Minggu, 24 November 2019

Siri Sabtu, 23 November 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIII
PF S. Kolumbanus, Abas
PF S. Klemens I, Paus dan Martir
Bacaan Injil
Luk 20:27-40

Allah bukanlah Allah orang mati, 
melainkan Allah orang hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Lukas:

Pada suatu ketika 
datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki 
yang tidak mengakui adanya kebangkitan. 
Mereka bertanya kepada Yesus, 
"Guru, Musa menuliskan untuk kita perintah ini: 
'Jika seorang yang mempunyai saudara laki-laki 
mati meninggalkan isteri tetapi tidak meninggalkan anak, 
maka saudaranya harus kawin dengan wanita itu 
dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya.' 
Ada tujuh orang bersaudara. 
Yang pertama kawin dengan seorang wanita 
lalu mati tanpa meninggalkan anak. 
Lalu wanita itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga, 
dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu. 
Mereka semuanya mati tanpa meninggalkan anak. 
Akhirnya perempuan itu pun mati.
Bagaimana sekarang dengan wanita itu? 
Siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? 
Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia."

Berkatalah Yesus kepada mereka, 
"Orang dunia ini kawin dan dikawinkan,
tetapi orang yang dianggap layak untuk mendapat bagian 
dalam dunia yang lain itu 
dan dalam kebangkitan dari antara orang mati 
tidak kawin dan tidak dikawinkan.
Sebab mereka tidak dapat mati lagi. 
Mereka sama dengan malaikat-malaikat 
dan menjadi anak-anak Allah, 
karena mereka telah dibangkitkan.

Tentang bangkitnya orang-orang mati, 
Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, 
di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. 
Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, 
karena di hadapan Dia semua orang hidup."

Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata, 
"Guru, jawab-Mu itu tepat sekali."
Maka mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus.

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                 
Sabtu, 23 November 2019                                                                                                                          
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Sesudah Kematian Tubuh Jasmani, Yang Tetap Hidup Untuk Selamanya Hanyalah Roh!                                                 
Lukas 20:27-40

Saudara-saudari... Hari ini kita mendengar bahwa ada orang Saduki yang tidak percaya akan kebangkitan orang mati datang bersoal jawab dengan Yesus Kristus. Mereka mengemukan satu fakta bahwa seorang wanita selama hidupnya kawin dengan 7 laki-laki dan mati tanpa meninggalkan anak. Mereka bertanya kepada Yesus: “Siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristrikan dia.” Jawaban Yesus: “Dalam kebangkitan tidak ada kawin dan dikawinkan. Sebab mereka tidak mati lagi.”
Dari jawaban Yesus ini kita bisa melihat salah satu tujuan perkawinan di dunia ini. Perkawinan di dunia ini bertujuan untuk meneruskan karya ciptaan Tuhan untuk meneruskan ciptaan manusia baru. Selanjutnya manusia mendapat tugas dan tangggungjawab untuk meneruskan karya keselamatan Tuhan di antara manusia yang hidup di dunia ini. Tujuan karya keselamatan itu adalah agar manusia mengenal Tuhan dan mendapat keselamatan sehingga di saat ia mati, jiwanya akan bersatu dengan Tuhan untuk selama-lamanya. Di saat roh kita bersatu dengan Tuhan, di sana tidak akan terjadi kawin dan dikawinkan. Kawin dan dikawinkan membutuhkan tubuh jasmani. Tetapi dalam surga tidak terdapat tubuh jasmani. Yang ada cuma roh. Di saat kita mati, tubuh jasmani akan kembali ke asalnya yaitu tanah, sementara roh akan kembali ke asalnya yaitu Tuhan. 

Saudara-saudari... Kita ingat bagaimana Tuhan menciptakan nenek moyang kita Adam dan Hawa. Tuhan mengambil tanah liat membuat kerangka/tubuh Adam. Sesudah dibuatnya, tubuh itu tidak bernyawa. Tetapi di saat Tuhan menghebuskan RohNya sendiri ke dalam tubuh Adam, tubuhnya menjadi hidup. Di sinilah kita melihat betapa kuasanya Roh Tuhan. Roh Tuhan memberi hidup untuk kita semua. Tanpa Roh Tuhan kita tidak bisa bergerak. Di saat tubuh jasmani kita berpisah dari rohnya, maka tubuh akan kembali ke asalnya yaitu tanah, sementara roh kita akan kembali ke asalnya, yaitu Tuhan. Roh kita tidak akan mati, karena ia berasal dari Tuhan yang tidak alami kematian. Ia hidup untuk selama-lamanya. 

Saudara-saudari...Pada satu hari di tahun 1998, keluarga saya memperbaiki kubur dari kakak Bapa saya. Ia sudah berada dibawah tanah sekitar 50 tahun. Kami coba mencari tulangnya apakah masih ada. Yang kami temukan cuma uang logam yang dimasukkan ke mulut dan tangannya sebelum peti mayatnya dipaku dan dikuburkan. Semua gigi dan tulangnya sudah menjadi tanah. Dari kenyataan ini, benarlah apa yang dikatakan Kitab Suci, tubuh kita berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah, sementara roh berasal dari Tuhan dan akan kembali ke Tuhan. 

Pertanyaan kita, apakah sewaktu kita mati, roh kita akan secara otomatis kembali ke Tuhan? Jawabannya TIDAK. Tuhan selalu memberi kebebasan kepada manusia untuk memilih. Dengan kebebasan yang diberikan kepadanya, manusia tetap bisa memilih, entah memilih Tuhan atau menolak Tuhan. Siapa yang selalu memilih Tuhan pasti rohnya akan kembali ke Tuhan, sementara yang menolak Tuhan, rohnya akan ke tempat lain, yang kita sebut Neraka. 

Marilah saudara-saudari... kalau kita mau agar roh kita kembali bersatu dengan Tuhan dan hidup bahagia untuk selamanya di saat tubuh jasmani kita mati, maka rajin-rajinlah berdoa; tetapi kalau roh kita dengan tahu dan mau menolak Tuhan selama hidup di dunia ini, maka siap sedialah untuk mengalami penderitaan untuk selama-lamanya.

Kita memohon St. Klemens dan Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita agar jiwa kita kembali bersatu dengan Tuhan dan para penghuni surga di saat kita dipanggil untuk hidup bersama Tuhan untuk selama-lamanya. Amin.

Tidak ada komentar: