Jumat, 10 Januari 2020

Siro Kamis, 02 January 2020

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Masa Natal
PW S. Basilius Agung dan S. Gregorius dari Nazianze, Uskup dan Pujangga Gereja

Bacaan Injil
Yoh 1:19-28

Sesudah aku akan datang Dia yang sudah ada sebelum aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Inilah kesaksian Yohanes 
ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus kepadanya
beberapa imam dan orang-orang Lewi 
untuk menanyakan kepadanya, "Siapakah engkau?"
Yohanes mengaku dan tidak berdusta, katanya, 
"Aku bukan Mesias!"
Lalu mereka bertanya kepadanya,
"Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?" 
Yohanes menjawab: "Bukan!"
"Engkaukah nabi yang akan datang?" 
Ia pun menjawab, "Bukan!"
Maka kata mereka kepadanya, "Siapakah engkau? 
Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka 
yang mengutus kami. 
Apakah katamu tentang dirimu sendiri?"
Jawab Yohanes, 
"Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: 
Luruskanlah jalan Tuhan
seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya."
Di antara orang-orang yang diutus itu 
ada beberapa orang Farisi.
Mereka bertanya kepadanya, 
"Mengapa engkau membaptis
jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, 
dan bukan nabi yang akan datang?"
Yohanes menjawab kepada mereka, 
"Aku membaptis dengan air; 
tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia 
yang tidak kamu kenal,
yaitu Dia yang datang kemudian dari padaku. 
Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak."
Hal ini terjadi di Betania yang di seberang sungai Yordan, 
di mana Yohanes membaptis orang.
Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                 
Kamis, 02 Januari 2020                                                                                                                     
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Rendah Hati Dan Berkata Benar!                                                                                              Yohanes 1:19 - 28

Saudara-saudari... Hari ini, lewat Injil, Gereja secara tidak langsung mau mengajak kita untuk berpaling kepada St. Yohanes Pembaptis, belajar dari cara hidupnya yang begitu polos, omong apa adanya, berkata jujur dan benar kepada mereka yang datang bertanya kepadanya. Ia secara terbuka dan dengan rendah hati perkenalkan dirinya kepada yang bertanya bahwa ia bukanlah Mesias. Ia sungguh sadar akan tugas perutusannya yaitu untuk menyiapkan jalan bagi Mesias; Ia perkenalkan dirinya bahwa ia adalah suara yang berseru-seru di padang gurun: luruskanlah jalan Tuhan. 

Lewat pernyataannya ini: kita sungguh percaya bahwa Yohanes Pembaptis adalah seorang pribadi yang jujur, tidak ada dusta dalam diri dan perkataannya; seorang yang rendah hati. Di hadapan Yesus Kristus, ia selalu merasa diri tidak berarti. Ia sendiri berkata: “Membungkuk dan membuka tali kasutnya pun aku tidak layak.” Membuka tali kasut seseorang adalah tugas dari seorang hamba. Yohanes merasa bahwa ia sesungguhnya tidak layak untuk menjadi hamba Yesus Kristus. Satu expresi kerendahan hati yang sangat luar biasa. 

Saudara-saudari... Lewat Injil hari ini kita semua diajak oleh Yohanes untuk selalu rendah hati dan berkata benar. Adalah sangat tidak mendatangkan keutungan kalau kita bertingkah sombong dan menipu orang lain. Tetapi sebaliknya akan mendatangkan kehancuran dan keterpurukan. Saya yakin, kita semua sudah meyaksikan orang-orang yang punya sikap seperti itu. Saya ingat seorang bapa yang senang sekali menceriterakan tentang dirinya. Kepada orang yang tidak pernah mengenal dia, dia selalu ngomong tentang kehebatannya, bahwa ia seorang pengusaha yang sangat berhasil. Ternyata semua pembicaraannya hanyalah impian yang tidak pernah bisa dicapainya. Karena keangkuhan dan ketidak jujurannya dia ditolak dan tidak diterima oleh siapa oun. Karena kesalahannya maka ia pun selalu ditolak oleh orang lain. Itulah buah kesombongan dan ketidakjujuran. Semakin kita sombong dan tidak jujur, maka kita akan selalu ditolak dan tidak dipercayai oleh siapa saja.

Marilah saudara-saudari…. Kalau kemarin kita sudah diajak untuk mengikuti contoh hidup Bunda Maria, yang teguh dalam iman, hidup sederhana dan selalu bergantung pada Tuhan, maka hari ini, kita diajak untuk mengikuti contoh hidup St. Yohanes Pembaptis, yang sangat rendah hati dan selalu berkata benar. Kalau kita selalu hayati dan amalkan hidup seperti ini maka kita pasti akan selalu alami rasa bahagia dan damai dalam hidup.

Kita memohon St. Basilius, St. Gregorius, St. Yohanes Pembaptis dan Bunda Maria untuk selalu mendoakaan kita. Amin.

Tidak ada komentar: