Kamis, 14 November 2019

Siro Rabu, 13 November 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXII

Bacaan Injil
Luk 17:11-19

Tidak adakah yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing itu?

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, Yesus menyusur perkotaan Samaria dan Galilea.Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak,  "Yesus, Guru, kasihanilah kami!"Yesus lalu memandang mereka dan berkata, "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam." Dan sementara dalam perjalanan mereka menjadi tahir.

Seorang di antara mereka, ketika melihat bahwa dirinya telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu seorang Samaria.

Lalu Yesus berkata, "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang tadi? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing ini?"

Lalu Ia berkata kepada orang itu, "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan dikau."

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                  
Rabu, 13 November 2019                                                                                                                  
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Tahu Meminta, Maka Harus Tahu Juga Bersyukur Kepada Tuhan!                                      Lukas 17:11- 19

Saudara-saudari …. Betapa sering kita teriak memanggil Tuhan untuk membantu kita di saat kita mengalamai kesulitan atau dalam keadaan tak berdaya. Tetapi di saat kita keluar dari kemelut atau kesulitan, kita sering lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada Tuhan. 

Beberapa minggu lalu, SMP kelas 10 dan SMA kelas 12 di PNG mengikuti ujian akhir. Sewaktu saya merayakan Misa di Paroki, orangtua dan anak-anak yang mau mengikuti ujian datang membawa intesi misa, mohon berkat Tuhan agar sukses dalam ujian. Sesudah ujian berakhir, saya kembali merayakan Misa di tempat yang sama. Saya lihat anak-anak dan orang tua mereka juga datang mengikuti Misa. Minggu berikutnya juga saya datang merayakan Misa, tetapi tidak satu pun dari mereka yang memasukan intensi Misa untuk sampaikan ucapan syukur atas berkat Tuhan selama ujian berlangsung, dan juga atas kesehatan yang baik, yang memungkinkan mereka bisa mengikuti ujian dalam keadaan sehat. 

Pertanyaan saya: Mengapa mereka hanya memohon berkat agar sukses dalam ujian, sementara puji syukur kepada Tuhan atas kebaikannya kita lupakan? 

Saudara-saudari… Mohon berkat dan syukur haruslah selalu sejalan. Sekali meminta, kita pun harus bertanggungjawab menyampaikan syukur dan pujian sebagai satu ungkapan iman. Janganlah hanya meminta, tetapi tidak menyampaikan syukur dan pujian. Kalau kita hanya meminta dan tidak bersyukur itu berarti kita sama dengan manusia rakus yang tidak tahu bertanggungjawab. Yesus berkata dalam Injilnya hari ini: “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing ini?” Satu expresi kekecewahan Yesus.  

Marilah saudara-saudari… Tuhan selalu murah hati kepada kita. Dia selalu mendengarkan kita dan menjawabi apa yang kita pinta padaNya. Sebagai orang Kristen yang sejati, kita pun harus ungkapkan rasa syukur dan pujian kita kepadanya. Ungkapan syukur dan terima kasih adalah satu bentuk ungkapan iman kita.

Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan sadarkanlah kami agar jangan hanya tahu meminta tetapi juga harus tahu berterimakasih kepada Tuhan. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amen!

Tidak ada komentar: