Kamis, 20 Desember 2018

Siro Jumat, 21 Des 18


Bacaan Liturgi

Hari Biasa Khusus Adven
PF S. Petrus Kanisius, Imam dan Pujangga Gereja

Bacaan Injil
Luk 1:39-45

Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.

Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring, "Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana."

Demikianlah sabda Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   
Jumat 21 Desember 2018                                                                                                                      
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Rendah Hatilah Selalu Di hadapan Sesama Dan Tuhan!                                               
Lukas 1: 39 - 45

Saudara-saudari... Elizabet dan Maria adalah dua ibu yang sangat luar biasa. Keduanya punya peranan masing-masing. Ibu Elizabet dalam masa tuanya melahirkan seorang putera, yang kemudian menjadi Nabi, yang mempersiapkan jalan bagi Almasih/Anak Allah, yang sudah dijanjikan Allah. Sementara Bunda Maria, seorang ibu muda, yang melahirkan Anak Allah ke dunia ini, Yang membebaskan manusia dari genggaman Setan.

Elizabet, yang tua, adalah symbol bangsa Israel Perjanjian Lama, yang begitu lama menantikan kedatangan Almasih, kemudian lewat dia, seorang Nabi terakhir (Yohanes Pembaptis)  dilahirkan dan nabi itulah yang menyiapkan jalan bagi Almasih. Sementara Bunda Maria adalah Eva baru, yang melahirkan Anak Allah, yang kita sebut Yesus Kristus. Yesus Kristus menjadi manusia dan dengan kuasa keallahannya membebaskan manusia dari Setan.
Di hadapan Bunda Maria, Elizabet tetap menganggap dirinya sebagai orang yang tidak berarti. Katanya: “Siapakah aku ini, ibu Tuhan datang mengunjungi aku?” Walaupun ia sendiri adalah seorang ibu yang baik, yang diberkati Tuhan dan melahirkan seorang nabi besar, tetapi tetap rendah hati di hadapan Maria.
Elizabet, seperti anaknya Yohanes, sungguh rendah hati. Yohanes mengganggap dirinya tidak layak membuka tali sepatu dari Yesus Kristus. Satu sikap rendah hati yang sangat luar biasa pada hal ia juga termasuk orang hebat, menyiapkan jalan bagi Tuhan.
Kunci kerendahan hati Elizabet dan Yohanes Pembaptis sesungguhnya terletak pada kesadaran iman, bahwa Maria adalah seorang ibu, yang sudah disiapkan Tuhan sejak dari dalam kandungan ibunya, Ana. Ia tidak dinodai dosa asal. Maria adalah mempelai Roh Kudus sendiri. Maria tidak bisa dibandingkan dengan wanita yang lain; Ia menjadi Ibu Tuhan, satu tugas yang sangat-sangat mulia dibandingkan dengan wanita yang lain.
Sementara Yohanes Pembaptis, ia melihat Yesus Kristus adalah Putera Allah dan ia sendiri adalah manusia biasa.  Di hadapan Tuhan, Elizabet dan Yohanes Pembaptis selalu tundukkan kepala dan merasa tak berdaya.

Saudara-saudari... Bagaimana dengan sikap kita? Apakah kita juga memiliki sikap seperti Elizabet yang sungguh rendah hati walapun kita alami keberhasilan dalam hidup kita? Apakah kita selalu rendah hati disaat kita alami mujizat Tuhan?

Marilah memohon Bunda Maria dan St. Elizabet untuk mendoakan kita agar kita pun selalu rendah hati di hadapan sesama dan Tuhan. Amin.

Tidak ada komentar: