Rabu, 28 November 2018

Siro Kamis, 29 Nov 18

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIV

Bacaan Injil
Luk 21:20-28

Yerusalem akan diinjak-injak oleh para bangsa asing sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Apabila kalian melihat Yerusalem dikepung oleh tentara, ketahuilah bahwa keruntuhannya sudah dekat. Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, orang-orang yang ada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota. Sebab itulah masa pembalasan dan genaplah semua yang tertulis.

Celakalah para ibu yang sedang hamil atau yang sedang menyusui bayi pada masa itu! Sebab kesesakan yang dahsyat akan menimpa seluruh negeri, dan murka akan menimpa bangsa ini. Mereka akan tewas oleh mata pedang dan diangkut sebagai tawanan ke segala bangsa. Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu."

Dan akan tampaklah tanda-tanda pada matahari, bulan dan bintang-bintang. Bangsa-bangsa di bumi akan ketakutan dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena cemas berhubung dengan segala sesuatu yang menimpa bumi ini, karena kuasa-kuasa langit bergoncangan.

Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat."

Demikianlah sabda Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                        
Kamis, 29 November 2018                                                                                                          
RP Fredy Jehadin SVD

Tema: 
Pengadilan Terakhir Akan Terjadi Ke Atas Kita Semua!                                                                 
Lukas 21: 20 - 28

Saudara-saudari... Selama bekerja di paroki di tahun 1990-an, saya sering dipanggil untuk memberi sakramen orang sakit. Pada suatu siang, selagi istirahat, saya dipanggil untuk memberi sakramen orang sakit. Karena jarak tempat itu dengan pastoran cuma 2 km, saya berjalan kaki saja. Semua perlengkap saya isi dalam tas kecil. Ada salib, minyak suci, air berkat dan stola. Begitu saya tiba di pintu rumah, bapa yang sakit berteriak. Dia marah dan katakan kepada saya: untuk apa engkau ke sini? Jangan masuk, keluar dari sini. Sambil memasukkan tangan ke tas kecil untuk mengambil salib dan air berkat, saya melihat bapa yang sakit cari parang. Sewaktu dia temukan parang, dia mengacungkan parangnya ke saya. Saya langsung percikan air berkat kepadanya dan tunjukkan salib ke kepadanya. Sewaktu dia mendapat air berkat, dia semakin ngamok, tetapi saya siram terus dengan air berkat dan tunjukkan salib. Sesudahnya dia jatuh dan tertidur. Kemudian saya mengajak keluarga untuk mendoakan dia, dan memberinya minyak suci. Sesudah diberi minyak suci, dia membuka mata dan dengan suara halus dia katakan: “Pater.... selamat siang! Tolong doakan saya!” sesudahnya dia tutup mata dan pergi untuk selama-lamanya.
Itulah pergulatan seorang di saat menjelang pergi untuk selama-lamanya. Itulah yang kita sebut sakrat maut. Ada orang yang menghadapi kematian dengan damai, tanpa pergulatan. Tapi ada juga yang alami proses kematian dengan penuh perjuangan. Ada yang katakan bahwa mereka yang menghadapi proses kematian dengan penuh perjuangan, seperti: tangan kaki menendang, bola  mata berputar, raut muka sangat menakutkan, jiwa orangnya masuk ke dalam satu situasi yang sangat menakutkan. Jiwanya melihat tempat yang di masukinya sungguh menakutkan. Sebaliknya orang yang mati dengan tenang, raut mukanya ceriah, itu menandakan bahwa jiwa orang itu menemukan satu situasi yang membahagiakan. Dia bahagia masuk ke dalam tempat yang baru.

Saudara-saudari... Hari ini Yesus menjelaskan apa yang akan terjadi menjelang pengadilan terakhir. Yesus berkata: orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubungan  dengan segala apa yang menimpa bumi ini. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya. Bangkitlah dan angkatlah muka-mu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.

Rupanya bapa dalam ceritera saya di atas, mengalami apa yang sudah dirawalkan Yesus Kristus. Rupanya mata-jiwanya sudah melihat apa yang sedang terjadi. Yang sangat menarik bahwa sesudah direciki air berkat dan memandang salib, ia jatuh tertidur dan sesudahnya matanya terbuka lagi dan dengan halus meminta saya: Pater doakan saya, lalu sesudahnya dia pergi untuk selama-lamanya.

Marilah saudara-saudari... pengadilan terakhir akan terjadi dan kita tidak mungkin mengelak dari proses pengadilan itu. Yesus mengajak kita supaya selalu bangkit dan angkatlah muka kita memandang Tuhan. Hanya Dia yang bisa selamatkan kita.

Kita berdoa, semoga Tuhan senantiasa membantu kita dalam perjuangan untuk mengalahkan kejahatan dan kerapuhan dalam diri kita sehingga di saat pengadilan terakhir kita luput dari hukuman Allah.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Selasa, 27 November 2018

Siro Rabu, 28 Nov 18

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIV

Bacaan Injil
Luk 21:12-19

Karena nama-Ku kalian akan dibenci semua orang. Tetapi  tidak sehelai pun rambut kepalamu akan hilang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada waktu itu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Akan datang harinya kalian akan ditangkap dan dianiaya. Karena nama-Ku kalian akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat, dimasukkan ke dalam penjara, dan dihadapkan kepada raja-raja dan para penguasa. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. Sebab itu tetap teguhlah di dalam hatimu, jangan kalian memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Aku sendirilah yang akan memberi kalian kata-kata hikmat, sehingga kalian tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu.

Dan kalian akan diserahkan juga oleh orangtuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu, dan beberapa orang di antaramu akan dibunuh; karena nama-Ku kalian akan dibenci semua orang.

Tetapi tidak sehelai pun rambut kepalamu akan hilang. Kalau kalian tetap bertahan, kalian akan memperoleh hidupmu."

Demikianlah sabda Tuhan.

=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                       Rabu, 28 November 2018                                                                                                            
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Senjata Kita Adalah Iman Akan Kristus!                                                          
Lukas 21: 12-19

Saudara-saudari.... Kemarin siang, saya bersama teman pastor mengunjungi Kardinal di tempat kediaman di Port Moresby. Sebelum bertemu, saya sempat chat dengan beliau. Dia menganjurkan supaya datang jam 2 siang. Tepat jam 2 siang kami masuk ke rumahnya. Rumah besar tetapi yang menghuni rumah ini hanya seorang, yaitu kardinal seorang diri. Sambil kami duduk, dia pergi pulang ke dapur ambil air dan kacang layani kami. Dia sendiri yang menuangkan air ke gelas kami dan angkat piring berisi kacang layani kami. Saya merasa kurang nyaman, karena seorang Kardinal melayani kami. Seharusnya kami yang melayani dia. Selagi dia melayani kami, saya tanya: Apakah ada pemasak? Dengan polos dia katakan: “Saya masak sendiri!” Satu pukulan telak untuk saya. Seorang Kardinal masak sendiri? Gumanku. Kemudian dia menceriterakan mengapa dia masak sendiri. Kadang dia meminta ponakannya membantu masak. Kebetulan kemarin siang, ponakannya datang. Dia menyuruh ponakannya masak daging ayam campur daun, semacam daun kelor. Sedangkan Nasinya dia sendiri sudah masak hari sebelumnya, kini cuman hangatkan saja dalam mircowave. Katanya: “Saya lebih senang masak sendiri. Ada kebahagiaan tersendiri masak sendiri. Merasa bebas dan tahu bumbu apa yang saya gunakan.”  Yang menarik dia katakan: Dapur adalah kunci kebahagiaan dalam rumah. Siapa yang tahu memasak akan senang bekerja di dapur dan dia akan betah untuk selalu kembali ke rumah. Tidak perlu cari makanan di mana-mana. Selanjutnya dia ngomong tentang orang yang rajin makan di luar dan mencari kebahagiaan di luar. Semakin rajin mencari kesenangan di luar rumah, maka lama-kelamaan orangnya tersandung dan jatuh. Betapa sering godaan terjadi di saat kita rajin mencari kesenangan di luar rumah. Selalu mencari kesenangan di luar rumah sesungguhnya satu godaan. Godaan itu sesungguhnya bisa diatasi kalau kita terapkan iman kita. Kita harus selimuti hati dan pikiran kita dengan iman kita. Iman kita adalah satu-satunya senjata yang ampuh untuk melawan segala tantangan, entah tantangan yang datang dari dalam diri kita atau dari luar diri kita. Iman akan Kristus akan mengarahkan kita, menguatkan kita dalam menghadapi macam-macam tantangan.
Rupanya Kardinal sungguh sudah menyatu dengan Kristus. Iman akan Kristus sungguh menguatkan dia, sehingga dia selalu merasa aman dengan dirinya sendiri; merasa bahagia dengan makanan sederhana hasil masakan sendiri. Dia tidak merindukan yang enak-enak, karena menurutnya, apa yang sudah disiapkan dengan penuh cinta akan terasa enak dan memuaskan.

Lewat contoh hidupnya, orang semakin tertarik pada-nya. Orang tidak bosan-bosan mendengarkan dia; orang selalu mencarinya. Dia bergaul dengan siapa saja dan menerima siapa saja. Iman akan Kristus sudah menjadi perisai hidupnya; iman akan Kristus sudah menjadi inspirasi hidupnya; Iman akan Kristus sudah menjadikan dia hamba yang setia, yang siap melayani sesama.

Marilah saudara-saudari... kenakanlah Kristus sebagai senjata kita dalam situasi apa saja.

Kita berdoa, semoga Tuhan, kuatkan kita dengan rahmat-Nya, agar kita mampu bertahan dalam suka maupun duka, untung dan malang, dan tetap setia menjadi saksi cinta-Nya kapan dan di mana saja kita berada.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Senin, 26 November 2018

Siro Selasa, 27 Nov 18

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIV

Bacaan Injil
Luk 21:5-11

Tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Ketika itu beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan yang dihiasi dengan batu indah, dan berbagai macam barang persembahan.Tetapi Yesus berkata kepada mereka, "Akan tiba harinya segala yang kalian lihat di situ diruntuhkan, dan tidak akan ada satu batu pun dibiarkan terletak di atas batu yang lain."

Lalu murid-murid bertanya, "Guru, bilamanakah hal itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?"Jawab Yesus, "Waspadalah, jangan sampai kalian disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku, dan berkata, 'Akulah Dia' dan 'Saatnya sudah dekat.' Janganlah kalian mengikuti mereka. Dan bila kalian mendengar kabar tentang perang dan pemberontakan, janganlah kalian terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera."

Kemudian Yesus berkata kepada mereka, "Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan. Akan terjadi gempa bumi yang dahsyat, dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan. Dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit."

Demikianlah sabda Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                    
Selasa, 27 November 2018                                                                                                       
RP Fredy Jehadin SVD

Tema: Hiasailah Bait Suci Kita Dengan Hiasan Bersifat Kekal!                                                          Lukas 21: 5-11

Saudara-saudari .... Sewaktu terjadi gempa bumi dan tsunami, bangunan besar yang selalu kita kagumi kuat dan megahnya, ternyata rapuh ditumbangkan oleh kekuatan alam. Kehebatan manusia ternyata tidak seberapa di saat berhadapan dengan kekuatan alam. Kecantikan dan kegantengan seseorang yang semulanya dikagumi dan dipuja, tetapi lambat laun memudar. Semua kenyataan ini mau mengingatkan kita, bahwa yang material atau fisik sangat-sangat bersifat sementara.

Saudara-saudari.... Lewat Injil hari ini kita mendengar, bahwa Yesus mengeritik mereka yang mengagumi megahnya Bait Allah dengan semua keindahan hiasannya, tetapi semuanya akan diruntuhkan di saat Tuhan datang. Lewat keritikan ini, Yesus mau mengingatkan para murid-Nya, bahwa semua hasil karya fisik manusia sangat bersifat sementara. Tidak ada hasil karya fisik manusia, yang bersifat kekal. Karena itu Yesus mengingatkan para muridnya supaya jangan terlena dengan kemegahan barang duniawi, dan melupakan apa yang bersifat kekal. Yesus menghendaki, agar selain kita bahagia dengan hasil karya fisik kita, kita pun tetap memperhatikan keindahan, kesucian jiwa kita. Kita harus selalu berwaspada, bersiap siaga menantikan kedatangan Tuhan kita. Sambil menantikan Tuhan, kita harus selalu menghiasi jiwa kita dengan doa; memperbaiki tingkah-laku kita sesuai dengan kehendak dan ajaran Tuhan; membersihkan jiwa kita lewat menerima sakramen pengakuan; menyegarkan pikiran kita dengan mendengarkan Sabda-Nya sambil merenungkannya; menguatkan jiwa kita dengan selalu menyambut Tubuh dan Darah Kristus. Semua perbuatan ini, yang kita lakukan untuk jiwa kita, maknanya sangat  bersifat kekal. 
Tidak ada salahnya kita mengindahkan dan menghiasi Bait Suci Allah, karena memang Tuhan selalu bersemayam di dalamnya. Tetapi Tuhan akan selalu sangat berbahagia kalau kita selalu menghiasi dan mengindahkan jiwa kita. Jiwa kita akan hidup untuk selama-lamanya, sementara bangunan fisik yang kita perindahkan sangat bersifat sementara.

Marilah saudara-saudari...  Perkuatkanlah iman kita lewat doa, menyambut Tubuh dan Darah Kristus, mendengarkan Sabda-Nya dan wujud-nyatakan Sabda Tuhan lewat perbuatan amal, dan selalu membersihkan jiwa kita dengan menerima sakramen pengakuan.

Kita berdoa, semoga Tuhan selalu tinggal dalam diri kita, dan barui hati dan pikiran kita agar kata-kata, sikap dan tindakkan kita menghadirkan kasih dan kebaikan Tuhan di tengah dunia.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin.

Siro Senin, 26 Nov 18

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIV

Bacaan Injil
Luk 21:1-4

Yesus melihat seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti derma.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Di bait Allah, tatkala mengangkat muka, Yesus melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan.Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu.

Maka Yesus berkata, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya."

Demikianlah sabda Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                        Senin, 26 November 2018                                                                                                      
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Motivasi Pemberian Menentukan Arti Dan Kualitas Pemberian!                           

Lukas 21: 1-4

Saudara-saudari.... Kemarin waktu Misa, dari altar saya amati seorang bapa meletakkan kaki kanannya di atas peti persembahan. Saya sangat terganggu dengan sikapnya. Itu peti persembahan, yang sebentar lagi orang akan memasukkan persembahan ke dalamnya dan akan dihantar ke meja altar agar disatukan dengan persembahan Yesus Kristus. Pada waktu itu saya hampir saja menyuruh misdinar untuk dekati Bapa tua itu agar pindahkan kakinya, jangan menginjak peti persembahan. Puji Tuhan, sebelum saya menyuruh anak misdinar, Bapa memindahkan kakinya dan mendorong peti persembahan ke samping.
Peristiwa ini mengundang saya untuk bertanya: apakah bapa tua ini sadar akan perbuatannya? Apakah Bapa tua ini mengerti arti peti persembahan? Apakah dia mengerti arti persembahan, yang dipersembahankan waktu Misa?

Saudara-saudari.... Hari ini Yesus ngomong tentang orang kaya dan miskin memasukan persembahanan ke dalam peti persembahan. Ada yang memasukkan banyak dan ada yang memasukkan sedikit. Sambil melihat, Yesus juga amati hati dari mereka yang memasukkan persembahannya. Yesus tahu pasti apa motivasi dari setiap pemberi persembahan. Sepertinya ada yang tidak tahu arti dari persembahan. Mereka memberi tanpa satu dasar motivasi yang luhur. Mereka memberi karena didorong oleh rasa tanggungjawab dan kewajiban. Yesus tidak  memuji mereka yang memberi banyak, karena menurut Yesus, mereka memberi dari kelimpahan. Sementara ibu janda miskin, dia memberi dari kekurangan. Dari kekurangannya dia menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Yesus memuji ketulusan dan totalitas dari ibu janda miskin, yang memberi persembahan dengan kualitas hati yang murni. Memberi diri dan hidup kepada Allah sebagai ungkapan syukur atas anugerah hidup dan perlindungan Allah yang dialaminya.

Marilah saudara-saudari.... Ikutilah teladan hidup dari ibu janda miskin yang menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Tuhan yang duduk dekat dengan peti persembahan selalu melihat hati dan motivasi persembahan kita. Tuhan tidak memperhitungan banyak sedikitnya persembahan kita, tetapi yang diperhatikannya adalah motivasi di balik persembahan kita.

Kita berdoa, semoga Tuhan merahmati kita, agar mampu berbagi dan memberi yang terbaik dari yang kita miliki kepada Tuhan dan sesama kita, dan motivasi luhur mempersembahkan persembahan kita kepada Tuhan.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita agar kita selalu setia dan jujur kepada Tuhan dan sesama kita. Amin.

Siro Minggu, 25 Nov 18

Bacaan Liturgi

Hari HR Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam

Bacaan Injil
Yoh 18:33b-37

Seperti yang kaukatakan, Aku adalah raja.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Ketika Yesus dihadapkan ke pengadilan, bertanyalah Pilatus kepada-Nya, "Engkaukah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus: "Dari hatimu sendirikah engkau katakan hal itu? Atau adakah orang lain yang mengatakan kepadamu tentang Aku?"Kata Pilatus, "Orang Yahudikah aku! Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala telah menyerahkan Engkau kepadaku; apakah yang telah Engkau perbuat?" Jawab Yesus, "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini! Jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku sudah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi. Akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini!"

Maka kata Pilatus kepada-Nya, "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus, "Seperti yang kaukatakan, Aku adalah raja. Untuk itulah Aku datang ke dunia ini, yakni untuk memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku."

Demikianlah sabda Tuhan.

=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   Minggu, 25 November 2018                                                                                                                   RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Yesus Kristus Merajai Kita Dengan Hati Penuh Cinta!     
Yohanes 18:33b-37

Saudara-saudari... Hari ini kita merayakan Pesta Kristus Raja sekaligus mengakhir tahun kalender liturgy, tahun B. Minggu depan kita memasuki masa Advent, tahun C.

Hari ini kita dihadapkan dengan dua raja: Raja Pilatus dan Raja Yesus Kristus. Dari cara mereka berdialog ada kesan bahwa keduanya punya kuasa, punya otorita. Pilatus membuka pecakapan, katanya kepada Yesus: “Engkaukah raja orang Yahudi?” Jawab Yesus: “Dari hatimu sendirikah engkau katakan hal itu? Ataukah orang lain yang mengatakan kepadamu tentang Aku?” Seandainya Yesus Kristus tidak punya kuasa pasti saja Ia dengan rendah hati katakan kepada Pilatus, “tidak, saya bukan raja.” Tetapi Yesus dengan jujur katakan kebenaran, katanya: “Seperti yang kaukatakan, Aku adalah raja.”  Yesus adalah raja, tetapi kerajaannya bukan berasal dari dunia ini melainkan dari dunia yang penuh sukacita dan kebahagiaan selamanya. Pilatus sama sekali tidak memahami apa yang dikatakan Yesus Kristus.   Pilatus berpikir bahwa kerajaan Yesus berasal dari dunia ini dan warga kerajaannya mungkin sekali akan beraksi membela Kristus kalau Ia diapa-apakan. Tetapi Yesus Kristus dengan tegas meneguhkan Pilatus, katanya: “Jika kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hambaku sudah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi. Akan tetapi kerajaanKu bukan dari sini.” Dengan jawaban ini Yesus mau membiarkan Pilatus mengambil keputusan dengan bebas tanpa merasa takut akan mendapat tantangan dari para pengikut Yesus.  Sebagai raja, Yesus Kristus mewartakan kebenaran. Ia tidak berpura-pura atau memberi jawaban untuk menyenangkan raja Pilatus agar ia dibebaskan. Di sinilah bedanya tingkah laku raja yang berasal dari dunia ini dan Raja yang berasal dari surga.

Saudara-saudari... Betapa sering kita amati tingkahlaku para pemimpin dunia yang tidak jujur. Untuk menyelamatkan diri, mereka menggunakan begitu banyak cara: entah lewat uang atau lewat kekerasan. Mereka sering membalikan kenyataan. Yang benar mereka persalahkan dan yang salah mereka perbenarkan. Kebanyakan pemimpin dunia, tujuan kepemimpinannya lebih pada kepentingan pribadi dari pada kepentingan orang banyak. Sangat jarang kita saksikan, bahwa seorang pemimpin duniawi memberi dirinya mati demi yang dipimpinnya. Sangat jarang kita mendengar, bahwa seorang pemimpin rela mati kelaparan demi kehidupan para masyarakat yang dilayaninya.  Hanya pada diri kepemimpinan Yesus Kristus sajalah yang dapat kita temukan sikap-sikap kepemimpin yang sangat luar biasa baiknya. Ia berkata benar, ngomong seadanya tetapi semuanya benar; Ia tidak mengajak para pengikutnya berdemonstrasi untuk membela haknya; Ia tidak manfaatkan orang hukum untuk mencungkir balikan kenyataan demi membela dirinya; Ia siap mati demi keselamatan orang yang dipimpinnya.  Ia memimpin masyarakatnya dengan hati, bukannya dengan pedang dan kekerasan. Yang dipromosikannya adalah cinta kasih, damai, kejujuran dan keadilan.

Saudara-saudari... Apa yang dihidupi Yesus Kristus sudah seharusnya menjadi inspirasi hidup dalam tugas kita. Kalau kita mendapat posisi sebagai pemimpin, gaya kepemimpinan kita sudah seharusnya mengikuti gaya kepemimpinan Yesus Kristus: pemimpin yang rendah hati; jujur, selamatkan hidup masyarakat yang dilayaninya.

Marilah saudara-saudari... Sembari kita merayakan Pesta Kristus Raja, kita berdoa untuk para pemimpin kita, baik pemimpin Negara maupun Gereja, agar dalam kepemimpinannya, mereka selalu prioritaskan masyarakat atau umat yang dipimpinnya, bukan sebaliknya prioritaskan diri sendiri. Kita juga berdoa untuk diri kita sendiri, sebagai pemimpin kita jadikan Kristus sebagai inspirasi kepemimpinan kita di mana saja kita bekerja.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Siro Sabtu, 24 Nov 18


Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIII

Bacaan Injil
Luk 20:27-40

Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Lukas:

Pada suatu ketika datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada Yesus, "Guru, Musa menuliskan untuk kita perintah ini: 'Jika seorang yang mempunyai saudara laki-laki mati meninggalkan isteri tetapi tidak meninggalkan anak, maka saudaranya harus kawin dengan wanita itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya.'Ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang wanita lalu mati tanpa meninggalkan anak. Lalu wanita itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga, dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu. Mereka semuanya mati tanpa meninggalkan anak. Akhirnya perempuan itu pun mati.Bagaimana sekarang dengan wanita itu? Siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia."

Berkatalah Yesus kepada mereka, "Orang dunia ini kawin dan dikawinkan,tetapi orang yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati
tidak kawin dan tidak dikawinkan.Sebab mereka tidak dapat mati lagi. Mereka sama dengan malaikat-malaikat dan menjadi anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan.

Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, karena di hadapan Dia semua orang hidup."

Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata, "Guru, jawab-Mu itu tepat sekali."Maka mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus.

Demikianlah sabda Tuhan.

======================
SIRAMAN ROHANI
Sabtu, 24 November 2018                                                                                                      
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Roh Kita Berasal Dari Tuhan!     
Lukas 20:27-40

Saudara-saudari... Hari ini kita mendengar bahwa ada orang Saduki, yang tidak percaya akan kebangkitan orang mati, datang bersoal jawab dengan Yesus Kristus. Mereka mengemukan satu fakta bahwa seorang wanita selama hidupnya kawin dengan 7 laki-laki dan mati tanpa meninggalkan anak. Mereka bertanya kepada Yesus: “Siapakah di antara orang-orang itu, yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristrikan dia.” Jawaban Yesus: “Dalam kebangkitan tidak ada kawin dan dikawinkan. Sebab mereka tidak mati lagi.”
Dari jawaban Yesus ini kita bisa melihat salah satu tujuan perkawinan di dunia ini. Perkawinan di dunia ini bertujuan untuk meneruskan karya ciptaan Tuhan untuk meneruskan ciptaan manusia baru. Selanjutnya manusia mendapat tugas dan tangggungjawab untuk meneruskan karya keselamatan Tuhan di antara manusia yang hidup di dunia ini. Tujuan karya keselamatan itu adalah agar manusia mengenal Tuhan dan mendapat keselamatan sehingga di saat ia mati, jiwanya akan bersatu dengan Tuhan untuk selama-lamanya. Di saat roh kita bersatu dengan Tuhan, di sana tidak akan terjadi kawin dan dikawinkan. Kawin dan dikawinkan membutuhkan tubuh jasmani. Di dalam surga tidak terdapat tubuh jasmani, yang ada cuma roh. Di saat kita mati, tubuh jasmani akan kembali ke asalnya yaitu tanah, sementara roh akan kembali ke asalnya yaitu Tuhan.

Pertanyaan kita, apakah sewaktu kita mati, roh kita akan secara otomatis kembali ke Tuhan? Jawabannya TIDAK. Tuhan selalu memberi kebebasan kepada manusia untuk memilih. Dengan kebebasan yang diberikan kepadanya, manusia tetap bisa memilih, entah memilih Tuhan atau menolak Tuhan. Siapa yang selalu memilih Tuhan pasti rohnya akan kembali ke Tuhan, sementara yang menolak Tuhan rohnya akan ke tempat lain yang kita sebut Neraka.

Marilah saudara-saudari... Kalau kita mau agar roh kita kembali bersatu dengan Tuhan di saat kita mati, rajin-rajinlah berdoa; berpegang teguhlah pada ajaran Tuhan dan bertekunlah melaksanakan perintahNya.

Kita berdoa, semoga Tuhan sadarkan kita agar kita selalu memperhatikan kehidupan jiwa kita, sehingga di saat kita mati, jiwa kita akan kembali kepada asalnya, yaitu Tuhan kita.

Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita agar jiwa kita kembali bersatu dengan Tuhan dan para penghuni surga di saat kita dipanggil untuk selama-lamanya. Amin.

Kamis, 22 November 2018

Siro Jumat, 23 Nov 18

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIII
PF S. Kolumbanus, Abas
PF S. Klemens I, Paus dan Martir

Bacaan Injil
Luk 19:45-48

Rumah-Ku telah kalian  jadikan sarang penyamun.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada waktu ituYesus tiba di Yerusalem dan masuk ke Bait Allah. Maka mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ. Ia berkata, "Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kalian telah menjadikannya sarang penyamun!"

Tiap-tiap hari Yesus mengajar di Bait Allah. Para imam kepala dan ahli Taurat serta orang-orang terkemuka bangsa Israel berusaha membinasakan Yesus. tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia.

Demikianlah sabda Tuhan.

=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                
Jumat, 23 November 2018                                                                                                              
RP Fredy Jehadin SVD

Tema: Tuhan hadir dalam Gedung Gereja!                                                                             
Lukas 19:45-48

Saudara-saudari ... Injil hari ini adalah kelanjutan dari bacaan yang kita dengar kemarin hari Kamis. Kemarin kita mendengar bahwa Yesus menangisi Yerusalem dan meramalkan kejatuhan kota Yerusalem. Tangisannya itu sungguh keluar dari rasa kecewa yang sangat dalam. Bangsa Israel yang adalah bangsa pilihan Allah, seharusnya menjaga kesucian dirinya dan tunjukkan tingkah laku yang baik kepada bangsa lain. Tetapi yang mereka tunjukkan justru sangat bertentangan.

Hari ini kekecewaan dan kejengkelan Yesus terhadap bangsanya semakin bertambah. Bukan hanya kebobrokan tingkah laku terhadap sesama di luar kenisah Allah yang mereka tunjukkan, tetapi kini Yesus sendiri menyaksikan bagaimana kebobrokan tingkah-laku mereka terhadap Allah sendiri. Mereka menjadikan kenisah Allah sebagai pasar penjualan dan tukar uang. Kenisah Allah yang seharusnya dijaga kesucian dan kehormatannya sebagai tempat doa, kini jadi tempat merajalelanya ketidak-adilan, keributan dan kekecewaan banyak orang. Bukan lagi kedamaian dan kebahagiaan yang mereka jumpai di kenisah Allah, tetapi kekecewaan dan frustrasi. Kenisah Allah bukan lagi tempat orang berkomunikasi dengan Allah tetapi menjadi tempat komunikasi para pedagang dan pembeli, komunikasi untung-rugi, komunikasi ingat diri.
Yesus Kristus, tokoh damai dan pembawa hukum cinta kasih tidak bisa lagi menahan kemarahanNya. Ia berteriak dan mengusir semua pedagang di situ. Katanya: “Ada tertulis: Rumahku adalah rumah doa. Tetapi kalian menjadikannya sarang penyamun!”  Sarang penyamun berarti pusat tempat dididiknya bandit-bandit, penjahat-penjahat. Perkataan Yesus ini ditanggapi secara negatip oleh para imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka bangsa Israel. Mereka mau membunuh Yesus Kristus. Satu sikap yang sungguh bertentangan dengan hakekat profesi mereka. Mereka yang seharusnya menjaga kesucian Bait Allah; mempromosikan keadilan dan cinta kasih; promosikan sikap jujur dan saling menghormati satu sama lain. Kini berbalik menjadi pembunuh. Mereka sesungguhnya menerima apa yang dibuat Yesus sebagai sesuatu yang positip dan sebagai teguran positip. Tetapi reaksi mereka sungguh sangat berlawanan. Dengan menolak apa yang dibuat Yesus, maka terbuktilah kebenaran apa yang diucapkan kristus: “kalian sudah menjadikan Bait Allah sarang penyamun.”  Di dalam Bait Allah sepertinya bukan kejujuran lagi yang diajarkan tetapi penipuan; Di dalam Bait Allah sepertinya bukan lagi Allah yang mereka jumpai melainkan Setan.

Saudara-saudari...  Apa yang dibuat Yesus terhadap para pedagang dan penukar uang di Bait Allah, sekaligus mau mengingatkan kita akan tingkahlaku kita selagi kita di dalam gereja. Bagaimana sikap kita sewaktu kita berada di dalam gedung gereja?  Bagaimana perasaan kita sewaktu masuk gedung gereja, apakah perasaan kita sama saja sewaktu kita masuk ke gedung-gedung lain?
Gedung Gereja adalah tempat kita berdoa dan mempersembahkan kurban kita yaitu Yesus Kristus sendiri. Di sana ada Altar, tempat Tubuh dan Darah Kristus dikurbankan. Dalam Gedung Gereja, khususnya gereja Katolik, ada Tabernakel. Dalam Tabernakel ada Tubuh Kristus/Sakramen Mahakudus. Kita sungguh percaya, bahwa dalam Sakramen Mahakudus ini, Yesus Kristus sungguh hadir.  Sadar akan kehadiran Yesus Kristus yang bertahta dalam Tabernakel ini, maka sudah seharusnya kita tunduk dan menyembah ke arah Tabernakel itu. Sewaktu kita berada dalam Gedung Gereja sudah seharusnya kita fokus kepada Kristus dan berdoa kepada-Nya. Keberadaan kita dalam gereja adalah satu kesempatan baik untuk bercakap-cakap dengan Kristus. Bukannya sibuk berkomunikasi dengan orang lain lewat HP. Kalau kita sibuk dengan HP dalam Gereja, itu berarti kita sudah jadikan gedung gereja sebagai loket telpon, pasar telpon. Perbuatan serupa sesungguhnya sudah menyakiti hati Yesus.

Marilah saudara-saudari... Hormatilah rumah Tuhan dan berkomunikasihlah dengan Tuhan. Biarkanlah HP kita dimatikan dulu selama kita berada dalam rumah Tuhan, rumah doa.

Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan, rahmatilah kami, agar mampu menghargai dan memelihara rumah-Mu sebagai sumber kekuatan, spiritualitas dan rumah doa bagi semua orang beriman.  Amin.

Rabu, 21 November 2018

Siro Kamis, 22 Nov 18

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIII
PW S. Sesilia, Perawan dan Martir

Bacaan Injil
Luk 19:41-44

Andaikan engkau tahu apa yang perlu untuk damai sejahteramu!

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada waktu itu, ketika Yesus mendekati Yerusalem dan melihat kota itu, Ia menangisinya, kata-Nya, "Wahai Yerusalem, alangkah baiknya andaikan pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.

Sebab akan datang harinya, musuhmu mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung dan menghimpit engkau dari segala jurusan. Dan mereka akan membinasakan dikau beserta semua pendudukmu. Tembokmu akan dirobohkan dan tiada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain. Sebab engkau tidak mengetahui saat Allah melawati engkau."

Demikanlah sabda Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                     Kamis, 22 November 2018                                                                                                     
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Tunjukkanlah tingkah-laku yang baik kepada Kristus!  
Lukas 19:41- 44
Saudara-saudari... Hari ini, kita mendengar bahwa Yesus menangisi Yerusalem. Kata-Nya: Wahai Yerusalem, alangkah baiknya andaikan pada hari ini juga engkau mengerti apa yang engkau perlu untuk damai sejahteramu. Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.
Lewat perkataan ini, Yesus mau menunjukkan kesedihannya atas tingkah-laku orang Yerusalem. Karena tingkahlaku mereka sendirilah, maka mereka jatuh dan sengsara. Yerusalem adalah tempat kudus, di sanalah bangsa Israel mempersembahkan kurban kepada Allah. Tetapi tingkah-laku mereka tidak sepadan dengan apa yang diharapkan Yesus. Yesus juga sudah meramalkan keruntuhan kota Yerusalem yang terjadi pada tahun 70, karena kecerobohan mereka sendiri. Para pemimpinnya terlalu berkecimpung dalam politik. Politik Israel pada waktu itu sungguh menghancurkan kehidupan bangsanya sendiri.
Air mata Kristus adalah air mata keprihatinan akan kesengsaraan manusia, karena kesalahan sendiri. Kenisah Allah dijadikan pasar, penjualan binatang persembahan dan tempat penukaran uang. Kesucian kenisah Allah sudah dicemar. Praktek ketidak adilan justru merajalela di dalam kenisah Allah di Yerusalem. 

Saudara-saudari... Yesus meratapi Yerusalem, karena kebobrokan tingkah laku bangsa Israel. Sekarang marilah kita pandang diri kita sendiri. Kita adalah Yerusalem baru. Berkat Sakramen Permandian, kita sudah menjadi Yerusalem Baru, anak-anak Allah.

Pertanyaan kita, apakah tingkah-laku kita selalu menyenangkan Kristus? Apakah Kristus selalu bahagia dengan kita? Kalau tingkah-laku kita tidak menyenangkan Kristus, maka Kristus, yang sama, pasti akan berkata yang sama lagi kepada kita: Wahai Yerusalem, alangkah baiknya andaikan pada hari ini juga engkau mengerti apa yang engkau perlu untuk damai sejahteramu.

Marilah saudara-saudari....Pupukilah tingkah-laku kita, yang berkenan kepada Tuhan. Akuilah dosa kita kalau tingkah-laku kita tidak berkenan kepada Tuhan sebelum kita terjebak dan mati.

Kita berdoa, semoga Tuhan mencurahkan Roh Kudus-Nya ke dalam hati kita, agar kita mampu melaksanakan apa yang baik untuk kesejahteraan kita.

Kita mohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Siro Rabu, 21 Nov 18

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIII

PW S. Maria Dipersembahkan kepada Allah

Bacaan Injil
Luk 19:11-28

Mengapa uangku tidak kau berikan kepada orang yang menjalankan uang?
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada waktu Yesus sudah dekat Yerusalem, orang menyangka bahwa Kerajaan Allah akan segera nampak. Maka Yesus berkata, "Ada seorang bangsawan berangkat ke negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja. Sesudah itu baru ia akan kembali.Maka ia memanggil sepuluh orang hambanya, dan memberikan mereka sepuluh mina katanya, 'Pakailah ini untuk berdagang sampai aku kembali.'

Akan tetapi orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan, 'Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami.' Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing. Orang yang pertama datang dan berkata, 'Tuan, mina Tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina.' Katanya kepada hamba itu, Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik. Engkau telah setia dalam perkara kecil,
karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota.' Datanglah yang kedua dan berkata, 'Tuan, mina Tuan telah menghasilkan lima mina.' Katanya kepada orang kedua itu, 'Dan engkau, kuasailah lima kota.' Dan hamba yang ketiga datang dan berkata, 'Tuan, inilah mina Tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan.
 
Sebab aku takut akan Tuan, karena Tuan adalah manusia yang keras. Tuan mengambil apa yang tidak pernah Tuan taruh, dan Tuan menuai apa yang tidak Tuan tabur.' Kata bangsawan itu, 'Hai hamba yang jahat! Aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu, aku ini orang yang keras. Aku mengambil apa yang tidak pernah kutaruh dan menuai apa yang tidak kutabur.
Jika demikian mengapa uangku tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya.' Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ, 'Ambillah mina yang satu itu dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu.' Kata mereka kepadanya, 'Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina.' Ia menjawab, 'Aku berkata kepadamu, setiap orang yang mempunyai, ia akan diberi; tetapi siapa yang tidak mempunyai, daripadanya akan diambil, juga apa yang ada padanya. Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku'."

Setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.

Demikianlah sabda Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                       Rabu, 21 November 2018                                                                                                      
RP Fredy Jehadin SVD

Tema: Manfaatkanlah Kepercayaan Yang Tuhan Berikan Kepada Kita!                                    
 Lukas 19:11-28

Saudara-saudari... Ceritera tentang seorang bangsawan yang pergi ke negeri jauh untuk dinobatkan jadi raja dan memberi uang kepada hamba-hambanya supaya dimanfaatkan untuk berdagang,  mengingatkan kita akan tugas kita sebagai orang Kristen. Sejak kita dipermandikan dan menjadi anggota gereja yang sah, kita semua sudah diberi tugas dan tanggungjawab oleh Tuhan untuk meneruskan karya keselamatanNya di dunia ini. Kita menjalankan tugas itu sesuai dengan panggilan hidup kita masing-masing, entah sebagai orang biara atau awam.

Ada tiga hal penting yang kita pelajari dari perumpaan hari ini.

1) Raja memberi uang dan mempercayakan hamba-hambanya untuk menjalankan bisnisnya lalu ia pergi. Raja membiarkan hambanya untuk bekerja bebas sesuai dengan cara dan gayanya masing-masng. Ia percaya, bahwa hambanya bisa buat sesuatu dengan uang yang sudah diberikannya itu.
Demikian pun halnya dengan kita umat Kristen, para pengikut Kristus. Sebelum meninggalkan para murid-Nya dan naik ke surga, Yesus Kristus memberi tugas kepada mereka. Kata-Nya: Pergilah ke seluruh dunia, ajarlah dan permandikan semua bangsa dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.  Yesus mempercayakan kita untuk meneruskan karya keselamatanNya. Ia percaya, bahwa kita bisa menjalankan tugas itu. Pertanyaan kita: Apakah kita menerima tugas itu sebagai bentuk partisipasi aktip kita dalam karya keselamatan Tuhan, atau sebagai beban, yang membuat kita malas untuk mengerjakannya?
2) Raja mau mencoba para hambanya, apakah tanpa kehadirannya secara fisik para hambanya tetap setia menjalankan tugasnya atau tidak?  Demikian pun dengan kita. Yesus tidak hadir secara fisik di saat kita meneruskan pekerjaanNya. Apakah kita selalu setia berpegang teguh pada kehendak Tuhan dan selalu merasa bertanggungjawab menjalankan tugas-Nya?  Apakah kepercayaan Tuhan selalu kita terima sebagai satu penghargaan atau dianggap sebagai beban?
3) Sewaktu pulang, Raja memberi hadiah kepada hamba yang setia, yang sudah menghasilkan bunga atas uangnya. Sementara kepada hamba yang tidak setia, yang tidak berusaha membungakan uang tuannya mendapat hukuman.
Demikian pun dengan kita. Barangsiapa setia dan tekun menjalankan karya keselamatan Allah akan mendapat berkat berlimpah, sementara yang malas dan acu tak acu akan tugas yang sudah diberikan Tuhan, akan mengalami kesengsaraan di saat Tuhan datang kembali. Injil hari ini melukiskan sikap Tuhan, dalam diri sang raja, kepada mereka yang malas, katanya: Bawalah mereka kemari dan bunuhlah mereka di depan mataku.”

Saudara-saudari... Marilah kita bertanya diri, apakah kita termasuk hamba yang setia, yang selalu bertanggungjawab menjalankan tugas yang diberikan Tuhan?  Di saat kita mengalami tantangan dan cobaan, apakah kita selalu setia dan tetap memanfaatkan kepercayaan yang Tuhan berikan kepada kita dan selalu tekun menjalankannya?  Atau kita acu tak acu dan tidak mau repot menjalankan kewajiban kita sebagai anggota gereja yang sah?

Kita berdoa, semoga Tuhan senantiasa menyadarkan kita, bahwa kita adalah orang kepercayaan dan penerus karya keselamatan Putera-Nya dan meneguhkan iman kita agar kita selalu setia menjalankan tugasNya.

Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amin.

Siro Selasa, 20 Nov 18

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIII

Bacaan Injil
Luk 19:1-10

Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan melintasi kota itu.Di situ ada seorang kepala pemungut cukai yang amat kaya, bernama Zakheus. Ia berusaha melihat orang apakah Yesus itu, tetapi tidak berhasil karena orang banyak dan ia berbadan pendek.Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus yang akan lewat di situ.

Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata, "Zakheus, segeralah turun. Hari ini Aku mau menumpang di rumahmu." Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya, "Ia menumpang di rumah orang berdosa."

Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan, "Tuhan, separuh dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin, dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."

Kata Yesus kepadanya, "Hari ini terjadilah keselamatan atas rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham.Anak Manusia memang datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."

Demikianlah sabda Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                        Selasa, 20 November 2018                                                                                                                      RP Fredy Jeadin, SVD

Tema: Carilah Tuhan Dengan Sepenuh Hati Maka Ia Akan Ditemukan!                                                                   
Lukas 19:1-10

Saudara-saudari... Lewat Injil hari ini kita mendengar ceritera tentang Zakheus. Ada tiga hal penting yang mungkin baik kalau kita renungkan dan pelajari untuk kebaikan kehidupan rohani kita.

1) Zakheus seorang yang sangat kaya, tetapi tidak bahagia. Karena itu ia sering menyendiri. Ia mendengar ceritera tentang Yesus, bahwa Yesus menerima para pemungut cukai dan orang berdosa. Dengan segala cara, Ia berusaha mencari-Nya. Kerja kerasnya  menghasilkan buah. Ia dipanggil Tuhan dan mau mengunjungi dia di rumahnya.
Saya menemukan seorang kaya seperti Zakheus. Mereka punya banyak harta tetapi tidak bahagia. Itu berarti kebahagian sesungguhnya tidak sepenuhnya bergantung pada kekayaan duniawi, tetapi ada bersama Tuhan.
Satu pesan untuk kita: carilah Tuhan dengan sepenuh hati, maka kita akan alami kebahagiaan.
2) Zakheus yang kaya dan dibenci oleh banyak orang, tidak malu memanjat pohon agar bisa memandang wajah Yesus. Mungkin banyak orang menertawakan dia, tetapi karena kerinduannya yang sangat tinggi untuk bisa bertemu Yesus, maka semua ocehan dan olokan orang tidak dihiraukannya. Ia focus pada Yesus. Usaha kerasnya menghasilkan buah. Yesus menyapanya secara pribadi: “Zakheus, segeralah turun. Hari ini Aku mau menumpang di rumahmu.” Satu hadiah yang sangat indah bagi Zakheus.
Pesan untuk kita: Fokuslah pada apa yang kita cari. Barangsiapa yang selalu berusaha keras untuk menemukan Tuhan, pasti usahanya tidak akan sia-sia. Ia pasti akan menemukan Tuhan dan Tuhan menghadiahkannya dengan hadiah yang sangat indah, yaitu menjadi tamu dalam rumah dan membawa perubahan sikap! 
3) Sebagai ungkapan syukur dan bahagianya kepada Yesus, Zakheus berjanji di depan Yesus dan para hadirin, katanya: “Tuhan, separo dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin, dan sekiranya ada sesuatu yang saya peras dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Dari peryataan ini kita tahu bahwa Zakheus sungguh berubah. Perjumpaan dengan Yesus sungguh mendatangkan pertobatan dan perubahan dalam diri Zakheus. 
Pesan untuk kita: Kalau kita sungguh sudah mengalami Tuhan, maka jadikanlah pengalaman itu sebagai inspirasi untuk merubah sikap.  Ingat St. Paulus. Sesudah ia mendapat penglihatan dan diminta oleh Yesus untuk menjadi Rasulnya, maka sejak saat itu, ia berubah secara total. Karena imannya akan Yesus, ia berani korbankan dirinya dan mati dipenggal lehernya.

Marilah saudara-saudari... Kalau ada kerinduan untuk bertemu Tuhan, berusahalah mencari-Nya dengan segala cara. Zakheus sudah tunjukkan contoh yang baik kepada kita hari ini. Kerja keras kita akan mendatangkan buah dan salah satu dari buahnya adalah perubahan sikap!

Kita berdoa, semoga Tuhan menggerakkan hati kita untuk selalu mencari Dia dan membuka hati kita untuk menyambutnya ke dalam rumah hati  kita.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Minggu, 18 November 2018

Siro, Senin, 19 Nov 18

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIII

Bacaan Injil
Luk 18:35-43

Apa yang kau inginkan Kuperbuat bagimu?
Tuhan, semoga aku melihat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Ketika Yesus hampir tiba di Yerikho,
ada seorang buta duduk di pinggir jalan dan mengemis.
Karena mendengar orang banyak lewat, ia bertanya,
"Ada apa itu?"
Kata orang kepadanya, "Yesus, orang Nazaret, sedang lewat."

Maka si buta itu berseru, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"
Orang-orang yang berjalan di depan menyuruh dia diam.
Tetapi semakin kuat ia berseru,
"Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"

Maka Yesus pun berhenti
dan menyuruh orang mengantar dia kepada-Nya.
Ketika si buta itu sudah dekat, Yesus bertanya kepadanya,
"Apa yang kauinginkan Kuperbuat bagimu?"
Jawab orang itu, "Tuhan, semoga aku melihat!"

Maka Yesus berkata,
"Melihatlah, imanmu telah menyelamatkan dikau!"
Pada saat itu juga ia melihat,
lalu mengikuti Yesus sambil memuliakan Allah.
Seluruh rakyat menyaksikan peristiwa itu dan memuji-muji Allah.

Demikianlah sabda Tuhan.

======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                    
Senin, 19 November 2018                                                                                                       
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Terbukalah Kepada Allah Dan Jadilah Penyalur Keselamatan Bagi Sesama!                                       
Lukas 18:35-43

Saudara-saudari... Injil hari ini mau mengajar kita akan tiga hal penting.
1) Sikap orang orang buta. Setelah dia tahu bahwa Yesus datang lewat di tempatnya, ia tidak putus-putusnya berteriak meminta bantuan Yesus, katanya: “Yesus, Anak Daud kasihanilah aku.” Orang yang mengikuti Yesus melarang dia, tetapi dia tetap berteriak memohon belaskasihan Tuhan. Karena ia sangat membutuhkan penglihatan, maka ia berteriak terus-menerus memohon belaskasihan Yesus. Ia percaya bahwa Yesus Kristus pasti akan membantu dia. Maka terjerjadilah seperti yang diharapkannya. Yesus memberi dia penglihatan. Imannya telah menyelamatkan dia. Satu pelajaran bagi kita: Berteriaklah kepada Tuhan sampai suara kita didengarkan-Nya. Berdoalah dengan penuh kepercayaan, bahwa Tuhan akan mengabulkan permohonan kita. 
2) Sikap Yesus Kristus. Walaupun Yesus begitu sibuk mengajar dan mendengarkan pertanyaan banyak orang, tetapi Ia tetap mendengarkan teriakan orang yang sangat membutuhkan pertolonganNya. Satu kehebatan Yesus Kristus adalah Ia sangat sensitip akan kebutuhan hakiki manusia. Seperti kebutuhan akan kesembuhan dari sakit; kebutuhan akan diterima dalam masyarakat; kebutuhan akan menjadi manusia normal. Ia akan segera menolong mereka2 ini dan waktunya pun tidak akan ditunda2. Yesus Kristus adalah pribadi yang lebih mengutamakan karya nyata dari pada asal ngomong. Marilah kita mengikuti teladan Yesus, yang lebih banyak berbuat dari pada asal ngomong.
 3) Sikap banyak orang yang mengikuti Yesus Kristus. Mereka senang mendengar pengajaran dan melihat mujizat yang dibuat Yesus. Tetapi di saat orang buta berteriak meminta bantuan Yesus, mereka justru menyuruhnya diam.
Mungkin kita juga seperti mereka-mereka itu: sangat senang mendengar ajaran yang bagus-bagus. entah dari pastor/pendeta atau sesama kita, tetapi ajaran bagus itu tidak dihayati dan diamalkan dalam hidup harian kita. Mungkin kita juga kadang menjadi penghalang orang yang sangat membutuhkan pertolongan Tuhan.

Marilah kita mengikuti contoh hidup si Buta yang begitu polos ungkapkan apa yang dibutuhkannya kepada Kristus dan tidak merasa takut walaupun ada yang melarangnya; Jadilah Yesus Kristus bagi sesama kita, yang sangat sensitip akan kebutuhan sesama, bukannya pengalang bagi sesama yang mau datang kepada kristus, mencari pertolongan padaNya.
Kita berdoa, semoga Tuhan menggerakkan hati kita, agar kita selalu sensitip akan kebutuhan sesama dan mengaplikasikannya dalam karya nyata kita. Dan semoga berkat bantuan Tuhan, kita bisa menjadi penyalur rahmat Tuhan kepada sesama, bukannya penghalang berkat Tuhan bagi mereka yang membutuhkan.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Siro Minggu, 18 Noov 18

Bacaan Liturgi

Hari Minggu Biasa XXXIII
PF Gereja Basilik S. Petrus dan Paulus, Rasul

Bacaan Injil
Mrk 13:24-32
Ia akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya
dari keempat penjuru dunia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Sekali peristiwa,
dalam khotbah-Nya tentang akhir zaman,
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Pada akhir zaman, sesudah siksaan-siksaan yang berat,
matahari akan menjadi gelap, dan bulan tidak bercahaya;
bintang-bintang akan berjatuhan dari langit,
dan kuasa-kuasa langit akan goncang.

Pada waktu itu
orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan
dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.
Dan pada waktu itu pula
Ia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya keluar
dan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya
dari keempat penjuru bumi,
dari ujung bumi sampai ke ujung langit.

Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara.
Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas,
kamu tahu bahwa musim panas sudah dekat.
Demikian juga, jika kamu lihat hal-hal itu terjadi,
ketahuilah bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu.
Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu,
sebelum semuanya itu terjadi.
Langit dan bumi akan berlalu,
tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.

Tetapi tentang hari atau saat itu
tidak seorang pun yang tahu,
malaikat-malaikat di surga tidak, dan Anak pun tidak!
Hanya Bapa yang tahu!"

Demikianlah sabda Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                          
 Minggu, 18 November 2018                                                                                                                   RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Berpegang Teguhlah Pada Tuhan Maka Kita Akan Selamat!                                  
Markus 13:24-32

Saudara-saudari... Dalam kotbahnya hari ini, Yesus meramalkan apa yang akan terjadi pada waktu akhir zaman; bahwa matahari akan menjadi gelap, bulan tidak bercahaya, bintang-bintang akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan guncang. Ramalan Yesus ini sungguh menakutkan para pendengar, termasuk kita.

Pertanyaan kita: Apakah semua yang diramalkan Kristus ini akan terjadi pada waktu akhir zaman? Atau mungkin ada maksud lain di balik semuanya itu? Kapan dunia ini akan berakhir? Menurut Yesus Kristus, kapan akhir zaman, tidak ada seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di surga tidak, dan Anak pun tidak! Hanya Bapa yang tahu.
Apa-kira-kira maksud dari ramalan yang menakutkan ini?

Menurut penafsiran ahli kitab suci, Yesus dengan sengaja meramalkan apa yang akan terjadi menjelang akhir zaman, agar manusia selalu berpegang teguh pada Tuhan, yang adalah sumber segala kuasa. Barangsiapa selalu berpegang teguh pada Tuhan, apa pun yang terjadi menjelang akhir dunia, ia tidak akan merasa takut, karena Tuhan yang menciptakan segalanya selalu bersama dia. Tuhanlah yang menguasai segalanya.  Jadi maksud di balik ramalan yang menakutkan itu adalah agar mereka, yang percaya padaNya, selalu tekun dalam iman dan selalu berjaga-jaga sambil memandang pada-Nya. Barangsiapa yang selalu berpegang pada Sabda Tuhan dan menjalankan perintah-Nya tidak akan binasa.

Hari ini Yesus juga berkata: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya itu terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.” Lewat pernyataan ini, Yesus mau tegaskan, bahwa Sabda Tuhan itu penuh kuasa. Barangsiapa selalu berpegang teguh, mendengarkan dan menjalankan Sabda Tuhan dalam hidup harian, maka ia tidak akan binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal. Ingat nilai-nilai Injil, yang diajarkan Kristus, kalau selalu dihayati dan diamalkan dalam hidup, maka jiwa kita akan memperoleh hidup yang kekal; jiwa kita tidak akan mati.

Saudara-saudari... Yesus Kristus mengarapkan agar apa pun bentuknya tantangan yang kita hadapi, janganlah merasa takut. Dia sendiri sudah berkata: Aku menyertai kamu sampai akhir zaman. Percayalah pada-Nya dan focuslah pada Salib-Nya. Lewat salib, Ia sudah kalahkan kekuatan setan.

Marilah saudara-saudari... Berpegang teguhlah pada Tuhan, karena bersama Dia segala kesulitan hidup akan bisa kita hadapi dengan baik.

 Bersama Bunda Maria kita berdoa semoga Tuhan senantiasa menyadarkan kita, bahwa Dia selalu ada bersama kita dan menggerakkan hati kita untuk selalu berkomunikasi denganNya. Amen!

Siro Sabtu, 17 Nov 18

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXII
PW S. Elisabet dari Hungaria, Biarawati

Bacaan Injil
Luk 18:1-8
Bukankah Allah akan membenarkan para pilihan-Nya
yang berseru kepada-Nya?

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu ketika
Yesus menceriterakan suatu perumpamaan kepada murid-murid-Nya
untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa
dengan tidak jemu-jemunya.
Ia berkata,
"Di suatu kota ada seorang hakim
yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun.
Di kota itu ada pula seorang janda
yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata,
'Belalah hakku terhadap lawanku.'

Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak.
Tetapi ia kemudian berkata dalam hatinya,
'Walaupun aku tidak takut akan Allah
dan tidak menghormati siapa pun,
namun karena janda ini menyusahkan daku,
baiklah aku membenarkan dia,
supaya jangan terus menerus datang dan akhirnya menyerang aku."

Lalu Yesus berkata,
"Camkanlah perkataan hakim yang lalim itu!
Bukankah Allah akan membenarkan para pilihan-Nya,
yang siang malam berseru kepada-Nya?
Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?
Aku berkata kepadamu, 'Ia akan segera menolong mereka.'
Akan tetapi jika Anak Manusia datang,
adakah Ia menemukan iman di bumi ini?"

Demikianlah sabda Tuhan.

=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                         Sabtu, 17 November 2018                                                                                                                    
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Tuhan Mendengarkan Dan Tahu Apa Yang Terbaik Untuk Kita!

Lukas 18: 1-8

Saudara-saudari... Lewat Perumpamaan hari ini, Yesus mau menjelaskan kepada kita, tentang kebaikan Tuhan. Kalau hakim, yang tidak takut akan Allah, bisa luluh hatinya karena Ibu janda, yang selalu menggedor rumahnya setiap hari, meminta bantuannya, apa lagi Tuhan, yang adalah Pemurah dan Mahacinta, pasti akan selalu mendengarkan siapa saja yang mengetuk pintu hatiNya. Tuhan selalu mendengarkan kita dan tahu, apa yang terbaik untuk kita. Kadang kita merasa kecewa karena apa yang kita minta sepertinya tidak dikabulkan, tetapi sebenarnya Tuhan selalu mengabulkan doa kita dan memberi yang terbaik dari apa yang kita minta. Saya yakin kita semua punya pengalaman akan hal itu.

Saya punya satu pengalaman yang sangat istimewa tentang hal ini. Tahun 2013, saya diberi izin oleh pemimpin serikat untuk mengikuti kursus di Heart Center Spirituality di Melbourne Australia. Sesudah mengirim semua dokumen yang dibutuhkan oleh sekolah, saya mendapat satu surat resmi dari sekolah, bahwa lamaran saya diterima. Saya diminta untuk secepatnya urus Visa karena bulan Februari 2014 kuliah dimulai. Bulan November 2013 saya mulai mengurus visa. Saya sendiri bertemu petugas di kedutaan Ausralia di Port Moresby. Pegawai kedutaan menjanjikan, bahwa jawabannya akan dikirim lewat email. Selama bulan November, saya tidak dapat berita. Saya ke kantor Kedutaan Australia di Port Moresby tanya tentang perkembangannya. Jawabannya, bahwa permohonan saya sementara diproses. Tetapi sampai akhir Desember belum juga ada berita. Awal Januari 2014, saya pergi lagi, petugas katakan bahwa visanya lagi diproses. Pertengahan Januari saya ditanya dari Sekolah di Melbourne tentang Visa saya. Jawaban saya, bahwa masih diproses. Awal Februari saya kembali ke kedutaan, pegawainya tetap memberi jawaban yang sama, “masih diproses, tungguh saja.”  Pada tanggal 11 Februari saya dapat email dari sekolah isinya bahwa kursus sudah dibuka hari itu dan sekolah memberi saya 2 minggu. Kalau dalam dua minggu saya dapat visa, saya akan tetap diterima, tetap kalau sudah lewat dari dua minggu, maka saya tidak bisa ikut program itu. Sesudah lewat dua minggu, saya tetap belum dapat visa. Akhirnya saya putuskan batal. Saya menulis surat resmi ke Kedutaan Australia, bahwa permohonan Visa masuk Australia dibatalkan.
Akhir September 2014, Pemimpin saya di Papua New Guinea, meminta saya untuk mencari tempat kursus yang baik di mana saja. Saya melamar ke Inggris dan Amerika. Kedua tempat itu siap menerima saya. Pemimpin memutuskan untuk memilih Inggris. Dengan segera saya memasukan permohonan visa belajar ke kedutaan Inggris. Sesudah tiga minggu saya mendapat jawaban positip, bahwa Visa ke Inggris sudah keluar. Pada tanggal 2 Januari 2015, saya terbang dari Bali menuju Inggris. Tanggal 6 Januari kursus dimulai. Kursus di Inggris sungguh sangat memuaskan dan membuat saya semakin percaya diri.

Lewat pengalaman ini, saya sungguh percaya, bahwa Tuhan selalu mengabulkan doa saya dan tahu apa yang terbaik untuk saya dan untuk mereka yang saya dampingi.

Saudara-saudari... Tuhan itu sungguh baik dan sungguh tahu apa yang terbaik untuk kita. Ia selalu mengabulkan doa kita. Sikap yang perlu kita pupuki setiap hari adalah ketekunan dalam iman, kesabaran dan harapan yang pasti, bahwa Tuhan akan selalu menjawab apa yang kita minta sesuai dengan rencana dan waktuNya.  Kadang kita cepat putus asa dan kecewa karena apa yang kita dambahkan tidak terwujud. Tetapi sesudahnya tiba-tiba kita mendapatkan sesuatu di luar rencana kita. Kalau direnungkan, sesungguhnya itulah jawaban Tuhan atas permintaan kita. Dia tahu lebih baik apa yang terbaik untuk kita. Karena itu dianjurkan, supaya jangan cepat putus asa dan putus harapan, sebaliknya bersabarlah selalu, bukalah mata dan telinga hati iman kita untuk melihat dan mendengar apa maunya Tuhan.

Kita berdoa, semoga Tuhan menguatkan iman, kesabaran dan harapan kita dalam menanti jawaban Tuhan atas permohonan kita. Karena terkadang waktu-nya kita, bukannya waktunya Tuhan; kemauan kita terkadang tidak sesuai dengan kemauan Tuhan. Tetapi Tuhan tahu yang terbaik untuk kita.

Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amin.

Kamis, 15 November 2018

Siro Jumat, 16 Nov 18

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXII
PF S. Gertrud, Perawan
PF S. Margareta dari Skotlandia

Bacaan Injil
Luk 17:26-37

Kapan Anak Manusia akan menyatakan diri.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula kelak pada hari Anak Manusia. Pada jaman Nuh itu orang-orang makan dan minum, kawin dan dikawinkan, sampai pada hari Nuh masuk ke dalam bahtera. Lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.

Demikian pula yang terjadi pada zaman Lot. Mereka makan dan minum, membeli dan menjual, menanam dan membangun, sampai pada hari Lot pergi dari Sodom. Lalu turunlah hujan api dan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikianlah halnya kelak pada hari Anak Manusia menyatakan diri.

Pada hari itu barangsiapa sedang ada di peranginan di atas rumah, janganlah ia turun untuk mengambil barang-barangnya di dalam rumah. Demikian pula yang sedang di ladang, janganlah ia pulang. Ingatlah akan isteri Lot!Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.

Aku berkata kepadamu: Pada malam itu kalau ada dua orang di atas ranjang, yang satu akan dibawa dan yang lain ditinggalkan. Kalau ada dua orang wanita yang sedang bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan."

Para murid lalu bertanya, "Di mana, Tuhan?" Yesus menjawab, "Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar."

Demikianlah sabda Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   
Jumat 16 November 2018                                                                                                               
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Di saat Tuhan datang, Ia hanya memanggil pribadi yang dibutuhkanNya!    Lukas 17: 26-37

Saudara-saudari.... Waktu saya libur di kampung bulan Juni 2015, seorang bapa sorenya dengan semangat memimpin upacara adat dalam satu keluarga, sekitar jam 12 malam ia masih melayani anak-anak muda yang datang membeli rokok di kiosnya. Sesudahnya ia tidur bersama cucunya. Sekitar jam 3 pagi cucunya merangkul dia karena merasa dingin, ternyata pada saat itu opanya sudah meninggal.
Apa yang kita saksikan sekarang semuanya sudah disampaikan Yesus Kristus 2000 tahun yang lalu. Hari ini, Ia ingatkan kita lagi, kataNya: “Pada malam itu, kalau ada dua orang di atas ranjang, yang satu akan dibawa dan yang lain ditinggalkan.” 
Menghadapi situasi seperti itu, kadang ada orang bertanya: Mengapa Tuhan tidak mengambil keduanya? Apalagi kalau keduanya sungguh saling mencintai, dari pada yang ditinggalkan alami depresi berat dan hidup sengsara berkepanjangan, lebih baik keduanya dipanggil bersamaan.

Saudara-saudari... Lewat kenyataan seperti ini, Yesus mau ingatkan kita, bahwa urusan menghadap Tuhan adalah urusan sangat pribadi. Masing-masing pribadi bertanggungjawab akan apa yang dibuatnya di depan Tuhan.

Saya ingat satu ceritera: seorang bapa selalu sibuk setiap hari. Setiap kali ada undangan untuk hadir acara pesta, ia selalu mengutus istri atau anaknya untuk pergi. Pada hari minggu, kalau istri dan anak mengajaknya pergi misa, ia selalu katakan: kamu saja pergi mengatas namai saya.  Kalau diundang untuk ikut pertemuan gereja, ia juga selalu mengutus istri atau anaknya. Sekarang, waktu ia meninggal, sesampainya di pintu gerbang surga, St. Petrus menyuruhnya tinggal di luar pintu Surga. Kemudian istrinya juga meninggal. Ia sangat gembira melihat istrinya datang. Sesampainya di pintu gerbang, St. Petrus langsung membuka pintu membiarkan istrinya masuk. Sang suami berkata kepada St. Petrus: “Itu istri saya, tolong izinkan saya masuk bersama dia.”  St. Petrus menjawab: Ya benar, itu istrimu, ia utusan anda, biarkan dia masuk. Anda tunggu di luar. Tidak lama kemudian, anaknya juga meninggal. Sesampainya di pintu gerbang, St. Petrus mengizinkan anaknya masuk, sementara bapanya tetap tinggal di luar. Sang Bapa protes dan berkata kepada St. Petrus: mengapa saya tidak diizinkan masuk? St. Petrus menjawab: di dunia, engkau biasa mengirim utusan kalau ada acara penting, itu wajar-wajar saja. Tetapi untuk masuk surga, itu urusan pribadi, jadi tidak ada utusan.  

Saudara-saudari... Dalam urusan dengan surga, tidak ada utusan-utusan atau mengatas namai orang lain. Urusan surga adalah urusan sangat pribadi. Karena itu marilah kita berlomba-lomba mengurus urusan rohani kita masing-masing. Jangan hanya menyuruh orang lain berdoa, kita juga harus berdoa untuk diri sendiri. Orang lain boleh kita minta untuk mendoakan kita, tetapi kita juga harus berdoa untuk diri sendiri. Mengikuti kegiatan sosial atau kegiatan rohani itu sangat penting, jangan hanya menyuruh orang lain untuk ikut, sementara diri sendiri tidak. Kematian adalah urusan pribadi dengan Tuhan. Karena itu, di saat Tuhan datang, Ia akan memanggil orang yang dibutuhkan-Nya, sementara yang lain ada waktunya. 

Kita berdoa, semoga kita selalu aktip menjalankan perintah Tuhan dan selalu berelasi secara pribadi dengan Dia, kapan dan di mana saja kita berada, dengan demikian, di saat Dia datang untuk mengambil kita, kita siap mengikuti Dia.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin!

Rabu, 14 November 2018

Siro Kamis, 15 Nov 18

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXII

PF S. Albertus Agung, Uskup dan Pujangga Gereja
Bacaan Injil
Luk 17:20-25

Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengahmu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Sekali peristiwa orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus, kapan Kerajaan Allah datang. Yesus menjawab, "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah. Tidak dapat dikatakan, "Lihat, ia ada di sini' atau 'ia ada di sana.' Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah sudah ada di di tengah-tengahmu."

Yesus berkata kepada para murid, "Akan datang waktunya kalian ingin melihat salah satu hari Anak Manusia itu. Tetapi kalian tidak akan melihatnya.Orang akan berkata kepadamu, 'Lihat dia ada di sana! Lihat dia ada di sini! 'Tetapi jangan kalian pergi ke situ, jangan kalian ikut.Sebab seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah halnya Anak Manusia, pada hari kedatangan-Nya kelak.

Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini."

Demikianlah sabda Tuhan.

=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                 
Kamis, 15 November 2018                                                                                                       
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Kerajaan Allah Ada Di Antara Kita!    
Lukas 17: 20-25

Saudara-saudari... Hari ini orang Farisi bertanya kepada Yesus: “Kapan kerajaan Allah datang?” Yesus menjawab, “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah. Juga orang tidak dapat mengatakan: lihat, ia ada di sini, atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya kerajaan Allah ada di antara kamu.”
Kalau kita ikuti dengan teliti jawaban Yesus kepada orang Farisi ini, jawaban-Nya membingungkan. Di satu sisi Ia katakan: kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah; sementara di sisi lain Ia katakan:  Sesungguhnya kerajaan Allah ada di antara kamu!
Apa sebenarnya yang dimasksudkan Yesus, dengan mengatakan: Kerajaan Allah ada di antara kamu? Menurut penafsir Kitab Suci, dari jawaban Yesus ada dua pesan yang mau disampaikanNya: 
1) Kerajaan Allah ada di dalam diri orang yang percaya. Itu berarti Kerajaan Allah bekerja di dalam hati setiap orang yang percaya. Ia membawa perubahan dari dalam diri manusia; merubah cara hidup seseorang; memberi semangat baru kepada seseorang dari dalam. Allah sendirilah yang bekerja di dalam diri manusia dan pribadi bersangkutan merasakan apa yang sedang terjadi di dalam dirinya dan ia pun turut berubah.
2) Kerajaan Allah sesungguhnya ada di antara manusia. Kerajaan Allah yang dimaksudkan di sini adalah diri Yesus Kristus sendiri. Kerajaan Allah sudah menyatu dengan pribadi Yesus Kristus. Ia, yang sejak awal mula, sudah ada bersama Bapa dalam kerajaan surga, kini menjadi manusia dan tingal di antara kita umat manusia. Ia adalah Mesias, yang sudah dijanjikan Allah, datang untuk menyelamatkan manusia tetapi manusia tetap tidak mengenal-Nya. 
Dengan pernyataan ini, Yesus secara tidak langsung mau mengatakan kepada para pendengar, bahwa Pemenuhan janji Allah dan Rahasia kerajaan Allah, yang sulit dipahami oleh pikiran manusia, kini dipenuhi dalam diri Yesus Kristus, yang hidup dan sudah ada di tengah  manusia, tetapi manusia tetap tidak menerimanya.

Saudara-saudari... Sewaktu Yesus berkata, bahwa anak manusia ada di antara kita, bagaimana reaksi kita? Apakah kita sudah merasakan kehadiran Kerajaan Allah di antara kita? Apakah kita selalu alami sukacita, rasa damai, bahagia, saling menghargai dan mengampuni dalam hidup bersama? Apakah kita betul merasakan bahwa Ia ada di dalam diri kita? Apa bukti nyata bahwa Yesus betul ada dalam diri kita? 

Saudara-saudari... Hari ini Yesus juga katakan, bahwa kedatangan Anak Manusia kelak tidak diawali dengan proses alamiah; tidak ada pengumuman dan tanda-tanda agar manusia pelan-pelan menyiapkan diri. Sesudah Yesus naik ke surga, sudah banyak muncul nabi-nabi palsu yang katakan: “Yesus Kristus datang pada tanggal sekian”; ada yang katakan, “lihat ini tanda-tandanya;  lihat itu tanda-tandanya.” Hari ini Yesus dengan tegas ingatkan para murid-Nya, “Jangan kalian percaya dan pergi.” Yang perlu kita buat adalah supaya selalu berjaga-jaga; selalu berdoa sambil melakukan karya amal untuk sesama sebagai perwujudan iman kita.

Kita berdoa, semoga di saat Tuhan datang, Ia temukan kita sudah siap-siap menyambut kedatanganNya.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin.

Siro Rabu, 14 Nov 18

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXII

Bacaan Injil
Luk 17:11-19

Tidak adakah yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing itu?

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, Yesus menyusur perkotaan Samaria dan Galilea.Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak,  "Yesus, Guru, kasihanilah kami!"Yesus lalu memandang mereka dan berkata, "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam." Dan sementara dalam perjalanan mereka menjadi tahir.

Seorang di antara mereka, ketika melihat bahwa dirinya telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu seorang Samaria.

Lalu Yesus berkata, "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang tadi? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing ini?"

Lalu Ia berkata kepada orang itu, "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan dikau."

Demikianlah sabda Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                     
Rabu, 14 November 2018                                                                                                       
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Jadikanlah Tujuan Hidup Kita Sebagai Alasan Untuk Selalu Bersatu!                                       Lukas 17: 11-19

Saudara-saudari... Lewat Injil hari ini kita mendengar bahwa Yesus Kristus sendiri merasa tersentuh hatinya di saat sepuluh orang kusta menemuinya. Mereka tinggal agak jauh dan berteriak: “Yesus, guru, kasihanilah kami!” Yesus memandang mereka dan berkata, “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam.”
Ada beberapa hal menarik yang kita amati dalam kisah hari ini, dan bagus sekali kalau kita ambil maknanya untuk hidup kita:
1) Di antara mereka ada satu orang Samaria sementara sembilan yang lain adalah orang Yahudi. Dari segi budaya, mereka seharusnya tidak bisa tinggal bersama-sama, tetapi karena mengalami nasib yang sama, yaitu dikucilkan karena sakit kusta, maka mereka bisa hidup berdampingan secara damai. Pesan untuk kita: Sebagai manusia yang punya banyak kekurangan, janganlah jadikan perbedaan pandangan atau budaya atau keyakinan sebagai alasan untuk memisahkan diri dari sesama. Tetapi jadikanlah tujuan hidup kita, yaitu keselamatan dan bahagia, sebagai alasan untuk selalu bersatu, bergandengan tangan berteriak meminta bantuan baik dari sesama, maupun dari Tuhan.
2) Mereka tetap punya kerinduan dan harapan untuk sembuh. Kerinduan dan harapan itu terpenuhi dalam diri Yesus Kristus. Pesan untuk kita: janganlah cepat putus asa di kala kita alami penderitaan. Perbaruilah harapan dan kerinduan kita setiap hari. Tekunlah dalam iman dan berdoalah selalu. Cepat atau lambat Tuhan akan memenuhi harapan dan kerinduan kita.
3) Mereka percaya, bahwa Kristus bisa menyembuhkan mereka. Didorong oleh iman akan Kristus, maka secara bersama-sama mereka berteriak memohon belaskasihan Yesus Kristus, “Yesus, Guru kasihanilah kami!” Yesus mendengarkan mereka dan menyuruh mereka, katanya: “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam!”  Mendengar perintah Tuhan, maka pergilah mereka kepada imam. Dalam perjalanan mereka alami kesembuhan. Pesan untuk kita: Iman dan perbuatan akan menyelamatkan kita. Kita boleh mengimani Tuhan, tetapi kalau iman tidak didukung dengan perbuatan maka sia-sialah iman kita.
4) Sesudah mengalami kesembuhan, cuma satu yang datang menyampaikan ucapan syukur dan terima kasih.  Ucapan terima kasih adalah ungkapan iman dan kerendahan hati. Pesan untuk kita: Di saat kita alami kesuksesan, kembalilah kepada Tuhan, sampaikan ucapan syukur dan terima kasih kepada-Nya. Ucapan syukur dan terima kasih adalah salah satu bentuk ungkapan iman kita, bahwa kita jadi baik karena Tuhan selalu membantu kita.

Marilah saudara-saudari .... Jadikanlah tujuan hidup kita sebagai alasan untuk selalu bekerja sama; bersabarlah dalam penderitaan sambil memperbarui iman dan harapan lewat doa; janganlah lupa sampaikan syukur dan terima kasih kepada Tuhan di saat kerinduan kita terpenuhi.

Kita berdoa semoga Tuhan, Pencipta kita selalu menyatukan kita sebagai saudara, apa pun latar-belakang pendidikan, ras dan agama kita. 

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin.