Kamis, 22 November 2018

Siro Jumat, 23 Nov 18

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIII
PF S. Kolumbanus, Abas
PF S. Klemens I, Paus dan Martir

Bacaan Injil
Luk 19:45-48

Rumah-Ku telah kalian  jadikan sarang penyamun.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada waktu ituYesus tiba di Yerusalem dan masuk ke Bait Allah. Maka mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ. Ia berkata, "Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kalian telah menjadikannya sarang penyamun!"

Tiap-tiap hari Yesus mengajar di Bait Allah. Para imam kepala dan ahli Taurat serta orang-orang terkemuka bangsa Israel berusaha membinasakan Yesus. tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia.

Demikianlah sabda Tuhan.

=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                
Jumat, 23 November 2018                                                                                                              
RP Fredy Jehadin SVD

Tema: Tuhan hadir dalam Gedung Gereja!                                                                             
Lukas 19:45-48

Saudara-saudari ... Injil hari ini adalah kelanjutan dari bacaan yang kita dengar kemarin hari Kamis. Kemarin kita mendengar bahwa Yesus menangisi Yerusalem dan meramalkan kejatuhan kota Yerusalem. Tangisannya itu sungguh keluar dari rasa kecewa yang sangat dalam. Bangsa Israel yang adalah bangsa pilihan Allah, seharusnya menjaga kesucian dirinya dan tunjukkan tingkah laku yang baik kepada bangsa lain. Tetapi yang mereka tunjukkan justru sangat bertentangan.

Hari ini kekecewaan dan kejengkelan Yesus terhadap bangsanya semakin bertambah. Bukan hanya kebobrokan tingkah laku terhadap sesama di luar kenisah Allah yang mereka tunjukkan, tetapi kini Yesus sendiri menyaksikan bagaimana kebobrokan tingkah-laku mereka terhadap Allah sendiri. Mereka menjadikan kenisah Allah sebagai pasar penjualan dan tukar uang. Kenisah Allah yang seharusnya dijaga kesucian dan kehormatannya sebagai tempat doa, kini jadi tempat merajalelanya ketidak-adilan, keributan dan kekecewaan banyak orang. Bukan lagi kedamaian dan kebahagiaan yang mereka jumpai di kenisah Allah, tetapi kekecewaan dan frustrasi. Kenisah Allah bukan lagi tempat orang berkomunikasi dengan Allah tetapi menjadi tempat komunikasi para pedagang dan pembeli, komunikasi untung-rugi, komunikasi ingat diri.
Yesus Kristus, tokoh damai dan pembawa hukum cinta kasih tidak bisa lagi menahan kemarahanNya. Ia berteriak dan mengusir semua pedagang di situ. Katanya: “Ada tertulis: Rumahku adalah rumah doa. Tetapi kalian menjadikannya sarang penyamun!”  Sarang penyamun berarti pusat tempat dididiknya bandit-bandit, penjahat-penjahat. Perkataan Yesus ini ditanggapi secara negatip oleh para imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka bangsa Israel. Mereka mau membunuh Yesus Kristus. Satu sikap yang sungguh bertentangan dengan hakekat profesi mereka. Mereka yang seharusnya menjaga kesucian Bait Allah; mempromosikan keadilan dan cinta kasih; promosikan sikap jujur dan saling menghormati satu sama lain. Kini berbalik menjadi pembunuh. Mereka sesungguhnya menerima apa yang dibuat Yesus sebagai sesuatu yang positip dan sebagai teguran positip. Tetapi reaksi mereka sungguh sangat berlawanan. Dengan menolak apa yang dibuat Yesus, maka terbuktilah kebenaran apa yang diucapkan kristus: “kalian sudah menjadikan Bait Allah sarang penyamun.”  Di dalam Bait Allah sepertinya bukan kejujuran lagi yang diajarkan tetapi penipuan; Di dalam Bait Allah sepertinya bukan lagi Allah yang mereka jumpai melainkan Setan.

Saudara-saudari...  Apa yang dibuat Yesus terhadap para pedagang dan penukar uang di Bait Allah, sekaligus mau mengingatkan kita akan tingkahlaku kita selagi kita di dalam gereja. Bagaimana sikap kita sewaktu kita berada di dalam gedung gereja?  Bagaimana perasaan kita sewaktu masuk gedung gereja, apakah perasaan kita sama saja sewaktu kita masuk ke gedung-gedung lain?
Gedung Gereja adalah tempat kita berdoa dan mempersembahkan kurban kita yaitu Yesus Kristus sendiri. Di sana ada Altar, tempat Tubuh dan Darah Kristus dikurbankan. Dalam Gedung Gereja, khususnya gereja Katolik, ada Tabernakel. Dalam Tabernakel ada Tubuh Kristus/Sakramen Mahakudus. Kita sungguh percaya, bahwa dalam Sakramen Mahakudus ini, Yesus Kristus sungguh hadir.  Sadar akan kehadiran Yesus Kristus yang bertahta dalam Tabernakel ini, maka sudah seharusnya kita tunduk dan menyembah ke arah Tabernakel itu. Sewaktu kita berada dalam Gedung Gereja sudah seharusnya kita fokus kepada Kristus dan berdoa kepada-Nya. Keberadaan kita dalam gereja adalah satu kesempatan baik untuk bercakap-cakap dengan Kristus. Bukannya sibuk berkomunikasi dengan orang lain lewat HP. Kalau kita sibuk dengan HP dalam Gereja, itu berarti kita sudah jadikan gedung gereja sebagai loket telpon, pasar telpon. Perbuatan serupa sesungguhnya sudah menyakiti hati Yesus.

Marilah saudara-saudari... Hormatilah rumah Tuhan dan berkomunikasihlah dengan Tuhan. Biarkanlah HP kita dimatikan dulu selama kita berada dalam rumah Tuhan, rumah doa.

Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan, rahmatilah kami, agar mampu menghargai dan memelihara rumah-Mu sebagai sumber kekuatan, spiritualitas dan rumah doa bagi semua orang beriman.  Amin.

Tidak ada komentar: