Kamis, 25 April 2019

Siro Jumat, 26 April 19

Bacaan Liturgi

Hari Jumat Dalam Oktaf Paskah

Bacaan Injil
Yoh 21:1-14

Yesus mengambil roti dan memberikannya kepada para murid; demikian juga ikan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Sesudah bangkit dari antara orang mati, Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias. Ia menampakkan diri sebagai berikut:

Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. Kata Simon Petrus kepada mereka, "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya, "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.

Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepada mereka, "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka, "Tidak ada."Maka kata Yesus kepada mereka, "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya, dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.

Maka murid yang dikasihi Yesus berkata kepada Petrus, "Itu Tuhan!" Ketika Petrus mendengar bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian,  lalu terjun ke dalam danau. Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja; dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu.

Ketika tiba di darat, mereka melihat api arang, dan di atasnya ada ikan serta roti. Kata Yesus kepada mereka, "Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu angkat itu."Simon Petrus naik ke perahu, lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya; dan sungguhpun sebanyak itu ikannya, jala tidak koyak. Kata Yesus kepada mereka, "Marilah dan sarapanlah!" Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya, "Siapakah Engkau?"  Sebab mereka tahu bahwa Ia adalah Tuhan.Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka; demikian juga ikan itu. Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati.

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                  
Jumat 26 April 2019                                                                                                                             
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Bekerjasama dengan Tuhan maka segalanya akan berhasil dengan baik!

Yohanes 21:1 – 14

Saudara-saudari.... Kita masih dalam situasi Paska. Hari ini kita mendengar kisah penampakkan Yesus kepada para Rasulnya. Mereka lagi di danau Tiberias. Semalam-malaman mereka membuang jala, tetapi tidak menangkap apa-apa. Di pagi hari Yesus berdiri di pantai, akan tetapi para muridNya tidak tahu bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepada mereka: “Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk pauk?” Jawab mereka: “Tidak ada.” Maka kata Yesus kepada mereka: “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.” Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: “Itu Tuhan.” Mendengar itu Tuhan, Petrus langsung memakai pakaiannya dan terjun ke danau dan berenang menemui Yesus.

Pesan ceritera ini untuk kita adalah: 1) Yesus selalu menyertai kita setiap hari. Kadang kita tidak mengenal Dia, tetapi Dia selalu menyertai kita. 2) Sebagai pengikut Yesus, kita selalu membutuhkan petunjuk dan mengikuti perintahNya. Mengikuti dan menjalankan petunjuk Yesus Kristus maka segala karya dan usaha kita akan berhasil dengan baik.

Injil juga katakan bahwa sesampainya di pantai, para murid melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti. Yesus sungguh mengasihi para muridNya. Ia menyiapkan makanan untuk mereka. Ia membakar ikan dan roti untuk para muridNya. Rupanya Dia tahu, bahwa mereka sudah lapar. Ia memberikan kepada mereka apa yang sudah disiapkanNya. Tetapi Ia juga meminta mereka untuk membagi ikan yang sudah mereka tangkap agar dibakar dan dimakan. kataNya: “Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu. Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat penuh dengan ikan-ikan besar, sungguhpun banyak tetapi jala tidak koyak.”  Sesudah itu Yesus mengundang mereka, kataNya: “Marilah dan sarapanlah!”
Dari  kisah ini kita bisa melihat betapa pentingnya kita bekerja sama dengan Tuhan dalam segala kegiatan harian kita. Tuhan yang selalu berinistiap menyiapkan apa yang kita butuhkan. Ia menyiapakan makan jasmani dan rohani untuk kita. Ia juga mengharapkan agar kita membagi rejeki yang kita terima dari Tuhan dengan sesama kita. Membagi rejeki yang kita terima kepada orang lain, secara tidak langsung kita membaginya kepada Tuhan.

Saudara-saudari... karya pelayanan kita baru akan effektip kalau kita selalu bekerja sama dengan Tuhan. Kita memulainya dengan Tuhan, berjalan sama dengan Tuhan dalam proses mengerjakannya dan mengakhirinya dengan Tuhan. Itu berarti secara sadar kita melibatkan Tuhan dalam segala karya kita. Jangan hanya di saat kita alami kesulitan kita kembali kepadaNya.

Pertanyaan untuk kita: Apakah kita selalu dengan sadar mengundang Tuhan untuk bekerja sama dengan kita di saat kita memulai pekerjaan kita, bercakap-cakap dengan Tuhan di saat kita lagi menjalankan pekerjaan kita dan ucapkan terima kasih di saat kita mengakhiri pekerjaan kita?

Marilah saudara-saudari... Ikutilah pesan kisah Injil hari ini bahwa betapa pentingnya bekerjasama dengan Tuhan dalam menjalankan tugas harian kita. Bekerjasama dengan Dia maka segala karya kita akan berhasil dengan baik.

Kita berdoa semoga Tuhan selalu menguatkan iman dan cinta kita kepadaNya dan tekun menjalankan perintahNya.

Kita mohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin.

Rabu, 24 April 2019

Siro Kamis, 25 April 19


Bacaan Liturgi

Hari Kamis Dalam Oktaf Paskah

Bacaan Injil
Luk 24:35-48

Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Dua murid yang dalam perjalanan ke Emaus, ditemui oleh Yesus yang bangkit, segera kembali ke Yerusalem. Mereka menceriterakan kepada saudara-saudara apa yang terjadi di tengah jalan, dan bagaimana mereka mengenal Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.

Sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, "Damai sejahtera bagi kamu!" Mereka terkejut dan takut, karena menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Ia berkata kepada mereka, "Mengapa kamu terkejut, dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hatimu? Lihatlah tangan dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini! Rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu kan tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku."Sambil berkata demikian Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka.

Dan ketika mereka belum juga percaya karena girang dan masih heran, berkatalah Yesus kepada mereka, "Adakah padamu makanan di sini?" Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka.

Yesus berkata kepada mereka, "Inilah perkataan yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa, kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur."Lalu Yesus membuka pikiran mereka,  sehingga mereka mengerti Kitab Suci.

Kata-Nya kepada mereka, "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga. Dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini.

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                 
Kamis, 25 April 2019
                                                                                                                                     
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Pengalaman akan Tuhan membuat iman kita semakin kuat!
Lukas 24:35 – 48

Saudara-saudari... Hari ini kita mendengar lewat Injil bahwa Yesus menampakan diriNya kepada para muridNya. Yesus menyapa mereka dengan satu sapaan yang sungguh menyejukan hati, katanya: “Damai sejahtera bagimu.” Yesus tahu apa yang sedang dialami para muridNya. Mereka masih diliputi oleh perasaan takut dan cemas. Penampakan Yesus menambah ketakutan bagi mereka. Mereka mengira bahwa mereka melihat hantu. Bagi mereka, hanya hantu yang tak bertulang saja yg bisa masuk secara tiba-tiba tanpa melalu pintu.
Untuk meyakinkan mereka, Yesus menyuruh mereka untuk melihat tangan dan kakiNya. Ia malah menyuruh mereka untuk merabaNya. Untuk lebih meyakinkan lagi Yesus meminta kalau mereka ada makanan. Mereka memberinya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. Kemudian Ia kembali menyegarkan ingatan mereka akan apa yang sudah diajarkannya tentang kesengsaraan, kematian dan kebangkitanNya. Kemudian Ia dengan tegas katakan kepada mereka, katanya: Kamu adalah saksi dari semuanya ini.

Para murid Yesus sudah melihat dan mengalami Yesus Kristus yang bangkit. Karena pengalaman akan Yesus Kristus ini, mereka sudah menjadi saksi yang sangat setia dan berani akan Yesus Kristus sampai rela mati demi Dia.

Pertanyaan untuk kita: Pernahkah kita alami kuasa Tuhan dalam hidup kita? Pernahkah kita membagi kesaksiaan iman kita kepada sesama? Sesudah alami kuasa Tuhan, bagimana relasi kita dengan Tuhan? Apakah iman kita semakin kuat?

Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan bukalah mata dan hati kami agar kami selalu merasakan dan melihat wajah-Mu. Semoga pengalaman akan Dikau selalu menguatkan iman sehingga kami selalu didorong untuk menjalankan perintah-Mu dengan setia dan penuh tanggungjawab. Amin!

Selasa, 23 April 2019

Siro Rabu, 24 April 19


Bacaan Liturgi

Hari Rabu Dalam Oktaf Paskah

PF S. Fidelis dari Sigmaringen, Imam dan Martir

Bacaan Injil
Luk 24:13-35

Mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada hari Sabat sesudah Yesus dimakamkan, dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia. Yesus berkata kepada mereka, "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram. Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya, "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?"Kata-Nya kepada mereka, "Apakah itu?" Jawab mereka, "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret! Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami.
 
Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. Dan beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan bahwa Yesus hidup. Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Yesus sendiri tidak mereka lihat."

Lalu Ia berkata kepada mereka, "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya akan segala sesuatu yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?"Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. Sementara itu mereka mendekati kampung yang mereka tuju. Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya.Tetapi mereka mendesak-Nya dengan sangat, "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. Waktu duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Yesus lenyap dari tengah-tengah mereka.Kata mereka seorang kepada yang lain, "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?"

Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka. Kata mereka kepada kedua murid itu, "Sungguh, Tuhan telah bangkit, dan telah menampakkan diri kepada Simon."Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan, dan bagaimana mereka mengenal Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.

Demikianlah Injil Tuhan.

=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                     
Rabu, 24 April 2019                                                                                                                             
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Mengingat dan Membicarakan Nama Tuhan Secara Tidak Langsung Mengundang Tuhan Untuk Hadir Di tengah kita!

Lukas 24:13 – 35

Saudara-saudari... Injil hari ini menceriterakan kepada kita bahwa kedua murid Yesus tinggalkan Yerusalem dan pergi ke Emaus. Mereka tinggalkan tempat pusat segala kegiatan rohani lalu pergi ke Emmaus tempat terpencil yang tidak terkenal oleh banyak orang. Yang menarik dari ceritera hari ini adalah selagi mereka dalam perjalanan, mereka membicarakan apa yang terjadi di Yerusalem tentang kebangkitan Yesus Kristus, tiba-tiba datanglah seorang asing yang tidak mereka kenal. Injil katakan bahwa ada sesuatu yang menghalangi mata mereka sampai mereka tidak mengenal, siapakah orang asing ini.

Apa sebenarnya yang menghalangi mata mereka sehingga mereka tidak mengenal Yesus? Beberapa interprestasi: 1) Mata mereka silau karena pengaruh cahaya mata hari yang mau terbenam. Mereka berjalan menuju arah barat; 2) Pikiran mereka focus pada apa yang sedang mereka pikirkan yaitu menyangkut kebangkitan Yesus Kristus; 3) Mereka masih dikuasai oleh perasaan kecewa dan putus asa karena apa yang mereka harapkan dari Yesus tidak terwujud; 4) Pikiran dan mata biologis mereka belum bisa menangkap satu kenyataan bahwa Yesus Kristus sudah bangkit. Iman mereka akan kebangkitan Kristus belum ada dalam hati mereka.

Menyaksikan apa yang sedang terjadi, Yesus tampil dan menyegarkan pikiran dan iman mereka akan apa yang sudah diajarkaNya. Yesus menegur mereka, kataNya: “Hai kamu orang bodoh, betapa labannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu yang dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk dalam kemuliaanNya?” Teguran Yesus ditanggapinya dengan positip. Mereka mengundang Yesus yang dianggapnya orang asing itu untuk tinggal bersama mereka. Katanya: “Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam.” Ajakan ini adalah satu bentuk ungkapan rasa hormat dan kedekatan antara mereka. Walaupun mereka ditegur secara keras, tetapi hati mereka berkobar-kobar sewaktu Yesus menjelaskan Kitab Suci. Mata hati mereka baru sungguh terbuka sewaktu Yesus mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. Injil katakan: Sewaktu mereka menerima roti yang diberikan Yesus, ketika itu terbukalah mata mereka dan mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. Yesus sudah merubah hati mereka yang putus asa dan kecewa menjadi hati yang penuh sukacita dan penuh harapan.

Saudara-saudari... apa kira-kira pesan Injil hari ini untuk kita?
1.    Ingatlah dan muliakan Tuhan selalu dalam hidup harian kita. Dengan ini secara tidak langsung kita mengundang Tuhan untuk hadir di tengah kita.
2.    Rencana manusia bukanlah rencana Tuhan. Sebagai pengikut Kristus kita harus utamakan rencana Tuhan. Kita selalu berdoa semoga rencana pribadi kita sesuai dan direstui Tuhan.
3.    Mendengar Sabda Tuhan dengan penuh iman setiap hari akan mendatangkan kebahagiaan dan kedamaian dalam hati.
4.    Terbukalah selalu mengundang Tuhan untuk masuk dan berdiam dalam rumah hati kita; Kehadirannya akan mendatangkan rasa sukacita dan peneguhan iman.
5.    Sakramen Mahakudus adalah tanda kehadiran Yesus kristus dan makanan rohani yang menguatkan jiwa kita.
6.    Kembalilah selalu ke Yerusalem/Gereja tempat kita memuji dan memuliakan Tuhan bersama umat Allah.

Marilah saudara-saudari... kita berdoa semoga Tuhan selalu menguatkan iman dan mendorong kita untuk selalu mengingat dan memuliakan namaNya kapan dan di mana saja kita berada,  dengan demikian iman kita akan selalu disegarkan dan hati kita pun selalu penuh dengan sukacita untuk memuliakan Dia.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin.

Minggu, 21 April 2019

Siro Minggu, 21 April 19

Bacaan Liturgi

Hari Raya Paskah Kebangkitan Tuhan

Bacaan Injil
Yoh 20:1-9

Yesus harus bangkit dari antara orang mati.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Pada hari pertama minggu itu,
pagi-pagi benar ketika hari masih gelap,
pergilah Maria Magdalena ke kubur Yesus,
dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur.
Maka ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus
dan murid yang lain yang dikasihi Yesus.
Ia berkata kepada mereka,
"Tuhan telah diambil orang dari kuburnya,
dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan."

Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur.
Keduanya berlari bersama-sama,
tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus,
sehingga lebih dahulu sampai di kubur.
Ia menjenguk ke dalam,
dan melihat kain kapan terletak di tanah;
akan tetapi ia tidak masuk ke dalam.
Maka tibalah juga Simon Petrus menyusul dia,
dan masuk ke dalam kubur itu.
Ia melihat kain kapan terletak di tanah,
sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus
tidak terletak dekat kain kapan itu,
tetapi agak di samping,
di tempat yang lain,
dan sudah tergulung.
Maka masuklah juga murid yang lain,
yang lebih dahulu sampai di kubur itu;
ia melihatnya dan percaya.
Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci,
yang mengatakan bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati.

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                MINGGU PASKAH 21 APRIL 2019                                                                                          PR.Fredy Jehadin SVD

Tema: Bersukacitalah Selalu, Yesus Kristus Sudah Bangkit Dari Kematian!                
Yohanes 20:1 – 9

Saudara-saudari... Hari ini saya sungguh merasa bahagia dan penuh sukacita; dan saya yakin, saudara-saudari juga, karena Saudara kita, Yesus Kristus hidup kembali dari kematianNya. Sebagai umat beriman yang percaya kepada Yesus Kristus, kita semua diteguhkan bahwa satu waktu kita pun akan alami pengalaman yang sama, di mana Tuhan kita akan membangkitkan kita dari kematian.
Kebangkitan kristus sungguh mendatangkan sukacita besar bagi kita. Ia telah menghancurkan kematian dan memulihkan kehidupan. Artinya bahwa berkat kebangkitan Kristus kita tidak lagi dikuasai oleh Setan. Kematian yang disebabkan oleh kejatuhan Adam dan Hawa, kini dipulihkan kembali berkat kebangkitan Kristus. Kristuslah yang menghantar kita kembali kepada Bapa, sumber kehidupan. Tetapi bukan berarti Setan sudah tinggalkan kita dan tidak akan mengganggu kita lagi, sama sekali tidak. Setan akan tetap berjuang menarik kita. Tetapi karena kita sudah menjadi milik Kristus, dan kalau kita selalu dan tetap bersatu dengan Yesus Kristus dalam hidup kita itu berarti Setan tidak mungkin akan berhasil menguasai kita.  Karena itu, bersatulah selalu dengan Yesus kristus yang sudah mengalahkan Setan. Bersama Kristus kita akan selalu menang.

Saudara-saudari... Satu pesan Paskah yang sangat dirasakan oleh para Rasul dan Murid Kristus pada hari kebangkitanNya adalah Sukacita! Berita tentang kebangkitan Kristus sungguh mendatangkan sukacita besar di kalangan para Rasul dan MuridNya. Mereka merasa diri sudah menang karena Pemimpin mereka, Yesus Kristus sudah menang. Satu bukti yang sangat kuat bahwa Ia adalah Putera Allah. Kebangkitan dari kematiaan adalah satu mujizat yang sangat luar biasa. Hanya Tuhan yang bisa mengadakan mujizat ini. Sejak waktu itu para rasul dan murid Kristus merasa diri sebagai satu kelompok yang penuh sukacita dan karena tingkahlaku mereka banyak orang yang merasa tertarik mengikuti mereka.

Sebagai orang Kristen, kita semua sesungguhnya termasuk orang yang penuh sukacita. Banyak alasan mengapa kita termasuk kelompok penuh sukacita: antara lain: Tuhan Allah, Pencipta kita selalu hidup dalam diri kita; Roh Kudus selalu mendampingi kita; Pemimpin kita adalah Yesus kristus yang sudah mengalahkan kematian; Yesus Kristus sudah katakan kepada kita: Jangan takut! Ia akan selalu menyertai kita sampai akhir jaman. Ia sudah menyiapkan kamar untuk kita dan Ia selalu menantikan kedatangan kita! Santu Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi katakan: “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi saya katakan bersukacitalah! Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah segala keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Fil 4:4-6). Bersukacitalah!
Sukacita adalah buah Roh Kudus; Sukacita adalah obat bagi jiwa dan pikiran kita. Sukacita membuat wajah kita segar dan sehat; sukacita membuat pikiran kita selalu terarah dan hati kita terasa nyaman. Sebaliknya mengeluh hanya menyebakan hidup dan pikiran kita jadi lebih berat. Nikmatilah ritme masalah yang dihadapi. Bukankah Tuhan kita Mahakuasa?

Marilah saudara-saudari... Bersukacitalah selalu, Yesus Kristus Tuhan kita sudah bangkit dari kematian. Ia sudah mengalahkan kematian!

Kita berdoa semoga Rahmat Kebangkitan Kristus membaharui semangat kita sehingga kita selalu sanggup menjadi Saksi Kristus, pembawa sukacita, kepada sesama kita!

Kita mohon Bunda Maria untuk mendoakan kita.

Selamat Hari Raya Paskah buat saudara-saudari sekalian. Alleluaya – Alleluya. Amen!

Siro Sabtu, 20 April 19

Bacaan Liturgi

Hari Sabtu Suci (Pagi) - Vigili Paskah (Malam)

Bacaan Injil
Mat 28:1-10

Ia telah bangkit, dan mendahului kamu ke Galilea.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Setelah hari Sabat lewat,
menjelang menyingsingnya fajar hari pertama minggu itu,
pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain,
menengok kubur Yesus.
Maka terjadilah gempa bumi yang hebat,
sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit
dan datang ke kubur Yesus
dan menggulingkan batu penutup kubur itu,
lalu duduk di atasnya.
Wajahnya bagaikan kilat,
dan pakaiannya putih bagaikan salju.
Para penjaga kubur itu gemetar ketakutan,
dan menjadi seperti orang-orang mati.
Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu,
"Janganlah kamu takut!
Aku tahu bahwa kamu mencari Yesus yang disalibkan itu.
Ia tidak ada di sini,
sebab Ia telah bangkit seperti yang telah dikatakan-Nya.
Mari, lihatlah tempat Ia dibaringkan.
Maka pergilah segera dan katakanlah kepada murid-murid-Nya,
bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati.
Ia kini mendahului kamu ke Galilea;
di sana kamu akan melihat Dia.
Sesungguhnya, akulah yang telah mengatakannya kepadamu."
Maka mereka segera pergi dari kubur itu,
diliputi rasa takut dan sukacita yang besar.
Mereka berlari cepat-cepat
untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus.
Tiba-tiba Yesus menjumpai mereka dan berkata,
"Salam bagimu!"
Mereka mendekati-Nya, memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya.
Maka kata Yesus kepada mereka, "Jangan takut!
Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku,
supaya mereka pergi ke Galilea,
dan di sanalah mereka akan melihat Aku."

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                 
Sabtu Besar, 20 April 2019                                                                                                                   
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Kematian Sudah Ditelan Oleh Kebangkitan Kristus Untuk Selamanya!                                 Lukas 24:1 – 12

Saudara-saudari.... Pada perayaan Malam Paska kita ikuti beberapa acara penting. 1: Upacara Cahaya; 2. Pembacaan Sabda Tuhan; 3. Pembaruan janji Baptis; 4. Perayaan Ekaristi.
Upacara Cahaya:

Pemberkatan Api unggun dan pemasangan Lilin Paska artinya Yesus kini bangkit membawa terang bagi manusia yang hidup dalam kegelapan. Yesus yang adalah Terang bagi dunia kini berjalan di depan kita, dilambangkan dengan Lilin Paska yang bernyala diarak masuk ke dalam gedung Gereja dan Gedung harus dalam suasana gelap, lampu tidak boleh dinyalakan supaya pesan bahwa Yesus Kristus adalah Terang bisa gampang dimengerti. Diharapkan agar di saat kita berarak masuk gedung gereja mengikuti Lilin Paskah yang bernyala, kita pun turut menyampaiakan syukur kepada Tuhan karena Dia sudah menyelamatkan kita dan kini kita tidak tinggal dalam kegelapan lagi. Kristus pembawa Terang sudah menjadi pemimpin kita. Kita harus selalu menyampaikan syukur kepadaNya dan selalu setia mengikutiNya. 
Begitu Lilin Paska di tempatkan pada tempatnya di samping Altar, lagu pujian atau exulted dinyanyikan. Lagu ini adalah ungkapan kebahagiaan dan sukacita umat manusia karena kita sudah dibebaskan oleh Yesus Kristus. Kita yang sudah lama dikuasai oleh kegelapan, kini dibebaskan oleh Yesus Kristus. Kita bukan lagi anak gelap, tetapi anak Terang, manusia baru. Kita diharapkan agar disaat kita menyanyikan lagu pujian dan syukur ini, kita nyanyikan dengan penuh sukacita dan merasakan arti dari kata-katanya.

Perayaan Sabda. Kita mendengar Sabda Tuhan. Beberapa bacaan dari Perjanjian lama dan dua bacaan dari Perjanjian Baru akan dibacakan untuk kita. Lewat bacaan ini kita merenungkan kembali misteri penyelamatan Allah dari dulu hingga kedatangan dan kebangkitan Kristus. Bacaan-bacaan ini mau mengingatkan kita bahwa Misteri Penyelamatan sudah direncanakan oleh Tuhan sendiri dan manusia dari generasi ke generasi tahu tentang hal itu. Kelahiran, kematian dan kebangkitan Kristus bukanlah satu kebetulan, tetapi sudah direncanakan Tuhan. Semuanya sudah didokumentasikan secara rapih lewat karya tulis dari zaman ke zaman. Jadi bukanlah satu karya imaginatip manusia. Karena itu kita diharapkan agar selalu membaca Kitab Suci dan merenungkanNya. Kitab Suci adalah Sabda Tuhan, rajin membaca Sabda Tuhan dengan penuh iman maka kehidupan kita pun turut dibaruiNya.

Pembaruan Janji Baptis. Sebagai manusia yang penuh keterbatasan dan kelemahan, kita sering jatuh dalam dosa. Pada malam Paska, di saat kita merayakan Pesta kebangkitan Yesus Kristus kita diberi kesempatan untuk membaharui janji Baptis kita. Diharapkan agar kebangkitan Yesus membarui iman dan semangat kita sebagai anak-anak Allah.

Perayaan Ekaristi: Kita persembahkan hati kita dan satukan persembahan hati kita dengan persembahan Yesus Kristus sendiri dan pada akhirnya kita disatukan dengan Dia lewat menyambut Tubuh dan darahNya.

Hari ini kita mendengar Maria dari Magdala, Yohana dan Maria ibu Yakobus ke kubur membawa rempah-rempah mau meminyaki tubuh Yesus. Tetapi mereka menemukan kubur Yesus sudah terbuka dan dua orang berdiri dekat mereka memakai pakaian yg berkilau-kilauan. Mereka memberitahukan bahwa Yesus Kristus sudah bangkit. Satu berita gembira. Kubur kosong sudah menjadi sumber harapan, symbol kebangkitan. Air mata kesedihan dan kepedihan hari Jumat, kini berubah menjadi air mata sukacita; air mata kebangkitan. Kematian sudah ditelan oleh kemenangan kebangkitan untuk selamanya. Kesengsaraan Kristus sudah mendatangkan keselamatan.

Marilah saudara/i... isilah kekosongan hati kita dengan kebahagiaan dan sukacita kebangkitan. Jadilah misionaris kebangkitan Kristus bagi sesama yang tidak mengalami sukacita kebangkitan Kristus.

Dari hati yang tulus dan penuh sukacita, saya haturkan ucapan: Selamat Paska bagimu semua. Alleuya Alleluya. Amen.

Siro Jumat, 19 April 19

Bacaan Liturgi

Hari Jumat Agung

Bacaan Injil
Yoh 18:1-19:42

Mengenang Sengsara Tuhan.
Inilah Kisah Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus menurut Yohanes:

Seusai perjamuan Paskah,
keluarlah Yesus dari ruang perjamuan
bersama-sama dengan murid-murid-Nya,
dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron.
Di situ ada suatu taman.
Yesus masuk ke taman itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya.
Yudas yang mengkhianati Yesus tahu juga tempat itu,
karena Yesus sering berkumpul di situ dengan murid-murid-Nya.
Maka datanglah juga Yudas ke situ
bersama sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah
yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi.
Mereka datang  lengkap dengan lentera, suluh dan senjata.
Yesus tahu semua yang akan menimpa diri-Nya.
Maka Ia maju ke depan dan berkata kepada mereka,
"Siapakah yang kamu cari?"
Jawab mereka, "Yesus dari Nazaret!"
Kata Yesus kepada mereka, "Akulah Dia."
Yudas yang mengkhianati Yesus
berdiri juga di situ bersama-sama mereka.
Ketika Yesus berkata kepada mereka 'Akulah Dia',
mundurlah mereka, dan jatuh ke tanah.
Maka Yesus bertanya pula, "Siapakah yang kamu cari?"
Jawab mereka, "Yesus dari Nazaret!"
Jawab Yesus, "Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia.
Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi."
Demikian terjadi
supaya genaplah firman yang telah dikatakan-Nya:
   Dari mereka yang Engkau serahkan kepada-Ku,
   tidak seorang pun yang Kubiarkan hilang.

Lalu Simon Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu,
dan menetakkannya kepada hamba Imam Agung
dan memutuskan telinga kanannya.
Nama hamba itu Malkhus.
Kata Yesus kepada Petrus,
"Sarungkanlah pedangmu itu!
Bukankah Aku harus minum cawan
yang diberikan Bapa kepada-Ku?"

Maka para prajurit serta perwiranya,
dan penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi itu
menangkap Yesus dan membelenggu Dia.
Lalu mereka membawa Yesus mula-mula kepada Hanas,
karena Hanas adalah mertua Kayafas,
yang pada tahun itu menjadi Imam Agung;
dan Kayafaslah yang telah menasihatkan kepada orang-orang Yahudi:
   Adalah lebih berguna
   jika satu orang mati untuk seluruh bangsa.

Simon Petrus dan seorang murid lain mengikuti Yesus.
Murid itu mengenal Imam Agung,
dan ia masuk ke halaman istana Imam Agung itu.
Tetapi Petrus tinggal di luar dekat pintu.
Maka murid lain tadi, yang mengenal Imam Agung,
kembali ke luar,
bercakap-cakap dengan perempuan penjaga pintu,
lalu membawa Petrus masuk.
Maka kata perempuan penjaga pintu kepada Petrus,
"Bukankah engkau juga murid orang itu?"
Jawab Petrus, "Bukan!"
Sementara itu
hamba-hamba dan penjaga-penjaga Bait Allah telah memasang api arang,
sebab hawa dingin waktu itu,
dan mereka berdiri berdiang di situ.
Petrus pun berdiri berdiang bersama-sama dengan mereka.
Maka mulailah Imam Agung menanyai Yesus
tentang para murid dan tentang ajaran-Nya.
Jawab Yesus kepadanya,
"Aku berbicara terus terang kepada dunia!
Aku selalu mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah
tempat semua orang Yahudi berkumpul,
Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi.
Mengapakah engkau menanyai Aku?
Tanyailah mereka,
yang telah mendengar apa yang Kukatakan kepada mereka;
sungguh, mereka tahu apa yang telah Kukatakan."
Ketika Yesus berkata demikian,
seorang penjaga yang berdiri di situ menampar muka Yesus
sambil berkata, "Begitukah jawab-Mu kepada Imam Agung?"
Jawab Yesus kepadanya,
"Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya,
tetapi jikalau benar, mengapakah engkau menampar Aku?"

Lalu Hanas mengirim Yesus terbelenggu kepada Kayafas,
Imam Agung.
Simon Petrus masih berdiri berdiang.
Kata orang-orang di situ kepadanya,
"Bukankah engkau juga seorang murid Yesus?"
Petrus menyangkalnya, katanya, "Bukan!"
Salah seorang hamba Imam Agung,
keluarga dari hamba yang telinganya dipotong Petrus,
berkata kepadanya, "Bukankah engkau kulihat di taman itu
bersama-sama dengan Yesus?"
Maka Petrus menyangkal lagi
dan ketika itu berkokoklah ayam.

Keesokan harinya
mereka membawa Yesus dari istana Kayafas ke gedung pengadilan.
Ketika itu hari masih pagi.
Mereka sendiri tidak masuk ke gedung pengadilan itu,
supaya jangan menajiskan diri,
sebab mereka hendak makan Paskah.
Sebab itu Pilatus keluar mendapatkan mereka dan berkata,
"Apakah tuduhan kamu terhadap orang ini?"
Jawab mereka kepadanya,
"Jikalau Ia bukan penjahat,
kami tidak menyerahkan-Nya kepadamu!"
Kata Pilatus kepada mereka,
"Ambillah Dia, dan hakimilah Dia menurut hukum Tauratmu!"
Kata orang-orang Yahudi itu,
"Kami tidak diperbolehkan membunuh seseorang."
Demikian terjadi
supaya genaplah firman Yesus
yang dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Ia akan mati.

Maka kembalilah Pilatus ke dalam gedung pengadilan,
lalu memanggil Yesus dan bertanya kepada-Nya,
"Engkau inikah raja orang Yahudi?"
Jawab Yesus,
"Dari hatimu sendirikah engkau katakan hal itu?
atau adakah orang lain yang mengatakannya kepadamu tentang Aku?"
Kata Pilatus, "Orang Yahudikah aku?
Bangsamu sendiri dan imam-imam kepala
telah menyerahkan Engkau kepadaku,
apakah yang telah Engkau perbuat?"
Jawab Yesus, "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini!
Jika Kerajaan-Ku dari dunia ini,
pasti hamba-hamba-Ku sudah melawan,
supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi.
Akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini!"
Maka kata Pilatus kepada-Nya,
"Jadi Engkau adalah raja."
Jawab Yesus, "Seperti yang kaukatakan, Aku adalah raja!
Untuk itulah Aku lahir, dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini,
yakni untuk memberi kesaksian tentang kebenaran;
setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku."
Kata Pilatus kepada-Nya, "Apakah kebenaran itu?"

Sesudah mengatakan demikian,
Pilatus keluar lagi mendapatkan orang-orang Yahudi,
dan berkata kepada mereka,
"Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya.
Tetapi padamu ada kebiasaan,
bahwa pada hari raya Paskah aku membebaskan seorang bagimu.
Maukah kamu,
supaya aku membebaskan raja orang Yahudi ini bagimu?"
Mereka pun berteriak,
"Jangan Dia, melainkan Barabas!"
Barabas adalah seorang penyamun.

Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia.
Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri,
dan menaruhnya di atas kepala Yesus.
Mereka mengenakan jubah ungu pada-Nya,
dan sambil maju ke depan mereka berkata,
"Salam, hai raja orang Yahudi!"
Lalu mereka menampar wajah Yesus.

Pilatus keluar lagi dan berkata kepada Orang-orang Yahudi,
"Lihatlah aku membawa Dia ke luar kepada kamu,
supaya kamu tahu
bahwa aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya."
Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah ungu.
Maka kata Pilatus kepada mereka,
"Lihatlah Manusia ini!"
Ketika para imam kepala dan penjaga-penjaga itu melihat Yesus,
berteriaklah mereka, "Salibkan Dia, salibkan Dia!"
Kata Pilatus kepada mereka,
"Ambil saja sendiri dan salibkanlah Dia!
Sebab aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya."
Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya,
"Kami mempunyai hukum, dan menurut hukum itu Ia harus mati,
sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah."

Ketika Pilatus mendengar perkataan itu bertambah takutlah ia.
lalu ia masuk pula ke dalam gedung pengadilan,
dan berkata kepada Yesus, "Dari manakah asal-Mu?"
Tetapi Yesus tidak memberi jawab kepadanya.
Maka kata Pilatus, "Tidakkah Engkau mau bicara dengan aku?
Tidakkah Engkau tahu
bahwa aku berkuasa untuk membebaskan Engkau,
dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?"
Yesus menjawab,
"Engkau tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap Aku,
jikalau kuasa itu tidak diberikan dari atas.
Sebab itu,
dia yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya."
Sejak itu Pilatus berusaha untuk membebaskan Yesus,
tetapi orang-orang Yahudi berteriak,
"Jikalau engkau membebaskan Dia,
engkau bukanlah sahabat Kaisar.
Setiap orang yang menganggap diri raja, melawan Kaisar."

Ketika mendengar perkataan itu,
Pillatus menyuruh Yesus ke luar.
Lalu ia duduk di kursi pengadilan,
di tempat yang bernama Litostrotos,
dalam bahasa Ibrani: Gabata.
Hari itu ialah hari persiapan Paskah,
kira-kira jam dua belas.
Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu,
"Inilah rajamu!"
Maka berteriaklah mereka,
"Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!"
Kata Pilatus kepada mereka,
"Haruskah aku menyalibkan rajamu?"
Jawab imam-imam kepala,
"Kami tidak mempunyai raja selain Kaisar!"
Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka
untuk disalibkan.
Dan mereka menerima Yesus.

Sambil memikul salib-Nya, Yesus dibawa ke luar kota,
ke tempat yang bernama Tengkorak, dalam
bahasa Ibrani: Golgota.
Di situ Yesus disalibkan,
dan bersama dengan Dia disalibkan juga dua orang lain,
sebelah-menyebelah, Yesus di tengah-tengah.
Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu,
bunyinya: Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi.
Banyak orang Yahudi membaca tulisan itu,
sebab tempat Yesus disalibkan itu letaknya dekat kota,
dan kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, Latin dan bahasa Yunani.
Maka kata imam-imam kepala kepada Pilatus,
"Jangan engkau menulis: Raja orang Yahudi,
tetapi: Ia mengatakan: Aku adalah Raja orang Yahudi."
Jawab Pilatus, "Apa yang kutulis, tetap tertulis!"

Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus,
mereka mengambil pakaian Yesus,
lalu membaginya menjadi empat bagian,
masing-masing prajurit satu bagian.
Jubah Yesus pun mereka ambil.
Tetapi jubah itu tidak berjahit,
dari atas ke bawah merupakan satu tenunan utuh.
Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain,
"Janganlah kita membagi jubah ini menjadi beberapa potong,
tetapi baiklah kita membuang undi
untuk menentukan siapa yang akan mendapatnya."
Demikianlah terjadi
supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci:
   Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka,
   dan membuang undi atas jubah-Ku.
Hal itu telah dilakukan oleh prajurit-prajurit itu.

Di dekat salib Yesus berdirilah ibu Yesus dan saudara ibu-Nya,
Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena.
Ketika Yesus melihat ibu-Nya
dan murid yang Ia kasihi di sampingnya,
berkatalah Ia kepada ibu-Nya,
"Ibu, inilah anakmu!"
dan kemudian kata-Nya kepada murid itu,
"Inilah ibumu!"
Dan sejak saat itu
murid itu menerima Maria di dalam rumahnya.

Sesudah itu, karena Yesus tahu
bahwa segala sesuatu telah selesai,
berkatalah Ia
-- supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci, --
"Aku haus!"

Di situ ada suatu buli-buli penuh anggur asam.
Maka mereka mencucukkan bunga karang pada sebatang hisop,
mencelupkannya dalam anggur asam itu,
lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.
Sesudah meminum anggur asam itu,
berkatalah Yesus, "Sudahlah selesai!"
Lalu Yesus menundukkan kepala dan menyerahkan nyawa-Nya.

(semua hening sejenak menerungkan wafat Tuhan)

Karena hari itu adalah hari persiapan Paskah,
dan supaya pada hari Sabat
mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib
-- sebab Sabat itu adalah hari yang besar --
maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus
dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan,
dan mayat-mayatnya diturunkan.
Maka datanglah prajurit-prajurit,
lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain
yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus.
Tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus
dan melihat bahwa Ia telah mati,
mereka tidak mematahkan kaki-Nya.
Tetapi seorang dari antara prajurit itu
menikam lambung Yesus dengan tombak,
dan segera mengalirlah darah serta air ke luar.
Dan orang yang melihat sendiri hal itu
yang memberi kesaksian ini, dan benarlah kesaksiannya.
Dan ia tahu bahwa ia mengatakan kebenaran,
supaya kamu juga percaya.
Sebab hal itu terjadi,
supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci:
   Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan;
dan nas lain yang mengatakan:
   Mereka akan memandang Dia yang telah mereka tikam.

Sesudah itu Yusuf dari Arimatea,
(Yusuf ini adalah seorang murid Yesus,
tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi)
meminta kepada Pilatus,
supaya ia diperbolehkan menurunkan jenazah Yesus.
Pilatus meluluskan permintaan Yusuf.
Maka datanglah Yusuf dan menurunkan jenazah Yesus
Juga Nikodemus datang ke situ.
Dialah yang dulu datang malam-malam kepada Yesus.
Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu,
kira-kira lima puluh kati beratnya.
Mereka mengambil jenazah Yesus,
mengapaninya dengan kain lenan
dan membubuhinya dengan rempah-rempah
menurut adat pemakaman orang Yahudi.
Di dekat tempat Yesus disalibkan itu ada suatu taman,
dan dalam taman itu ada suatu kubur baru
yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang.
Karena hari itu hari persiapan orang Yahudi,
sedang kubur itu tidak jauh letaknya,
maka mereka meletakkan jenazah Yesus di situ.

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                
Jumat Agung, 19 April 2019                                                                                                             
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Ketaatan Dan Cinta Bisa Membuahkan Keselamatan! 
Yohanes 18:1 – 19:42
Saudara-saudari... Kisah kejatuhan manusia berawal dari taman Firdaus, dan kini kisah keselamatan manusia berawal dari Taman Getsemani. Pada awal mula, manusia hidup bahagia di taman Firdaus. Manusia hidup harmonis dan damai dengan lingkungan sekitar. Tetapi kemudian, manusia digodai Setan dan jatuh dalam genggamannya. Sejak kejatuhannya, manusia masuk dalam satu situasi hidup yang sama sekali lain.  Ia selalu dikuasai oleh rasa takut dan malu. Ia merasa jauh dari Tuhan dan malah takut bertemu Tuhan. Tetapi cinta Tuhan kepada manusia tidak pernah hilang. Ia menjanjikan bahwa Tuhan akan mengirim PuteraNya untuk menyelamatkan manusia dari genggaman Setan.

Hari ini, Yesus Kristus masuk ke satu taman, namanya Getsemani. Di dalam taman ini Ia bergulat dengan Setan. Yesus merasa takut. Di dalam taman ini Ia pun digoda oleh Setan. Dalam Injil Matius kita mendengar bagaimana Yesus meminta BapaNya kalau boleh membiarkan piala itu berlalu. Katanya: “Ya Bapa-ku, jikalau piala ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendakMu!”  Lewat pernyataan ini Yesus digoda oleh Setan dengan satu bahasa yang sangat halus, tawar menawar dengan Tuhan. Lewat pernyataan ini kita bisa merasakan ketakutan Yesus menghadapi penderitaan yang sudah dibayangkannya. Tetapi Yesus sadar akan tugasNya. Ia harus taat kepada kehendak BapaNya. Sesudah berdoa, Yesus mengalaman kekuatan. Berkat kekuatan itu Ia sanggup menghadapi para prajurit yang dituntun oleh Yudas Iskariot yang sudah dikuasai oleh Setan untuk menangkapNya. Di dalam taman Getsemani, Adam Baru yaitu Yesus Kristus bergulat dengan Setan, tetapi Ia tidak jatuh mengikuti tawaran Setan. Ia taat pada Perintah BapaNya untuk menerima kematian, karena hanya lewat penderitaan dan kematian, kehidupan Baru bisa diraih kembali.
Di dalam taman Getsemani Yesus alami pengkianatan Yudas; alami kebrutalan Petrus memotong telinga Malkus; alami kebengisan manusia yang menyengsarakan Dia. Tetapi karena ketaatan kepada Bapa dan cintaNya kepada manusia, Yesus menerima semuanya dengan tenang.
Penginjil Yohanes menampilkan ke-allahan Yesus dalam taman Getsemani lewat peristiwa yang mengejutkan. Yesus bertanya kepada mereka yang datang kepadaNya: “Siapakah yang kamu cari? Jawab mereka: “Yesus dari Nazaret.” kataNya kepada mereka: “Akulah Dia.” Maka Yudas dan semua yang datang bersamanya mundur dan jatuh ke tanah. Kemudian Ia bertanya lagi: “Siapakah yang kamu cari? Jawab mereka: “Yesus dari Nazaret.” kataNya kepada mereka: “Telah kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi.” Lewat adegan singkat ini, Yohanes mau tunjukkan kepada pembaca betapa hebatnya kata-kata Tuhan. Kata-kata yang keluar dari mulut Tuhan selalu punya kuasa. Yohanes juga tunjukkan kebaikan dan cinta Tuhan lewat membebaskan para muridnya agar tidak diapa-apakan oleh para prajurit yang datang menangkap Yesus. Mereka semua selamat. Yesus juga menyembuhkan telinga Malkus yang dipotong oleh Petrus dan Malkus, hamba Imam Besar tidak apa-apakan Petrus.
Yesus Kristus, Adam Baru tampil dengan satu sikap yang sangat luar biasa. Ia tidak jatuh  ke dalam godaan Setan. KetaatanNya kepada kehendak Bapa dan cintaNya kepada manusia membuahkan keselamatan.

Bagaimana praktek ketaatan dan cinta kita kepada Tuhan dan sesama? Apakah kita selalu setia dan tekun menjalankan perintah Tuhan dengan penuh tanggungjawab walaupun kadang kita merasakan beratnya?
Bagaimana dengan penghayatan dan pengamalan cinta kita kepada Tuhan lewat sesama kita? 

Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan, bantulah kami, semoga kami sungguh sadar dan bisa memahami nilai dari ketaatan dan cinta serta bisa menghayati dan mengamalkannya dalam hidup karena buahnya bisa mendatangkan keselamatan. Amen.

Rabu, 17 April 2019

Siro Kamis, 18 April 19


Bacaan Liturgi 

Hari Kamis Putih (Misa Sore)

Bacaan Injil
Yoh 13:1-15

Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Sebelum hari raya Paskah mulai, 
Yesus sudah tahu bahwa saatnya sudah tiba 
untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. 
Sebagaimana Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya, 
demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir.
Ketika mereka sedang makan bersama, 
Iblis membisikkan dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, 
rencana untuk mengkhianati Yesus.
Yesus tahu, 
bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya 
dan bahwa Ia datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah.
Maka bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. 
Ia mengambil sehelai kain lenan 
dan mengikatkannya pada pinggang-Nya,
kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, 
dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya, 
lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.

Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. 
Kata Petrus kepada-Nya, 
"Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?"
Jawab Yesus kepadanya, 
"Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, 
tetapi engkau akan memahaminya kelak."
Kata Petrus kepada-Nya, 
"Selama-lamanya Engkau tidak akan membasuh kakiku!" 
Jawab Yesus, "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, 
engkau tidak akan mendapat bagian bersama Aku."
Kata Simon Petrus kepada-Nya, 
"Tuhan, jangan hanya kakiku saja, 
tetapi juga tangan dan kepalaku!"
Kata Yesus kepadanya, 
"Barangsiapa sudah mandi, cukuplah ia membasuh kakinya, 
karena ia sudah bersih seluruhnya. 
Kamu pun sudah bersih, hanya tidak semua!"
Yesus tahu siapa yang akan menyerahkan Dia; 
karena itu Ia berkata, "Tidak semua kamu bersih."

Sesudah membasuh kaki mereka, 
Yesus mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. 
Lalu Ia berkata kepada mereka, 
"Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu?
Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, 
dan katamu itu tepat, 
sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.
Nah, jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, 
maka kamu pun wajib saling membasuh kaki.
sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepadamu, 
supaya kamu juga berbuat seperti yang telah Kuperbuat kepadamu."

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                     
Kamis Putih 18 April 2019                                                                                                                      
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Tubuh dan Darah Kristus Adalah Makanan Jiwa Kita!                                                                  Yohanes 13:1 – 15

Saudara-saudari... Setiap kali merayakan Perayaan Misa pada Hari Kamis Putih, di saat saya mendramatisir adegan pembasuhan kaki para rasul, saya membayangkan Yesus kristus yang adalah Tuhan, yang begitu mulia turun mencuci kaki para rasulnya. Sesudah Ia membasuh kaki para rasul, Ia bertanya kepada mereka: “Mengertikah kamu apa yang telah kuperbuat? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jikalau Aku membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu!” 
Pernyataan Yesus ini selalu menjadi tantangan untuk saya: Apakah saya sanggup meneladani Yesus Kristus? 
Membasuh kaki bukan saja soal membersihkan kaki jasmani, tetapi melayani sesama agar mereka menjadi bersih, menjadi suci, menjadi layak di depan Tuhan. Membasuh kaki sesama membutuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Apakah saya sabar dalam melayani sesama secara khusus melayani mereka yang selalu menyakiti hati saya? Apakah saya sungguh menyerahkan diriku secara utuh didorong oleh perasaan cinta melayani semua orang termasuk mereka yang secara emosional agak jauh dari saya. Di saat saya duduk dan membasuh kaki dari para rasul, bagaimana reaksi hati dan pikiran saya di saat saya amati jari-jari kaki dan telapak kaki mereka yang sangat kotor dan ada luka juga di sana? Dengan jujur saya katakan bahwa kadang saya temukan diriku sungguh jauh dari sikap Yesus yang penuh cinta dan penuh belaskasihan. PernyataanNya “Aku telah memberikan satu teladan kepadamu supaya kamu juga berbuat yang sama!” sungguh satu tantangan yang berat bagiku. Karena itu, pada kesempatan ini, saya berdoa memohon ketabahan dan penyerahan diri secara total kepadaNya. Semoga Ia memberiku kekuatan dan kesabaran.

Pada perayaan hari ini: Kamis Putih, kita juga mengenang dan menghidupkan kembali apa yang sudah diadakan Yesus Kristus sebelum Ia menghadapi kematian. Ia mengadakan Misa pertama bersama MuridNya. Roti dan Anggur yang dipersembahkanNya pada malam itu, dirubahNya menjadi Tubuh dan DarahNya. Pada malam itu Ia berkata: “Inilah tubuhKu, yang diserahkan bagimu, perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.” Demikian juga, Ia mengambil cawan, lalu berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darahKu. Perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku.” 
Yesus Kristus sudah perintahkan para Rasul dan para pengikutNya termasuk kita hari ini, untuk mengadakan Misa sebagai peringatan sekaligus menghidupkan kembali apa yang sudah pernah dibuatNya. Jadi di saat kita melakukannya, di saat itu juga Ia hadir secara rohani. Kekuatan rohani dari Tubuh dan DarahNya yang kita makan dan minum pada waktu komunio akan sangat menguatkan tubuh jasmani kita. 

Perayaan hari Kamis Putih adalah juga sebagai perayaan untuk memperingati Para Imam. Hanya para imam, berkat sakramen imamat yang sudah diterimanya pada hari tahbisannya, boleh mengadakan Misa. Tanpa imam kita tidak bisa mendapat Sakramen Mahakudus. Karena itu kita berdoa untuk para imam agar mereka selalu setia pada janjinya dan selalu melayani sesama sesuai dengan teladan hidup yang sudah ditunjukkan oleh Yesus Kristus, Imam utama.

Marilah saudara-saudari... Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan sadarkanlah kami agar selalu dengan penuh hormat menerima Tubuh dan Darah Kristus, yang adalah makanan jiwa kami, dan percaya sungguh bahwa Yesus Kristus hadir dalam Sakramen Mahakudus dan kami pun selalu setia mengikuti teladanNya. Amen.

Siro Rabu, 17 April 19

Bacaan Liturgi 

Hari Rabu Dalam Pekan Suci

Bacaan Injil
Mat 26:14-25

Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan apa yang tertulis tentang Dia, tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan!

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwapergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata, "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?"Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. Dan mulai saat itu Yudas mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.

Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata, "Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?"Jawab Yesus, "Pergilah ke kota, kepada si Anu, dan katakan kepadanya: Beginilah pesan Guru: Waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku."Lalu murid-murid melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka, dan mempersiapkan Paskah.

Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu. Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku. Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya, "Bukan aku, ya Tuhan?" Yesus menjawab, "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan! Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."Yudas, yang hendak menyerahkan Yesus itu menyahut,"Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya, "Engkau telah mengatakannya."

Demikianlah Injil Tuhan.

=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                     
Rabu, 17 April 2019                                                                                                                                
RP Fredy Jehadin, SVD


Tema: Setia Dan Taat Pada Kehendak Bapa Agar Selamat!                                      
Matius 26:14 – 25

Saudara-saudari... Menjelang berakhirnya masa Prapaskah, Yesus semakin siap menghadapi puncak karya misiNya. Pikiran, hati dan jiwaNya fokus pada Perayaan Paskah bersama para muridNya. Sementara Yudas Iskariot berdiskusi dengan para imam, bertanya kepada mereka apa yang mereka berikan kepadanya kalau ia menyerahkan Yesus kepada mereka.
Yesus tahu apa yang akan terjadi. Ia merasa sangat sedih dengan sikap Yudas. Walaupun demikian, Yesus tetap merayakan Paskah bersama para muridNya termasuk Yudas. Pada waktu makan, Ia secara terbuka umumkan kepada para muridNya, kataNya: “Sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” Satu berita yang sungguh menyedihkan hati para murid. Perjamuan malam itu, sesungguhnya bukanlah perjamuan sukacita, tetapi perjamuan dukacita. Dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada Yesus: “Bukan aku, ya Tuhan?” Masing-masing mau mencari tahu kalau ia bukanlah orang yang akan menyerahkan Yesus kepada para imam dan ahli Taurat dan orang Farisi. Yudas juga bertanya kepada Yesus: “Bukan aku, ya Rabi?”  
Kalau kita amati bagaimana para murid yang lain dan Yudas Iskariot menyapa Yesus, di sana ada perbedaan sapaan: Para murid yang lain menyapa Yesus: Tuhan! sementara Yudas Iskariot menyapaNya: Rabi! Dua status yang berbeda. Para murid sungguh melihat Yesus sebagai Tuhan, Mesias yang harus dimuliakan, dihormati dan diagungkan, yang punya kuasa melampaui kekuatan manusia; sementara Yudas, melihatNya sebagai Rabi, Guru, sebagai manusia semata. Ia tidak melihat bahwa dalam diri Yesus ada kuasa ke-Allahan. Karena kecewah ia menjual Yesus, gurunya, dengan demikian tamatlah riwayat Yesus sebagai manusia. 
Yudas sesungguhnya tahu bahwa ia akan menyerahkan Yesus kepada para imam. Ia sudah berdiskusi dengan para imam dan mendapat tiga pulu keping perak sebagai bayarannya. Pertanyaannya kepada Yesus: Bukan aku ya Rabi, hanya untuk mengelabui pikiran dan perasaan sesama para murid yang lain. Tetapi Yesus dengan tegas menjawab pertanyaan Yudas, kataNya: Engkau telah mengatakannya. Yesus tahu bahwa Yudas akan meyerahkan Dia kepada para imam. Nama Iskariot sesungguhnya berarti pengkianat. Yesus merasa sedih dengan tingkah laku Yudas. Pada perjamuan malam itu, Yudas tidak menghargai Yesus. Ia mencelupkan tangannya bersamaan dengan Yesus ke dalam pinggan.  Yesus sangat merasa kecewa dengan sikap Yudas. Karena itu Ia berkata: Anak manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia. Ia akan mati demi keselamatan manusia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.  Dari pernyataan Yesus ini kita tahu bahwa pengkianatan Yudas bukanlah rencana Tuhan. Perbuatan Yudas sesungguhnya hasil karya setan. Setan sudah menguasai jiwanya dan ia melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kemauan Tuhan. Kita tahu bahwa sesudah Yudas menyerahkan Yesus dan menyaksikan Yesus disengsarakan, ia menyesal dan menggantungkan dirinya dan mati. Pembunuhan diri sendiri bukanlah satu ungkapan pertobatan. Tuhan melarang manusia untuk membunuh diri sendiri dengan cara apa pun. Membunuh diri sendiri adalah melawan hukum Tuhan. 

Sebagai murid Yesus, terkadang kita mungkin alami rasa kecewa karena merasa doa kita tidak dikabulkan Tuhan; merasa anggota gereja tidak membantu kita; mungkin kadang kita menipu diri dan sesama sementara hati dan pikiran kita sama sekali lain. 

Marilah saudara-saudari...  Apa pun buruknya pengalaman kita, Tuhan selalu mencintai kita. Yudas sudah jatuh dalam dosa dan dia jatuh terus sampai membunuh dirinya sendiri; Yesus tidak menghendaki kita berbuat seperti Yudas.  Yesus menghendaki kita untuk bertobat, seperti Petrus, merasa menyesal dan kembali kepada Yesus. Tuhan selalu mencintai kita karena itu Ia berani mati di salib demi keselamatan kita.

Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan sadarkanlah kami selalu agar tetap setia dan taat pada kehendak-Mu sehingga pada akhirnya kita pun boleh bersatu dan kami alami kebahagiaan dan keselamatan dalam kerajaan-Mu. Amin.

Senin, 15 April 2019

Siro Selasa, 16 April 19

Bacaan Liturgi

Hari Selasa Dalam Pekan Suci

Bacaan Injil
Yoh 13:21-33.36-38

Salah seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku...
Sebelum ayam jantan berkokok, engkau akan menyangkal Aku tiga kali.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Di dalam perjamuan Paskah dengan murid-murid-Nya
Yesus sangat terharu, lalu bersaksi,
"Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku."

Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain;
mereka bertanya-tanya siapa yang dimaksudkan-Nya.
Seorang di antara murid-murid Yesus,
yaitu murid yang dikasihi-Nya,
bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya.
Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata,
"Tanyakanlah siapa yang dimaksudkan-Nya!"
Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling
dan berkata kepada Yesus,
"Tuhan, siapakah itu?"
Jawab Yesus, "Dia adalah orang,
yang kepadanya Aku akan memberikan roti,
sesudah Aku mencelupkannya.
"Sesudah berkata demikian, Yesus mengambil roti,
mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas,
anak Simon Iskariot.

Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis.
Maka Yesus berkata kepadanya,
"Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera."
Tetapi tidak ada seorang pun
dari antara mereka yang duduk makan itu
mengerti apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas.
Karena Yudas memegang kas, ada yang menyangka
bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa
yang perlu untuk perayaan itu,
atau memberi apa-apa kepada orang miskin.
Yudas menerima roti itu lalu segera pergi.
Pada waktu itu hari sudah malam.

Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus,
"Sekarang Anak Manusia dipermuliakan,
dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.
Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia,
Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya,
dan akan mempermuliakan Dia dengan segera.
Hai anak-anak-Ku,
tinggal sedikit waktu saja Aku bersama kamu.
Kamu akan mencari Aku,
dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi
'Ke tempat Aku pergi tidak mungkin kamu datang'
demikian pula Aku mengatakannya sekarang kepada kamu.

Simon Petrus berkata kepada Yesus,
"Tuhan, ke manakah Engkau pergi?"
Jawab Yesus,
"Ke tempat Aku pergi,
engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang,
tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku."
Kata Petrus kepada-Nya,
"Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang?
Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!"
Sahut Yesus, "Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku?
Sesungguhnya Aku berkata kepadamu:
Sebelum ayam berkokok,
engkau akan menyangkal Aku tiga kali."

Demikianlah Injil Tuhan.

=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                    
Selasa, 16 April 2019                                                                                                                            
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Jadilah Saksi Kristus Yang Setia Apa Pun Situasi Yang Dihadapi!                            
Yohanes 13:21 – 33.36-38

Saudara-saudari... Tanggal 4 Maret 2016, 4 suster dari konggregasi Muder Theresa dari Kalkuta yang bekerja di Yemen ditembak mati oleh kelompok ekstrim yang tidak berprikemanusiaan. Para suster ini bekerja di rumah jompo melayani para jompo yang hanya menanti waktu kapan Tuhan memanggil mereka. Paus Fransiskus menyapa para suster ini martir. Pada tanggal yang sama, seorang pastor katolik asal India dari Konggregasi Salesian diciduk oleh kelompok yang sama. Ia juga bekerja di wilayah yang sama di mana keempat suster itu ditembak mati. Mereka adalah saksi-saksi Kristus di zaman kita. Yesus Kristus tetap hidup dalam diri para saksiNya dan tetap setia pada Kristus apa pun situasi yang dihadapinya.

Saudara-saudari... Injil hari ini sungguh sangat menyedihkan. Yesus mengingatkan para muridNya bahwa di antara mereka ada yang akan mengkianati Dia. Sebagai pemimpin, Yesus sungguh merasa sedih karena muridNya sendiri rela menjual Gurunya.
Mendengar perkataan Yesus: “Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu,” Petrus langsung bereaksi dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, ke mana Engkau pergi?” Jawab Yesus: “Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku.” Kata Petrus kepadaNya: “Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagiMu!”  Mendengar pernyataan Petrus, Yesus langsung mengingatkan dia, kataNya: “Nyawamu akan kau berikan bagiKu? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.”  Pasti Petrus sangat kaget mendengar peringatan Yesus. Mungkin dia sendiri tidak yakin bahwa ia akan menyangkal Yesus. Tetapi benarlah terjadi. Karena situasi yang sangat mendesak, sewaktu Petrus ditanya oleh para musuh Yesus, demi keselamatan dirinya, ia terpaksa menyangkal Yesus. Sesudah ayam berkokok, barulah ia sadar dan ingat kembali apa yang sudah diingatkan Yesus pada perjamuan terakhir. Dia sangat menyesal dan menangis memohon pengampunan Tuhan.
Kita bisa bayangkan perasaan Yesus pada waktu itu. Seorang muridNya menjual Dia dan seorang lagi menyangkal Dia. Tetapi walaupun demikian Yesus tetap mencintai mereka. Dia tetap menghargai kebebasan setiap pribadi. Yesus mengampuni Petrus yang menyesal akan perbuatannya dan kembali bergabung bersama para Rasul. Satu peringatan untuk kita, kalau kita jatuh, kembalilah kepada Kristus mempohon ampun. Janganlah mengikuti sikap Yudas, yang sesudah menjual Kristus, menyesal lewat membunuh diri. Jangan dikira dengan membunuh diri kita akan diampuni. Membunuh diri adalah dosa berat.

Sebagai murid Kristus, apakah kita selalu setia kepadaNya? Di saat kita ditantang oleh orang lain dalam hubungan dengan iman kita, apakah kita tetap secara jujur dan berani mengakui iman kita akan Yesus Kristus? Atau karena kekecewaan akan Tuhan, kita mengkianati Dia; atau karena ketakutan dan mau selamatkan diri kita menyangkal Yesus Kristus?

Marilah saudara-saudari...  ikutilah sikap para martir yang sudah korbankan nyawanya dan sudah menjadi saksi Kristus yang setia. Tekunlah dalam iman dan cintailah Yesus Kristus dengan sepenuh hati.
Kita berdoa semoga Tuhan selalu menguatkan iman kita agar kita selalu berpegang teguh padaNya dan  semoga kita pun selalu siap menjadi saksiNya yang setia walaupun kita ditantang dengan cara apapun.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen.

Minggu, 14 April 2019

Siro Senin, 15 April 19


Bacaan Liturgi

Hari Senin Dalam Pekan Suci

Bacaan Injil
Yoh 12:1-11

Biarkanlah Dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang Ia bangkitkan dari antara orang mati. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia. Marta melayani, dan salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.

Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak memenuhi seluruh rumah.Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata, "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar, dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.Maka kata Yesus, "Biarkanlah dia melakukan hal ini  mengingat hari penguburan-Ku.Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu."

Banyak orang Yahudi mendengar bahwa Yesus ada di Betania. Maka mereka datang, bukan hanya karena  Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati. Lalu imam-imam kepala bermufakat untuk membunuh Lazarus juga, sebab karena dialah banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus.

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   
Senin, 15 April 2019                                                                                                                            
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Cinta Dan Iman Akan Kristus Harus Diwujudnyatakan!                                        
Yohanes 12:1 – 11

Saudara-saudari.... Ceritera Injil hari ini sangat menarik. Yesus bertamu di rumah Lazarus, yang dibangkitkannya dan dilayani oleh Marta. Maria saudari Lazarus meminyaki kaki Yesus dengan minyak yang sangat mahal dan menyekahnya dengan rambutnya yang begitu indah. Perbuatan mulia dari Maria ditanggapi secara negatip oleh Yudas Iskariot. Yudas mengomel katanya: “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual dengan 300 dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?”

Menurut Yohanes Penulis Injil, pernyataan Yudas ini sesungguhnya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri. Yohanes penulis Injil tahu bahwa Yudas pemegang kas para murid Yesus sering mengambil uang yang dipegannya.
Yesus sendiri merasa senang dengan apa yang dibuat Maria. Yesus mengerti apa yang dibuat Maria. Karena itu Ia berkata: “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu.” Yesus sesungguhnya tidak memarahi Yudas, tetapi ingin membuka mata hati para hadirin akan apa yang terjadi ke atas Yesus beberapa hari sesudah Ia diminyaki oleh Maria.  Kita ingat bahwa pada saat Yesus Kristus wafat, tubuhnya tidak diminyaki. Tetapi pada hari kebangkitan Yesus Kristus, Maria Magdalena bersama Maria ibu Yakobus dan Salome membeli rempah-rempah untuk meminyaki Yesus. Tetapi setibanya di kubur Yesus Kristus sudah bangkit dari kematian dan hidup. Maria dan teman-temannya tidak jadi meminyaki Yesus. Jadi perbuatan Maria hari ini sesungguhnya satu perbuatan yang mendahului apa yang mau dibuatnya di saat Yesus mati.

Pertanyaan kita: apakah Maria tahu akan apa yang terjadi pada Yesus Kristus? Rupanya Maria sudah diinspirasi oleh Roh Kudus dan karena didorong oleh gerakkan Roh Kudus Maria menjalankan apa yang harus dilakukannya yaitu menyekah kaki Yesus, mengingat pada hari penguburan Yesus Kristus yang tidak ada kesempatan untuk meminyaki tubuhNya.

Kalau kita amati apa yang dilakukan Maria pada hari itu sesungguhnya ada beberapa hal yang menarik yang perlu kita perhatikan: 1) Yang hadir di ruang perjamuan pada hari itu adalah Yesus, Lazarus dan para murid Yesus serta Maria, satu-satunya wanita. Walaupun ia seorang diri tapi ia sama sekali tidak malu. 2) Maria membuka botol minyak harum yang sangat mahal dan meminyaki kaki Yesus. Perbuatan yang tidak pernah terjadi di depan umum tetapi Maria dengan segala keberaniannya melakukannya. 3) Maria menyekahnya dengan rambutnya: satu perbuatan yang sangat aneh, tetapi Maria melakukannya.

Apa arti dan pesan di balik perbuatan Maria? Yang menjadi alasan mendasar dari perbuatan Maria adalah karena CINTA. Cintanya kepada Yesus sungguh luar biasa. Karena cinta, ia tidak merasa takut dan malu sedikit pun. Expresi cinta dan imannya akan Yesus Kristus sesungguhnya melampaui apa yang dibayangkan oleh manusia. Karena cinta, semuanya mungkin untuk Maria. Yesus pun menerima dengan senang hati, apa yang keluar dari hati yang penuh cinta.
Maria dan Lazarus adalah bukti nyata akan cinta dan penyelamatan Allah.  Maria telah ditebus dari dosa-dosanya dan Lazarus telah dibangkitkan dari kematian.

Jadi pesan Injil hari ini untuk kita: pertama-tama, expresikan cinta dan iman kita akan Kristus kapan dan di mana saja kita berada. Kedua, Tuhan selalu siap mengampuni dosa kita dan Ia pun akan membangkitkan kita di akhir Zaman. 

Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan kuatkanlah iman dan cinta kami. Semoga kami selalu siap dan berani mengexpresikannya iman dan cinta kami kepada-Mu kapan dan di mana saja kami berada. Amen.

Sabtu, 13 April 2019

Siro Minggu, 14 April 19


Bacaan Liturgi

Hari Minggu Palma (Mengenangkan Sengsara Tuhan)

Bacaan Injil
Luk 22:14- 23:56

Inilah Kisah Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus menurut Lukas:

Ketika tiba saat perjamuan Paskah,
Yesus duduk makan bersama-sama dengan rasul-rasul-Nya.
Kata-Nya kepada mereka,
"Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu,
sebelum Aku menderita.
Sebab Aku berkata kepadamu:
Aku tidak akan memakannya lagi
sampai perjamuan ini digenapkan dalam Kerajaan Allah."

Kemudian Yesus mengambil sebuah cawan,
mengucap syukur, lalu berkata,
"Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu!
Sebab Aku berkata kepadamu:
Mulai sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur
sampai Kerajaan Allah telah datang."
Lalu Yesus mengambil roti, mengucap syukur,
memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka,
seraya berkata, "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu;
perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku."
Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan.
Ia berkata, "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku,
yang ditumpahkan bagi kamu.
Tetapi, lihat,
tangan orang yang menyerahkan Aku ada bersama Aku di meja ini.
Sebab Anak Manusia memang akan pergi
seperti yang telah ditetapkan,
akan tetapi celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!"
Lalu mulailah mereka mempersoalkan,
siapa di antara mereka yang akan berbuat demikian.

Lalu terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus
tentang siapa yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.
Yesus berkata kepada mereka,
"Raja-raja para bangsa memerintah rakyatnya,
dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut 'pelindung'.
Tetapi janganlah demikian di antara kamu;
yang terbesar di antara kamu
hendaklah menjadi sebagai yang paling muda,
dan yang pemimpin menjadi pelayan.
Sebab siapakah yang lebih besar:
yang duduk makan atau yang melayani?
Bukankah dia yang duduk makan?
Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.
Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama Aku
dalam segala pencobaan yang Aku alami.
Maka Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu,
sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku.
Kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku
di dalam Kerajaan-Ku,
dan kamu akan duduk di atas takhta
untuk menghakimi kedua belas suku Israel."

Kemudian Yesus berkata kepada Petrus,
"Simon, Simon, lihat Iblis telah menuntut
untuk menampi kamu seperti gandum.
Tetapi Aku telah berdoa untuk engkau,
supaya imanmu jangan gugur.
Dan jikalau engkau sudah insaf,
kuatkanlah saudara-saudaramu."
Jawab Petrus,
"Tuhan, aku bersedia masuk penjara
dan mati bersama-sama dengan Engkau!"
Tetapi Yesus berkata,
"Aku berkata kepadamu, Petrus,
hari ini ayam tidak akan berkokok,
sebelum engkau tiga kali menyangkal Aku."

Lalu Yesus berkata kepada semua rasul,
"Ketika Aku mengutus kamu
dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut,
adakah kamu kekurangan apa-apa?"
Jawab mereka, "Suatu pun tidak!"
Kata-Nya kepada mereka,
"Tetapi sekarang ini,
siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya;
demikian juga yang mempunyai bekal;
dan siapa yang tidak mempunyainya,
hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang.
Sebab Aku berkata kepada kamu,
bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi pada-Ku:
Ia akan terhitung di antara pemberontak-pemberontak.
Sebab apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi."
Kata mereka, "Tuhan, ini dua pedang."
Jawab-Nya, "Sudah cukup."
Lalu pergilah Yesus ke luar kota,
dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun.
Murid-murid-Nya juga mengikuti Dia.
Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka,
"Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan."

Kemudian Yesus menjauhkan diri dari mereka
kira-kira sepelempar batu jaraknya.
Di sana Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya,
"Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau,
ambillah cawan ini dari pada-Ku.
Tetapi bukanlah kehendak-Ku,
melainkan kehendak-Mulah yang hendaknya terjadi."
Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri
untuk memberi kekuatan kepada-Nya.
Yesus sangat ketakutan, dan makin bersungguh-sungguh berdoa.
Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan di tanah.
Lalu Ia bangkit dari doa-Nya dan kembali kepada murid-murid-Nya.
Tetapi Ia mendapati mereka sedang tidur karena dukacita.
Kata-Nya kepada mereka,
"Mengapa kamu tidur?
Bangunlah dan berdoalah,
supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan."

Waktu Yesus masih berbicara, datanglah serombongan orang,
sedang murid-Nya yang bernama Yudas mendekati Dia untuk mencium-Nya.
Maka kata Yesus kepadanya,
"Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?"
Ketika mereka, yang bersama-sama dengan Yesus,
melihat apa yang akan terjadi,
berkatalah mereka,
"Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang?"
Dan seorang dari mereka menyerang hamba Imam Agung,
sehingga putuslah telinga kanannya.
Tetapi Yesus berkata, "Sudahlah!"
Lalu Yesus menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya.

Maka Yesus berkata kepada imam-imam kepala
dan kepala-kepala pengawal Bait Allah serta tua-tua
yang datang untuk menangkap Dia,
kata-Nya, "Sangkamu Aku ini penyamun,
maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung?
Padahal
tiap-tiap hari Aku ada di tengah-tengah kamu di dalam Bait Allah,
dan kamu tidak menangkap Aku.
Tetapi inilah saatmu,
dan inilah kuasa kegelapan itu!"
Lalu Yesus ditangkap dan dibawa dari tempat itu.
Ia digiring ke rumah Imam Agung.
Dan Petrus mengikut dari jauh.

Di tengah-tengah halaman rumah itu orang memasang api,
dan mereka duduk mengelilinginya.
Petrus juga duduk di tengah-tengah mereka.
Seorang hamba perempuan melihat dia duduk dekat api;
ia mengamat-amati Petrus, lalu berkata,
"Orang ini juga bersama-sama dengan Yesus!"
Tetapi Petrus menyangkal, katanya,
"Bukan, aku tidak mengenal Dia!"
Tidak berapa lama kemudian seorang lain melihat dia lalu berkata,
"Engkau juga seorang dari mereka!"
Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku bukan soerang dari mereka!"
Dan kira-kira sejam kemudian
seorang lain berkata dengan tegas,
"Sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Yesus,
sebab ia juga orang Galilea."
Tetapi Petrus berkata,
"Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan."
Seketika itu juga, sementara Petrus berkata,
berkokoklah ayam.
Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus.
Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya,
"Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku."
Lalu Petrus pergi ke luar dan menangis dengan sedih.

Sementara itu Yesus diolok-olok dan dipukuli
oleh orang-orang yang menahan-Nya.
Mereka menutupi muka Yesus dan bertanya,
"Coba katakan, siapa yang memukul Engkau?"
Dan banyak lagi hujat yang mereka ucapkan kepada-Nya.

Setelah hari siang,
berkumpullah sidang para tua-tua bangsa Yahudi,
imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat.
Lalu mereka menghadapkan Yesus ke Mahkamah Agama mereka,
katanya,
"Jikalau Engkau adalah Mesias, katakanlah kepada kami."
Jawab Yesus, "Sekalipun Aku mengatakannya kepadamu,
kamu toh tidak percaya!
Dan sekalipun Aku bertanya sesuatu kepadamu,
kamu toh tidak akan menjawab.
Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa."
Kata mereka semua,
"Kalau begitu, Engkau ini Anak Allah?"
Jawab Yesus, "Kamu sendiri mengatakan bahwa Akulah Anak Allah."
Lalu kata mereka,
"Untuk apa kita perlu kesaksian lagi?
Kita telah mendengarnya dari mulut-Nya sendiri!"

Lalu bangkitlah seluruh sidang itu,
dan Yesus dibawa menghadap Pilatus.
Di situ mereka mulai menuduh Dia, katanya,
"Telah kedapatan oleh kami,
bahwa orang ini menyesatkan bangsa kami.
Ia melarang orang membayar pajak kepada Kaisar,
dan tentang diri-Nya Ia mengatakan,
bahwa Ia adalah Kristus, yaitu Raja."
Pilatus bertanya kepada Yesus,
"Benarkah Engkau raja orang Yahudi?"
Jawab Yesus, "Engkau sendiri mengatakannya."
Kata Pilatus kepada imam-imam kepala dan seluruh orang banyak itu,
"Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada orang ini."
Tetapi mereka makin kuat mendesak, katanya,
"Ia menghasut rakyat dengan ajaran-Nya di seluruh Yudea,
Ia mulai di Galilea, dan kini sudah sampai ke sini."
Ketika Pilatus mendengar itu ia bertanya,
apakah orang itu seorang Galilea.
Dan ketika tahu bahwa Yesus seorang dari wilayah Herodes,
Pilatus mengirim Dia menghadap Herodes,
yang pada waktu itu ada juga di Yerusalem.

Ketika melihat Yesus, Herodes sangat girang.
Sudah lama ia ingin melihat Yesus,
karena ia sering mendengar tentang Dia;
lagipula ia mengharapkan melihat
bagaimana Yesus mengadakan suatu tanda.
Ia mengajukan banyak pertanyaan kepada Yesus,
tetapi Yesus tidak memberi jawaban apa pun.
Sementara itu imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat maju ke depan,
dan melontarkan tuduhan-tuduhan yang berat terhadap Yesus.
Maka mulailah Herodes dan pasukannya menista dan mengolok-olokkan Yesus.
Ia mengenakan jubah kebesaran kepada Yesus,
lalu mengirim Dia kembali kepada Pilatus.
Dan pada hari itu juga bersahabatlah Herodes dan Pilatus,
yang sebelumnya bermusuhan.

Lalu Pilatus mengumpulkan imam-imam kepala serta rakyat,
dan berkata kepada mereka,
"Kamu telah membawa orang ini kepadaku
sebagai seorang yang menyesatkan rakyat.
Kamu lihat sendiri bahwa aku telah memeriksanya,
dan dari kesalahan-kesalahan yang kamu tuduhkan kepada-Nya
tidak ada yang kudapati pada-Nya.
Herodes pun tidak menemukan kesalahn pada-Nya,
sehingga ia mengirimkan Dia kembali kepada kami.
Sesungguhnya tidak ada suatu apa pun yang dilakukan-Nya
yang setimpal dengan hukuman mati.
Jadi aku akan menghajar Dia, lalu melepaskan-Nya."
[Sebab Pilatus wajib melepaskan seorang tahanan bagi rakyat pada hari raya itu).
Tetapi mereka berteriak bersama-sama,
"Enyahkanlah Dia, lepaskanlah Barabas bagi kami!"
Barabas ini dimasukkan ke dalam penjara
berhubung dengan suatu pemberontakan yang telah terjadi di dalam kota dan karena pembunuhan.
Sekali lagi Pilatus berbicara dengan suara keras kepada mereka,
karena ia ingin melepaskan Yesus.
Tetapi mereka berteriak membalasnya,
"Salibkanlah Dia! Salibkanlah Dia!"
Kata Pilatus untuk ketiga kalinya kepada mereka,
"Kejahatan apa yang sebenarnya telah dilakukan orang ini?
Tidak ada suatu kesalahan pun yang kudapati pada-Nya,
yang setimpal dengan hukuman mati.
Jadi aku akan menghajar Dia, lalu melepaskan-Nya."
Tetapi dengan berteriak mereka mendesak dan menuntut,
supaya Ia disalibkan.
Akhirnya mereka menang dengan teriakan mereka.
Lalu Pilatus memutuskan, supaya tuntutan mereka dikabulkan.
Jadi Pilatus melepaskan Barnabas
yang dimasukkan ke dalam penjara karena pemberontakan dan pembunuhan itu
sesuai dengan tuntutan mereka.

Ketika membawa Yesus untuk disalibkan,
para serdadu menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene,
yang baru datang dari luar kota,
lalu meletakkan salib Yesus di atas bahunya,
supaya ia memikulnya sambil mengikuti Yesus.
Sejumlah besar orang mengikuti Yesus;
di antaranya banyak perempuan yang menangisi dan meratapi Dia.
Yesus berpaling kepada mereka dan berkata,
"Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku,
melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu!
Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata:
Berbahagialah perempuan mandul,
berbahagialah perempuan yang rahimnya tidak pernah melahirkan,
dan yang tidak pernah menyusui.
Maka orang akan mulai berkata kepada gunung-gunung:
Runtuhlah menimpa kami!
dan kepada bukit-bukit: Timbunilah kami!
Sebab jikalau orang berbuat demikian terhadap kayu hidup,
apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?"

Bersama Yesus digiring juga dua orang lain,
yaitu dua penjahat untuk dihukum mati bersama-sama dengan Dia.
Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak,
mereka menyalibkan Yesus di situ.
Kecuali Yesus disalibkan juga kedua orang penjahat itu,
yang seorang di sebelah kanan,
yang lain di sebelah kiri-Nya.

Ketika bergantung di salib, Yesus berkata,
"Ya Bapa, ampunilah mereka,
sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."
Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian Yesus.
Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya.
Pemimpin-pemimpin mengejek Yesus, katanya,
"Orang lain Ia selamatkan,
biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri,
jika Ia benar-benar Mesias, orang yang dipilih Allah."
Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia;
mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata,
"Jika Engkau raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!"

Ada juga tulisan di atas kepala-Nya
"Inilah Raja orang Yahudi".
Salah seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Yesus,
katanya,
"Bukankah Engkau Kristus?
Selamatkanlah diri-Mu dan kami!"
Tetapi penjahat yang seorang menegur dia, katanya,
"Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah?
Padahal engkau menerima hukuman yang sama!
Kita memang selayaknya dihukum,
sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita,
tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."
Lalu ia berkatas kepada Yesus,
 "Yesus, ingatlah akan aku,
apabila Engkau datang sebagai Raja."
Kata Yesus kepadanya,
"Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya pada hari ini juga
engkau akan ada bersama-sama Aku di dalam Firdaus."

Ketika itu hari kira-kira pukul dua belas.
Kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga,
sebab matahari tidak bersinar.
Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua.
Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring,
"Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku."
Dan sesudah berkata demikian,
Yesus menyerahkan nyawa-Nya.

(Semua hening sejenak mengenangkan wafat Tuhan)

Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi,
ia memuliakan Allah, katanya,
"Sungguh, orang ini adalah orang besar!"
Di situ berkerumun pula orang banyak
yang datang untuk menyaksikan seluruh peristiwa itu.
Sesudah melihat apa yang terjadi itu,
pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri.
Semua orang yang mengenal Yesus dari dekat,
termasuk perempuan-perempuan yang mengikuti Dia dari Galilea,
berdiri jauh-jauh dan melihat semua itu.

Waktu itu ada seorang yang bernama Yusuf.
Ia anggota Majelis Agung, dan seorang yang baik lagi benar.
Ia tidak setuju dengan putusan dan tindakan Majelis itu.
Ia berasal dari Arimatea, sebuah kota Yahudi,
dan ia menanti-nantikan Kerajaan Allah.
Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta jenazah Yesus.
Dan sesudah menurunkan jenazah itu,
ia mengapaninya dengan kain lenan,
lalu membaringkannya di dalam kubur
yang digali di dalam bukit batu,
di mana belum pernah dibaringkan satu jenazah pun.
Hari itu adalah hari persiapan, dan sabat hampir mulai.

Perempuan-perempuan yang datang bersama Yesus dari Galilea,
ikut serta dan melihat kubur itu;
juga mereka melihat bagaimana jenazah Yesus dibaringkan.
Setelah pulang,
mereka menyediakan rempah-rempah dan minyak mur.
Dan pada hari Sabat mereka beristirahat menurut hukum Taurat.

Demikianlah Injil Tuhan.

=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                  
Minggu Palma, 14 April 2019                                                                                                                 
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Jadilah Pengikut Kristus Yang Setia Apa pun Situasinya!                                        
Yohanes 22:14 – 23: 56

Saudara-saudari... Ada dua teman akrab, sebut saja si A dan Si B. Walaupun keduanya dari wilayah berbeda. Si A berasal dari tempat yang jauh, sementara si B tuan tanah. Keduanya selalu bersama. Makan dari periuk yang sama, keluar ke pasar selalu bersama, keduanya saling menolong. Pada suatu hari terjadilah hal yang sangat menyakitkan. Si B, karena melihat keberhasilan si A, yang adalah pendatang, mengkianatinya. Si B menggerakan orang di kampungnya untuk menutupi usaha si A. Akan bisa dibuka kembali kalau si A membayar ganti rugi lahan yang dikelolah oleh si A walaupun lahan itu sesungguhnya lahan pemerintah. Si B berhadapan dengan si A meminta uang ganti rugi dan beberapa ekor babi. Perbuatan si B ini sungguh menyedihkan si A. Si A hanya pasrah dan serahkan kepada Tuhan apa yang dilakukan oleh Si B. Orang yang kemarinya begitu akrab, makan bersama, saling membantu, tetapi kini sudah menjadi musuh dan siap menghancurkan temannya. Bisa dibayangkan bagaimana perasaan hati si A. Si A bingung dan sedih. Orang yang pernah dipercayainya kini berbalik jadi pengkianat.  Siapa lgi yang dipercayainya?

Saudara-saudari... Apa yang dialami oleh si A ini, justru itulah yang dialami oleh Yesus Kristus 2 ribuan tahun yang lalu. Hari ini kita mendengar orang bersorak-sorai memuji Yesus. Orang mengeluh-eluhkan Yesus sebagai Raja ketika masuk ke Yerusalem. Tangan mereka mengacung-acungkan daun palma, mulut mereka menyeruhkan: “Hosana Raja Daud.” Pakaian mereka tanggalkan dan jadikan alas keledai tunggang Yesus, langkah mereka seiring mengiringi Yesus sang raja. Akan tetapi, sebentar kemudian khalayak berbalik melawan Yesus. Tangan mereka mengepalkan tinju dan mengacungkan pedang dan cemeti. Mulut mereka menyeruhkan hujatan, “Salibkan Dia, salibkan Dia! ” Pakaian Yesus mereka lucuti dan bagi-bagi, langkah mereka kompak menolak Yesus sang raja. Kita bisa bayangkan betapa pedihnya hati Yesus. Mereka yang tadinya jadi sahabat Yesus, kini berbalik jadi musuh Yesus. Tetapi walaupun demikian Yesus tetap menerima semuanya dengan pasrah. Malah dari salib Ia tetap berdoa: “Bapa ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat!” Yesus tahu bahwa Setanlah yang menguasai pikiran dan hati mereka. Yesus berdoa agar Tuhan mengampuni mereka agar mata hati dan pikiran mereka bisa melihat dalam diri Yesus bahwa Dialah Mesias yang dinantikan, yang mati demi keselamatan manusia. Ya, memang Yesus adalah raja damai. Demi cinta kasih-Nya, Ia rela berkurban sampai mati. Kasihnya kepada kita untuk selama-lamanya.

Bagaimana sikap kita kepada-Nya? Apakah kita selalu mengasihi Dia dan setia pada-Nya untuk selama-lamanya apapun situasi yang kita hadapi?

Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan teguhkanlah iman kami, semoga kami selalu setia pada-Mu apa pun situasi yang kami harus hadapi. Jauhkanlah dari kami sikap plin-plan dan takut akan ancaman karena iman akan Dikau. Amen!