Minggu, 04 November 2018

Siro Senin, 5 Nov 18

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXI

Bacaan Injil
Luk 14:12-14

Janganlah mengundang sahabat-sahabatmu, melainkan undanglah orang-orang miskin dan cacat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Yesus bersabda kepada orang Farisi yang mengundang Dia makan, "Bila engkau mengadakan perjamuan siang atau malam, janganlah mengundang sahabat-sahabatmu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu, atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula, dan dengan demikian engkau mendapat balasnya.Tetapi bila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, cacat, lumpuh dan buta. Maka engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalas engkau. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar."

Demikianlah sabda Tuhan.

=======================
SIRAMAN ROHANI
Senin, 05 November 2018
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Kaya Dan Miskin Kita Semua Anak-Anak Allah!                                                                    Lukas 14: 12 - 14

Saudara-saudari... Pernahkah anda membantu orang yang sangat membutuhkan bantuan tanpa mengharapkan imbalan atau balasan?  Saya yakin di antara kita ada yang sudah atau sedang melakukannya. Seorang teman dengan penuh sukacita menceriterakan pengalaman bahagianya sesudah membantu orang-orang yang sangat membutuhkan bantuannya. Katanya: “saya bersyukur karena saya diberi kesempatan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan saya. Rasanya sungguh bahagia karena orang yang membutuhkan bantuan sungguh tidak berdaya dan tidak punya apa-apa untuk membantu dirinya. Orangnya hanya bergantung pada uluran tangan orang lain. Kalau orang tidak membantu, maka ia akan sakit dan mati.  Saya sungguh merasa terharu dan merasa bahagia karena sudah bisa membantu orangnya walaupun bantuan saya tidak seberapa.”  Ada lagi seorang ibu, sesudah melakukan tugas hariannya, ia keluar dari rumahnya membawa makanan kepada orang miskin yang hidupnya hanya bergantung pada orang lain. Sewaktu seorang kaya menantang ibu itu, katanya: “Apakah perbuatanmu mendatangkan perubahan dalam diri orang miskin? Begitu banyak peminta yang berkeliaran di mana-mana.” Sambil mereka  berdialog, datanglah seorang miskin dengan tulus ucapkan terima kasih kepada ibu, yang sudah memberinya makanan. Katanya: “Terima kasih banyak. Makanan yang engkau berikan di pagi hari itu adalah makanan yang saya peroleh sesesudah beberapa hari saya tidak makan apa-apa. Saya tidak melupakan engkau; saya akan selalu mendoakan engkau.”

Saudara-saudari... Bantuan kita kepada orang miskin, tidak akan hilang begitu saja, tetapi akan selalu dikenang kapan dan di mana saja mereka berada.

Hari ini Yesus bersabda kepada kita, katanya: “Apa bila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasannya. Undanglah yang miskin, orang cacat, orang lumpuh dan orang buta. Engkau berbahagia karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada kebangkitan orang –orang benar.”  Nasihat Yesus ini sesungguhnya mau mengingatkan kita akan apa yang Ia sendiri perbuat untuk kita. Ia adalah Tuhan, maha kuasa, memiliki segalanya. Tetapi karena cinta-Nya akan mannusia, Ia datang ke dunia mau menyelamatkan manusia. Karya keselamatan-Nya sudah mendatangkan kebahagiaan bagi manusia yang menerima kehadiranNya. Tuhan mengharapkan agar perbuatan yang sama harus kita lakukan. Kita saling menyelamatkan; saling membahagiakan; saling memenuhi kekurangan kita. Sebagai ciptaan Allah yang sama, kita sudah seharusnya saling melengkapi. Apakah arti semua kekayaan kita, sementara di depan mata kita terkapar manusia-manusia lapar, manusia-manusia sakit, yang karena tidak punya kekayaan material, mereka menyerah pada situasi. Adalah jauh lebih berbahagia membagi apa yang kita miliki kepada orang yang tidak punya apa-apa, ketimbang memberi pinjaman kepada sesama yang kaya, yang mungkin dalam proses, kadang mengganggu perasaan kita kalau perjanjiannya tidak terpenuhi pada waktunya.

Marilah saudara-saudari... Sadarlah selalu, bahwa baik kaya maupun miskin, kita semua adalah anak-anak Allah yang sama.  Di mata Tuhan kita semua sama. Yang diharapkan adalah semoga kekayaan kita  tidak membuat kita jauh dari sesama dan Tuhan, sebaliknya manfaatkan sedikit dari kekayaan kita, berkat yang kita terima dari Tuhan, untuk kebahagiaan dan keselamatan mereka, yang tidak berdaya dan sangat membutuhkan bantuan kita.

Kita berdoa, semoga Tuhan selalu sadarkan kita, bahwa kita semua adalah sama-saudara, anak dari Tuhan yang sama dan selalu merasa sensitip membantu sesama sesuai dengan kebutuhan pokok mereka.

Kita mohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin!

Tidak ada komentar: