaksian. 4 orang dari mereka begitu berapi-api membawakan kesaksian, sementara yang satu diam saja. Pemimpin doa mengajak teman yang satu ini untuk memberikan kesaksian. Tetapi ia menolak. Pemimpin bertanya: “Mengapa anda menolak?” Dengan penuh kesal ia katakan: “ke-4 teman yang dengan semangat membawakan kesaksian ini masih berutang pada saya. Saya bersama keluargaku hidup sengsara karena mereka ini hanya berjanji palsu. Sampai saat ini mereka belum membayar utangnya.”
Pesan untuk kita: kesaksiaan kita sudah seharusnya sejalan dengan perbuatan kita. Tidak ada artinya kita memberi kesaksian kalau tidak didukung oleh perbuatan nyata. 

Kita berdoa, semoga kita tetap mencari Tuhan, apapun status hidup kita, entah kaya atau miskin. Di depan Tuhan sesungguhnya kita semua sama. Tuhan akan selalu mengganjari kita dengan berkatNya, sesuai dengan rencana dan kehendakNya. Semoga perjumpaan kita dengan Tuhan mendatangkan perubahan sikap untuk kehidupan kita selanjutnya. 

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita selalu. Amin.

Siro Senin, 18 Nov 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIII
PF Gereja Basilik S. Petrus dan Paulus, Rasul

Bacaan Injil
Luk 18:35-43

Apa yang kau inginkan Kuperbuat bagimu? Tuhan, semoga aku melihat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Ketika Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta duduk di pinggir jalan dan mengemis. Karena mendengar orang banyak lewat, ia bertanya, "Ada apa itu?" Kata orang kepadanya, "Yesus, orang Nazaret, sedang lewat."

Maka si buta itu berseru, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"Orang-orang yang berjalan di depan menyuruh dia diam. Tetapi semakin kuat ia berseru, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"

Maka Yesus pun berhenti dan menyuruh orang mengantar dia kepada-Nya. Ketika si buta itu sudah dekat, Yesus bertanya kepadanya, "Apa yang kauinginkan Kuperbuat bagimu?" Jawab orang itu, "Tuhan, semoga aku melihat!" 

Maka Yesus berkata, "Melihatlah, imanmu telah menyelamatkan dikau!" Pada saat itu juga ia melihat, lalu mengikuti Yesus sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat menyaksikan peristiwa itu dan memuji-muji Allah.

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                    
Senin, 18 November 2019                                                                                                        
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Ungkapkan Isi Hati Kita Pada Tuhan dan Jadilah Pribadi Yang Sensitip!                            Lukas 18:35-43

Saudara-saudari… Injil hari ini mau mengajar kita akan tiga hal penting.

1) Tentang orang buta. Setelah dia tahu bahwa Yesus datang lewat di tempatnya, ia tidak putus-putusnya berteriak meminta bantuan Yesus, katanya: “Yesus, Anak Daud kasihanilah aku.” Orang yang mengikuti Yesus melarang dia, tetapi dia tetap berteriak memohon belaskasihan Tuhan. Karena ia sangat membutuhkan penglihatan, maka ia berteriak terus-menerus memohon belaskasihan Yesus. Ia percaya bahwa Yesus Kristus pasti akan membantu dia. Maka terjerjadilah seperti yang diharapkannya. Yesus memberi dia penglihatan. Imannya telah menyelamatkan dia. 
Satu pelajaran bagi kita: kalau kita mau membutuhkan mujizat akan terjadi ke atas kita, ikutilah contoh hidup dari orang buta ini. Berteriaklah sampai suara kita didengarkan Tuhan. Berdoalah dengan penuh kepercayaan bahwa Tuhan akan mengabulkan permohonan kita.  

2) Tentang Yesus Kristus. Walaupun Yesus begitu sibuk mengajar dan mendengarkan pertanyaan banyak orang, tetapi Ia tetap mendengarkan teriakan orang yang sangat membutuhkan pertolongany-Nya. Satu kehebatan Yesus Kristus adalah Ia sangat sensitip akan kebutuhan hakiki manusia. Seperti kebutuhan akan kesembuhan dari sakit; kebutuhan akan diterima dalam masyarakat; kebutuhan akan menjadi manusia normal. Ia akan segera menolong mereka-mereka ini dan waktunya pun tidak akan ditunda-tunda. Yesus Kristus adalah pribadi yang lebih mengutamakan karya nyata dari pada asal ngomong; Dia adalah pribadi yang lebih banyak aksi daripada berbicara. Dia langsung menyembuhkan orang buta tanpa tedeng aling-aling.
Saudara-saudari... Banyak orang boleh mengagumi seorang pidato/orator yang hebat, tetapi mereka mencintai pribadi yang suka menolong sesama yang membutuhkan; orang boleh mengagumi orang pintar, tetapi mereka mencintai orang yang punya hati yang mencintai. 
Marilah kita mengikuti teladan Yesus, yang lebih banyak berbuat dari pada asal ngomong. 

3) Banyak orang yang mengikuti Yesus Kristus. Mereka senang mendengar pengajaran dan melihat mujizat yang dibuatNya. Tetapi di saat orang buta berteriak meminta bantuan Yesus, mereka justru menyuruhnya diam. Satu pengajaran yang menarik untuk kita. 
Mungkin kita juga seperti mereka-mereka itu: sangat senang mendengar ajaran yang bagus-bangus entah dari pastor/pendeta atau sesama kita, tetapi ajaran bagus itu tidak dihayati dan diamalkan dalam hidup harian kita. Mungkin kita juga sudah menjadi penghalang orang yang membutuhkan pertolongan Tuhan.

Kita berdoa semoga kita selalu sensitip akan kebutuhan sesama dan mengaplikasikan apa yang diajarkan Kristus itu dalam karya nyata kita. Kalau kita senang mendengar pengajaran Kristus, dan ajarannya sangat menyejukan hati kita, marilah kita teruskan ajaran itu kepada sesama agar mereka pun alami kebahagian seperti yang kita alami. Jadilah Kristus untuk sesama kita yang membutuhkan pertolongan. 

Marilah saudara-saudari… kita mengikuti contoh hidup si Buta yang begitu polos ungkapkan apa yang dibutuhkannya kepada Kristus dan tidak merasa takut walaupun ada yang melarangnya; Jadilah Yesus Kristus bagi sesama kita, bukannya penghalang bagi sesama yang mau datang kepada kristus.

Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan bukalah hati kami, jadilah kami seperti si Buta yang begitu polos memohon Yesus untuk membuka mata hatinya dan jadilah kami orang-orang yang sensitip akan kebutuhan sesama. Dalam nama Yesus kami berdoa! Amen!

Siro Minggu, 17 Nov 19

Bacaan Liturgi

Hari Minggu Biasa XXXIII

Bacaan Injil
Luk 21:5-19

Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Sekali peristiwa ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai barang persembahan, berkatalah Yesus, "Akan datang harinya segala yang kamu lihat di situ diruntuhkan, dan tidak akan ada satu batu pun dibiarkan terletak di atas batu yang lain." 

Lalu murid-murid bertanya kepada Yesus, "Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?"Jawab Yesus, "Waspadalah, jangan sampai kamu disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata 'Akulah Dia' atau 'Saatnya sudah dekat.' Janganlah kamu mengikuti mereka. Dan bila kamu mendengar tentang perang dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera."

Kemudian Yesus berkata kepada mereka, "Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan. Akan terjadi gempa bumi yang dahsyat, dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan. Dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya. Karena nama-Ku kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat, dimasukkan ke dalam penjara, dan dihadapkan kepada raja-raja dan para penguasa. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi.Sebab itu tetap teguhlah di dalam hatimu, jangan kamu memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Aku sendirilah yang akan memberikan kamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. Kamu akan diserahkan juga oleh orangtuamu, saudara-saudaramu, kaum keluarga dan sahabat-sahabatmu, dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh; karena nama-Ku kamu akan dibenci semua orang Tetapi tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang.Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu."

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                               
Minggu, 17 November 2019                                                                                                      
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Waspadalah Selalu Menanti Kedatang Tuhan!                                           
Lukas 21: 5 - 19

Saudara-saudari… Semua bacaan mengajak kita untuk selalu berwaspada menanti kedatangan Tuhan. 

Bacaan pertama yang diambil dari Kitab Nubuat Maleakhi 4: 1 – 2a, menceriterakan konsekwensi dari tingkah-laku kita. Yang selalu berbuat jahat dalam hidup, Tuhan akan menghanguskan mereka bagaikan jerami yang dibakar. Akar dan ranting mereka akan hilang lenyap. Tetapi bagi yang memuliakan Tuhan dan bertingkah-laku baik kepada sesama akan alami kebahagiaan. 
Pertanyaan untuk kita: Bagaimana dengan kehidupan kita; Apakah kita selalu bersikap baik terhadap sesama dan Tuhan? Apakah kita selalu siap sedia menantikan kedatangan Tuhan? Kalau kita mau agar hidup kita di masa depan alami kebahagiaan dan selamat, maka tumbuh kembangkan iman dan perbuatan baik kita. Dengan bersikap demikian itu berarti kita secara tidak langsung selalu persiapkan diri kita untuk menyambut kedatangan Tuhan. 

Bacaan kedua: 2 Tesalonika 3: 7 – 12: St Paulus menjelaskan kepada umat di Tesalonika, bahwa barangsiapa tidak mau bekerja, jangan makan.  Paulus menasihati mereka demikian, karena mereka tidak mau bekerja. Mereka berpikir bahwa hari terakhir sudah dekat, karena itu mereka bersantai-santai saja. Paulus menasihat agar sambil menantikan Tuhan, mereka harus tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan dari hasil jerih payah mereka sendiri. 
Pesan untuk kita, supaya tetap setia menjalankan tugas dan kewajiban kita masing-masing sesuai dengan tugas dan tanggungjawab kita. Sebagai biarawan dan biarawati laksanakan tugas pastornya dengan setia sesuai dengan sumpahnya; sebagai orangtua dalam keluarga juga harus jalankan tugas nya sesuai dengan sumpahnya pada saat menerima sakramen perkawinan suci. 
Bacaan Injil juga menceriterakan tentang akhir zaman, bahwa tidak ada yang bersifat kekal di dunia ini. Banyak orang berbicara tentang bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan. Tetapi kata Yesus, akan datang hari-nya di mana tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain. Semuanya akan diruntuhkan. Para murid bertanya: “Guru, bila manakah itu terjadi? Jawab Yesus: “Berwaspadalah, supaya kamu jangan disesatkan.” 

Saudara-saudari…Bacaan Injil ini mau mengingatkan kita supaya selalu waspada dan sadarkan diri akan relasi jiwa dan raga kita dan pengaruh yang datang dari luar diri kita. Segala dandanan tubuh kita, tampilan lahiriah kita akan sirnah di saat tubuh kita mati. Tetapi buah kehidupan rohani kita akan menjamin kehidupan jiwa kita di masa depan, di akhir zaman. Penampilan jiwa kita sudah seharusnya nampak lewat penampilan tubuh kita; atau sebaliknya penampilan lahiriah kita sudah seharusnya jadi cerminan jiwa kita. Jiwa dan pikiran kita harus teguh dan tidak gampang diombang-ambingkan oleh pengaruh luar. Hati-hati dengan nabi palsu yang akan menyesatkan.  
Mungkin ada yang bertanya: bagaimana bisa dibedakan nabi palsu dan nabi yang benar? Nabi yang benar selalu mewartakan kebenaran dan kebenaran itu sungguh datang dari Tuhan, yang menggerakan pikiran dan hatinya. Nabi yang benar tidak bisa mendiamkan apa yang disampaikan Tuhan. Jiwanya belum bisa beristirahat sebelum pesan kebenaran dan keadilan terwujud. Nabi yang benar selalu tampil sederhana dan rendah hati, dan merasa tidak takut sedikit pun untuk menerima konsekwensi dari perbuatannya. Bagi para nabi yang benar, pesan kebenaran dan keadilan harus selalu dipromosikan. Sebaliknya nabi palsu mewartakan berita bohong yang keluar dari pikirannya. Dia adalah sumber berita dan punya tendesi promosikan dirinya lewat ide-idenya. Tingkah-lakunya tidak sejalan dengan apa yang diwartakan. Ia takut bertanggungjawab kalau ditantang. 

Marilah saudara-saudari…  Waspadalah selalu menantikan kedatangan Tuhan, lewat perbuatan baik dalam kehidupan harian; bekerjalah selalu mewujudkan kehendak Tuhan agar di saat kita dipanggil kita pun alami berkatnya; percayalah selalu bahwa tidak ada yang bersifat kekal di dunia yang fanah ini, karena itu fokuskanlah perbuatan kita untuk kebahagiaan jiwa kita di dunia akhirat. 

Kita mohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!