Kamis, 07 November 2019

Siro Jumat, 8 November 19

Bacaan Liturgi 

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXI

Bacaan Injil
Luk 16:1-8

Anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu ketika berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Maka si kaya itu memanggil bendaharanya dan berkata, Apakah yang telah kudengar tentang dirimu? Berilah pertanggungan-jawaban atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh bekerja sebagai bendahara lagi.' Berkatalah bendahara itu dalam hatinya, 'Apa yang harus kuperbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan kuperbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang mau menampung aku di rumah mereka.'Lalu ia memanggil satu demi satu orang yang berhutang kepada tuannya. Berkatalah ia kepada yang pertama, 'Berapa besar utangmu kepada tuanku?' Jawab orang itu, 'Seratus tempayan minyak.' Lalu kata bendahara itu, 'Inilah surat hutangmu. Duduklah dan buatlah surat utang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan.'Kemudian ia berkata kepada yang lain, 'Dan Saudara, berapa utangmu?' Jawab orang itu, 'Seratus pikul gandum.' Katanya kepada orang itu, 'Inilah surat utangmu. Buatlah surat utang lain: Delapan puluh pikul.'Bendahara yang tidak jujur itu dipuji tuannya, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang."

Demikianlah Injil Tuhan.

=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                        Jumat, 08 November 2019                                                                                                                        RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Tubuh Dan Jiwa kita Harus Diperhatikan Secara Seimbang!                                
Lukas 16:1-8

Saudara-saudari... Dalam perumpamaan hari ini, Yesus memuji bendahara yang sudah menghamburkan kekayaan tuannya. Menurut pandangan manusia, orang ini dianggap sebagai perusak. Tetapi Injil katakan bahwa Yesus memuji bendahara ini? Mengapa bendahara ini dipuji? Ada tiga alasan: 

1) Bendahara ini memikirkan hidup masa depannya. Ia sadar akan kelemahannya. Ia memanfaatkan kepintarannya untuk menyelamatkan dirinya dari apa yang akan terjadi di masa depan. Ia mau selamatkan dirinya dari mala petaka yang akan dihadapinya. Katanya: “Apa yang harus kuperbuat? Mencangkul aku tidak dapat; mengemis aku malu; aku tahu apa yang akan kuperbuat.” 

2) Ia berlaku murah hati dengan orang-orang yang punya utang pada tuannya. Ia menulis satu keterangan yang baru untuk semua yang berutang dan menghilangkan kwitansi yang lama.  Bermurah hati demi masa depan yang aman. 

3) Ia merubah konsep orang yang berutang akan tuannya. Bahwa tuannya sangat murah hati kepada mereka. Tuannya pun merasa gembira karena ia dianggap orang yang murah hati. Tuannya tidak apa2kan bendaharanya dan orang yang berutang padanya.
Pesan dari Perumpamaan ini untuk kita adalah: 

a) kita harus selalu memikirkan masa depan kita. Kebaikan masa depan sangat bergantung pada perbuatan kita pada masa sekarang. Kalau kita tidak memikirkan masa depan, itu berarti kita akan alami macam2 kesulitan.
  
b) Kita seharusnya menggunakan kehebatan kita bukan saja untuk membebaskan tubuh kita dari mala petaka masa depan, tetapi juga kita harus berpikir tentang kehidupan jiwa kita. Kita tidak boleh hanya pintar mengatur kehidupan jasmani, menggunakan otak kita untuk kepuasan tubuh kita, sementara kepuasan jiwa kita diabaikan. Jiwa dan raga adalah milik diri kita, karena itu keduanya harus diperhatikan secara seimbang. Jangan menganak tirikan yang satu sementara yang lain dianak emaskan. Kita sudah seharusnya membahagiakan kedua-duanya, baik jasmani maupun rohani; kita sudah seharusnya melindungi keselamatan keduanya karena hidup kita bukan hanya badan, tetapi juga jiwa. Badan kita bersifat sangat sementara, sedangkan jiwa akan hidup untuk selama-lamanya. Kalau keduanya selalu diperhatikan dengan baik selama kita hidup di dunia ini, maka kita pun akan alami kebahagian baik di dunia ini maupun di dunia yang baru.

c) Kadang kita berpikir bahwa Tuhan akan menghukum kita karena kesalahan kita. Tuhan sama sekali tidak menghukum kita. Yang menghukum kita adalah diri kita sendiri. Keserakahan tingkahlaku hidup harian kitalah yang membuahkan malapetaka dan kesengsaraan untuk diri kita sendiri. Tuhan pada hakekatnya maha cinta, penuh belaskasihan dan selalu mengampuni. 

Marilah saudara-saudari... Manfaatkanlah kehebatan dan kepintaran kita bukan saja untuk kebahagiaan dan keselamatan tubuh yang fana, tetapi juga untuk jiwa kita yang akan hidup untuk selama-lamanya!

Kita mohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Tidak ada komentar: