Kamis, 30 Januari 2020

Siro Jumat, 31 January 2020

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa III
PW S. Yohanes Bosko, Imam

Bacaan Injil
Mrk 4:26-34

Kerajaan Surga seumpama orang yang menaburkan benih. 
Benih itu tumbuh, namun orang itu tidak tahu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu ketika Yesus berkata,
"Beginilah hal Kerajaan Allah: 
Kerajaan Allah itu seumpama orang 
yang menaburkan benih di tanah,
malam hari ia tidur, siang hari ia bangun, 
dan benih itu mengeluarkan tunas 
dan tunas itu makin tinggi!
Bagaimana terjadinya, orang itu tidak tahu!
Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, 
mula-mula tangkai, lalu bulir, 
kemudian butir-butir yang penuh isi pada bulir itu.
Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, 
sebab musim menuai sudah tiba."
Yesus berkata lagi, 
"Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu?
Atau dengan perumpamaan manakah 
kita hendak menggambarkannya?
Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. 
Memang biji itu yang paling kecil 
daripada segala jenis benih yang ada di bumi.
Tetapi apabila ia ditaburkan, 
ia tumbuh dan menjadi lebih besar 
daripada segala sayuran yang lain 
dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, 
sehingga burung-burung di udara 
dapat bersarang dalam rimbunannya."
Dalam banyak perumpamaan semacam itu 
Yesus memberitakan sabda kepada mereka 
sesuai dengan pengertian mereka,
dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka.
Tetapi kepada murid-murid-Nya 
Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                  
Jumat, 31 Januari 2020                                                                                                                    
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Pentingnya Memelihara, Menyirami Dan Menghidupkan Benih Sabda Tuhan!

Markus 4: 26-34

Saudara-saudari… Hari ini, Injil mengisahkan perumpamaan tentang pertumbuhan benih Kerajaan Allah dalam diri manusia. Tak seorang pun menyadari sepenuhnya akan pertumbuhan benih kerajaan Allah itu. Namun dari buahnyalah orang bisa mengetahui bahwa Kerajaan Allah hidup dan berkembang di dalam dan melalui diri seseorang. 
Sebagai pengikut Kristus, benih kerajaan Allah itu sudah ada di dalam diri kita. Mungkin tanpa sadar kita sudah menunjukkan buah benih Kerajaan Allah itu kepada sesama kita, lewat tutur kata dan cara kita bertingkah. Di saat sesama kita ucapkan terima kasih kepada kita, karena kebaikan kita, sesungguhnya di saat itulah mereka sudah merasakan dan menikmati buah kerajaan surga yang tumbuh dalam diri kita. Sebaliknya kalau ada orang yang selalu mencaci maki, melakukan kejahatan, membunuh, merampok dan melakukan perbuatan yang tidak adil, maka kita pun tahu bahwa benih kerajaan Allah tidak tumbuh dan berkembang di dalam diri pribadi tersebut. Benih Sabda Tuhan boleh dikatakan mati atau terhimpit oleh hal-hal lain sehingga buahnya tidak Nampak dalam kehidupan pribadi tersebut. 

Saudara-saudari... apapun situasi yang sedang kita alami saat ini, sadarlah selalu bahwa benih Sabda Tuhan sudah ada dalam diri kita masing-masing. Kalau benih Sabda Tuhan sudah dan selalu menghasilkan buah dan orang lain sudah dan sedang merasakan enaknya, maka sudah sewajarnyalah kita bersyukur dan tetap dan selalu memohon pada Tuhan agar buahnya tidak pernah berhenti. Sebaliknya kalau terkadang kita merasa ada kekeringan dalam hidup, sehingga benih Sabda itu menjadi rapuh dan tidak menghasilkan buah, siramilah benih sabda itu dengan air berkat lewat rajin-rajin berdoa, mengakui dosa, membaca Kitab Suci dan menerima Komunio Suci. 
Sebagaimana dosa bertumbuh kembang karena hati dan pikiran kita selalu dipengaruhi oleh hal-hal yang negatip yang didorong oleh setan, demikian pun kesucian jiwa kita dapat bertumbuh kembang kalau pikiran dan hati kita selalu dipengaruhi oleh hal-hal yang positip, yang didorong oleh Roh Kudus. Semakin kita rajin berdoa, membaca Kitab Suci dan rajin menerima Tubuh dan Darah Kristus maka benih Sabda Tuhan pasti akan bertumbuh semakin segar dan menghasilkan buah berlimpah. 

Saudara-saudari…. Betapa pentingnya memelihara, menyirami dan Menghidupkan benih Sabda Tuhan dalam diri kita. Semakin kita dengan penuh kesadaran dan tekun merawat benih Sabda Tuhan, maka sudah pasti benih Sabda Tuhan itu dapat bertumbuh kembang menjadi sangat kuat dan bisa menghasilkan buah berlimpah.

Marilah saudara-saudari… Bersama St. Yohanes Don Bosko dan Bunda Maria kita berdoa: Tuhan sadarkan kami akan pentingnya memelihara, menyirami dan menghidupkan Benih Sabda-Mu dalam hidup kami agar benih itu bisa bertumbuh subur, kuat dan selalu menghasilkan buah demi kebahagian dan keselamatan diri kami sendiri dan orang di sekitar kami. Doa ini kami sampaikan dalam nama Kristus Tuhan kami. Amin.

Rabu, 29 Januari 2020

Siro Kamis, 30 January 2020

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa III

Bacaan Injil
Mrk 4:21-25

Pelita dipasang untuk ditaruh di atas kaki dian. Ukuran yang kamu pakai akan dikenakan pula padamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu hari Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,"Orang memasang pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap. Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"Lalu Ia berkata lagi, "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan dikenakan pula padamu; dan malah akan ditambah lagi! Karena siapa yang mempunyai, akan diberi lagi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil."

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                 
Kamis, 30 Januari 2020                                                                                                                    
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Jadilah Terang Bagi Sesama!
Markus 4: 21-25

Saudara-saudari... Injil hari ini mengingatkan kita untuk menjadi terang bagi dunia, bagi sesama kita. Kata Yesus kepada murid-muridNya: “Orang memasang pelita bukan supaya ditempatkan di bawa gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian.” Maksud pernyataan Yesus ini adalah mereka yang sudah mendapat penerangan dari Allah, mereka yang sudah mendapat keselamatan dari Allah, seharusnya sudah menjadi saksi keselamatan bagi sesama. Mereka sudah seharusnya menjadi contoh yang baik bagi sesama, bukannya mendiamkan pengalaman keselamatan itu untuk diri sendiri. 

Dalam kesempatan yang lain, Yesus juga sudah katakan kepada para muridNya, “kamu adalah terang dunia.” Itu berarti, para murid yang sudah mendapat pengajaran dari Kristus harus menjadi guru bagi dunia, menjadi pengajar bagi yang lain, menjadi contoh yang baik dan saksi Kristus kepada sesama. Kebaikan yang kita terima dari Kristus, cahaya yang kita terima dari padaNya harus kita pancarkan kepada dunia sekitar kita. Cahaya itu tidak boleh dipadamkan. Segala yang baik tentunya bermakna untuk digandakan dan dibagikan kepada yang lain agar berdaya guna. Seperti halnya sebuah pelita, sepantasnya diletakkan di atas meja agar menerangi sekitar. Bukannya diletakkan di bawah tempat tidur. 

Dua hari lalu, tanggal 28 Januari, kita merayakan pesta Santo Thomas Aquinas, seorang pujangga gereja. Sesudah belajar ilmu filsafat dan teologi, ia memanfaatkan ilmunya untuk membela kebenaran, yang kita sebut ilmu Ketuhanan. Ilmunya sudah membantu banyak seminaris, para imam untuk yakinkan orang yang tidak percaya akan Tuhan dengan ratio. Dalam hal ini St. Thomas sudah menjadi terang bagi orang lain. Ilmunya sudah membantu banyak orang untuk yakinkan mereka akan adanya Tuhan. 

Dalam hidup bermasyarakat, kita pun selalu mengharapkan agar mereka yang sudah belajar banyak, membagikan ilmunya dengan mereka yang tidak diberi kesempatan untuk belajar agar ilmunya membawa dampak positip bagi sesama. Apalah artinya berpendidikan tinggi tetapi tidak memberi inspirasi kepada orang lain? 

Marilah saudara-saudari… Jadilah terang bagi sesama; jadilah inspirator bagi sesama. Terang yang ada dalam diri kita perlu kita pancarkan kepada orang yang berada di sekitar kita agar mereka pun boleh merasakan manfaat dari ilmu yang kita pelajari.   

Kita berdoa semoga Tuhan selalu mengisi minyak pelita hidup kita sehinga sumbu pelita hidup kita pun tetap bercahaya baik untuk diri kita sendiri maupun bagi orang lain.  

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin.

Selasa, 28 Januari 2020

Siro Rabu, 29 January 2020

Bacaan Liturgi 

Hari Biasa, Pekan Biasa III

Bacaan Injil
Mrk 4:1-20

Seorang penabur keluar untuk menabur.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu hari Yesus mengajar di tepi danau Galilea. Maka datanglah orang yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia terpaksa naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh, lalu duduk di situ, sedangkan semua orang banyak itu ada di darat, di tepi danau itu. Dan Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka dalam bentuk perumpamaan. Dalam ajaran-Nya itu Yesus berkata kepada mereka: "Dengarlah! Ada seorang penabur keluar untuk menabur.

Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga benih itu tidak berbuah. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh dengan subur dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat."Dan Yesus bersabda lagi, "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"

Ketika Yesus sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid menanyakan arti perumpamaan itu. Jawab-Nya, "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menangkap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, biar mereka jangan berbalik dan mendapat ampun."Lalu Yesus berkata kepada mereka, "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain? Penabur itu menaburkan sabda. Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat sabda itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar sabda, lalu datanglah Iblis dan mengambil sabda yang baru ditaburkan di dalam mereka.

Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar sabda itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi sabda itu tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena sabda itu, mereka segera murtad. Dan yang lain, yang ditaburkan di tengah semak duri, ialah yang mendengar sabda itu, tetapi sabda itu lalu dihimpit oleh kekuatiran dunia, tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain sehingga sabda itu tidak berbuah. Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut sabda itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat."

Demikianlah Injil Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                    
Rabu, 29 Januari 2020                                                                                                                       
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Cara Hidup Kita Turut Mempengaruhi Panggilan Hidup Seseorang!                                    Markus 4: 1-20

Saudara-saudari... Hari ini Gereja merayakan Pesta St. Yoseph Freinademetz, misionaris pertama dari Serikat Sabda Allah yang dikenal dengan singkatan SVD (Societas Verbi Divini) yang bekerja di Shantung Selatan Negara China. Sebagai misionaris, ia bekerja sangat tekun dan tidak pernah kembali ke kampung halamannya yaitu Triol Selatan Italia, sampai meninggal di China, 28 Januari 1908. Cara hidupnya sungguh mempengaruhi hidup orang lain. Saya secara pribadi masuk bergabung dalam Serikat Sabda Allah hanya karena tertarik dengan sikap hidup St. Yoseph Freinademetz. Ia yang lemah lembut, sederhana dan tekun menjalankan tugas misionernya walapun banyak kali dicaci maki oleh sekelompok elit yang menganggap bahwa agama Kristen identik dengan kekuatan dari luar yang berbahaya untuk bangsa dan negara. Ia dirampok dan dibabak-belur oleh mereka yang tidak senang dengan beliau tetapi ia tidak pernah lari dari semua tantangan itu. Ia sangat mencintai orang China dan budaya China, sampai-sampai ia sendiri katakan: “Di dalam surga aku mau menjadi orang China.” Karena itu, sewaktu digelar Santu, Yoseph Freinademetz dilengkapi dengan busana China. 

Saudara-saudari... Lewat perumpamaanNya hari ini, Yesus Kristus mau memperkenalkan kepada kita empat tipe manusia dalam menanggapi pewartaanNya. 
1) Ada yang mendengar Sabda Tuhan, tetapi pikiran dan hatinya tidak terbuka untuk mencernah Sabda itu. Hati dan pikirannya ibarat tanah di pinggir jalan di mana bibit yang jatuh langsung disambar dan dimakan burung-burung yang lagi berkeliaran. Benih tidak punya kesempatan untuk menetap dalam tanah. Bagi orang yang punya sikap seperti ini, benih Sabda Tuhan tidak punya tempat dalam hati dan pikirannya. Hati dan pikirannya tidak terbuka untuk menerima Sabda Tuhan.    
2) Ada yang mendengar Sabda Tuhan tetapi tidak ada komitment/tanggungjawab untuk menghidupkan Sabda Tuhan agar bisa tumbuh dan bertahan hidup. Hati dan pikiran orang ini ibarat tanah berbatu di mana tanahnya hanya sedikit, tidak cukup humus sehinga benih Sabda Tuhan yang tumbuh tidak bertahan hidup. 
3) Ada yang sangat senang mendengar Sabda Tuhan tetapi disaat mereka ditantang, dihimpit oleh banyak masalah atau godaan, mereka terlena sampai benih Sabda Tuhan yang sudah tumbuh, diterlantarkan dan tidak diperhatikan, lama-lama mati. 
4) Ada yang menerima Sabda Tuhan dengan senang hati dan menjaga, memelihara dan menghidupinya. Benih Sabda Tuhan diberi kesempatan yang baik untuk mengakar dalam diri, sehingga dengan demikian benih Sabda itu bertumbuh subur. Sabda Tuhan yang sudah mengakar dan hidup dalam diri akan mempengaruhi prilaku orangnya. Kebaikan pribadi itu pasti akan mempengaruhi komunnitas dan masyarakat sekitar. Kebaikan itu adalah buah dari benih Sabda Tuhan yang sudah tumbuh subur dalam dirinya.   Santu Joseph Freinandemetz adalah salah satu dari pribadi - pribadi yang memiliki lahan hati yang subur di mana benih sabda Tuhan bisa bertumbuh subur dan kebaikan hatinya sudah mempengaruhi panggilan hidup orang lain.

Pertanyaan untuk kita: Kita masuk dalam tipe manusia yang bagaiamana? Tipe manusia di pinggir jalan? Berhati batu? Berhati duri? Berhati subur?

Marilah saudara-saudari... Kalau lahan hati kita selalu subur akan benih Sabda Tuhan, bersyukurlah dan mintalah pada Tuhan agar Ia selalu memberkati lahan hati kita agar semakin bertambah subur lagi; Kalau lahan hati kita dikuasai oleh Setan, mintalah Yesus Kristus untuk mengusir Setan itu keluar dari hati kita agar kita pun menjadi manusia baru; Kalau lahan hati kita penuh batu dan rumput berduri, keluarkanlah batu dan basmilah rumput berduri itu lewat Sakramen Pengakuan. Dalam Sakramen itu, Tuhan sendiri akan mengeluarkan batu dan membasmi rumput berduri itu sehingga lahan hati kita pun menjadi tempat yang subur dan bersih bagi benih Sabda Tuhan.

Bersama St. Joseph Freinademetz dan Bunda Maria kita berdoa: Tuhan berilah kami kekuatan dan kesabaran agar kami sanggup menjaga, merawat dan menghidupkan benih Sabda-MU agar dengan demikian Sabda-Mu bisa menghasilkan buah berlimpah. Dalam nama Kristus, kami berdoa. Amin.

Senin, 27 Januari 2020

Siro Selasa, 28 January 2020

Bacaan Liturgi 

Hari Biasa, Pekan Biasa III
PW S. Tomas dari Aquino, Imam dan Pujangga Gereja

Bacaan Injil
Mrk 3:31-35

Barangsiapa melaksanakan kehendak Allah, dialah saudara-Ku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Sekali peristiwa datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus ke tempat Ia sedang mengajar. Mereka berdiri di luar, lalu menyuruh orang memanggil Yesus. Waktu itu ada orang banyak duduk mengelilingi Dia; mereka berkata kepada Yesus, "Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau."Jawab Yesus kepada mereka, "Siapa ibu-Ku? Siapa saudara-saudara-Ku?" Yesus memandang orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu, lalu berkata, "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."

Demikianlah Injil Tuhan.
====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                  
Selasa, 28 Januari 2020                                                                                                                              RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Ikutilah Dan Laksanakanlah Kehendak Tuhan!
Markus 3: 31-35

Sauara-saudari… Hari ini kita merayakan Pesta Santo Thomas Aquinas, seorang pujangga gereja. Sesudah belajar ilmu filsafat dan teologi, ia memanfaatkan ilmunya untuk membela kebenaran, yang kita sebut ilmu Ketuhanan. Ilmunya, ilmu ketuhanan, masih diajarkan di seminari Tinggi agar para seminaris bisa menggunakan argumentasi St. Thomas Aquinas untuk menjelaskan adanya Tuhan. 

Dalam hidup bermasyarakat, kita pun selalu mengharapkan agar mereka yang sudah belajar banyak, membagikan ilmunya dengan mereka yang tidak diberi kesempatan untuk belajar agar ilmunya membawa dampak positip bagi sesama. 

Pertanyaan untuk kita: Pernahkah kita membagi secara gratis ilmu dan pengalaman hidup kita kepada sesama kita?  Kapan kita dengan penuh semangat membagi ilmu yang kita pelajari kepada sesama kita? Dalam keluarga: pernahkah kita menceriterakan kepada keluarga tentang keahlian/ilmu yang kita geluti? Tahukah anak kita akan keahlian kita? Bagaimana perasaan kita sesudah kita membagi keahlian kita secara gratis kepada sesama? 

Saudara-saudari…. Injil hari ini menceriterakan kepada kita, bahwa ibu dan saudara-saudara Yesus datang kepadanya. Orang memanggil Yesus katanya: “Lihat, ibu dan saudara-saudaraMu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau.” Jawab Yesus kepadanya: “Siapa ibu-ku dan siapa saudara-saudara-Ku? Ia melihat orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya dan berkata: “Inilah ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Barangsiapa melakukan kehendak Allah, Dialah saudara-ku laki-laki, dialah saudaraku perempuan, dialah ibu-Ku.”

Saudara-saudari… Lewat pernyataan ini, Yesus mau mengingatkan para pengikutNya, bahwa barangsiapa yang mengikuti dan melakukan kehendak-Nya, maka dia layak disebut saudara-saudariNya. Menjadi saudara-saudari Kristus tidak semata-mata harus terikat pada hubungan darah. Lewat Injil hari ini, Yesus sudah dengan tegas dan secara terbuka membuka pintu hatinya untuk menerima siapa saja yang berkehendak baik dan siap mengikuti dan melakukan kehendakNya. Dan mereka-mereka itu sudah dianggapnya saudara-saudari dan ibunya. Bagi Yesus keluarganya tidak hanya terbatas pada relasi hubungan darah, tetapi lebih dari itu, yaitu barangsiapa yang bekerjasama dengan Dia dalam rangka menyelamatkan orang. 

Pertanyaan untuk kita: Sebagai saudara laki-laki dari Yesus Kristus: apakah kita selalu siap membela dan menjaga Yesus Kristus dalam hidup kita dan selalu bekerjasama dengan Dia untuk menyelamatkan manusia? Sebagai saudara perempuan Yesus Kristus: Apakah kita selalu mencintai dan melayani Yesus Kristus dalam kehidupan harian kita dan siap melayani sesama agar mereka boleh alami keselamatan? Sebagai ibu Yesus Kristus: apakah kita selalu merawat, memperhatikan dan mengayomi Yesus Kristus dan bersama Kristus merangkul orang yang menjauh dari Kristus agar boleh alami keselamatn? 

Marilah saudara-saudari.... Ikutilah dan laksanakanlah kehendak Tuhan agar kita pun layak disebut ibu, saudara dan saudari Yesus Kristus yang setia. 

Kita memohon St. Thomas Aquinas dan Bunda Maria untuk mendoakan kita.  Amin.

Minggu, 26 Januari 2020

Siro Senin, 27 January 2020

Bacaan Liturgi 

Hari Biasa, Pekan Biasa III
PF S. Angela Merici, Perawan

Bacaan Injil Mrk 3:22-30

Kesudahan setan telah tiba.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu hari datanglah ahli-ahli Taurat dari Yerusalem, dan berkata tentang Yesus, "Ia kerasukan Beelzebul!" Ada juga yang berkata, "Dengan penghulu setan Ia mengusir setan."Maka Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan, "Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis? Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri, kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, malahan sudahlah tamatlah riwayatnya!
Camkanlah, Tidak seorang pun dapat memasuki rumah seorang yang kuat, untuk merampas harta bendanya, kecuali kalau ia mengikat lebih dahulu orang kuat itu. Lalu barulah ia dapat merampok rumah itu. Aku berkata kepadamu: Sungguh, semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan.

Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun untuk selama-lamanya, sebab dosa yang dilakukannya adalah dosa kekal."

Yesus berkata demikian karena mereka bilangbahwa Ia kerasukan roh jahat.

Demikianlah Injil Tuhan.
=== ====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                        Senin, 27 Januari 2020                                                                                                                              RP Fredy Jehadin,SVD


Tema:  Pemimpin Yang Baik Adalah Pemimpin Yang Berkata Benar Dan Menyelamatkan Sesama!
Markus 3: 22 - 30

Saudara-saudari… Seorang pemuda, sebut saja namanya Peter, sungguh sangat menyesal karena di saat Pemilihan Gubernur, Peter hanya mengikuti omongan orang dan tidak tahu bagaimana kerja dan tanggungjawab jagoannya nanti kalau menang dalam pemilihan. Di saat terjadi bencana di wilayah-nya, Peter sungguh kecewa karena Gubenurnya tidak tahu apa yang harus dibuat agar bencana yang terjadi di wilayah kekuasaannya dapat ditangani dengan baik dan korban jiwa tidak harus terjadi. Sungguh sangat disesalkan, karena bencara mendatangkan banyak orban, termasuk jiwa manusia, padahal bisa ditanggulangi dengan baik kalau perlengkapan yang sudah disiapkan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Peter melihat bahwa pemimpin yang dijagokannya itu bukanlah pemimpin yang baik, hebat dan menyelamatkan, tetapi pemimpin yang hanya tahu merangkai kata-kata yang bagus tetapi tidak dijabarkannya dalam kehidupan nyata. 

Saudara-saudari… Hari ini kita dihadapkan dengan dua macam tipe kepemimpinan. Pemimpin yang satu diwakili oleh ahli-ahli Taurat, selalu menggunakan kaca mata negatip melihat gerak-gerik orang lain dan menghakiminya secara negatip. Mereka menabur isu-isu negatip tentang orang lain, mempengaruhi pikiran orang agar tidak memilih orang lain itu. Dasar penilaian mereka adalah pada kecemburuan dan takut kehilangan pengikut. Bukan kebenaran yang dipromosikan tetapi kebohongan; bukan keselamatan yang mau diraih, tetapi kehancuran. Tetapi Pemimpin yang kedua, yang diwakili oleh Yesus Kristus, adalah Pemimpin yang selalu jujur, selalu promosikan keselamatan dan kedamaian bagi para pendengar. Pemimpin yang rendah hati dan selalu membimbing para pengikutinya ke jalan yang benar agar selamat. 

Saudara-saudari… Yesus Kristus adalah Tuhan yang penuh dengan kuasa, punya autoriti tersendiri, tetapi dianggap oleh ahli – ahli Taurat sebagai pribadi yang tidak punya kuasa, bahwa kuasanya berasal dari penghulu setan. Kata ahli-ahli Taurat dalam Injil hari ini adalah: “Dengan penghulu setan Ia mengusir setan!” Sungguh satu pernyataan yang bertentangan dengan kodrat Yesus Kristus. Apa yang dikatakan oleh ahli-ahli Taurat ini sama sekali tidak benar. Mereka hanya menyebar berita bohong bagi para pendengar. 
Tetapi Sebagai pemimpin yang benar dan punya kuasa, Yesus Kristus dengan tenang menjawab mereka: “Bagaimana iblis dapat mengusir iblis?” Satu jawaban telak, yang mengundang para pendengar untuk berpikir secara kristis. Kemudian Yesus Kristus menambahkan lagi: “Kalau satu kerajaan terpecah-pecah, maka kerajaan itu tidak dapat bertahan.” Yesus memberi satu pernyataan yang sungguh nyata dalam masyarakat, bahwa kalau satu kerajaan terpecah-pecah maka kerajaan itu sudah hancur.  Dengan menyampaikan pernyataan-pernyataan itu, Yesus secara tidak langsung mau menjelaskan, bahwa dirinya adalah Anak Allah, yang punya kuasa atas dunia dengan segala isinya. Dia adalah pemimpin yang benar dan selalu mau menyelamatkan orang yang dituntunnya. 

Marilah saudara-saudari… Kita berdoa semoga Tuhan selalu menggerakkan hati dan pikiran kita, agar selalu mengikuti gaya dan sikap kepemimpinan Kristus, yang selalu berkata benar dan membimbing orang di jalan yang benar agar boleh tiba dengan selamat di tempat yang sudah disiapkan Tuhan bagi kita. 

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Siro Minggu, 26 January 2020

Bacaan Liturgi 

Hari Minggu Biasa III

Bacaan Injil
Mat 4:12-23

Yesus diam di Kapernaum 
supaya genaplah firman yang disampaikan oleh Nabi Yesaya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Ketika mendengar bahwa Yohanes Pembaptis telah ditangkap, 
Yesus menyingkir ke Galilea.
Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, 
di daerah Zebulon dan Naftali. 
Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya:
   Tanah Zebulon dan tanah Naftali, 
   jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, 
   wilayah bangsa-bangsa lain; 
   bangsa yang diam dalam kegelapan, 
   telah melihat Terang yang besar 
   dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, 
   telah terbit Terang.
Sejak waktu itu Yesus memberitakan, 
"Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat."
Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, 
Ia melihat dua orang bersaudara, 
yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas saudaranya. 
Mereka sedang menebarkan jala di danau, 
sebab mereka penjala ikan.
Yesus berkata kepada mereka, 
"Mari, ikutlah Aku, 
dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
Mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Yesus. 
Setelah pergi dari sana, Yesus melihat pula dua orang bersaudara, 
yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, 
bersama ayah mereka, Zebedeus; 
mereka sedang membereskan jala di dalam perahu. 
Yesus memanggil mereka, 
dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, 
lalu mengikuti Yesus. 
Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; 
Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat 
dan memberitakan Injil Kerajaan Allah 
serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan 
di antara bangsa itu.

Demikianlah Injil Tuhan.

ATAU BACAAN SINGKAT:

Mat 4:12-17
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Ketika mendengar bahwa Yohanes Pembaptis telah ditangkap, Yesus menyingkir ke Galilea. Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau,  di daerah Zebulon dan Naftali. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain; bangsa yang diam dalam kegelapan,  telah melihat Terang yang besar  dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang. Sejak waktu itu Yesus memberitakan, "Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat."

Demikianlah sabda Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                 
Minggu, 26 Januari 2020                                                                                                                 
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Berbahagialah Orang Kecil Karena Tuhan Melawati Mereka!
Matius 4: 12-23

Saudara-saudari…. Injil hari ini menceriterakan kepada kita bahwa kedatangan Kristus bukan hanya untuk umat pilihanNya tetapi untuk semua bangsa di bawa kolong langit. Ia lahir di Betlehem, kota kecil, kemudian memulai pewartaannya di Galilea, daerah pinggiran berbatasan dengan wilayah bangsa-bangsa lain. Untuk menemani Dia dalam karya pewartaan, Ia memanggil para muridNya. Para murid-Nya bukanlah orang-orang hebat, yang sudah menempuh studi tinggi, tetapi orang-orang sederhana, tetapi sangat komited. 

Injil hari ini mengingatkan kita akan status kita sendiri. Kita semua punya latarbelakang yang berbeda-beda dan tempat kita tinggal pun berbeda-beda. Ada yang tinggal di kota, ada yang tinggal di desa jauh dari keramaian; ada yang berpendidikan tinggi, ada yang mungkin tamatan sekolah dasar; ada yang berpendapatan tinggi, ada yang hidupnya pas-pasan. Tetapi yang sangat menarik bahwa kita semua dicintai oleh orang yang sama, yaitu Yesus Kristus. Kita semua pada hari ini dilawati, dikunjungi oleh Yesus Kristus. Berbahagialah kita karena pada hari ini kita dikunjungi oleh Yesus Kristus. Mungkin pada hari yang sama ini, Yesus melakukan hal yang sama seperti yang dilakukannya pada orang-orang di Galilea pada 2000an tahun yang lalu, yaitu menyembuhkan dan meleyapkan penyakit-penyakit dalam diri mereka yang dijamahnya. Percayalah selalu padaNya, berilah diri kita padaNya dan biarkanlah diri kita dijamahNya. 

Saudara-saudari… Hari ini, Dia juga mengajak kita untuk bertobat. Bertobat dari cara hidup lama kepada cara hidup baru. Ikutilah ajaran dan hukum Yesus Kristus, yaitu hukum cinta kasih. Mengikuti hukum Yesus Kristus dengan sepenuh hati akan selalu mendatangkan kedamaian dan sukacita.

Marilah saudara-saudari…. Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan, Engkaulah terang sejati dalam hidup dan pelayanan kami, jauhkanlah kami dari belenggu kekuasaan, semoga kami setia untuk mengusahakan keselamatan sesama seperti Engkau sendiri sudah melakukannya untuk kami. Engkaulah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amen.

Siro Sabtu, 25 January 2020

Bacaan Liturgi 

Pesta Bertobatnya S. Paulus, Rasul

Bacaan Injil
Mrk 16:15-18

Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Sekali peristiwa Yesus yang bangkit dari antara orang mati menampakkan diri kepada ke sebelas murid, dan berkata kepada mereka, "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."

Demikianlah Injil Tuhan.
====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   
Sabtu, 25 Januari 2020                                                                                                                          
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Celakalah kita kalau tidak mewartakan Injil Tuhan!                                           

Markus 16: 15-18

Saudara-saudari... “Celakalah aku kalau tidak mewartakan Injil Tuhan.”  Itulah pernyataan St. Paulus. Pernyataan ini keluar dari kesadarannya akan isi pertobatannya. Sewaktu ia ditangkap oleh Yesus Kristus dalam perjalanannya ke Damsyik, ia terkapar ke tanah dan mendengar suatu suara yang berkata: “Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Jawab Paulus: “Siapakah Engkau, Tuhan?” Katanya: “Akulah Yesus, orang Nasaret, yang kauaniaya itu.” Lalu Paulus berkata: “Tuhan, apakah yang harus kuperbuat?” Kata Tuhan kepadanya: “Bangkitlah dan pergilah ke Damsyik. Di sana akan kuberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu.” Paulus dituntun ke Damsyik dan bertemu Ananias. Ananias membuka matanya dan menyampaikan pesan kepadanya: “Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendakNya, untuk melihat Yang Benar dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulutNya. Sebab engkau harus menjadi saksiNya terhadap semua orang tentang apa yang kau lihat dan yang kaudengar.”
Itulah pengalaman iman yang sangat nyata dari Paulus, sungguh sangat luar biasa. Paulus ke Damsyik untuk menangkap para pengikut Yesus Kristus, tetapi Tuhan menangkapnya di tengah jalan. Ia yang punya keinginan jahat untuk membunuh, kini Tuhan sendiri merubah rencananya menjadi pewarta perdamaian, pewarta kabar gembira. Satu bukti bahwa rancangan manusia tidak sejalan dengan rancangan Tuhan. Pikiran Allah selalu melampau pikiran manusia. Allah membuat segala sesuatu menjadi baik. Yang jahat dijadikan bertobat dan berbalik menjadi saksi kebenaran dan pewarta kabar gembira bagi banyak orang. 
Pesan Tuhan yang disampaikan lewat Ananias diterima Paulus dengan penuh iman, dihayatinya dengan setia dan dijalankannya dengan penuh tanggungjawab. Karena itu setiap hari ia mewartakan kabar gembira. Apa pun situasi yang dihadapinya, ia terima dengan penuh iman. Kalau ia tidak melaksanakan tugasnya, ia melihat hal itu sebagai satu malapetaka baginya. Karena itu kepada jematnya di Korintus, Paulus berkata: “Celakalah aku kalau tidak mewartakan Injil Tuhan.”  

Tugas perutusan yang disampaikan Yesus Kristus kepada para muridNya adalah:   “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan”. Tugas perutuan ini diterima Paulus sebagai satu amanat yang harus dijalankannya dengan penuh tanggungjawab. Karena itu Paulus keluar dari wilayahnya sendiri menuju wilayah yang lain yang tidak pernah dikunjungi Yesus selama hidupNya di dunia ini. Paulus dikenal sebagai Rasul misionaris untuk orang-orang kafir yang tidak mengenal Allah. 

Saudara-saudari... Sebagai anggota Gereja yang sah, yang sudah dikukuhkan oleh Sakramen Permandian dan Penguatan, kita masing-masing sudah diperhitungkan Allah dan ditangkapNya untuk menjadi pewarta kabar gembira di mana saja kita hidup dan berkarya. 

Pertanyaan utnuk kita: apakah kita selalu sadar akan tugas dan tanggungjawab kita sebagai pewarta kabar gembira? Sebagai orangtua: apakah kita selalu mengajak anak kita untuk duduk berdoa dan membaca kitab suci? Sebagai anak-anak dalam keluarga: apakah kita menghormati dan mentaati orangtua kita sebagai bukti cinta kita kepada mereka? Sebagai tetangga: apakah kita selalu menyapa satu sama lain atau mengunjungi sesama di saat tetangga kita alami kesulitan, tanpa memandang latar-belakang: suku, agama dan status social mereka? Kalau kita selalu menjalankan semuanya itu, itu berarti kita sudah menjadi pewarta kabar sukacita bagi sesama kita dengan cara kita. Kalau tidak ...maka marilah kita memulai, kita masih diberi kesempatan.

Kita berdoa semoga perayaan Pesta Pertobatan St. Paulus menjadi kesempatan yang baik bagi kita untuk kembali melihat tugas dan tanggunjawab kita sebagai anggota gereja yang sah. Dan semoga Tuhan selalu memberi kita keberanian untuk mewartakan kabar-sukacita dengan cara kita. Semoga bersama Paulus, kita pun boleh berkata: celakalah kami kalau tidak mewartakan Injil Tuhan. 

Kita memohon St.  Paulus dan Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin.

Kamis, 23 Januari 2020

Siro Jumat, 24 January 2020

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa II
PW S. Fransiskus dari Sales, Uskup dan Pujangga Gereja

Bacaan Injil
Mrk 3:13-19

Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya  untuk menyertai Dia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu hari Yesus naik ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan mereka pun datang kepada-Nya. Ia menetapkan dua belas rasul untuk menyertai Dia, untuk diutus-Nya memberitakan Injil, dan untuk menerima dari Dia kuasa mengusir setan. Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudaranya, yang keduanya Ia diberi nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh; selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot, dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia.

Demikianlah Injil Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                
Jumat, 24 Januari 2020                                                                                                                   
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Wujudnyatakan Sumpah Kita Dalam Karya Pelayanan!
                                     
Markus 3: 13 – 19

Saudara-saudari... Hari ini kita mendengar Yesus Kristus memilih kedua belas muridnya untuk menjadi Rasul. Menjadi orang dalam, yang selalu ada bersama Dia; belajar secara langsung dari padaNya dan siap diutus untuk meneruskan karya keselamatanNya. Sebelum memilih keduabelas RasulNya, Ia ke gunung berdoa di sana. 

Dalam Perjanjian Lama, Gunung adalah tempat pertemuan Tuhan dan manusia.  Yesus Kristus mau berkonsultasi dengan BapaNya, mendengar apa kehendak BapaNya. Sesudah Yesus Kristus memilih keduabelas Rasul itu, sejak saat itu mereka selalu bersama-sama Yesus. Mereka belajar dari Yesus tentang rahasia kerajaan Allah; mereka juga belajar tentang suka duka menjadi pengikut Yesus Kristus. Yesus Kristus sendiri sudah memberi contoh nyata apa artinya menjadi Saksi Allah dalam dunia ini dan apa artinya mencintai Allah dan mengikuti kehendak Allah. Yesus Kristus sudah menjalankan semuanya. Sekarang para rasul dan muridNya, juga ditantang untuk menjalankan kesaksiaan yang sama. Sumpah jabatan sebagai anak – anak Allah yang sudah kita janjikan pada waktu kita menerima sakramen permandian, Krisma, perkawinan atau imamat atau sumpah kebiaraan, harus kita wujudnyatakan dalam tugas pelayanan kita.  Tuhan yang melihat dan mendengarkan, selalu ada di samping kita kapan dan di mana saja kita berada. Tuhan tidak pikun menurut kata-kata Pak Ahok. Tuhan selalu sempurna untuk selama-lamanya. 

Cara kerja Yesus Kristus pun sangat menarik hati semua orang. Ia merangkul semua orang; berkata jujur dan benar. Kepada muridNya, Yesus tidak mengajarkan untuk menggunakan kekerasan dalam misi perutusan, sebaliknya promosikan hukum cinta kasih. Yesus tidak menjanjikan yang muluk-muluk, sebaliknya mengingatkan para pengikutnya untuk siap memikul salib. Dia juga sudah ingatkan para pengikutNya bahwa Ia akan menyertai mereka sampai pada akhir zaman. 

Pertanyaan untuk kita, sebagai pengikut Kristus, apakah kita sungguh berusaha untuk menggunakan cara-cara yang baik, menarik, inspiratip dan benar dalam mewartakan kabar gembira kepada sesama? Pernahkah kita tergoda untuk menggunakan cara kekerasan dan intimidasi dalam upaya mencapai tujuan kita?  
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan  kalau kita selalu mengikuti cara Yesus Kristus. Tetapi kalau kita sering ikuti cara kita sendiri, yang mungkin tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, maka marilah kita mohon ampun dari Tuhan dan serahkan diri kita kepadaNya dan kembali membaharui janji utnuk mengikuti cara kerja Yesus Kristus.

Kita berdoa, semoga Tuhan tetap mengetuk hati dan pikiran kita kapan dan di mana saja agar kita selalu sadar akan status kita sebagai pengikut Kristus dan mengikuti tingkah-laku dan cara Beliau dalam tugas perutusan kita.

Kita mohon Bunda Maria untuk mendoakan kita.  Amin

Rabu, 22 Januari 2020

Siro Kamis, 23 January 2020

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa II

Bacaan Injil
Mrk 3:7-12

Roh-roh jahat berteriak, "Engkaulah Anak Allah."  Tetapi dengan keras Yesus melarang memberitahukan siapa Dia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Sekali peristiwa,Yesus menyingkir ke Danau Galilea dengan murid-murid-Nya, dan banyak orang dari Galilea mengikuti- Dia. Juga dari Yudea, dari Yerusalem, dari Idumea, dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus serta Sidon  datanglah banyak orang kepada-Nya, sesudah mereka mendengar segala yang dilakukan-Nya. Karena orang banyak itu, Yesus menyuruh murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu bagi-Nya jangan sampai Dia terhimpit oleh mereka. Sebab Yesus menyembuhkan banyak orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desak ingin dijamah oleh-Nya. Bilamana roh-roh jahat melihat Yesus, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak,"Engkaulah Anak Allah!"Tetapi dengan keras Yesus melarang mereka memberitahukan siapa Dia.

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                
Kamis, 23 Januari 2020                                                                                                                        
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Bersabarlah Dan Tekunlah Dalam Menjalankan Karya Amal!
Markus 3: 7 – 12

Saudara-saudari... Pada suatu sore, seorang ibu datang menceriterakan pengalaman suka-dukanya kepada saya. Katanya: “Pater, saya harus bagaimana? Setiap kali saya melakukan perbuatan amal -  pergi mengunjungi orang sakit; memberi sedikit bantuan kepada orang yang tidak punya makan dan pakaian -  ada beberapa ibu yang selalu mencibirkan bibirnya dan berkata: “Lihat, ia mau menarik perhatian orang!’  padahal saya sama sekali tidak punya satu intensi buruk dalam melayani mereka. Kadang saya merasa jengkel dengan ibu-ibu itu. Menurut Pater, apakah saya harus stop melayani atau tetap melayani? ”

Saya diam sejenak merenungkan situasi hidup sang ibu ini. Di pihak lain ia sangat rindu mau membantu sesama, tetapi di pihak lain, beberapa ibu mencibirkan bibir dan menganggap pelayanannya sekedar menarik perhatian orang lain. 
Sebagai jawaban, saya meminta dia untuk merenungkan apa yang dikatakan Yesus Kristus sendiri. Saya bertanya padanya: “Bagaimana pikiran ibu sewaktu Yesus katakan: ‘Barangsiapa yang melayani orang yang paling sederhana ini, ia melayani Aku?’  Dengan spontan ia katakan: “Justru itu yang selalu ada dalam pikiran dan hatiku. Saya sangat merasakan bahwa Yesus menangis dalam diri orang miskin. Tetapi komentar negatip dari beberapa ibu itu sungguh mengganggu pikiran dan perasaan saya! Kemudian saya menantang dia:  “Mana yang lebih baik dan sangat bermanfaat dalam hidup: Melayani orang yang sangat membutuhkan bantuan kita atau tidak melayani hanya karena merasa terganggu dengan komentar orang?”  Ibu menjawab: “Melayani orang lain!” Kalau menurut ibu itu pikiran yang baik: apa rencana ibu mulai saat ini dan selanjutnya? Dengan polos ia katakana: “Mulai sekarang saya tidak mau peduli dengan komentar orang. Yang saya mau buat adalah layani yang miskin.” 

Saudara-saudari... Apa yang dialami oleh ibu dalam ceritera tadi sesungguhnya selalu hidup bersama manusia dari zaman ke zaman. 

Raja Saul, dalam bacaan pertama hari ini, merasa sangat cemburu kepada Daud karena keberhasilannya, dan berencana mau membunuhnya. Alkitab katakan: “roh jahat berkuasa atas Saul, sehingga ia kerasukan” (1 Samuel 18:10). Karena roh jahat itulah, Saul selalu berkeinginan untuk menghilangkan atau membunuh Daud, yang sudah berhasil membantunya. Barangsiapa yang dikuasai roh jahat, ia selalu mau melawan kehendak Tuhan lewat perbuatan baik dari mereka yang selalu setia pada perintah Tuhan. 

Saudara-saudari... Hari ini, kita dengar bahwa Yesus menyembuhkan banyak orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desakan kepadaNya, hendak menjamah Dia. Ia mengusir roh jahat. Injil katakan: “Bilamana roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapanNya.” 
Sebagai pengikut Kristus, kita harus rajin-rajin berdoa agar kita selalu tekun dalam iman. Kita berdoa untuk mereka yang sakit. Kita teruskan karya keselamatan Yesus Kristus, lewat melayani orang sakit, berdoa mohon kesembuhan orang sakit dan mengusir setan dari mereka yang dirasuki roh jahat. Kalau kita sudah dikarunia Tuhan kekuatan untuk menyembuhkan sesama silahkan meneruskan karunia itu. Tuhan memberi kita karunia itu secara gratis, karena itu, berikanlah karunia itu juga secara gratis. 
Kalau ada yang mencibirkan bibir karena Tuhan bekerja dalam diri kita dan mereka yang kita layani alami kesembuhan, terimalah cibiran itu dengan sikap positip. Bukan kepada kita cibiran itu ditujukan, tetapi kepada Dia yang bekerja dalam diri kita. Karena bukan kita yang menyembuhkan orang yang kita bantu, tetapi Tuhan yang ada dalam diri kitalah yang menyembuhkannya. Karena itu. bersabarlah dan tekunlah dalam menjalankan karya amal. Tuhan, yang bekerja dalam diri kita, akan selalu menguatkan kita.  

Kita berdoa, semoga Tuhan selalu beri kita kesabaran dan ketekunan agar kita tetap setia menjalankan tugas pelayanannya dengan penuh tanggungjawab.

Kita mohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin.

Siro Rabu,22 January 2020

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa II
PF S. Vinsensius, Diakon dan Martir

Bacaan Injil
Mrk 3:1-6

Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuhnya?
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus: 

Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu, "Mari, berdirilah di tengah!"Kemudian kata-Nya kepada mereka, "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja. Yesus jengkel karena kedegilan mereka! Dengan marah Ia memandang sekeliling, lalu berkata kepada orang tadi,"Ulurkanlah tanganmu!" Ia pun mengulurkan tangannya, maka sembuhlah seketika. Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                    
Rabu, 22 Januari 2020                                                                                                                      
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Gunakanlah Standard Tuhan dalam kegiatan harian kita!

 Markus 3: 1 – 6

Saudara-saudari.... Bacaan pertama hari ini, yang diambil dari Kitab Pertama Samuel 17:32-33,37,40-51, menceriterakan kehebatan Daud yang bisa mengalahkan Goliat  yang besar, tinggi lengkap dengan perlengkapan perang: pedang, tombak dan lembing, sementara Daud hanya mengandalkan Tuhan dan umban sebagai perlengkapan perangnya. Goliat dengan sombongnya katakan kepada Daud: “Anjingkah aku, maka engkau datang dengan tongkat? Hadapilah aku, maka aku akan memberikan dagingmu kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang di padang.”  Lalu Daud menjawab: “Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama Tuhan semensta alam, Allah segala barisan Israel yang kau tantang itu. Hari ini juga Tuhan akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu.” 
Apa yang dikatakan oleh Daud sesungguhnya terjadi.  Goliat jatuh tersungkur dan kepalanya dipenggal oleh Daud. 
Kalau kita amat tingkah laku keduanya: Goliat dengan sombong mengandalkan kekuatan dirinya; Dirinya dilihat sebagai sumber kekuatannya; sementara Daud, ia mengandalkan Tuhan. Ia berperang atas nama Tuhan. Tuhan adalah sumber kekuatannya. Dirinya hanya sarana Tuhan. Tuhan bekerja dalam dirinya.

Saudara-saudari..... Injil hari ini kembali mengingatkan kita bahwa hari Sabat adalah untuk manusia, bukannya manusia untuk hari Sabat. Kemarin kita sudah mendengar bahwa Yesus membiarkan murid-Nya memetik dan memakan jagung pada hari Sabat karena mereka sungguh lapar. Kelaparan kalau dibiarkan pasti akan mendatangkan malapetaka bagi manusia yang mengalaminya. Karena itu, kebutuhan hakikinya, yaitu kebutuhan tubuhnya harus dipenuhi. Makanan adalah kebutuhan tubuh manusia. 
Hari ini, Yesus menyembuhkan orang sakit dalam Rumah Tuhan pada hari Sabat. Reaksi orang Farisi dan ahli-ahli Taurat tetap negatip. Mereka tetap menganggap bahwa apa yang diperbuat oleh Yesus Kristus sesungguhnya melawan hukum Tuhan. Tetapi menurut Yesus, apa yang dibuatNya sesungguhnya sebagai perwujudan cinta Tuhan. Kesehatan adalah kebutuhan hakiki manusia. Kalau manusia mengalami sakit, ia harus disembuhkan agar ia boleh menjalankan tugas yang sudah dipercayakan Tuhan kepadanya. Kesembuhan adalah kebutuhan hakiki manusia. Apa yang dibuat Yesus sesungguhnya adalah ungkapan cinta Tuhan. Yesus Kristus, pada dasarnya selalu menggunakan standart Tuhan dalam kegiatan hariannya.

Saudara-saudari... Hari Sabat adalah hari Tuhan. Setiap orang yang ikut merayakan hari Sabat/Tuhan sangat diharapkan untuk meneruskan cinta Tuhan kepada sesama yang menderita. Hari Tuhan adalah satu kesempatan yang sangat baik bagi orang yang percaya kepada Tuhan untuk mewujudkan imannya dan wartakaan kebahagiaan kepada sesama sesudah ia mengikuti perayaan hari Sabat/Tuhan. Pada hari Sabat/Tuhan bukanlah kesempatan untuk mengabaikan orang sakit dan yang lapar; bukanlah kesempatan untuk mengutuk orang yang bersalah, sebaliknya kesempatan untuk membangkitkan semangat mereka yang lesuh dan kepastian untuk mereka yang bingung; kegembiraan bagi mereka yang sedih; kekuatan bagi mereka yang lemah.

Marilah saudara-saudari... Gunakanlah standard Tuhan dalam kegiatan harian kita. Kalau kita selalu menggunakan kaca mata Tuhan untuk melihat segala sesuatu dalam hidup kita, maka pasti semuanya akan baik dan mereka yang hidup bersama kita pun akan merasakan kuasa Tuhan keluar dari diri kita.
  
Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan kuatkanlah iman kami dan semoga kami selalu berpegang teguh padaMu dan membiarkan Engkau bekerja dalam diri kami kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.  Amin.

Senin, 20 Januari 2020

Siro Selasa, 21 January 2010

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa II
PW S. Agnes, Perawan dan Martir

Bacaan Injil
Mrk 2:23-28

Hari Sabat diadakan untuk manusia, dan bukan manusia untuk hari Sabat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum. Maka kata orang-orang Farisi kepada Yesus, "Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"Jawab Yesus kepada mereka, "Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengiringnya kekurangan dan kelaparan? Tidakkah ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Agung lalu makan roti sajian - yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam - dan memberikannya juga kepada pengikut-pengikutnya?"Lalu kata Yesus kepada mereka, "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah Tuhan, juga atas hari Sabat."

Demikianlah Injil Tuhan.

=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                  
Selasa, 21 Januari 2020                                                                                                                         
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Kebutuhan Hakiki Manusia Lebih Utama Daripada Hukum Dan Peraturan!
                                                                                                                                        
Markus 2: 23 – 28

Saudara-saudari... Hari ini orang Farisi marah besar karena murid Yesus memetik bulir gandum pada hari Sabat. Kata mereka kepada Yesus: “Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?”  
Orang Farisi menggunakan hukum Sepuluh Perintah Tuhan sebagai dasar alasan mengapa mereka memarahi para murid Yesus Kristus. Menurut Sepuluh Perintah Tuhan: “Pada hari ketujuh, adalah hari Sabat Tuhan, maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anak laki-laki atau anak perempuan, atau hambamu laki-laki atau hamba perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh, itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya.” Keluaran 20: 10-11. 

Saudara-saudari... Benar bahwa pada hari Tuhan, kita harus memuji dan memuliakan Tuhan. Hari khusus di mana kita pusatkan perhatian kita pada Tuhan; mengingat segala kebaikan dan cinta Tuhan.  Pertanyaan kita: Apa sesungguhnya arti dari memuji dan memuliakan Tuhan? Apakah memuji dan memuliakan Tuhan hanya lewat kata-kata saja? Apakah expresi cinta yang tulus kepada sesama lewat perbuatan amal pada hari Tuhan, bukan merupakan bentuk expresi cinta kita kepada Tuhan? Apa arti dari pujian dan lagu –lagu yang indah yang kita lambungkan pada hari Tuhan, sementara orang yang menderita di depan mata kita, kita abaikan? Orang Farisi sesungguhnya menafsirkan perintah Tuhan secara harafiah. 

Yesus Kristus, yang adalah Tuhan, menjernihkan maksud perintah Tuhan. Hari ini Yesus Kristus kembali mengingatkan orang Farisi apa yang terjadi pada zaman Daud, di mana Daud meminta imam Abyatar, Imam Besar untuk mengambil roti sajian dalam Rumah Allah dan memberikannya kepada pengikut Daud karena mereka sangat kelaparan. Imam Abyatar memberikannya. Itu berarti selalu ada pengecualian. Hukum cinta kasih selalu diutamakan; kebutuhan hakiki manusia selalu diprioritaskan; keselamatan manusia selalu diutamakan dari pada hukum dan peraturan yang lain. Yesus yang adalah Allah dengan tegas katakan: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat; jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.” Itu berarti aturan pada hari Sabat tidak boleh menghalangi manusia untuk melakukan kebajikan bagi sesama. Yesus menghendaki agar semua aturan yang diadakan selalu berdimensi social, untuk kebaikan dan damai sejahtera. Di atas semuanya, keselamatan manusia lebih diutamakan dari pada aturan itu sendiri. Hukum dan aturan hanyalah sarana bagi manusia dalam menemukan kedamaian dan kebahagiaan. Hari sabat sama sekali tidak punya maksud untuk menyengsarakan manusia, juga tdk bermaksud membuat manusia menderita. 

Marilah saudara-saudari....Ikutilah cara hidup Yesus. Utamakan keselamatan sesama dari pada peraturan dan hukum. 

Bersama St. Agnes dan Bunda Maria kita berdoa: Tuhan sadarkanlah kami untuk selalu menggunakan kaca mata Yesus Kristus dalam kehidupan harian kami agar kami selalu sanggup memprioritaskan kebutuhan hakiki manusia dari pada hukum dan peraturan manusia. Dalam nama Kristus, kami berdoa. Amin

Siro Senin, 20 January 2020

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa II
PF S. Sebastianus, Martir
PF S. Fabianus, Paus dan Martir

Bacaan Injil
Mrk 2:18-22

Pengantin itu sedang bersama mereka.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Waktu itu
murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, Pada suatu hari datanglah orang kepada Yesus dan berkata,"Murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, mengapa murid-murid-Mu tidak?"Jawab Yesus kepada mereka "Dapatkah sahabat-sahabat pengantin pria berpuasa selagi pengantin itu bersama mereka? Selama pengantin itu ada bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang pengantin itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian, kain penambal itu akan mencabiknya; yang baru mencabik yang tua, sehingga makin besarlah koyaknya. Demikian juga tak seorang pun mengisikan anggur baru ke dalam kantong kulit yang sudah tua, karena jika demikian anggur tersebut akan mengoyakkan kantong itu, sehingga baik anggur maupun kantongnya akan terbuang. Jadi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula."

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                             
Senin, 20 Januari 2020                                                                                                                       
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Kosongkanlah diri dan biarkan kuasa Tuhan mengisi kekosongan diri kita!                

Markus 2: 18 – 22

Saudara-saudari... Hari ini kita mendengar bahwa ada orang yang bertanya kepada Yesus Kristus, katanya: “Mengapa murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-muridMu tidak?” Jawab Yesus, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak berpuasa, tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”

Dari jawaban Yesus kita bisa melihat apa artinya Puasa menurut Yesus Kristus. Puasa bagiNya adalah proses pertobatan. Seseorang mengalami kehilangan Tuhan dalam dirinya. Kehilangan itu terjadi karena bathinnya sudah dikuasai Setan; jiwanya sudah dirusaki dosa. Supaya bathinnya disucikan kembali, maka ia butuh pertobatan. Proses pertobatan bisa dilakukan lewat puasa. Dalam berpuasa, orang dengan sadar menolak kebiasaan buruk yang dilakukannya dan berbalik mengingkuti perintah Tuhan. Dalam berpuasa orang dengan sadar mengakui segala dosa dan kesalahannya yang sudah dibuatnya dan memohon bantuan Tuhan untuk menyucikan dosanya lewat Sakramen pertobatan. Sesudah mengakui dosa ia dengan penuh kesadaran menjalankan penitensi sebagai pernyataan tobat atas segala dosa yang dilakukannya. 
Murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi mengadakan Puasa mungkin karena mereka sudah merasa ada kehilangan Tuhan dalam dirinya; Mungkin karena sudah terlalu banyak dosa yang dilakukannya, karena itu mereka butuh pengosongan diri dan biarkan Roh Tuhan menguasai bathinnya. Sebaliknya para murid Yesus tidak mengadakan puasa karena Yesus tahu bahwa para muridnya selalu ada bersama Dia. Dia adalah Tuhan. Keallahan yang ada dalam diri Yesus Kristus selalu membias dan menyinari para muridNya.

Seorang Profesor Spiritualitas, sewaktu mengajar tentang Sakramen Pengakuan katakan: “Sewaktu seorang masuk ke dalam ruang pengakuan dosa untuk menerima Sakramen Pengakuan, Tuhan yang hadir dalam Sakramen Pengakuan memancarkan sinar belaskasihanNya ke atas orang yang mengaku dosa dan pada waktu itu pribadi tersebut disucikan. Semua dosanya disucikan oleh sinar belaskasihan Tuhan.” 
Suster Faustina, dalam penampakannya, ia melihat Tuhan lagi berdiri di pintu ruang Pengakuan. Di saat orang datang mengaku dosa, ia langsung dirangkul oleh Tuhan; kuasa Tuhan menguasai seluruh dirinya. Ia langsung disucikan oleh sinar belaskasihan Tuhan.

Pertanyaan untuk kita: Sebagai murid Kristus, apakah kita butuh puasa? Jawabannya: Pasti kita membutuhkan puasa dalam hidup kita. Puasa yang dimaksudkan di sini adalah butuh pengosongan diri dan kendalikan diri dari kebiasaan-kebiasan buruk dan biarkan Roh Tuhan mengisi kekosongan kita agar kita boleh mengalami Allah dan memulai cara hidup baru sesuai dengan nilai-nilai Injil dan kehendak Tuhan. Ada sekelompok orang, sebelum mereka keluar melayani sesama yang membutuhkan bantuan, mereka berpuasa selama tiga hari, makan cuma sekali sehari. Banyak waktu diisi dengan doa agar mereka dipenuhi dengan kekuatan Tuhan. Hasilnya, selama mereka melayani, mereka sungguh merasakan campurtangan Tuhan, dan yang dilayani pun turut merasakan kekuatan Allah.

Marilah saudara-saudari... Perbiasakanlah mengosongkan diri, biarkanlah kuasa Tuhan mengisi kekosongan kita agar kita sungguh mengalami kekuatanNya. Semakin kita dipenuhi oleh kekuatan Tuhan, maka kita akan semakin kuat menjalankan tugasNya dan kekuatan setan pun dapat kita kalahkan. 

Kita berdoa semoga Tuhan selalu memberi kita kesabaran dan kekuatan di saat kita menjalankan puasa dalam hidup kita. 

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin

Siro Minggu, 19 January 2020

Bacaan Liturgi 

Hari Minggu Biasa II

Bacaan Injil
Yoh 1:29-34

Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Ketika Yohanes membaptis di Sungai Yordan, ia melihat Yesus datang kepadanya. Maka katanya, "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Sesudah aku akan datang seorang yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.

Aku sendiri pun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, yakni supaya Ia dinyatakan kepada Israel."Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya, "Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Roh itu tinggal di atas-Nya.  Aku pun sebenarnya tidak mengenal Dia, Tetapi Yang mengutus aku membaptis dengan air, telah berfirman: Jikalau engkau melihat Roh turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dia itulah yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Dan aku telah melihat-Nya! Maka aku memberi kesaksian: Dia inilah Anak Allah."

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                              Minggu, 19 Januari 2020                                                                                                                  
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Belajarlah Dari Yohanes Pembaptis Agar Kita Bisa Menjadi Saksi Kristus Yang Setia!
                                                                                                                                       
Yohanes 1: 29 - 34

Saudara-saudari… Yohanes Pembaptis sungguh saksi Kristus yang sejati. Bagaimana dia tahu bahwa Kristus adalah Anak Allah? Padahal kalau dilihat lewat kaca-mata manusia, Yesus adalah biasa-biasa saja, anak tukang kayu yang sederhana. Yohanes tahu dengan sangat baik lewat penampakan. Yohanes sudah mendapat bisikan Tuhan. Injil hari ini dengan sangat jelas katakan itu kepada para pendengar, bunyinya:  “Dia yang mengutus aku untuk membaptis dengan air telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atasNya, Dialah itu yang membaptis dengan Roh Kudus. Dan aku telah melihatNya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah.” Yohanes sungguh yakin dan percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah, Mesias yang dinantikan untuk menyelamatkan manusia. 
Yohanes sungguh sadar akan perannya sebagai penyiap jalan bagi Kristus. Dia mengundang manusia untuk bertobat. Di antara manusia yang bertobat ada yang mengikuti dia, menjadi murid-muridnya. Di saat melihat Yesus Kristus, Yohanes tidak segan-segan memperkenalkan Yesus Kristus kepada para murid-muridnya. Katanya: “Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.” Selanjutnya para murid-murid itu meninggalkan Yohanes dan mengikuti Yesus. Yohanes bahagia karena Yesus Kristus menjadi lebih besar dan dia sendiri menjadi lebih kecil. Yohanes sungguh setia akan tugas perutusannya. Kesetiaan dan rasa tanggungjawabnya sungguh mendatangkan kebahagian baginya. 
Sebagai pengikut Kristus, kita pun sudah diberi tugas dan tanggungjawab untuk meneruskan tugas perutusan Kristus agar banyak orang mengenal dan percaya pada Kristus sehingga mereka pun memperoleh keselamatan. Supaya tugas pertutusan Kristus ini dapat kita jalankan dengan baik, maka beberapa hal penting harus kita hayati dan amalkan dalam hidup: 

1) Sadarlah selalu bahwa berkat Sakramen Permandian kita sudah diberi tugas untuk mewartakan Kristus. Karena itu hayati dan amalkanlah tugas perutusan ini dengan sepenuh hati. Seperti Yohanes Pembaptis, ia selalu menyadari tugas dan tanggungjawabnya. Kesadaran akan hal itulah yang membuat dia selalu bekerja keras dalam mewartakan kedatangan Almasih. Sewaktu Yesus semakin besar dan dikenal banyak orang, Yohanes sungguh bahagia. Dia membiarkan para muridnya mengikuti Yesus. Semoga kita pun selalu mengikuti contoh hidup santu Yohanes Pembaptis. 

2) Tanamkanlah kesadaran dalam diri kita, bahwa Tuhan selalu mengharapkan dari kita, para pengikutNya, untuk mengembalikan anak-anak Allah yang sudah menjauh dari padaNya agar memperoleh keselamatan. Kalau bukan kita, pengikut-pengikutNya, siapa lagi yang akan mengembalikan anak-anak yang hilang ini kepada Bapa kita? Karena itu, sudah seharusnya kita menerima tugas ini sebagai satu tugas mulia, agar anak-anak Allah yang hilang harus kembali lagi kepadaNya dan memperoleh keselamatn. Itulah yang dibuat Yohanes. Banyak yang bertobat berkat pewartaannya. Kita pun bisa buat yang sama dengan cara kita masing-masing.

3) Sadarlah selalu bahwa dalam mewartakan Kabar Sukacita Allah, kita tidak pernah sendirian. Roh Kudus selalu menyertai dan membibing kita agar selalu berkata benar. Untuk itu kita harus selalu terbuka pada Roh Kudus dan dengarkanlah bisikannya. Biarkanlah Dia yang berbicara. Itulah yang selalu dihayati dan diamalkan oleh Yohanes Pembaptis. Dia selalu terbuka pada bimbingan Roh Kudus. 

Marilah saudara-saudari…  Belajarlah dari Yohanes Pembaptis agar kita pun bisa menjadi saksi Kristus yang setia. 

Kita mohon Bunda Maria untuk mendoakan kita selalu. Amen!

Siro Sabtu, 18 January 2020

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa I

Bacaan Injil
Mrk 2:13-17

Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Sekali peristiwa Yesus pergi lagi ke pantai Danau Galilea, dan semua orang datang kepada-Nya. Yesus lalu mengajar mereka. Kemudian ketika meninggalkan tempat itu, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai, Yesus berkata kepadanya, "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Lewi, lalu mengikuti Yesus. Kemudian, ketika Yesus makan di rumah Lewi, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia. Waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Yesus makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya, "Mengapa Gurumu makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Yesus mendengar pertanyaan itu dan berkata kepada mereka, "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit! Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa!"

Demikianlah Injil Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   
Sabtu, 18 Januari 2020                                                                                                                       
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Rangkulah Dan Dengarkanlah Sesama!                                                                   

Markus 2: 13 – 17

Saudara-saudari... Pada suatu hari di bulan September 2014, saya bertemu dengan seorang mantan frater, namanya James. Ia bekerja bersama anak-anak muda, memperbaiki jalan raya menuju Paroki mereka. Pada sore harinya James datang bertemu saya dan menjelaskan kepada saya bahwa yang bekerja bersama dia adalah anak-anak muda yang kecanduan mariwana/narkoba, mantan perampok dan mantan narapida. James merangkul mereka dan mengajak mereka untuk melakukan sesuatu yang berguna bagi diri sendiri dan masyarakat. James tingggal bersama mereka di ruang serbaguna milik paroki dan setiap malam ia mengajar mereka berdoa, bernyanyi dan menjelaskan kepada mereka apa arti dan tujuan hidup di dunia ini. Ia meminta saya untuk bertatap muka dengan mereka dan beri mereka penjelasan tentang pentingnya kehidupan rohani. Waktu kami bertatap muka, saya beri mereka kesempatan untuk membagi pengalaman hidup. Ada yang begitu polos menceriterakan masa lalunya, mengapa mereka terjun ke dunia mariwana atau jadi perampok. Alasan yang paling utama adalah karena tidak mengalami cinta dari orangtua dan merasa tidak diperhatikan. Mereka merindukan cinta dan kasihsayang tetapi tidak dialaminya. Untuk mencari konpensasinya, mereka lari ke mariwana atau merampok demi memperoleh sesuatu. Berkat bantuan dari James, mereka bertobat dan berusaha memperbaiki cara hidup dan membangun masa depan dengan baik.

Saudara-saudari... Hari ini kita mendengar Yesus Kristus memanggil Lewi, nama lainnya Mateus untuk mengikutiNya. Lewi adalah pemungut cukai. Ia dibenci oleh banyak orang. Ia dianggap pendosa oleh para pemimpin agama Yahudi. Tetapi Yesus Kristus datang memanggilnya. Yesus Kristus merangkul dan memanggilnya untuk menjadi muridNya. Ia kemudian menjadi Rasul dan menulis Injil Yesus Kristus. Yesus Kristus memanggil seseorang untuk menjadi muridnya bukan karena orang itu suci atau luar biasa. Ia memanggilnya karena ia mencintai orang itu dan percaya bahwa orang itu bisa menjalankan tugasnya. Yesus Kristus tidak memikirkan apa yang sudah dibuat oleh Lewi di masa lampau, yang dipikirkannya adalah masa sekarang dan masa depan. Yesus Kristus tahu bahwa masa sekarang dan masa depan dari pribadi yang dipanggilNya adalah urusanNya. Dia yang memanggil, Dia juga yang bertanggungjawab akan kehidupan orang itu. Kalau orangnya selalu bersama Yesus Kristus, pasti orangnya pun akan bekerja dengan baik. 

Marilah saudara-saudari...Ikutilah gaya pendekatan Yesus Kristus terhadap Lewi pada hari ini. Rangkulah dan dengarkanlah sesama, sadarkanlah mereka bahwa mereka bisa menjadi manusia produktip. 

Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan, bantulah kami, berilah kami kesadaran untuk berempati, merangkul, mendengarkan, dan mencari jalan untuk membantu sesame kami, secara khusus kaum pinggiran, agar mereka boleh menjadi manusia produktip dan percaya akan kemampuan diri mereka.  Dalam nama Kristus, kami berdoa. Amin