Minggu, 23 Desember 2018

Siro Senin, 24 Des 18

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Khusus Adven (Misa Pagi)

Bacaan Injil
Luk 1:67-79

Allah mengunjungi kita laksana fajar cemerlang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Zakharia, ayah Yohanes, penuh dengan Roh Kudus, lalu bernubuat, katanya, "Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia telah mengunjungi umat-Nya dan membawa kelepasan baginya, Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya, seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala lewat mulut nabi-nabi-Nya yang kudus, untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita; untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita, dan mengingat akan perjanjian-Nya yang kudus, yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa leluhur kita, bahwa Ia mengaruniai kita, supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut, dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita. 

Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya, untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka, oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan mengunjungi kita: Surya pagi dari tempat yang tinggi, untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera."

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                          
Senin, 24 Desember 2018                                                                                                                   
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Besryukurlah Kepada Tuhan Karena Besar Kasih Setia-Nya!      
Lukas 1: 67 - 79

Saudara-saudari... Liturgi pada pagi hari ini, 24 Desember masih diambil dari masa adven. Pagi ini kita diajak untuk bersama Zakharia menyampaikan syukur kepada Tuhan karena besar cinta kasihNya kepada kita. 

Bacaan pertama hari ini diambil dari kitab 2 Samuel 7:1-16. Samuel menceriterakan bagaimana Raja Daud dilindungi dan dibantu oleh Tuhan sampai segala musuhnya dikalahkannya. Kepada Raja Daud, Tuhan sudah menjanjikan bahwa dari keturunannya akan lahir seorang raja dan Allah sendiri akan mengokohkan kerajaannya untuk selama-lamanya. 
Janji keselamatan Tuhan sudah semakin nyata dan segera terlaksana dengan kelahiran Yohanes Pembaptis. Yohanes datang mendahului Tuhan untuk menyiapkan jalan bagiNya. Pada waktu kelahiran Yohanes, Zakharia dipenuhi oleh Roh Kudus. Ia melambungkan lagu pujian yang sampai sekarang selalu dinyanyikan oleh umat beriman, khususnya kaum religious setiap pagi, yang kita sebut Kidung Zakharia. 
Dalam Kidung Zakharia ada dua bagian: bagian pertama Lukas 1:67-75 lagu pujian yang ditujukan kepada Tuhan. Zakharia menyampaikan pujian dan ucapan syukur kepada Tuhan karena Tuhan selalu melawati umatnya, melindungi umatnya, melepaskan umatnya dari musuh-musuh dan orang-orang yang membenci mereka; Tuhan selalu setia dan menepati janjiNya. Bagian kedua: Lukas 1: 76-79 berhubungan dengan Yohanes Pembaptis. Zakharia meramalkan apa yang akan terjadi ke atas anaknya, Yohanes Pembaptis. Ia meramalkan bahwa Yohanes Pembaptis akan disebut nabi Allah yang mahatinggi; Ia akan berjalan mendahului Tuhan untuk menyiapkan jalan bagiNya; Ia akan mengajar umat Israel agar bertobat dari dosa-dosa mereka dan mengarahkan umat Israel kepada jalan yang benar.
Apa yang diramalkan Zakhariah sesungguhnya semuanya terpenuhi dalam diri Yohanes. Dalam kidung Zakharia ini kita bisa melihat betapa hebatnya Zakharia: ia sungguh terbuka kepada Roh Kudus. Ia membiarkan Roh Kudus bekerja dalam dirinya. Ia membiarkan Roh Kudus berbicara lewat mulutnya. Apa yang keluar dari mulut Zakharia semuanya benar. Ramalannya pun sungguh benar dan terjadi dalam hidup anaknya, Yohanes Pembaptis. 

Pertanyaan untuk kita: apakah kita selalu terbuka kepada Roh Kudus? Apakah kita membiarkan Roh Kudus bekerja dalam diri kita? Apakah kita membiarkan Roh Kudus berbicara lewat mulut kita? Apakah kita juga selalu berterima kasih dan memuji Tuhan karena besar cinta kasihnya kepada kita?

Marilah saudara-saudari... Mengakhiri Novena kita hari ini, bersama Zakharia kita bersyukur dan memuji keagungan Tuhan, karena besar kasih setianya kepada kita. 

Selamat merayakan Natal malam nanti, semoga pesta kelahiran Yesus Kristus turut membaharui semangat dan menguatkan iman kita. 

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita, agar Tuhan selalu memberkati kita semua. Amin

Siro Minggu, 23 Des 18

Bacaan Liturgi

Hari Minggu Adven IV
PF S. Yohanes dari Kety, Imam

Bacaan Injil
Luk 1:39-45

Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan, menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. 

Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring, "Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana." 

Demikianlah sabda Tuhan.

======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   Minggu, 23 Desember 2018                                                                                                                
RP Fredy Jehadin SVD

Tema: Roh Allah Selalu Menggerakkan Seseorang Untuk Membantu Sesama!
  
Lukas 1: 39 - 45

Saudara-saudari… Ada tiga sifat yang dimiliki seseorang, kalau ia sudah dikuasai oleh Roh Kudus. 

1) Ia hidup untuk Tuhan. Ia prioritaskan kepentingan Tuhan daripada kepentingan dirinya sendiri. Ia selalu merasa haus untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan. 
Bunda Maria, setelah dipenuhi oleh Roh Kudus, ia pasrahkan dirinya secara total kepada Tuhan dan dengan tulus proklamirkan kepada Tuhan: “Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Maria menganggap dirinya sebagai hamba Tuhan, yang kewajibannya hanya menjalankan pekerjaan Tuhan. Tuhan menjadi prioritas utama dalam hidupnya, bukan dirinya. 

2) Barangsiapa, yang sudah dipenuhi oleh Roh Kudus, ia akan selalu prioritaskan kepentingan sesama daripada kepentingan dirinya sendiri. 
Sesudah mendengar bahwa Elizabet lagi mengandung di masa tuanya, Maria tidak lagi berdiam diri. Hati dan pikirannya tergerak untuk pergi menemui Elizabet dan membantu Elizabet. Maria turut merasakan apa yang sangat dibutuhkan oleh Elizabet. 

3) Barangsiapa sudah dipenuhi Roh Kudus, ia akan selalu menganggap dirinya rendah di hadapan orang lain. Ia selalu rendah hati dan menghormati sesama. 
Maria menganggap dirinya sebagai hamba Tuhan. Hamba berarti orang yang tidak punya hak untuk protes tetapi punya kewajiban untuk mengerjakan tugas tuannya. Sesudah dipenuhi oleh Roh Kudus, Elizabet berkata kepada Maria: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” Elizabet merasa begitu kecil di mata Maria. Itulah buah Roh Kudus, orang menjadi rendah hati dan selalu melihat diri sendiri kecil di mata sesama. 

Bagaimana dengan kita? Apakah Roh Kudus juga selalu memenuhi hati dan pikiran kita? 

Marilah saudara-saudari.... Ikutilah teladan hidup Bunda Maria dan Elizabet, yang selalu rendah hati dan sensitip untuk menolong sesama. 

Kita berdoa semoga Tuhan selalu menggerakan hati dan pikiran kita untuk berbuat baik dan prioritaskan kepentingan Tuhan dan sesama dalam hidup harian kita.

Kita memohon St. Elizabet dan Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen.

Siro Sabtu, 22 Des 18

SABTU, 22 DESEMBER 2018

Bacaan Liturgi 

Hari Biasa Khusus Adven

Bacaan Injil
Luk 1:46-56 

Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Dalam kunjungannya kepada Elisabet, ketika dipuji bahagia, Maria memuliakan Allah dan berkata, "Jiwaku memuliakan Tuhan,dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah kudus.Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya." 

Kira-kira tiga bulan lamanya Maria tinggal bersama Elisabet, lalu pulang ke rumahnya. 

Demikianlah sabda Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                    
Sabtu, 22 Desember 2018                                                                                                                    
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Setialah Dan Bertanggungjawablah Pada Perkataan Kita!                                                 
Lukas 1: 46 - 56

Saudara-saudari... Hari ini dalam bacaan pertama yang diambil dari Kitab 1 Samuel 1:24-28: kita mendengar seorang ibu namanya Hana, yang sesudah melahirkan anak laki-laki yang diberi nama Samuel, kembali ke Imam Elia untuk menyampaikan syukur kepada Tuhan, karena doanya didengarkan Tuhan dan kini ia mau menyerahkan Samuel kepada Allah. Katanya: “Demi tuanku yang hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini, dekat tuanku untuk berdoa kepada Tuhan. Untuk mendapat anak inilah aku berdoa dan Tuhan telah memberikannya kepadaku. Maka aku pun menyerahkannya kepada Tuhan; seumur hidupnya -  terserahlah anak ini - kepada Tuhan.”  Hana sungguh menepati janjinya. Ia kembali kepada Tuhan yang mengambulkan doanya. 

Dalam bacaan Injil, kita mendengar Bunda Maria memuliakan Tuhan karena Ia dipuji oleh Elizabet. Maria bersukacita karena apa yang disampaikan Tuhan lewat Malaikat Gabriel semuanya terjadi. Janji Tuhan kepada Zakaria terwujud dalam diri Elizabet. Perkataan Malaikat kepada Maria, bahwa ia menjadi Ibu Tuhan, kini dikonfirmasikan oleh Elizabet: “Siapakah aku ini, ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?”  Status sebagai ibu Tuhan bukan hanya disampaikan oleh Malaikat Gabriel, tetapi kini Maria mendengarnya langsung dari mulut Elizabet. Roh Tuhan yang sama sudah bekerja dalam diri Malaikat Gabriel dan Elizabet. Tuhan selalu setia dan bertanggungjawab akan perkataanNya. Maria dan Elizabet mengalami pemenuhan janji Tuhan. Hati mereka sungguh bersukacita dan iman mereka pun semakin diteguhkan. Mereka sangat setia pada Tuhan dan sesama dan selalu bertanggungjawab akan imannya pada Tuhan. 

Bagaimana dengan kita? Apakah kita selalu setia dan bertanggungjawab akan janji kita? Di saat kita berdoa memohon bantuan Tuhan dan pada waktu berdoa kita menjanjikan sesuatu kepada Tuhan, apakah kita kembali kepada Tuhan menyampaikan terima kasih dan tetap setia dan bertanggungjawab akan janji kita? Bagaimana perasaan dan pikiran kita kalau kita tidak menepati janji kita? 

Marilah saudara-saudari.... Berpegang teguhlah dan bertanggungjawablah akan kata-kata dan janji kita. Ikutilah contoh hidup ibu Hana, St. Elisabet dan Bunda Maria. 

Kita memohon Ibu Hana, St. Elisabet dan Bunda Maria untuk mendoakan kita agar kita pun selalu setia dan bertanggungjawab akan perkataan kita, baik terhadap Tuhan maupun terhadap sesame dan diri sendiri. Amin.

Kamis, 20 Desember 2018

Siro Jumat, 21 Des 18


Bacaan Liturgi

Hari Biasa Khusus Adven
PF S. Petrus Kanisius, Imam dan Pujangga Gereja

Bacaan Injil
Luk 1:39-45

Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.

Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring, "Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana."

Demikianlah sabda Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   
Jumat 21 Desember 2018                                                                                                                      
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Rendah Hatilah Selalu Di hadapan Sesama Dan Tuhan!                                               
Lukas 1: 39 - 45

Saudara-saudari... Elizabet dan Maria adalah dua ibu yang sangat luar biasa. Keduanya punya peranan masing-masing. Ibu Elizabet dalam masa tuanya melahirkan seorang putera, yang kemudian menjadi Nabi, yang mempersiapkan jalan bagi Almasih/Anak Allah, yang sudah dijanjikan Allah. Sementara Bunda Maria, seorang ibu muda, yang melahirkan Anak Allah ke dunia ini, Yang membebaskan manusia dari genggaman Setan.

Elizabet, yang tua, adalah symbol bangsa Israel Perjanjian Lama, yang begitu lama menantikan kedatangan Almasih, kemudian lewat dia, seorang Nabi terakhir (Yohanes Pembaptis)  dilahirkan dan nabi itulah yang menyiapkan jalan bagi Almasih. Sementara Bunda Maria adalah Eva baru, yang melahirkan Anak Allah, yang kita sebut Yesus Kristus. Yesus Kristus menjadi manusia dan dengan kuasa keallahannya membebaskan manusia dari Setan.
Di hadapan Bunda Maria, Elizabet tetap menganggap dirinya sebagai orang yang tidak berarti. Katanya: “Siapakah aku ini, ibu Tuhan datang mengunjungi aku?” Walaupun ia sendiri adalah seorang ibu yang baik, yang diberkati Tuhan dan melahirkan seorang nabi besar, tetapi tetap rendah hati di hadapan Maria.
Elizabet, seperti anaknya Yohanes, sungguh rendah hati. Yohanes mengganggap dirinya tidak layak membuka tali sepatu dari Yesus Kristus. Satu sikap rendah hati yang sangat luar biasa pada hal ia juga termasuk orang hebat, menyiapkan jalan bagi Tuhan.
Kunci kerendahan hati Elizabet dan Yohanes Pembaptis sesungguhnya terletak pada kesadaran iman, bahwa Maria adalah seorang ibu, yang sudah disiapkan Tuhan sejak dari dalam kandungan ibunya, Ana. Ia tidak dinodai dosa asal. Maria adalah mempelai Roh Kudus sendiri. Maria tidak bisa dibandingkan dengan wanita yang lain; Ia menjadi Ibu Tuhan, satu tugas yang sangat-sangat mulia dibandingkan dengan wanita yang lain.
Sementara Yohanes Pembaptis, ia melihat Yesus Kristus adalah Putera Allah dan ia sendiri adalah manusia biasa.  Di hadapan Tuhan, Elizabet dan Yohanes Pembaptis selalu tundukkan kepala dan merasa tak berdaya.

Saudara-saudari... Bagaimana dengan sikap kita? Apakah kita juga memiliki sikap seperti Elizabet yang sungguh rendah hati walapun kita alami keberhasilan dalam hidup kita? Apakah kita selalu rendah hati disaat kita alami mujizat Tuhan?

Marilah memohon Bunda Maria dan St. Elizabet untuk mendoakan kita agar kita pun selalu rendah hati di hadapan sesama dan Tuhan. Amin.

Rabu, 19 Desember 2018

Siro Kamis, 20 Des 18

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Khusus Adven

Bacaan Injil
Luk 1:26-38

Engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Dalam bulan yang keenam Allah mengutus malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea, bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf, dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.

Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata, "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hati, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya, "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya. Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."Kata Maria kepada malaikat itu, "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya, "Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya, dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Maka kata Maria, "Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan;
terjadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan Maria.

Demikianlah sabda Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                        Kamis, 20 Desember 2018                                                                                                                    RP Fredy Jehadin SVD

Tema: Bekerjasamalah Dengan Tuhan Dan Sesama!
                                                                                                    
Lukas 1: 26 - 38

Saudara-saudari…. Hari ini kita mendengar Malaikat Gabriel datang mengunjungi Maria. Malaikat memberi salam kepada Maria: “Salam hai engkau yang dikarunia, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya dalam hatinya, apakah arti salam itu? Kata Malaikat kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia, Yesus. …” Mendengar pemberitahuan Malaikat itu Maria bingung. Karena itu dia berkata kepada Malaikat: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Pikiran Maria langsung kepada hukum alam, bahwa seorang wanita bisa mengandung kalau hidup bersama seorang suami. Kemudian Malaikat meneguhkan dia, katanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menanungi engkau, sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.” Karena Maria adalah seorang wanita yang beribadat dan beriman teguh pada Tuhan, maka dia pasrahkan semuanya kepada kehendak Tuhan. Maria percaya bahwa semuanya pasti akan terjadi sesuai dengan rencana Tuhan. Karena itu dia ungkapkan kepercayaannya kepada Malaikat Tuhan, katanya: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Ini satu ungkapan iman yang sangat luar biasa. Maria menerima tawaran Tuhan untuk menjadi Bunda Kristus. Maria siap bekerjasama dengan Tuhan untuk mengandung Anak Tuhan. Kesediaan Maria untuk bekerjasama dengan Tuhan, maka terwujudlah rencana Tuhan untuk menyelamatkan manusia. Kalau Maria tidak mau bekerjasama dengan Tuhan dan tidak mau menerima tawaran Allah untuk menjadi Bunda Tuhan, maka kita tidak tahu yang akan terjadi dengan rencana Tuhan. Oleh karena itu, kita harus berterima kasih kepada Bunda Maria atas kesediaannya menjadi Bunda Tuhan. Yang sangat luar biasa dari sikap Bunda Maria adalah bahwa ia menempatkan dirinya sebagai hamba Tuhan. Menjadi hamba berarti menjadi seorang yang hanya punya tugas untuk mengerjakan pekerjaan, tetapi tidak punya hak untuk menolak. Maria pasrah secara total kepada Allah dan membiarkan dirinya dikuasai oleh Allah. Dengan kerendahan hatiannya, Maria meneruskan kehendak Tuhan sehingga terselenggaralah karya keselamatan. Allah tahu apa yang terbaik bagi keselamatan manusia, dan oleh karenanya keterlibatan yang lahir dari kerendahan hati Maria merupakan jawaban terbaik demi terlaksananya kehendak Tuhan.

Saudara-saudari…. Komunikasi kita dengan Allah dan sesama sudah seharusnya mengikuti cara Bunda Maria. Inisitiap dari orang yang berpikir cemerlang untuk membangun kehidupan kita seharusnya disambut dengan penuh entusias dan rendah hati. Aktip dan partisipatip menanggapi tawaran, yang menyelamatkan dan membangun adalah sangat berguna bagi kehidupan kita. Sebaliknya, menolak tawaran itu berarti keselamatan dan perubahan tidak akan terjadi.

Marilah saudara-saudari… Siap sedialah selalu untuk bekerja sama dengan Tuhan dan sesama agar apa yang direncanakan dapat terwujud dengan baik, sehingga hasilnya pun dapat mendatangkan kebahagiaan untuk kita semua.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita.

Selasa, 18 Desember 2018

Siro Rabu, 19 Des 18

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Khusus Adven

Bacaan Injil
Luk 1:5-25

Kelahiran Yohanes Pembaptis diberitahukan oleh Gabriel.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Di zaman Herodes, raja Yudea, hiduplah seorang imam yang bernama Zakharia, dari kalangan imam Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet. Keduanya hidup benar di hadapan Allah, dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat. Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul, dan keduanya telah lanjut usia. Sekali peristiwa, waktu tiba giliran kelompoknya, Zakharia melakukan tugas sebagai imam di hadapan Allah. Sebab ketika diundi, sebagaimana lazimnya untuk menentukan imam yang bertugas, dialah yang ditunjuk untuk masuk ke dalam Bait allah dan membakar ukupan di situ. Pada saat pembakaran ukupan itu seluruh umat berkumpul di luar dan sembahyang. Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan. Melihat kejadian itu Zakharia terkejut dan menjadi takut. Tetapi malaikat itu berkata kepadanya, "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan; Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu, dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya. Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan, dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras; ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya; ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka, dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati para bapa berbalik kepada anak-anaknya, dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar. Dengan demikian ia menyiapkan suatu umat yang layak Tuhan."

Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu, "Bagaimanakah aku tahu bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua, dan isteriku pun sudah lanjut umurnya." Jawab malaikat itu kepadanya, "Akulah Gabriel yang melayani Allah. Aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu. Sesungguhnya, engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat berkata-kata sampai kepada hari semuanya ini terjadi, karena engkau tidak percaya akan perkataanku yang pada waktunya akan terbukti kebenarannya."

Sementara itu orang banyak menanti-nantikan Zakharia. Mereka begitu heran bahwa ia begitu lama berada dalam Bait Suci. Ketika ia keluar dan tidak dapat berkata-kata kepada mereka, mengertilah mereka bahwa ia telah melihat suatu penglihatan di dalam Bait Suci. Lalu Zakharia memberi isyarat kepada mereka, sebab ia tetap bisu. Ketika selesai masa tugasnya, ia pulang ke rumah.

Tak lama kemudian mengandunglah Elisabet, isterinya, dan selama lima bulan ia tidak menampakkan diri. Katanya, "Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku! Sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang."

Demikianlah sabda Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   
RABU, 19 DESEMBER 2018                                                                                                                 
RP FREDY JEHADIN SVD

Tema: Orang Benar Dan Tekun Berdoa Selalu Diberkati Tuhan!                                        
Lukas 1: 5 - 25

Saudara-saudari... Bacaan-bacaan pada beberapa hari terakhir sampai pada hari ini, semuanya berkisar pada kisah pemenuhan janji Allah. Hari ini, 19 Desember, Tuhan tunjukkan kehebatanNya kepada dunia, bahwa segala sesuatu mungkin bagiNya. Zakaria dan Elizabet yang sudah lama dikenal mandul, hari ini Tuhan membuka sejarah baru bagi mereka. Lewat Malaikat Gabriel, Tuhan menampakan diriNya kepada Zakariah sewaktu ia lagi mempersembahkan kurban dalam Bait Suci. Kepadanya dijanjikan bahwa mereka akan memperoleh anak. JanjiNya dipenuhi, Elizabet melahirkan seorang anak dan Zakaria menamainya Yohanes.
Lewat Injil hari ini kita mendengar bahwa Zakaria ragu-ragu akan kabar gembira yang diberitakan Malaikat Gabriel kepadanya. Karena keraguannya itu, Tuhan membisukan Zakaria sampai pada hari kelahiran Putranya.

Pertanyaan kita: Apakah kebisuan Zakaria sesungguhnya adalah kutukan Allah karena kekurangan kepercayaannya?

Saudara-saudari... Tuhan sama sekali tidak mengutuk manusia. Kebisuan Zakaria mengingatkan kita akan larangan Yesus Kristus kepada mereka yang sudah disembuhkanNya atau kepada para Rasulnya sesudah peristiwa transfigurasi. Yesus katakan:  “Jangan menceriterakan kepada seorang pun apa yang telah kamu lihat, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati.”   Kebisuan Zakaria pertama-tama bertujuan untuk membuktikan, bahwa Tuhan sesungguhnya punya kuasa atas segalanya; kedua, agar Zakaria bisa mengekang diri dari perasaan sukacita yang berlimpah sampai pada pemenuhan janji Allah terjadi. Biarkanlah semuanya terjadi sesuai dengan kehendak Tuhan sampai saatnya tiba.

Saudara-saudari... Marilah dalam masa Novena ini, kita tingkatkan semangat doa kita. Pandangalah Zakaria dan Elisabet. Bawalah diri kita apa adanya ke hadapan Tuhan. Jauhkanlah dari kita segala sikap ragu dan bimbang akan kuasa Tuhan. Tuhan selalu dan pasti mengganjari kita dengan berkatNya karena bagiNya segala sesuatu selalu mungkin terjadi. Percayalah selalu, bahwa orang benar dan tekun berdoa selalu diberkati Tuhan.

Kita memohon St. Zakaria, St. Elizabet, St. Yusuf dan Bunda Maria untuk mendoakan kita. Semoga Novena persiapan menyambut pesta kelahiran Yesus Kristus yang sedang kita jalankan mendatangkan kebahagian bagi kita.  Amin.

Senin, 17 Desember 2018

Siro Selasa, 18 Des 18

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Khusus Adven

Bacaan Injil Mat 1:18-24

Yesus akan lahir dari Maria, yang bertunangan dengan Yusuf, anak Daud.Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu Yesus, bertunangan dengan Yusuf, ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf, suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Hal itu terjadi supaya genaplah yang firman Tuhan yang disampaikan oleh nabi: "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel"yang berarti: Allah menyertai kita.

Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya.

Demikianlah sabda Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   
Selasa, 18 Desember 2018                                                                                                              
RP Fredy Jehadin  SVD

Tema: Terbukalah Kepada Tuhan Maka Ia Akan Meneguhkan Kita!                                               Matius 1:18-25

Ssaudara-saudari... Kemarin kita mendengar kisah keturunan Yesus Kristus, bahwa Ia berasal dari keturunan Abraham, Daud dan Yusuf, suami Maria, ibu Yesus Kristus.  Hari ini kita mendengar ceritera tentang Yusuf. Yusuf seorang yang tulus. Ia bertunangan dengan Maria. Selagi bertunangan, Yusuf kaget karena menemukan Maria sudah mengandung. Yusuf tidak tahu, siapa yang menghamilkan Maria, calon istrinya. Sebagai seorang yang tulus, ia tidak mau mempermalukan Maria. Karena menurut adat kebiasaan Yahudi, seorang wanita yang ditemukan hamil diluar perkawinan sah, akan dirajam. Yusuf berencana meninggalkan Maria secara diam-diam dan tidak mau membawa Maria ke meja hijau. Dalam kebingungannya, Tuhan menanpakan dirinya dalam mimpi. Katanya: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” 
Yusuf mendengar pemberitahuan dari Tuhan dalam mimpi dan taat mengikuti perintah Tuhan. Ia mengambil Maria sebagai istrinya. Dengan demikian nubuat Kitab Suci terpenuhi. Yusuf keturunan Daud dan Abraham, kawin dengan Maria yang melahirkan Yesus Kristus, Putra Allah, walapun secara biologis Yesus Kristus bukanlah anak hasil perkawinan Yusuf dan Maria.
Mungkin ada yang bertanya: kalau Yesus Kristus secara biologis bukanlah anak Yusuf, mengapa Ia disebut anak dari keturunan Daud?

Saudara-saudari... Yesus Kristus tetap disebut anak dari keturunan Abraham, Daud dan Yusuf karena pertunanganan Yusuf dan Maria sudah sah secara adat dan agama Yahudi. Hanya Maria dan Yusuf yang tahu siapa sebenarnya Yesus Kristus. Maria dan Yusuf percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah. Maria mengandungNya dari Roh Kudus, bukan hasil perkawinan antara manusia (Yusuf dan Maria). Yusuf sendiri juga tahu tentang hal itu. Awalnya Yusuf mau tinggalkan Maria secara diam-diam walaupun secara resmi mereka sudah bertunangan, tetapi karena Tuhan memerintahkan Yusuf untuk mengambil Maria sebagai istrinya, maka Yusuf dengan segala ketaatannya mengikuti kehendak Tuhan. Semua penduduk Nazareth tahu bahwa Yesus adalah anak Yusuf dan Maria. Tuhan dengan caranya tetap memenuhi janjiNya bahwa Ia akan mengutus PutraNya. PutraNya akan lahir dari keturunan Daud.

Saudara-sudari....Percayalah selalu bahwa: Tuhan selalu menepati janjinya; Tuhan selalu bekerja dalam diri manusia; Di saat manusia mengalami sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya, ia mau lari dari tantangan itu. Tetapi kalau Tuhan sudah punya rencana untuk kita, maka Dia sendirilah yang akan meyakinkan kita untuk menerima tugas itu. Karena itu kita diharapkan untuk selalu terbukalah mendengar bisikan suara Tuhan. Kalau kita selalu setia mendengarkan Tuhan, maka sudah pasti kita akan mendapat peneguhan dari pada-Nya.

Marilah saudara-saudari... Ikutilah contoh hidup dari Santo Yusuf. Keterbukaan kita kepada kehendak Tuhan akan meneguhkan hati dan pikiran kita.

Kita meminta Bunda Maria untuk mendoakan kita agar kita pun selalu teguh dalam iman. Amin

Siro Senin, 17 Des 18

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Khusus Adven

Bacaan Injil
Mat 1:1-17
Silsilah Yesus Kristus, anak Daud.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya. Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram. Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon. Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai. Isai memperanakkan raja Daud, Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria. Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa. Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia. Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia. Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia. Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel.

Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel. Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor. Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud. Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub.Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.

Jadi, seluruhnya ada empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.

Demikianlah sabda Tuhan.

=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   
Senin, 17 Desember 2018                                                                                                                    
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Yesus Kristus Memahami Kita Dengan Sangat Baik!                                                               Matius 1:1-17

Sudara -saudari... Hari ini kita mendengar pembacaan silsilah keturunan Yesus Kristus. Silsilah Yesus Kristus mau membuktikan, bahwa Yesus Kristus adalah manusia, lahir dari satu keturunan tertentu. Di antara para leluhurnya ada yang sangat terkenal, sangat baik dan sangat kudus. Tetapi ada juga yang hidupnya tidak beda dengan tingkahlaku manusia yang lain. Itu berarti leluhur Yesus Kristus tidak secara otomatis semuanya kudus dan hebat. Kelemahan manusia tetap menjadi bagian dari kodrat kemanusiannya. Mengetahui silsilah dari Yesus Kristus berarti mengakui bahwa Yesus Kristus adalah manusia. Ia adalah manusia seperti kita kecuali dalam hal dosa. Ia menjadi manusia agar bisa dengan muda mengajar manusia dengan menggunakan bahasa manusia. Ia mengajar manusia tentang Tuhan dan mengajak manusia untuk kembali kepada Tuhan. Sebagai manusia, Ia sendiri sudah mengalami suka duka manusia. Pengalaman kemanusiaannya memudahkan Beliau untuk merasakan penderitaan manusia. 

Saudara-saudari... Sewaktu Bapa saya meninggal, hatiku hancur, saya merasa ada kehilangan pelindung. Sejak saat itu sampai sekarang, saya cepat sekali merasakan perasaan sesama yang orangtuanya meninggal.

Yesus sudah alami banyak penderitaan selama hidup-Nya di dunia. Mungkin pengalaman penderitaanNya jauh lebih banyak dan berat dibandingkan dengan pengalaman penderitaan kita. Karena itu, apa pun penderitaan kita, kita harus ceriterakan kepadaNya karena Ia sudah mengalami semuanya. Dengan kuasa keallahan-Nya, Ia pasti dengan gampang siap membantu kita.

Marilah saudara-saudari.... Luapkan isi hati kita kepada Kristus. Ia memahami apa yang kita alami karena Ia sendiri pernah menjadi manusia seperti kita kecuali dalam hal dosa.

Kita meminta Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin

Siro Minggu, 16 Des 18

Bacaan Liturgi

Hari Minggu Adven III

Bacaan Injil
Luk 3:10-18

Apakah yang harus kami perbuat?
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Ketika Yohanes Pembaptis mewartakan pertobatan, orang banyak bertanya kepadanya, "Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat?" Jawab Yohanes, "Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat demikian juga."

Pada waktu itu datang juga pemungut-pemungut cukai untuk dibaptis, dan mereka bertanya kepada Yohanes, "Guru, apakah yang harus kami perbuat?" Jawab Yohanes, "Jangan menagih lebih banyak dari yang telah ditentukan!" Dan prajurit-prajurit pun bertanya kepadanya, "Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?" Jawab Yohanes kepada mereka, "Jangan merampas dan jangan memeras, dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu."

Tetapi orang banyak itu sedang menanti dan berharap, dan semuanya bertanya dalam hati tentang Yohanes, kalau-kalau ia adalah Mesias. Karena itu Yohanes berkata kepada semua orang itu, "Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa daripada aku masih akan datang, dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Alat penampi sudah ada di tangan-Nya: Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya untuk mengumpulkan gandum ke dalam lumbung-Nya. Tetapi debu jerami akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan." Dengan banyak nasihat lain Yohanes memberitakan Injil kepada orang banyak.

Demikianlah sabda Tuhan.
====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                    Minggu, 16 Desember 2018                                                                                                                  RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Pertobatan Harus Dipraktekan Dalam Perbuatan Nyata!                                         
Lukas 3: 10-18

Saudara-saudari... Hari ini kita memasuki minggu ketiga masa Adven. Pada masa Adven, kita diajak untuk mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Kristus. Sebelum Yesus Kristus tampil ke umum, Yohanes Pembaptis mempersiapkan umat dan mengajak mereka untuk bertobat. Lewat Injil hari ini kita mendengar ada orang datang kepada Yohanes Pembaptis dan bertanya: “Apa yang harus kami perbuat?” Dari permintaan ini ada kesan, bahwa orang – orang ini mau wujudkan pernyataan tobat mereka lewat perbuatan konkrit. Bagi mereka pertobatan bukan cuma kata-kata atau niat hati, tetapi lebih dari itu, harus ada perbuatan konkritnya.

Menanggapi pertanyaan mereka Yohanes memberi tiga jawaban:
1) Barangsiapa yang mempunya dua helai baju dan makanan hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya dan yang kelaparan. Itu berarti kalau kita sungguh mau bertobat kita harus wujud-nyatakan cinta kita kepda sesama dengan memenuhi kebutuhan biologis dari mereka yang sangat membutuhkan.
2)  Kepada Para pemungut cukai Yohanes menjawab: Jangan menagih lebih banyak dari pada yang telah ditentukan. Itu berarti harus hidup jujur dan jalankan tugas kita dengan setia dan penuh tanggungjawab.
3) Kepada Polisi dan tentara, Yohanes berkata: Jangan merampas dan jangan memeras, dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu. Itu berarti jangan manfaatkan kuasa sesuka hati, jangan mencuri atau korupsi. Hidup sesuai dengan gaji yang sudah ditentukan. Yohanes Pembaptis tidak menyuruh tentara atau polisi tinggalkan profesi mereka sebagai pengaman negara, tetapi harus jalankan tugas sesuai dengan panggilan mereka, sebagai pengaman dan pengayom masyarakat, bukan sebagai pemeras dan menakut-nakutkan masyarakat. Harus jujur, rendah hati, menjadi tentara/polisi yang baik dan hormati sesama.
4) Kepada banyak orang Yohanes pembaptis katakan: Alat penampi sudah di tangan Yesus Kristus untuk membersihkan tempat pengirikan, gandum yang bersih akan dimasukan ke dalam lumbungNya, tetapi debu dan jerami akan dibakarNya dalam api yang tidak terpadamkan. Itu berarti ada pengadilan terakhir. Barangsiapa yang bersih hatinya akan alami kebahagiaan bersama Tuhan, sementara yang kotor dan tak berbuah akan dibakar dalam Neraka.

Saudara-saudari... Bagaimana tanggapan kita atas jawaban Yohanes pembaptis ini? Apakah kita juga mau berbuat yang sama dalam masa Adven ini?
Marilah saudara-saudari... Praktekanlah rasa pertobatan kita lewat perbuatan nyata.

Kita meminta Bunda Maria untuk mendoakan kita agar niat dan rencana baik kita dalam masa adven ini menjadi nyata, yang bisa kita rasakan, bisa dilihat dan bisa mendatangkan kebahagiaan, baik bagi diri kita sendiri maupun sesama dan Tuhan.  Amin.

Siro Sabtu, 15 Des 18

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Adven II

Bacaan Injil
Mat 17:10-13

Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Ketika Yesus dan murid-murid-Nya turun dari gunung, para murid bertanya kepada-Nya, "Mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?" Yesus menjawab, "Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu. Dan Aku berkata kepadamu, Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian pula Anak Manusia akan menderita oleh mereka." Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis.

Demikianlah sabda Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                     
Sabtu, 15 Desember 2018                                                                                                                 
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Sadarlah selalu bahwa Tuhan hadir di tengah kita!                                                
Matius 17:10-13

Saudara-saudari... Hari ini kita mendengar pertanyaan para Rasul tentang Elia. Mereka bertanya kepada Yesus: “Mengapa ahli-ahli Taurat berkata, bahwa Elia harus datang dahulu sebelum Mesias datang?”  Lalu Yesus menjawab: “Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu. Aku berkata kepadamu, Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia.”
Menurut Yesus, Elia sudah datang. Ia adalah Yohanes pembaptis. Dalam Matius 11:14, Yesus Kristus katakan: “Yohanes itulah Elia yang akan datang itu. Dia sudah ada.” Apakah betul Elia dilahirkan kembali? Elia tidak dilahirkan kembali, tetapi semangat hidup Elia sungguh ada dalam diri Yohanes pembaptis. Elia adalah seorang nabi yang dipenuhi dengan Roh Kudus. Ia bagaikan api. Perkataanya membakar laksana obor. Semangat hidup Elia sungguh dihidupi oleh Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis sama sekali tidak takut akan siapa-siapa. Ia menegur mereka yang mempraktekan ketidak adilan. Kita ingat bagaimana ia menegur Raja Herodes yang mengawini Herodias, istri saudaranya. Ia berteriak mengajak manusia untuk bertobat dan memberi diri untuk dibaptis. Kehadiran Yohanes Pembaptis sesungguhnya mau menyiapkan bathin umat Israel dalam rangka menyambut kedatangan Kristus. Ia mengajak mereka untuk bertobat dari dosa dan kesalahan mereka, mengajak mereka untuk dibaptis, membersihkan jiwa agar layak menyambut kedatangan Mesias, Yesus Kristus.

Saudara-saudari... Hari ini, ajakan yang sama ditujukan kepada kita. Lewat bacaan-bacaan dalam masa Adven ini kita mendengar ajakan untuk bertobat. Di masa Adven ini, kita menantikan kedatangan Yesus Kristus. Dalam masa penantian ini kita harus buat sesuatu yang konkrit: entah menjalankan pernyataan tobat, pergi mengaku dosa, berekonsiliasi dengan sesama kita, menerima sakramen Pengakuan, rajin berdoa, menerima tubuh dan darah Kristus, memberi sedekah kepada yang miskin.
Paus Fransiskus dalam kata pembukaannya waktu membuka Tahun Kerahiman katakan:  Sebagai pengikut Kristus, kita perlu menghayati dan mengamalkan Belaskasihan Tuhan dalam diri kita masing2. Tuhan sungguh berbelaskasihan kepada kita. Tuhan sungguh mencintai manusia. Karena cintanya Ia tinggalkan surga dan turun ke dunia, hidup bersama manusia. Berbelaskasihan berarti merasa tergerak dan berusaha mendekati pribadi yang dikasihani. Itulah yang dibuat Yesus Kristus. Ia datang dan hidup bersama manusia dan mati demi manusia yang berdosa.

Menanggapi bacaan hari ini, kita perlu aktipkan kesadaran iman kita, bahwa kita perlu bertobat sebagai salah satu bentuk persiapan bathin kita dalam rangka menyambut kedatangan Kristus: entah kedatangannya dalam pesta ulang tahun kelahirannya pada hari Natal 25 Desember, maupun kedatangannya yang kedua, di hari akhirat.
Kita perlu melakukan hal-hal konkrit lewat menerima sakramen pengakuan; memberi pengampunan kepada mereka yang bersalah kepada kita; memohon ampun kalau kita sudah bersalah kepada sesama; membagi kebahagiaan Natal bersama teman-teman dan mereka yang miskin.

Saudara-saudari...Sadarlah selalu, bahwa Tuhan hadir di tengah kita, karena itu bukalah mata dan telinga hati kita untuk melihat dan mendengarkan Dia.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita agar kita selalu menjadi saksi Kristus dan menghadirkan Dia di mana saja kita berada. Amin.

Kamis, 13 Desember 2018

Siro Jumat, 14 Des 18



Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Adven II
PW S. Yohanes dari Salib, Imam dan Pujangga Gereja

Bacaan Injil
Mat 11:16-19

Mereka tidak mendengarkan Yohanes Pembaptis maupun Anak Manusia.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Yesus berkata kepada orang banyak, "Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya, 'Kami meniup seruling bagimu, tetapi kalian tidak menari. Kami menyanyikan kidung duka, tetapi kalian tidak berkabung.'

Sebab Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan dan tidak minum, dan mereka berkata, 'Ia kerasukan setan.'Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata, 'Lihatlah, seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang-orang berdosa.' Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya."

Demikianlah sabda Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                     
Jumat, 14 Desember 2018                                                                                                                  
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Jadilah pengikut Kristus yang sensitip dan setia menjalankan ajaranNya!
Matius 11:16-19

Saudara-saudari... Hari ini Yesus dengan nada kesal berkata kepada banyak orang: “Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya, “kami meniup seruling bagimu tetapi kalian tidak menari. Kami menyanyikan kidung duka tetapi kalian tidak berkabung.”

Apa yang mendorong Yesus Kristus sampai expresikan kekecewaannya seperti itu? Dasar kekecewaan Yesus Kristus sesungguhnya karena tingkahlaku umat Israel, keturunan Abraham, bangsa terpilih, yang acu-tak acu terhadap ajakan Yohanes Pembaptis untuk bertobat, dan karena reaksi negatip mereka terhadap ajakan-Nya, untuk mengikuti ajaran-Nya. Yohanes Pembaptis, yang sudah diramalkan sebagai Elia, yang hidup kembali, yang sudah dikonfirmasikan oleh Yesus Kristus sendiri dalam Matius 11:14, katanya: “Yohanes itulah Elia yang akan datang itu.”  Orang Farisi, ahli-ahli Taurat dan Pemuka Agama Yahudi begitu tekun mengikuti ajaran agama Yahudi, tetapi mata hatinya tetap buta melihat apa yang sedang terjadi. Semua yang sudah diramalkan oleh para nabi tentang Elia, yang akan datang kembali, kini terwujud dalam diri Yohanes pembaptis. Lalu Mesias yang datang sesudah kedatangan Yohanes pembaptis kini terwujud dalam diri Yesus Kristus.
Kasihan, bahwa mereka tetap tidak percaya. Ketidak percayaan mereka terlihat lewat reaksi negatip mereka akan ajakan Yohanes pembaptis dan Yesus Kristus sendiri. Justru pemuka agama Yahudilah yang tidak mau bertobat dan tidak memberi dirinya untuk dibaptis. Mereka tidak melihat Yesus Kristus sebagai Mesias yang sudah dijanjikan Tuhan kepada Abraham dan diteruskan oleh para nabi. Mereka menganggap Yesus Kristus sebagai penghojat Allah. Yesus Kristus mengharapkan, bahwa pemuka-pemuka agama inilah yang akan menjadi orang pertama yang menerima Yohanes dan Dirinya sendiri, tetapi sayang sekali, justru merekalah yang menolak dan membawa Yesus Kristus ke puncak kalvari untuk disalibkan. 
Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan dan tidak minum, dan mereka berkata: “Ia kerasukan setan!” Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: “Lihatlah, seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa.” Yesus Kristus sungguh kecewa dengan sikap para pemuka agama Yahudi. Karena itu Ia katakan: “Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman2nya, “kami meniup seruling bagimu tetapi kalian tidak menari. Kami menyanyikan kidung duka tetapi kalian tidak berkabung.”  Para pemuka agama Yahudi ini sungguh acuh tak acuh akan tawaran keselamatan Tuhan. 

Saudara-saudari... Bagaimana dengan angkatan kita sekarang ini? Apakah kita termasuk angkatan yang selalu sensitip dan setia akan ajaran Kristus dan berpegang teguh pada iman akan Kristus? Apakah kita selalu sensitip dan merasakan kehadiran Kristus di tengah sesama kita yang miskin, sakit dan hak azasinya ditindas orang lain dan siap sedia menolong Dia? Apakah kita selalu sadar dan mendengarkan bisikan jiwa kita dan pergi mengakukan dosa kalau kita sudah jatuh dalam dosa?
Kita masih dalam masa Advent. Apa kegiatan konkrit kita di masa adven ini sebagai persiapan bathin kita untuk merayakan Natal? Apakah kita bisa sisihkan sedikit uang atau barang dan serahkan kepada lembaga social atau kepada orang miskin pada hari Natal nanti, agar mereka yg miskin boleh merasakan pesta kelahiran Kristus di hari Natal?

Marilah saudara-saudari... Jadilah pengikut Kristus yang sensitip dan setia menjalankan ajarannya.

Kita memohon Bunda Maria dan St Yohanes dari Salib untuk selalu mendoakan kita agar kita menjadi pengikut Kristus yang setia. Amin.

Siro Kamis, 13 Des 18

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Adven II
PW S. Lusia, Perawan dan Martir

Bacaan Injil
Mat 11:11-15

Tak pernah tampil seorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada suatu hari Yesus berkata kepada orang banyak, "Aku berkata kepadamu, Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis. Namun yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar dari padanya. Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Surga dirongrong, dan orang yang merongrongnya mencoba menguasainya.Sebab semua kitab para nabi dan kitab Taurat, bernubuat hingga tampilnya Yohanes. Dan jika kalian mau menerimanya, Yohanes itulah Elia yang akan datang itu. Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

Demikianlah sabda Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                      Kamis, 13 Desember 2018                                                                                                                   
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Siapa Bertelinga, Hendaklah Ia Mendengar!                                                                  
Matius 11:11-15

Saudara-saudari... Hari ini Yesus memuji Yohanes Pembaptis. Di mata Yesus Kristus, Yohanes Pembaptis dianggap sebagai orang yang paling hebat dari semua manusia yang dilahirkan oleh wanita. Bagaimana dengan Abraham, Moses dan para nabi yang lain? Bagaimana dengan Bunda Maria? Yesus sendiri tidak memberi alasan mengapa Yohanes dianggap paling hebat. Tetapi di sisi lain, Yesus juga berkata: “Namun yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar dari padanya!”  Dan untuk menutup pembicaraan, Yesus berkata: “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”

Apa sesungguhnya pesan yang mau disampaikan Yesus kepada para pendengar?  Untuk memahami ajaran Yesus, pertama-tama kita mulai dengan kalimat penutup Yesus: Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar.  Kita ingat orangtua Yohanes Pembaptis. Zakarias dan Elizabet, yang sudah tua sungguh setia kepada Tuhan. Telinga hati mereka selalu terbuka mendengar apa yang dikatakan Tuhan. Mujizat terjadi ke atas mereka karena berkat iman mereka yang sangat luar biasa. Demikian pun dengan Yohanes Pembaptis. Telinga hatinya selalu terbuka mendengar suara Tuhan. Pesan dan perintah Tuhan dijalankannya dengan penuh tanggungjawab. Dia tidak takut kepada siapa-siapa, kecuali Tuhan. Dialah yang mempersiapkan jalan untuk Yesus Kristus; Dialah yang memperkenalkan Yesus Kristus kepada para murid-nya dan membiarkan muridnya mengikuti Yesus Kristus. Dia dengan penuh rendah hati katakan: membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Dia juga katakan: Biarkanlah Dia menjadi lebih besar dan aku menjadi lebih kecil. Dia sadar akan tugas dan tanggungjawabnya. Dia adalah penyiap jalan bagi Mesias. Dia dengan berani menegur mereka yang berlaku buruk dan berbuat tidak sesuai dengan perintah Tuhan. Dia siap menderita demi kebenaran dan keadilan. Itulah Yohanes Pembaptis. Dia dipuji Yesus karena:  kehebatannya dalam rangka mempersiapkan jalan bagiNya; memperkenalkan Yesus Kristus kepada murid-murid-nya; dan berani mati demi kebenaran dan keadilan.
Semasih hidup di dunia ini, kualitas hidup Yohanes Pembaptis tetap dianggap rendah dibandingkan dengan mereka yang sudah berada di dalam surga, walaupun yang paling kecil. Maksudnya: selama hidup di dunia ini, Yohanes masih melekat pada tubuh duniawinya; tubuh dan jiwanya masih tinggal bersama; suka dan duka silih berganti. Setan masih ada kesempatan untuk menggodainya. Jadi selalu ada kemungkinan bisa jatuh. Tetapi yang sudah berada di dalam surga, mereka hidup bersama Tuhan. Tidak ada setan di Surga. Tidak ada kemungkinan jatuh lagi. Yang ada cuma kebahagiaan untuk selama-lamanya; tidak ada kesengsaraan di dalam Surga.

Saudara-saudari... Apa kira-kira pesan Injil hari ini untuk kita? 1) Terbukalah selalu kepada Tuhan. 2) Manfaatkanlah telinga jasmani dan telinga rohani kita sebaik-baiknya. 3) Rendah hatilah selalu dan setia kepada Tuhan, sebagaimana sudah ditunjukkan oleh kedua orang tua Yohanes Pembaptis dan Yohanes sendiri.

Kita berdoa, semoga di saat Tuhan dan sesama kita berkata-kata, kita selalu manfaatkan telinga jasmani dan rohani kita dengan sebaik-baiknya, agar pesan dan isi perkataan Tuhan dan sesama kita dapat kita pahami dengan baik.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Selasa, 11 Desember 2018

Siro Rabu 12 Des 18

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Adven II

PF S. Yohana Fransiska de Chantal, Biarawati
Bacaan Injil
Mat 11:28-30

Datanglah kepada-Ku, kalian yang letih lesu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa bersabdalah Yesus, "Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapat ketenangan. Sebab enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku."

Demikianlah sabda Tuhan.

======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                          Rabu, 12 Desember 2018                                                                                                                   RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Datanglah Kepada Tuhan, Maka Dia Akan Memberi Kita Rasa Lega!
Matius 11:28- 30

Saudara-saudari... Ada seorang suster muda membagi pengalaman imannya. Satu sore ia ke pasar untuk membeli sesuatu. Sewaktu pulang ke biara ia mendengar teman-teman susternya lagi ngomong tentang dia. Mereka tidak tahu bahwa suster muda ini lagi berdiri tidak jauh dari mereka. Karena merasa tidak bersalah, suster muda ini mendekati mereka dan berkata: “Apa yang kamu bicarakan? Saya sungguh kecewa karena kamu senang sekali menggosipi orang lain.” Mereka semua diam. Suster muda ini langsung ke Kapela dan duduk di depan Tabernakel. Ia serahkan semua rasa kecewanya kepada Tuhan dan sesudah lama duduk di depan tabernakel, ia merasa ada kekuatan baru. Ia juga mendengar ada suara yang sangat kuat dari dalam dirinya, meminta dia untuk memaafkan suster-suster itu. Pada waktu makan malam, sebelum mulai makan, ia meminta izin pada pemimpin rumah untuk ngomong. Sambil gugurkan air mata, ia katakan: “suster-suster, saya memaafkan kalian. Saya meminta kita semua untuk saling mendukung, jangan menguarkan gossip yang tidak punya dasar. Mari kita berdamai dan berpegangan tangan.”

Saudara-saudari... Kalau saja suster muda ini menggunakan pikiran dan perasaan kemanusiaannya, pasti ia bisa ngamok dan mencaci maki teman-temannya, yang menggosipkan dia. Tetapi ia sadar akan dirinya sebagai hamba Allah. Ia tahu kemana ia bisa menarik inspirasi yang benar yang bisa mendatangkan rasa damai dalam dirinya dan juga agar bisa menyadarkan sesamanya.

Saudara-saudari... Sabda Yesus hari ini sesungguhnya sudah menjadi pedoman hidup suster muda. Ajakan Yesus sudah diterima, dihayati dan diamalkanya dalam hidup hariannya. Ia merasa, bahwa gossip tentang dirinya dirasakan sebagai satu cemoohan tanpa dasar. Ia merasa sakit karena tidak setimpal dengan apa yang dibuatnya. Orang tidak bersalah kok ditampar begitu saja? Dalam keadaan sakit dan merasa tidak berarti di depan mata teman-temannya, Ia mendengar bisikan Tuhan: “Datanglah kepadaKu, kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegahan kepadamu.”  Ajakan Yesus ini diterimanya dan pergilah ia ke depan tabernakel dan luapkan segala isi hatinya di sana. Sesudahnya, ia mendapat kekuatan, kesegaran dan inspirasi baru. Kekuatan yang Tuhan berikan itulah yang memampukan dia untuk mengampuni teman-temannya. Dan perdamaian pun terjadi sebelum mereka makan malam. Perjamuan malam itu dianggapnya sebagai perjamuan sukacita.

Saudara-saudari... Apa yang dikatakan Yesus Kristus hari ini sesungguhnya selalu menjadi kenyataan bagi mereka yang menerimanya dengan penuh iman. Beberapa anggota Siraman Rohani juga sudah membagi pengalaman imannya dengan saya. Mereka katakan: “Kalau kita selalu bersama Tuhan, kita akan selalu merasa kuat. Sesuatu yang menurut penilaian manusia tidak mungkin, tetapi kalau kita sungguh percaya kepada Tuhan dan serahkan semuanya pada Tuhan, pasti semuanya bisa terjadi. Bagi Tuhan segalanya mungkin terjadi.”

Marilah saudara-saudari... Rajin-rajinlah merenungkan sabda Tuhan, hayatilah pesan Tuhan dan amalkanlah apa yang diajarkan-Nya. Datanglah kepada Tuhan, beristirahatlah dalam Dia, maka kita pun akan mendapat kesegaran dan inspirasi baru!

Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amin.

Senin, 10 Desember 2018

Siro Selasa, 11 Des 18

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Adven II
PF S. Damasus I. Paus

Bacaan Injil
Mat 18:12-14

Bapamu tidak menghendaki seorang pun dari anak-anak ini hilang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan, lalu pergi mencari yang sesat itu?Dan Aku berkata kepadamu, Sungguh, jika ia berhasil menemukannya, lebih besarlah kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di surga tidak menghendaki seorang pun dari anak-anak ini hilang."

Demikianlah sabda Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   
Selasa, 18: 12 – 14                                                                                                                                
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Kita Sangat Berharga Di Mata Tuhan!                                                                           
Matius 18:12-14

Saudara-saudari... Bulan November yang lalu saya meminta para frater tingkat tiga untuk masukkan semua pasport mereka ke kantor saya. Lima Frater sudah memasukkannya, tetapi satu Frater belum. Saya memanggilnya. Dengan muka lesuh dan sedih, dia melaporkan kepada saya, bahwa pasportnya tidak ditemukan. Saya tanya: “Apakah engkau membawanya keluar?” Jawabnya: Tidak! Katanya, bahwa ia menempatkan pasportnya di tempat yang sangat aman. Selama tiga hari dia mencarinya, tetapi tetap tidak ditemukannya. Saya mengajaknya ke kamarnya. Kami dua ke kamar. Di sana saya melihat banyak buku dipindahkan ke lantai; Lemari dan koper pakaiannya kosong. Saya tanya: “Engkau biasa simpan di mana?” Jawabnya: Di Kopor! Saya ambil kopornya, cek kembali. Betul tidak ada!  Saya mengajaknya supaya berdoa. Kami berdoa waktu itu juga. Saya memintanya tenang. Tidak usah cemas. Pasport pasti ditemukan, entah malam atau besok. Besok paginya dia begitu bahagia, karena paspornya sudah ditemukannya kembali. Mukanya ceriah. Sebelum pasportnya diserahkan kepada saya, dia menciumnya berulang-ulang. Saya tanya bagaimana dia temukan kembali pasportnya? Katanya, bahwa dia angkat dan kibas pakaiannya satu persatu. Sambil mengibas, tiba-tiba Pasportnya jatuh. Pasportnya terselip di dalam pakaian. Puji Tuhan, pasport yang sangat berharga itu kini ditemukannya kembali dan pemiliknya  sangat sangat bahagia.

Saudara-saudari... Manusia adalah ciptaan Allah yang sangat berharga dari semua ciptaanNya yang lain. Dia menciptakan manusia seturut gambaranNya sendiri. Dia tidak menciptakan manusia dengan sepatah kata saja. Dia menciptakan manusia lewat proses yang cukup panjang. Dia duduk, mengambil tanah liat, mengaduk-adukkan tanah liat itu lalu membuat krangka tubuh manusia. Sesudah membuat krangka tubuh manusia, tubuh itu tetap mati. Untuk menghidupkan tubuh manusia, yang sudah dibentuk-Nya, Dia memasukkan rohNya sendiri. Tubuh dan roh manusia itu sesungguhnya milik Tuhan sendiri. Sebagai barang milik-Nya sendiri, pasti nilainya sangat sangat mulia dan sangat berharga. Karena itu, Dia sangat-sangat menghendaki agar manusia tidak hilang dari pada-Nya. Manusia harus selalu ada bersama Dia.

Jadi Injil hari ini sesungguhnya mau melukiskan betapa besarnya cinta Tuhan kepada manusia. Betapa berharga-nya manusia di mata Tuhan. Dia mengutus Yesus Kristus ke dunia untuk mencari anak-anak Allah yang hilang. Yesus Kristus rela berkorban demi keselamatan manusia.

Bagaimana tanggapan kita akan kasih Tuhan?   Apakah kita selalu merasakan betapa mulianya Tuhan? Apakah kita selalu mencintaiNya? Apakah kita selalu bangun kembali setelah kita jatuh dan memohon ampun dari Tuhan, yang selalu mencintai kita?

Marilah saudara-saudari.... Sambil menantikan kedatangan Kristus, cucilah jiwa raga kita dengan Sakramen pengampunan agar di saat Kristus tiba, Dia boleh merasa bahagia masuk ke dalam rumah hati kita.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Siro Senin, 10 Des 18

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Adven II

Bacaan Injil
Luk 5:17-26

Hari ini kita telah menyaksikan hal-hal yang sangat menakjubkan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu hari, ketika Yesus sedang mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk mendengarkan-Nya. Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari Yerusalem. Kuasa Tuhan menyertai Yesus, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit.

Maka datanglah beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidur. Mereka berusaha membawa dia masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus. Tetapi karena banyaknya orang di situ, mereka tidak dapat membawa masuk. Maka mereka naik ke atap rumah dan membongkar atap itu. Kemudian mereka menurunkan si lumpuh ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia, "Hai saudara, dosamu sudah diampuni."

Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hati, "Siapakah orang yang menghojat Allah ini? Siapa dapat mengampuni dosa selain Allah sendiri?" Akan tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu Ia berkata kepada mereka, "Apakah yang kalian pikirkan dalam hati? Manakah lebih mudah, mengatakan, 'Dosamu sudah diampuni' atau mengatakan, 'Bangunlah, dan berjalanlah?' Tetapi supaya kalian tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" lalu Yesus berkata kepada si lumpuh,"Aku berkata kepadamu: Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumah!" Seketika itu juga bangunlah orang itu di depan mereka, lalu mengangkat tempat tidurnya dan pulang ke rumahnya sambil memuliakan Allah.

Semua orang takjub, lalu memuliakan Allah. Mereka amat takut dan berkata, "Hari ini kita telah menyaksikan hal-hal yang sangat menakjubkan."

Demikianlah sabda Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                    
Senin, 10 Desember 2018                                                                                                                  
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Bertobatlah Dari Perbuatan Yang Mendatangkan Penderitaan Tubuh Dan Jiwa!
Lukas 5:17-26

Saudara-saudari... Lewat Injil hari ini, kita mendengar, bahwa banyak orang mengikuti Yesus Kristus. Ada yang membawa orang sakit kepadanya untuk disembuhkan. Yang sangat menarik adalah, bahwa ada sekelompok orang mengusung seorang lumpuh. Karena pintu rumah tempat Yesus mengajar tidak bisa dilewati, maka orang yang mengusung si Lumpu ini naik ke bubungan rumah, membongkar bubungan dan turunkan si Lumpuh tepat di depan kaki Yesus. Ketika Yesus melihat iman mereka, Yesus langsung berkata: “Hai saudara, dosamu sudah diampuni!” Proses penyembuhan orang ini caranya sedikit berbeda dari proses penyembuhan penyakit yang lain. Yesus tidak langsung katakan: imanmu menyelamatkan engkau. Kali ini Yesus katakan: dosamu sudah diampuni. Kemudian selanjutnya Yesus menyuruhnya bangun dan berjalan.

Apa hubungan dosa dan penyakit lumpuh? Apakah kelumpuhannya ada hubungan dengan dosa?

Saudara-saudari ... Yesus adalah Tuhan. Ia melihat tembus dan membaca sejarah penderitaan atau hidup setiap orang. Sebagai Tuhan, Ia tahu apa yang pernah dibuat si lumpuh ini sebelunya. Yesus tahu bahwa kelumpuhannya ada kaitannya dengan dosa. Yesus tahu, bahwa setiap dosa mendatangkan gangguan dalam pertumbuhan rohani dan jasmani. Misalnya:  orang yang kecanduan narkoba atau minum alcohol atau merokok, kalau dilihat secara sepintas sepertinya perbuatan ini tidak dipandang sebagai dosa. Tetapi kalau diteliti secara mendetail, apa yang dibuat oleh mereka yang kecanduan Narkoba, alcohol dan merokok adalah perbuatan membunuh diri secara perlahan-lahan. Karena konsumsi narkorba, minum alcohol, dan isap rokok terlalu banyak setiap hari, maka konsekwensinya adalah kesehatan tubuh terganggu, muncul penyakit yang ada hubungannya dengan apa yang biasa perbuat. Bagi yang kecanduan alkohol mungkin terserang stroke, yang mengakibatkan lumpuh. Jadi secara tidak sadar, orangnya sudah melakukan perbuatan buruk terhadap dirinya sendiri. Ia sudah berdosa terhadap dirinya sendiri. Karena ia sudah melakukan perbuatan yang buruk kepada dirinya sendiri, maka ia membutuhkan pengampunan. Kini Yesus hadir membawa pengampunan kepada orang lumpuh itu.  Yesus katakan kepada orang lumpuh: “Hai saudara, dosamu sudah diampuni!”  Sesudah jiwanya diampuni, maka tubuh jasmaninya pun berubah kembali normal.

Injil hari ini mengajak kita untuk melihat diri sendiri. Apakah ada kebiasaan buruk yang biasa kita lakukan sampai saat ini dan perbuatan itu tanpa sadar akan menjerumus tubuh dan jiwa kita mengalami penderitaan, baik penderitaan jasmani maupun penderitaan rohani? Kalau kita sadar akan hal itu, marilah kita bertekuk lutuk di hadapan Tuhan dan memohon ampun agar pertumbuhan jiwa dan raga kita kembali sehat dan bahagia.

Kita berdoa, semoga Tuhan senantiasa membantu kita agar kita sadar akan apa yang kita lakukan dan bertobat  dari perbuatan yang mendatangkan penderitaan tubuh dan jiwa kita.

Kita mohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Sabtu, 08 Desember 2018

Siro Minggu, 9 Des 18


Bacaan Liturgi

Hari Minggu Adven II

Bacaan Injil
Luk 3:1-6

Semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Dalam tahun kelima belas pemerintahan Kaisar Tiberius, ketika Pontius Pilatus menjadi wali negeri Yudea, dan Herodes raja wilayah Galilea, Filipus, saudaranya, menjadi raja wilayah Iturea dan Trakhonitis, dan Lisanias menjadi raja wilayah Abilene; pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam Agung, datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakharia, di padang gurun.Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan, "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis!
 
Maka Allah akan mengampuni dosamu, seperti ada tertulis dalam nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Siapkanlah jalan bagi Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.Setiap lembah akan ditimbun, setiap gunung dan bukit akan menjadi rata. Yang berliku-liku akan diluruskan,
yang berlekuk-lekuk akan diratakan. Dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan."

Demikianlah sabda Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                       Minggu, 09 Desember 2018                                                                                                                
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Persiapkanlah Jalan Untuk Tuhan!
Lukas 3: 1- 6

Saudara-saudari... Hari ini kita memasuki hari Minggu kedua masa advent. Masa advent adalah masa penantian. Kita menantikan kedatangan Yesus Kristus, baik kedatangannya yang kedua pada akhir zaman, maupun peringatan kedatangan-Nya yang pertama, yang kita rayakan tanggal 25 Desember nanti. 

Saudara-saudari...  kalau kita ke mall-mall sekarang ini, di sana kita saksikan begitu banyak perhiasan Natal; kita mendengar lagu-lagu Natal; di sana ada bungkusan-bungkusan hadiah Natal, yang dapat kita beli sebagai hadiah Natal untuk sesama kita. Kita berterima kasih kepada para pemilik toko atau mall yang sudah menyadarkan kita, bahwa perayaan Natal akan segera tiba.

Pertanyaan kita: Apakah tawaran itu turut mempengaruhi kesadaran iman kita untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan Tuhan? 
Apa yang harus kita buat dalam rangka menyambut kedatangan Tuhan? Yohanes Pembaptis hari ini dengan suara kenabiaannya mengajak kita untuk bertobat dan Allah akan mengampuni dosa kita. Nabi Yesaya berkata: “Siapkanlah jalan bagi Tuhan, luruskanlah jalan bagiNya.” Maksudnya, kita harus hidup jujur, ngomong lurus, bertingkah laku lurus. Tidak perlu memupuk tingkahlaku yang berliku-liku, bersikap pura-pura, berbicara menggok kiri menggok kanan, yang bertujuan untuk mengelabui pikiran sesama. Dalam persiapan menyambut kedatangan Kristus, kita harus ngomong jujur dan benar, ngomong yang perlu, tidak usah berbasa-basi. Betapa sering di saat kita marah atau kecewah, kita berbicara manis dan sopan kepada lawan bicara, agar ia tidak merasa sakit hati, sementara hati kita tetap merasa sakit. Kita menipu diri tetapi konsekwensinya kita sendiri yang akan merasa sakit.

Marilah saudara-saudari... Dalam rangkah menyiapkan diri menyambut kedatangan Tuhan: kita harus luruskan tingkah laku kita; tidak perlu memupuk tingkahlaku yang berlekak-lekuk, tidak perlu menipu diri dan sesama, tidak sombong dan berpura-pura, agar dengan demikian Kristus merasa bahagia bersemayam dalam diri kita. 

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita, agar kita selalu hidup jujur baik terhadap diri sendiri, maupun terhadap sesama dan Tuhan. Amin.