Jumat, 10 Januari 2020

Siro Rabu, 1 Jan 2010

Bacaan Liturgi

HR Santa Maria Bunda Allah

Bacaan Injil
Luk 2:16-21

Mereka mendapati Maria, Yusuf dan Si Bayi.  
Pada hari ke delapan Ia diberi nama Yesus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Setelah mendengar berita kelahiran penyelamat dunia,
para gembala cepat-cepat berangkat ke Betlehem,
dan mendapati Maria dan Yusuf
serta Bayi yang terbaring di dalam palungan.
Ketika melihat Bayi itu, 
para gembala memberitahukan 
apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu.
Dan semua orang yang mendengarnya 
heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu.
Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hati
dan merenungkannya.
Maka kembalilah gembala-gembala itu 
sambil memuji dan memuliakan Allah 
karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat;
semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
Ketika genap delapan hari umurnya,
Anak itu disunatkan, 
dan Ia diberi nama Yesus, 
yaitu nama yang disebut oleh malaikat 
sebelum Ia dikandung ibu-Nya.

Demikianlah Injil Tuhan
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                                 Rabu, 01 Januari 2020                                                                                                                       
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Berjalan Bersama Bunda Maria!                                                                                  
Lukas 2:16 – 21

Saudara-saudari... Hari ini, Rabu, 01 Januari, ziarah perjalanan kita di tahun yang baru 2020 di mulai. Pada hari ini, Gereja merayakan Pesta St. Perawan Maria Bunda Allah. Mengapa Gereja menempatkan Pesta ini pada tanggal satu Januari?  Maksudnya agar: 1) kita semua selalu memandang Bunda Maria sebagai ibu dan contoh hidup kita: dalam hal kesederhanaan, kesetiaan dan tanggungjawab akan tugas, kepasrahan dan kesabaran dalam penderitaan, kebergantungan pada kuasa Tuhan; 2) agar kita sebagai anaknya, selalu kembali kepadanya sebagai Ibu kita, untuk memohon doa dan bimbingannya; 3) agar kita semua sadar bahwa Bunda Maria, sebagai ibu kita selalu hadir dalam situasi hidup kita, entah dalam suka maupun duka.  Dia memahami suka duka hidup kita, karena ia sendiri sudah pernah mengalaminya selama hidup di dunia ini. Mungkin penderitaannya jauh lebih berat kalau dibandingkan dengan penderitaan kita. 

Kalau kita kembali pada ceritera tentang panggilan Maria, pada awalnya ia merasa sungguh kaget dan bingung. Malaikat Gabriel katakan bahwa ia akan mengandung seorang anak laki-laki dan ia akan namai Dia Yesus. Maria menantang Malaikat Gabriel, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi karena aku belum bersuami?” Maria menanggapi pemberitahuan Malaikat Gabriel dengan menggunakan kerangka pemikiran manusia, bahwa seorang wanita bisa hamil kalau ia hidup bersama laki-laki. Tetapi Malaikat menjelaskan kepadanya bahwa Roh Tuhan sendiri akan menaungi dia. Kebingungan dan kecemasan Maria diteguhkan oleh Malaikat Gabriel bahwa Tuhan sendiri yang akan bekerja dalam dirinya. Pernyataan Malaikat Gabriel: “Apa yang bagi manusia tidak mungkin, tetapi bagi Tuhan semuanya mungkin” ditangapi Maria dengan penuh iman. Karena itu Maria dengan pasrah dan didorong oleh imannya akan Tuhan, menyerahkan diri kepada Tuhan dengan berkata: “Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut perkataanMu.” 

Kita bisa bayangkan perasaan Maria sewaktu ia berhadapan dengan Yusuf suaminya. Yusuf yang suci hatinya menemukan Maria sudah mengandung. Yusuf sadar bahwa ia belum pernah hidup dengan Maria tetapi kini ia sudah mengandung. Tidak diceriterakan bagaimana Maria meyakinkan Yusuf tentang bayi yang ada di dalam kandungannya, bahwa bayi itu adalah Putra Allah. Kita bisa bayangkan penderitaan Maria berjalan berhari-hari dalam keadaan hamil tua ke Betlehem; penderitaannya sewaktu ia mau melahirkan dan tidak ada orang yang menerima mereka dalam di Betlehem; kesedihan Maria melahirkan anaknya dalam kandang binatang; perjuangan Maria berjalan dalam keadaan takut, karena Herodes mau membunuh bayi Yesus? Kita bisa bayangkan kesulitan Maria sebagai orang pelarian di Mesir? Kesedihan dan kecemasan Maria sewaktu Yesus hilang di Yerusalem; penderitaan Maria menyaksikan anak kandungnya dipukul, dipaksakan memikul salib dan dipaku pada salib, digantung dan mati di salib! Maria menerima semuanya dan menyimpan semuanya dalam hatinya. Itulah Maria, Ibu Yesus Kristus, ibu kita. Suka duka diterimanya dengan penuh iman.

Saudar-saudari... Hari ini kita memulai ziarah hidup kita di tahun 2020.  Kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke atas kita di tahun ini. Hari ini Gereja mengajak kita untuk mengikuti sikap Bunda Maria dalam mengarungi ziarah hidup kita di tahun yang baru dengan menyerahkan diri kita secara total kepada Tuhan; Percayalah selalu bahwa bagi Tuhan segala sesuatu mungkin terjadi; Tuhan selalu hadir dalam diri orang yang percaya dan bergantung padaNya; Di balik penderitaan selalu ada sukacita; sesudah hari Jumat selalu ada hari Minggu hari penuh sukacita; di balik kematian selalu ada kebangkitan; Bunda Maria adalah Bunda kita, sebagai Bunda kita, pasti ia selalu memperhatikan kebutuhan kita. Karena itu ikutilah contoh hidupnya; berjalanlah bersama Bunda Maria; dia adalah Bunda kita. Bersama dia pasti kita akan alami sukacita dan damai. 

Selamat Tahun Baru 2020, selamat memulai ziarah baru dalam tahun yang baru, semoga sukses! Tuhan selalu mendanpingi dan memberkati kita. Amin.

Tidak ada komentar: