Sabtu, 31 Agustus 2019

Siro Minggu, 1 September 19

Bacaan Liturgi

Hari Minggu Biasa XXII

Bacaan Injil
Luk 14:1.7-14

Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama.

Melihat tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan, Yesus lalu mengatakan perumpamaan ini,"Kalau engkau diundang ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan. Sebab mungkin undangan yang lebih terhormat daripadamu. Jangan-jangan orang yang mengundang engkau dan tamu itu datang dan berkata kepadamu, 'Berilah tempat itu kepada orang ini.' Lalu dengan malu engkau harus pergi pindah ke tempat yang paling rendah. Tetapi, apabila engkau diundang, duduklah di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu, 'Sahabat, silakan duduk di depan. Dengan demikian engkau akan mendapat kehormatan di depan semua tamu yang lain. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan."

Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang-Nya, "Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau malam, janganlah mengundang sahabat-sahabatmu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu, atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula, dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, cacat, lumpuh dan buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalas engkau. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar."

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                
Minggu, 01 September 2019                                                                                                                
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Layanilah Orang Miskin!                                                                                  
(Lukas 14: 1. 7 - 14)

Saudara-saudari... Pada suatu hari saya mendapat satu video klip dari seorang teman. Dalam video itu saya melihat seorang bapa miskin yang hari-harinya selalu mengumpulkan barang-barang bekas yang bisa dijual kembali. Selagi dia berjalan memikul hasil kumpulan barang pada hari itu, lewatlah seorang anak muda dengan mobilnya. Anak muda ini menepi dan berhenti sebentar dan mengamati sang Bapa. Dia membiarkannya jalan, kemudian anak muda menyusulnya pelan-pelan. Setibanya di satu tempat, sang Bapa masuk ke satu rumah reyot yang tidak terawat. Anak muda turun dari mobil dan mengikuti sang Bapa. Dia mengetuk pintu rumahnya. Sang Bapa begitu kaget. Anak muda memberinya uang dan berjanji akan datang lagi bertemu dia. Awalnya sang Bapa menolak pemberian itu, tetapi pemuda itu tetap menyakinkannya untuk menerima sedikit bantuannya. Pada hari berikutnya, anak muda ini datang membawa kasur dan kain selimut. Selanjutnya ia memperbaiki rumahnya sehingga rumah itu layak dihuni. 
Perbuatan kasih ini sungguh keluar dari rasa kasih. Dengan melakukan karya kasih ini, anak muda ini sungguh merasa bahagia. Dia tidak mengharapkan apa-apa dari orangtua ini, selain ingin membuatnya bahagia di hari tuanya.

Bagaimana dengan kita? Bagaimana relasi kita dengan orangtua kita yang sudah berumur 70-an, yang hidupnya hanya bergantung pada orang lain? Apakah kita selalu membuatnya bahagia dan hidup damai di masa tuanya?  Atau kita merasa bahwa orangtua yang sudah tidak berdaya itu dianggap beban keluarga kita? Saudara-saudari.... hormatilah orangtua kita agar kita selalu hidup bahagia.

Hari ini Yesus berkata: “Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau keluarga-keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan bahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.” 
Apa yang dikatakan Yesus ini, sudah menjadi kenyataan bagi mereka yang punya hati membantu orang-orang miskin. Saya sendiri pernah mendengar pernyataan dari seorang donatur yang murah hati. Katanya: semakin saya memberi sedekah kepada yang miskin, panti asuhan dan kepada gereja, usahaku selalu diberkati Tuhan. Selain itu, secara pribadi saya alami kebahagian. Sebaliknya kalau memberi pinjaman kepada orang yang berada dan dia berjanji untuk mengembalikan pinjaman itu pada tanggal tertentu, tetapi kalau pada saat yang ditentukan tidak dibayar  maka timbullah rasa tidak percaya dan rasa curiga yang membuat kita tidak bahagia. Karena itu lebih baik memberi dengan tulus kepada orang miskin yang membuat mereka bahagia, maka kita pun turut bahagia. 

Marilah saudara-saudari... Layanilah orang miskin dengan tulus maka kita akan diberkati Tuhan.

Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan, gerakkanlah hati dan pikiran kami untuk menjalani dengan sepenuh hati. Semoga dengan memberi kami boleh mengalami kebahagiaan dan berkat-Mu. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amen!

Jumat, 30 Agustus 2019

Siro Sabtu, 31 August 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXI

Bacaan Injil
Mat 25:14-30

Karena engkau setia memikul tanggung-jawab dalam perkara kecil, masuklah ke dalam kebahagiaan tuanmu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada suatu hari Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada murid-murid-Nya,"Hal Kerajaan Surga itu seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya  dan mempercayakan hartanya kepada mereka.

Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua, dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.

Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu dan memperoleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta pun berbuat demikian, dan mendapat laba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lubang di tanah, lalu menyembunyikan uang tuannya.

Lama kemudian pulanglah tuan hamba-hamba itu, lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba yang menerima lima talenta datang dan membawa laba lima talenta. Ia berkata, 'Tuan, lima talenta Tuan percayakan kepadaku. Lihat, aku telah beroleh laba lima talenta.'Maka kata tuannya kepadanya, 'Baik sekali perbuatanmu itu, hamba yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil! Aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta, katanya, 'Tuan, dua talenta Tuan percayakan kepadaku. Lihat, aku telah mendapat laba dua talenta.' Maka kata tuan itu kepadanya, 'Baik sekali perbuatanmu hamba yang baik dan setia! Karena engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, maka aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Kini datang juga hamba yang menerima satu talenta dan berkata, 'Tuan, aku tahu bahwa Tuan adalah manusia kejam, yang menuai di tempat Tuan tidak menabur, dan memungut di tempat Tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta Tuan di dalam tanah. Ini, terimalah milik Tuan!'

Maka tuannya menjawab, 'Hai engkau, hamba yang jahat dan malas! Engkau tahu bahwa aku menuai di tempat aku tidak menabur, dan memungut di tempat aku tidak menanam.Seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerima uang itu serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya, dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Karena setiap orang yang mempunyai, akan diberi sampai ia berkelimpahan, tetapi siapa yang tidak punya, apa pun yang ada padanya akan diambil. Dan buanglah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan ada ratap dan kertak gigi'."

Demikianlah Injil Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   
Sabtu, 31 Agustus 2019                                                                                                                     
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Bertanggungjawablah Akan Talenta Yang Diberikan Tuhan!                                                (Matius 25: 14 - 30)

Saudara-saudara... Perumpaman tentang pemberian harta kepada tiga hamba dalam Injil hari ini sesungguhnya mau mengingatkan kita akan karunia yang diberikan Tuhan kepada masing-masing kita, sejak kita diciptakan. Masing-masing kita diberi karunia yang berbeda-beda sesuai dengan rencana Tuhan. Tuhan sendiri tahu kemampuan setiap pribadi. Perbedaan itu sesungguhnya bukan soal kekurangan atau kelebihan, tetapi itulah keadilan Tuhan yang diberikannya kepada masing-masing kita. Tetapi yang paling penting adalah apakah kita bertanggungjawab akan karunia yang diberikan Tuhan itu? Apakah kita berusaha untuk mengolah harta yang kita terima dari Tuhan dan menghasilkan buah? 

Saya ingat seorang anak seminari. Sewaktu dia masuk Postulansi, dia tidak tahu main musik. Sewaktu tatap muka untuk pertama kali dengan saya, saya sempat tanya: “Apa saja hobi anda?”  Dengan polos dia menjawab: “ Saya senang berolah-raga, bercocok tanam.”  Sewaktu saya tanya tentang musik, jawabnya: “Saya senang dengar musik tetapi tidak tahu main musik.” Kemudian saya memberinya dorongan. Saya masih ingat apa yang pernah saya katakan padanya: “Kalau engkau senang mendengar musik, itu berarti dalam diri dan pikiranmu sudah ada kerinduan untuk sendiri bermain musik. Ayo...mulailah belajar musik ....katakan pada dirimu bahwa engkau bisa. Ayo, pelan-pelan...nanti engkau bisa.”  Dengan senyum di wajahnya dia berkata: “Baik Pater...mulai hari ini saya latih.”  Sesudah 9 tahun lewat, dia kini sudah bisa main guitar dan organ.  Talenta yang pada awalnya sangat sedikit, tetapi karena dia tekun mengolahnya, maka kini talentanya berkembang menjadi besar dan bermanfaat bagi banyak orang. 
Saudara-saudari... Sebagai orang beriman, kita harus selalu percaya bahwa talenta yang kita miliki saat ini adalah pemberian Tuhan. Sebagai tanggapan atas kebaikan Tuhan, kita harus selalu bersyukur kepadaNya. Kita harus beryukur karena Tuhan sudah mempercayakan kita untuk mengolah harta-Nya. Yang pasti Tuhan selalu mengharapkan agar hartanya memperoleh untung.  Di saat kita mengolah harta itu dan menghasilkan untung itu berarti secara tidak langsung kita sudah menghayati dan mengamalkan iman kepercayaan kita kepada-Nya. Lewat pekerjaan itu kita mau tunjukkan kepada Tuhan, bahwa kita sungguh menghargai Dia, percaya kepada-Nya dan mengasihi Dia. Kita tidak mau mengecewakan Tuhan; Dengan melakukan hal itu, secara tidak langsung kita mau tanamkan dalam diri Allah bahwa kita adalah hamba-Nya, yang setia, yang patut dipercayai. Kalau kita selalu setia dan bertanggungjawab menjalankan pekerjaan Tuhan, maka kepada kita akan diberinya tanggungjawab yang lebih besar. Dalam Injil tuan berkata kepada hambanya: “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggungjawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberi kepadamu tanggungjab dalam perkara yang besar!”  Sebaliknya, kalau pekerjaan Tuhan tidak dijalankan dengan baik, maka kehidupan orangnya akan berantakan. Dalam Injil tuan berkata: “Campakanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.”

Marilah saudara-saudari...  kita berdoa semoga harta yang Tuhan sudah berikan kepada kita, kita kerjakan dengan penuh tanggungjawab sampai menghasilkan buah. 

Kita mohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Kamis, 29 Agustus 2019

Siro Jumat, 30 Agustus 19

Bacaan Liturgi 

Hari Biasa, Pekan Biasa XXI

Bacaan Injil
Mat 25:1-13

Lihatlah pengantin datang, pergilah menyongsong dia!

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada suatu hari Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya,"Hal Kerajaan Surga itu seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak. Sedangkan yang bijaksana, selain pelita juga membawa minyak dalam buli-bulinya. Tetapi karena pengantin itu lama tidak datang-datang, mengantuklah mereka semua, lalu tertidur.

Tengah malam terdengarlah suara orang berseru, 'Pengantin datang! Songsonglah dia!'Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.Yang bodoh berkata kepada yang bijaksana, 'Berilah kami minyakmu sedikit, sebab pelita kami mau padam.'Tetapi yang bijaksana menjawab, 'Tidak, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kalian. Lebih baik kalian pergi membelinya pada penjual minyak.'

Tetapi sementara mereka pergi membelinya, datanglah pengantin, dan yang sudah siap sedia masuk bersama dia ke dalam ruang perjamuan nikah. Lalu pintu ditutup. Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata, 'Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!'Tetapi tuan itu menjawab, 'Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kalian.'

Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun saatnya."

Demikianlah Injil Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                
Jumat, 30 Agustus 2019                                                                                                                      
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Biarkanlah Pelita Kita Bernyala Setiap Saat!                                                                            (Matius 25: 1 - 13)

Saudara-saudari .... Merenungkan Injil hari ini, saya membayangkan ke-10 gadis cantik yang sudah berdandan, berpakaian bagus dengan tata rias yang cantik. Masing-masing sudah menyiapkan pelita bernyala. Saya bayangkan sukacita mereka dalam menanti mempelai laki-laki; saya juga bayangkan sukacita mereka di saat mereka akan mendampingi pengantin laki-laki ke tempat perjamuan; saya bayangkan juga pergulatan mereka melawan ngantuk dan kecapaian menantikan kedatangan pengantin laki-laki yang waktu kedatangannya tidak menentu, apalagi waktu itu tidak ada celpon untuk mencari tahu posisi pengantin sudah di mana. Singkatnya kesepuluh gadis cantik ini masing-masing sudah mempersiapkan diri untuk mengapiti pengantin laki-laki, dan juga sudah menahan sakit dan berperang lawan ngantuk. Jadi semua sudah siap untuk menjalankan tugas, dan sudah membayangkan sukacita berjalan mengapiti penganti masuk ke dalam ruang perjamuan. Tetapi sayangnya, di saat pengantin laki-laki datang di tengah malam, minyak pelita milik kelima gadis cantik ini sudah habis. Pelitanya sudah tidak bernyala lagi. Tata rias bisa diatur kembali, pakaian bagus bisa dirapihkan kembali, pelita tetap ada, tetapi sayang, minyak, sebagai bahan bakar dari dalam sudah habis. Segala persiapan dan pengurbanan dari awal sampai tibanya sang pengantin laki-laki kini tidak punya arti hanya karena zat pembakar dari dalam tidak ada. Sementara kelima gadis cantik yang menyiapkan cadangan minyak, bahan bakar, bersukacita mengapiti pengantin laki-laki, dengan pelita bernyala menerangi sang pengantin laki-laki masuk ke dalam tempat perjamuan yang penuh sukacita. 

Saudara-saudari .... Kisah ini mau mengingatkan kita untuk selalu siap sedia menantikan kedatangan Tuhan kita. Dalam rangka persiapan menantikan kedatangan Tuhan kita, kita butuh persiapkan yang paling utama dan sangat penting adalah ‘bahan bakar’. Apakah bahan bakar itu? Bahan bakar itu adalah roh yang selalu mendorong kita untuk berlangkah maju; semangat perjuangan yang berasal dari dalam diri kita untuk bertemu Tuhan; semangat yang selalu menghidupkan harapan kita untuk mau bertemu Tuhan. Semangat atau bahan bakar itu tidak boleh habis. Bahan bakar itu diperoleh lewat doa harian entah pribadi atau kelompok, membaca Kitab Suci, berdiskusi dalam kelompok doa atau Kitab Suci, membaca buku-buku rohani, mendengar renungan-renungan rohani, mendengar lagu-lagu rohani, ikut rekoleksi atau retreat, pengakuan dosa, mengikuti Misa dan menerima Tubuh dan darah Kristus. Kalau semua ini selalu diperhatikan setiap waktu, maka Pelita iman kita pasti selalu bernyala sehingga di saat Tuhan datang kita selalu siap menyambutnya dengan Pelita yang bernyala. Segala barang lahiriah yang lain seperti tata rias, pakaian yang indah dan pengorbanan kita akan turut mendukung sukacita dalam rangka menanti kedatangan Tuhan kalau semangat iman kita tetap ada, tetapi kalau semangat iman kita sudah tidak ada, maka semua barang lahiriah yang sudah kita siapkan itu sudah tidak punya arti. 

Marilah saudara-saudari...  Kita berdoa, semoga Tuhan selalu menggerakkan hati kita untuk selalu aktip berdoa, membaca Kitab Suci, menghadiri kegiatan rohani, mengakui dosa, selalu menerima Tubuh dan darah Kristus agar dengan demikian pelita iman kita tetap bernyala sampai pada kedatangan Tuhan kita. 

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Rabu, 28 Agustus 2019

Siro Kamis, 29 Agustus 19

KAMIS, 29 AGUSTUS 2019

Bacaan Liturgi 

Hari Biasa, Pekan Biasa XXI
PW Wafatnya S. Yohanes Pembaptis, Martir

Bacaan Injil
Mrk 6:17-29

Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Sekali peristiwaHerodeslah menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di dalam penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, yakni bahwa Herodes telah memperistri Herodias, isteri Filipus saudaranya. Yohanes pernah menegur Herodes, "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!"Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes, dan bermaksud membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan terhadap Yohanes, karena ia tahu bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci; jadi ia melindunginya. Tetapi setiap kali mendengarkan Yohanes, hati Herodes selalu terombang-ambing; namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.

Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, yakni ketika Herodes - pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesar, para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu Puteri Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Maka Raja berkata kepada gadis itu, "Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!"Lalu Herodes bersumpah kepadanya, "Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun itu setengah dari kerajaanku!"

Anak itu pergi dan menanyakan kepada ibunya, "Apa yang harus kuminta?" Jawab ibunya, "Kepala Yohanes Pembaptis!"Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, "Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam!"

Maka sangat sedihlah hati raja! Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada Herodias, dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya.

Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu, mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kubur.

Demikianlah Injil Tuhan.
======================

SIRAMAN ROHANI                                                                                                                    
Kamis, 29 Agustus 2019                                                                                                                            
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Jangan Takut Promosikan Kebenaran Dan Keadilan!                                                 
(Markus 6: 17 - 29)

Saudara-saudari… Hari ini kita memperingati wafatnya Santo Yohanes Pembaptis. Ia mati dibunuh oleh Herodes. Kemartiran Yohanes berkaitan erat dengan teguran pedas Yohanes kepada Raja Herodes karena ia memperistrikan Herodias, istri Filipus, saudaranya secara tidak sah. Herodes sangat marah, karena itu ia mencampakan Yohanes ke dalam penjara. Herodias pun marah dan tak henti-hentinya berusaha, mencari kesempatan untuk membalas dendam dan kalau boleh membunuhnya. Kesempatan emas itu akhirnya tiba juga. Pada hari ulang tahun Herodes. Herodes mengadakan jamuan makan untuk para petinggi kerajaan di seluruh Galilea. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Herodias untuk melaksanakan niat jahatnya atas diri Yohanes. Ia menyuruh puterinya menari di hadapan para tamu. Tariannya sungguh menawan hati para tamu yang sudah mulai mabuk itu. Herodes bersukacita dan sangat gembira atas penampilan Putri Herodias. Terdorong oleh rasa bahagia yang sangat luar biasa itu, Herodes berkata kepada gadis itu: “Mintalah kepadaku apa saja seturut kehendakmu. Aku akan memberikannya kepadamu.” Herodes bahkan bersumpah di hadapan para tamu: “Apa saja yang kauminta, akan kuberikan, sekalipun separuh dari kerajaanku.” Gadis itu tidak tahu apa yang harus dimintanya. Karena itu ia berlari kepada ibunya, Herodias, untuk meminta pendapatnya. Tanpa banyak pikir, Herodias berkata: “Kepala Yohanes Pembaptis!” Gadis itu segera menghadap Herodes dan berkata: “Berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di dalam sebuah talam.” Herodes sedih tetapi karena sumpahnya dan karena malu kepada tamunya, ia segera memerintahkan pengawal-pengawalnya untuk memenggal kepala Yohanes pada hari itu juga. 

Saudara-saudari … Kisah kematian Yohanes sesungguhnya mengingatkan kita akan beberapa hal penting: 
1) Bagi pejuang keadilan dan kebenaran harus selalu siap sedia menerima resiko. Ia akan dimusuhi oleh kelompok yang anti kejujuran dan kebenaran. Malah sampai pada titik yang paling buruk, yaitu siap akan dilenyapkan. Tetapi yang menariknya adalah bahwa mereka yang sudah dipanggil menjadi nabi kebenaran dan keadilan sama sekali tidak pernah takut menghadapi ancaman fisik. Roh kebenaran dan keadilan sudah menjiwai hidup mereka dan apa pun yang terjadi, mereka tetap maju bahkan siap mati demi kebenaran dan keadilan. 
2) Bagi yang ditegur karena perbuatan jahatnya ada dua kelompok:  Kelompok pertama:  Mereka menerima teguran itu sebagai sesuatu yang positip. Mereka bertobat dan kembali memperbaiki diri. Kita ingat Raja Daud yang ditegur oleh Natan, sewaktu ia mengambil Betsyeba, istri Uria, menjadi istrinya (2 Samuel 12:1-25). Kelompok kedua: Mereka tidak menerima teguran. Sebaliknya mereka tetap melakukan kejahatan. Bagi kelompok ini, dosa selalu menuntun orangnya dari satu kejahatan ke kejahatan yang lain sampai pada akhirnya mereka mati dalam kejahatan, tanpa pertobatan. 

Marilah saudara – saudari …. Kita berdoa memohon bantuan Tuhan agar kita pun selalu sanggup mempromosikan kebenaran dan keadilan dalam hidup kita. Dan kalau kita ditegur karena kesalahan dan kekurangan kita, terimalah teguran itu dengan penuh sukacita karena teguran itu sesungguhnya mau membantu kita agar kita berkembang menjadi pengikut Kristus yang sejati. 

Kita memohon St. Yohanes Pembaptis dan Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amen.

Selasa, 27 Agustus 2019

Siro Rabu, 28 Agustus 19

Bacaan Liturgi 

Hari Biasa, Pekan Biasa XXI
PW S. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja

Bacaan Injil
Mat 23:27-32

Kalian ini keturunan pembunuh nabi-nabi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada waktu itu Yesus bersabda, "Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab kalian itu seperti kuburan yang dilabur putih. Sebelah luarnya memang tampak bersih, tetapi sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian pula kalian, dari sebelah luar nampaknya benar, tetapi sebelah dalam penuh kemunafikan dan kedurjanaan.

Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, kalian membangun makam bagi nabi-nabi dan memperindah tugu peringatan bagi orang-orang saleh, dan sementara itu kalian berkata, 'Seandainya kami hidup pada zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut membunuh para nabi.'Tetapi dengan demikian kalian bersaksi melawan dirimu sendiri, bahwa kalian keturunan pembunuh nabi-nabi itu. Jadi, penuhilah takaran para leluhurmu!"

Demikianlah Injil Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                  
Rabu, 28 Agustus 2019                                                                                                                          
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Jadilah Teladan Bagi Sesama!                                                                                   
(Matius 23: 27 - 32)

Saudara-saudari…. Hari ini kita merayakan Pesta St. Agustinus, uskup dan Pujangga Gereja. Ia lahir dari satu keluarga kaya. Bapanya seorang tuan tanah yang kaya raya tetapi tidak beragama. Tetapi kemudian dipermandikan masuk Katolik menjelang saat kematiannya. Kekafiran Bapanya turut mempengaruhi kehidupan Agustinus. Agustinus tidak dipermandikan sejak masa kecil. Ia baru dipermandikan sewaktu ia sudah menginjak masa dewasa. Ibunya, Monika, seorang katolik yang sangat setia. Ia selalu mendoakan suami dan anaknya. Monika sungguh menanamkan benih iman Kristen kepada mereka. Doanya bertahun-tahun menghasikan buah. Suami dan anaknya bertobat dan memberi diri untuk dipermandikan masuk Katolik. Agustinus seorang anak pintar. Karena kepintarannya, ia dikirim oleh orangtuanya untuk studi di Roma, belajar retorika dan bahasa Latin. Di Roma kehidupan moralnya rusak. Sesudah menyelesaikan studinya di Roma, ia pindah ke Milano, mengajar Retorika di sana. Karena kehebatannya dalam mengajar dan kefasihannya dalam berpidato, begitu banyak orang senang mendengarkan beliau. Di Milano ia dekat dengan uskup Ambrosius yang saleh. Agustinus menyaksikan dari dekat cara hidup para biarawan yang mengikuti suatu disiplin hidup yang baik dan membahagiakan. Mereka bijaksana, ramah dan saling mengasihi. Hatinya tersentuh. Kotbah uskup Ambrosius juga turut mempengaruhi hidupnya. Pada suatu hari ia mendengar suara ajaib seorang anak. Kata anak itu: “Ambil dan bacalah!” Tanpa banyak berpikir Agustinus menjamah Kitab Suci, yang ada dekat situ, membukanya dan membaca apa yang ditulis oleh Paulus untuk Jemaat di Roma: “Marilah kita hidup sopan, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Kenakan Tuhan Yesus Kristus sebagai pelengkap senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.” Rom 13:13-14. Sesudah membaca tulisan itu Agustinus akhirnya terbuka pikirannya dan melihat kebenaran. Kemudian ia bertobat dan dipemandikan masuk Katolik. Selanjutnya ia masuk seminari, ditahbiskan imam. Sesudah ditahbiskan, ia membantu uskup di Hippo Afrika Utara. Sewaktu uskup Hippo meninggal, ia diangkat menjadi uskup Hippo. Sebagai uskup, ia melayani umatnya dengan hati. Ia menulis banyak buku. Lewat buku dan kotbahnya, ia salurkan pikiran-pikiran yang mengajak orang untuk bertobat. Agustinus sudah menjadi inspirator bagi banyak orang. Ia sangat menaruh perhatian besar pada umat, terutama yang miskin dan melarat. Ia melayani mereka dengan sangat setia. Itulah pemimpin yang sudah menjiwai kepemimpinan Yesus Kristus.

Saudara-saudari… Dalam Injil hari ini, kita mendengar Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, yang munafik, yang seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luar memang bersih tanpaknya tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan kotoran. Yesus menghendaki agar sikap munafik seperti ini harus dijauhkan. Sebagai pemuka umat haruslah bersih luar dalam. Adalah sangat tidak benar mengelabui orang yang dibimbing. Sebaliknya nilai-nilai Injili, seperti hidup jujur, rendah hati dan penuh belaskasih, haruslah selalu menjiwai kehidupan harian kita. Yesus menghendaki agar sebagai pemimpin haruslah selalu memberi contoh yang baik kepada sesama, sehingga banyak orang akan semakin dekat dengan Tuhan, sebagaimana sudah dijalankan oleh uskup Agustinus, yang rendah hati dan sangat dekat dengan umat gembalaannya. 

Kita berdoa semoga Tuhan selalu sadarkan kita akan peran dan tugas kita sebagai orang Kristen untuk selamatkan jiwa sesama lewat contoh hidup, agar semakin banyak orang datang kepada Kristus. 

Kita memohon St. Agustinus dan Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen.

Senin, 26 Agustus 2019

Siro Selasa, 27 Agustus 19

Bacaan Liturgi
Pesta Wajib St. Monika Pekan Biasa XXI
Bacaan Injil Mt. 23:23 - 26

Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih. 

Demikianlah Injil Tuhan

=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                     
Selasa, 27 Agustus 2019                                                                                                                 
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Promosikan Keadilan, Belaskasihan Dan Kesetiaan!                                                        (Matius, 23: 23 - 26)

Saudara-saudari... Pada pesta peringatan Santa Monika, izinkanlah saya menceriterakan kisah hidup St. Monika. Mudah-mudahan contoh hidupnya bisa menjadi inspirasi hidup kita.
Monika lahir di Tagaste Afrika Utara dari keluarga Kristen yang saleh dan beribadat. Ketika berusia 20 tahun, ia menikah dengan Patrisius, seorang pemuda kafir yang cepat panas hatinya. Dalam kehidupan bersama Patrisius, Monika mengalami tekanan bathin yang hebat karena ulah Patrisius dan anaknya Agustinus. Patrisius mencemoohkan dan menertawakan usaha keras istrinya mendidik Agustinus menjadi seorang pemuda yang luhur budinya. Namun semuanya itu ditanggungnya dengan sabar sambil tekun berdoa untuk memohon campur tangan Tuhan. Bertahun-tahun lamanya tidak ada tanda apa pun bahwa doanya dikabulkan Tuhan. Baru pada saat-saat akhir hidupnya, Patrisius bertobat dan minta dipermandikan. Monika sungguh bahagia dan mengalami rahmat Tuhan pada saat-saat kristis hidup suaminya. Ketika itu Agustinus berumur 18 tahun sedang menempuh pendidikan di kota Kartago. Cara hidup Agustinus sangat menggelisahkan hati ibunya karena meninggalkan imannya dan mengikuti ajaran sesat. Lebih dari itu, di luar perkawinan yang sah, ia hidup dengan seorang wanita hingga melahirkan seorang anak yang diberi nama Deodatus. Untuk menghindari keluhan ibunya, Agustinus pergi ke Italia. Tetapi Monika tetap mendoakan dia. Monika berlari meminta bantuan uskup untuk mendoakan Agustinus. Jawab uskup: “Pergilah kepada Tuhan! Sebagaimana engkau hidup, demikian pula anakmu, yang baginya kau curahkan begitu banyak air mata dan doa permohonan. Anakmu tidak akan binasa. Tuhan akan mengembalikan anakmu kepadamu.”  Nasihat uskup tidak cukup buat Monika. Ia mengikuti Agustinus ke Italia. Dia menemani anaknya di Roma dan Milano. Di Milano ia bertemu uskup Ambrosius. Akhirnya berkat teladan dan bimbingan uskup Ambrosius, Agustinus bertobat dan bertekad untuk hidup hanya untuk Allah dan sesamanya. Saat itu, Monika mengalami kebahagiaan hidup yang luar biasa. Kepada Agustinus Monika berkata: “Anakku, bagi ibu sudah tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang memikat hatiku. Ibu tidak tahu untuk apa mesti hidup lebih lama. Sebab segala harapan ibu di dunia ini sudah terkabul.” Kemudian Monika jatuh sakit. Sebelum meninggal dia berpesan kepada Agustinus: “Anakku, satu-satunya yang kukehendaki ialah agar engkau mengenangkan daku di altar Tuhan.” Monika meninggal dunia di Ostia Roma. 

Monika seorang ibu teladan. Iman dan cara hidupnya, yang terpuji, patut dicontohi oleh ibu-ibu kristen, terutama mereka yang anaknya tersesat oleh berbagai ajaran sesat dan bujukan dunia yang menyesatkan. Ia sudah promosikan keadilan, belaskasihan dan kesetiaan bagi anak dan keluarganya. 

Marilah saudara-saudari...semoga teladan hidup Santa Monika selalu menjadi inspirasi hidup kita. Semoga kita selalu tekun berdoa, cucurkan air mata mendoakan mereka yang kita kasihi secara khusus bagi mereka, yang hidupnya tidak sepadan dengan nilai-nilai kristiani. 

Kita memohon St. Monika dan Bunda Maria untuk mendoakan kita semua. Amen!

Minggu, 25 Agustus 2019

Siro Senin, 26 Agustus 19

Bacaan Liturgi 

Hari Biasa, Pekan Biasa XXI

Bacaan Injil
Mat 23:13-22

Celakalah kalian, hai pemimpin-pemimpin buta!

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada suatu hariYesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, "Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, karena kalian menutup pintu Kerajaan Surga di depan orang. Sebab kalian sendiri tidak masuk dan kalian merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.

Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian, orang-orang munafik, sebab kalian menelan rumah janda-janda sementara mengelabui indra orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kalian pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.

Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian, orang-orang munafik, sebab kalian mengarungi lautan dan menjelajah daratan untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kalian menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kalian sendiri.

Celakalah kalian, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata, 'Bila bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas bait suci, sumpah itu mengikat.'Hai kalian, orang-orang bodoh dan orang-orang buta, manakah yang lebih penting, emas atau bait suci yang menguduskan emas itu? Dan kalian berkata, 'Bila bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.'Hai kalian orang-orang buta, manakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu?

Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. Dan barangsiapa bersumpah demi bait suci, ia bersumpah demi bait suci dan juga demi Dia, yang diam di situ.Dan barangsiapa bersumpah demi surga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya."

Demikianlah Injil Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                  
Senin, 26 Agustus 2019                                                                                                                            
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Jangan Munafik, Tetapi Hidup Jujur Sesuai Dengan Kenyataan!                                           (Matius, 23: 13 - 22)

Saudara-saudari.... Hari ini Yesus mengecam orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Katanya: Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu kerajaan Sorga di depan orang. 

Siapakah orang Farisi dan ahli-ahli Taurat? Mereka adalah kelompok yang sangat berpengaruh dalam agama Yahudi dan berpegang teguh pada Taurat Musa dan pada adat-istiadat nenek Moyang bangsa Israel. Seluruh hukum dan peraturan Yahudi mereka taati secara mutlak. Peran mereka sesungguhnya untuk menjaga keutuhan hukum dan mengajar orang bagaimana menerapkan hukum dalam kehidupan praktis agar orang semakin dekat dengan Tuhan. Tetapi dalam kenyataannya, mereka tidak menjalankan apa yang seharusnya mereka jalankan. Seharusnya mereka menjabarkan hukum dan perintah Tuhan sedemikian rupa agar mempermudah orang untuk memahami hukum dan perintah Tuhan, tetapi kenyataannya hukum dan perintah Tuhan ditafsirkan sedemikian rupa sehingga mempersulit orang untuk memahaminya dan menjauhkan orang dari Tuhan.  

Dalam Injil hari ini Yesus katakan: “Kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang.” Maksud dari pernyataan ini adalah bahwa mereka menolak dan melawan ajaran Yesus Kristus di depan banyak orang banyak. Dan secara tidak langsung mereka mempengaruhi banyak orang untuk tidak boleh menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Yesus Kristus diutus Bapa ke dunia untuk menyelamatkan manusia. Berita kedatangan Yesus Kristus sudah disampaikan dari jaman ke jaman oleh banyak Nabi. Orang Farisi dan ahli-ahli Taurat sudah seharusnya tahu tentang hal itu, karena semua berita tentang kedatangan Kristus sudah tertulis dalam kitab suci. Tetapi sayangnya di saat Yesus Kristus datang, justru orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menolak Kristus sampai Ia dihukum mati dan mati di salib. Karena itu, Yesus dengan tegas mengecam mereka, kataNya: “Kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang  berusaha untuk masuk.”

Saudara-saudari... Kalau dulu kecamanan ini ditujukan kepada orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Tetapi di jaman kita sekarang, kecaman ini ditujukan kepada kita semua, termasuk saya sendiri, yang adalah pelayan Sabda dan Pelayan Sakramen. Sebagai pelayan Sabda dan Sakramen, apakah saya selalu promosikan Kristus kepada banyak orang? Apakah lewat ajaran dan kesaksian hidupku banyak orang merasa dekat dengan Tuhan? 

Marilah saudara-saudari... Berlomba-lombalah menjadi saksi Kristus yang setia sesuai dengan profesi kita masing-masing, jauhkanlah dari kita sikap munafik, tetapi sebaliknya hidup jujur apa adanya.

Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan bantulah kami agar selalu hidup jujur sesuai dengan kenyataan hidup kami dan expresikan iman kami sesuai dengan ajaran dan kehendak-Mu. Dalam nama Kristus, kami berdoa. Amen!

Siro Minggu, 25 Agustus 19

Bacaan Liturgi 

Hari Minggu Biasa XXI
PF S. Yosef dari Calasanz, Imam
PF S. Ludowikus

Bacaan Injil
Luk 13:22-30

Orang datang dari timur dan barat, dan mereka akan duduk makan di dalam kerajaan Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar. Maka bertanyalah orang kepada-Nya, "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?"Jawab Yesus kepada orang-orang di situ, "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sempit itu! Sebab Aku berkata kepadamu, 'Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan menutup pintu, kamu akan berdiri di luar, dan mengetuk-ngetuk pintu sambil berkata: Tuan, bukakanlah kami pintu! Tetapi Ia akan berkata, 'Aku tidak tahu dari mana kamu datang. Maka kamu akan berkata, 'Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu, dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami.' 

Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang. Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan! 'Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi ada di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar. Dan orang akan datang dari Timur dan Barat, dari Utara dan Selatan, dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Dan ingatlah, ada orang yang terakhir yang akan menjadi terdahulu, dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi terakhir." 

Demikianlah Injil Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                 
Minggu, 25 Agustus 2019                                                                                                                    
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Kesuksesan Dan Kebahagiaan Tidak Datang Dengan Sendirinya!                                        (Lukas, 13: 22 - 30)

Saudara-saudari... Beberapa tahun yang lalu, seorang fraterku beberapa kali datang mengeluh kepada saya karena hasil ujiannya selalu saja kurang memuaskan. Saya tanya, bagaimana cara dia belajar. Dengan jujur dia katakan bahwa dia membaca mata kuliah hanya dua kali dan persiapannya Cuma dua minggu sebelum ujian. Mendengar pernyataan itu, dengan tegas saya katakan bahwa menyiapkan ujian hanya dua minggu sebelum ujian adalah sangat tidak cukup. Lalu membaca mata kuliah hanya dua kali juga sangatlah tidak cukup. Kemudian saya menganjurkan untuk selalu membaca mata kuliah setiap hari dan buat ringkasan dari semua mata kuliah dalam satu lembaran besar dan gantungkan di samping tempat tidur agar bisa dilihat terus. Karena dengan melihat terus apa yang kita tulis, maka ingatan kita akan semakin kuat. Frater ini mengikuti apa yang saya anjurkan dan sejak saat itu ia mengalami perubahan yang sangat baik, nilai ujiannya sungguh sangat memuaskan. Jadi kesuksesan dan kebahagiaan tidak datang dengan sendirinya, tetapi lewat kerja keras dan disiplin. 

Saudara-saudari.... Hari ini seorang bertanya kepada Yesus: Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan? Jawab Yesus: Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak. Rupanya orang yang bertanya sudah tahu bahwa untuk memperoleh keselamatan tidaklah gampang. Dan memang prasangka itu adalah benar, bahwa untuk memperoleh keselamatan tidaklah mudah. Tetapi bukan berarti tidaklah mungkin. Karena itu Yesus menganjurkan untuk selalu berjuang. Bagi Yesus, pintu masuk menuju tempat kebahagiaan itu sangatlah sempit, karena itu setiap pribadi harus selalu berusaha keras, jangan putus asa, sebaliknya memaksa diri untuk masuk, berjuang terus, pelan-pelan, harus punya ketekadan dan fokus pada titik akhir, yaitu harus tiba di dalam walapun dalam proses masuk ada desakan, kita terjepit dan terasa sakit. Sakit yang dialami sesaat pasti terasa hilang ketika kita tiba di dalam tempat yang dituju. Di dalam tempat yang dituju banyak tempat duduknya, kita akan merasa legah dan bahagia. Karena itu, ikutilah selalu nasihat Yesus Kristus: Berjuanglah! Maju terus sampai kita sampai pada tujuan.

Marilah saudara-saudari... Kita masih dalam perjalanan menuju tempat keselamatan abadi. Semasih dalam perjalanan pasti kita alami banyak tantangan. Mungkin ada pengalaman yang sungguh menantang kita sampai kita merasa mau putus asa; kita merasa terjepit  dari segala arah; kita merasa berjuang seorang diri, ditinggalkan Allah. Kalau kita mengalami pengalaman seperti itu, ingatlah Yesus yang sudah mengalami pengalaman terjepit di salib; merasa seorang diri ditinggalkan BapaNya. Kita mendengar Yesus berteriak kepada Bapa-Nya: “Allahku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Yang pasti Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Tuhan selalu bersama kita. Fokuslah selalu padaNya, niscaya kita akan alami kekuatan sehingga kita sanggup untuk berjuang terus dan mencapai kesuksesan dan kebahagian. 

Kita berdoa, semoga Tuhan senantiasa memberi kita kekuatan agar kita selalu sanggup berjuang menggapai kesuksesan dan kebahagian. Tidak ada kesuksesan tanpa satu perjuangan dan disiplin.

Kita meminta Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Siro Sabtu, 24 Agustus 19

Bacaan Liturgi 

Pesta S. Bartolomeus, Rasul

Bacaan Injil
Yoh 1:45-51

Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Sekali peristiwa,Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya, "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret."Kata Natanael kepadanya, "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?"Kata Filipus kepadanya, "Mari dan lihatlah!" 

Melihat Natanael datang kepada-Nya, Yesus berkata tentang dia, "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"Kata Natanael kepada Yesus, "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya, "Sebelum Filipus memanggil engkau,  Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara."Kata Natanael kepada-Nya, "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!" Yesus menjawab, kata-Nya, "Karena Aku berkata kepadamu 'Aku melihat engkau di bawah pohon ara', maka engkau percaya? Hal-hal yang lebih besar daripada itu akan engkau lihat!"Lalu kata Yesus kepadanya, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka, dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   
Sabtu, 24 Agustus 2019                                                                                                                        
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Perjumpaan Yang Mendatangkan Pertobatan!                                                          
(Yohanes 1: 45 - 51)

Saudara-saudari…. Hari ini kita merayakan Pesta St. Bartolomeus, rasul Yesus Kristus. Nama lainnya adalah Natanael, yang muncul dalam Injil Yohanes. Dia diperkenalkan kepada Yesus Kristus oleh Filipus, teman akrabnya. Gereja Luteran, Anglikan dan Katolik merayakan pestanya pada hari ini, 24 Agustus. Bartolomeus bukanlah seorang Nelayan seperti Petrus, Andreas, Yohanes, Yakobus dan Filipus. Ia seorang petani yang berasal dari Kana, sebuah kampung yang cukup jauh dari danau Genesareth. Bartolomeus digambarkan sebagai seorang yang jujur dan tulus, bahkan oleh Yesus, dia disebut orang Israel sejati, yang tidak ada kepalsuan di dalamnya. Pada hari Pentekosta, oleh kekuatan Roh Kudus, Bartolomeus menjadi satu pendekar Gereja yang mewartakan Injil ke berbagai tempat. Menurut Eusibius, sejarawan Gereja, Bartolomeus menjadi pewarta Injil Kristus di belahan dunia Timur. Bangsa Armenia menyebut Bartolomeus sebagai rasul mereka, karena dialah orang pertama yang menobatkan mereka sehinga mati sebagai martir Kristus. Selain berkarya di antara orang Armenia, ia juga berkarya di Mesopotamia, Kurdi, Irak, Babilonia, Kaldea, Arab dan Persia.  Kita memohon St. Bartolomeus untuk mendoakan kita.

Saudara-saudari … Satu hal yang sedikit mengganggu pikiran dan perasaan saya di saat saya merenungkan reaksi Bartolomeus, pada saat Filipus menceriterakan kepadanya: “Kami telah menemukan Dia, yang disebut Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazareth?”, di mana Bartolomeus berkata: “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazareth?” Mengapa Bartolomeus berkata demikian? Ada apa dengan Nazareth? Menurut penafsir Kitab Suci, Nazareth adalah satu kampung kecil yang tidak terlalu terkenal di zaman itu. Banyak masyarakat sederhana yang hidup di sana. Ada jualan kecil-kecilan termasuk prabot rumah. Tidak ada orang hebat, seperti Nabi, datang dari Nazareth. Karena itu Bartolomeus merasa ragu kalau ada sesuatu yang baik datang dari Nazareth.  Bartolomeus begitu cepat menghakimi: “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazareth?” Ia polos ungkapkan apa yang dipikirkannya. Tetapi yang menarik dari tingkah-laku Bartolomeus adalah dia tetap mengikuti ajakan Filipus: “Mari dan lihatlah!” Filipus menghendaki agar Bartolomeus bisa bertemu Yesus secara pribadi, agar bisa mengalami dan mengetahui siapakah Yesus itu. Filipus percaya bahwa di saat Bartolomeus bertemu Yesus, pasti konsepnya tentang Nasareth dan Yesus akan berubah. Dan benarlah yang terjadi. Perjumpaannya secara pribadi dengan Yesus Kristus bukan saja merubah pemikirannya tentang Nasareth dan Yesus, tetapi dia berbalik, bertobat dan mengikuti Yesus Kristus sampai dia sendiri mati demi Kristus. 

Saudara-saudari… Pribadi Bartolomeus sudah menjadi model suatu perubahan diri, dari keraguan menjadi kepastian, dari sikap sombong menjadi rendah hati, tekad dan semangat mengikuti Yesus Kristus, orang Nazareth itu. 

Marilah saudara-saudari…. Berlomba-lombalah datang kepada Yesus dan alami Dia agar kita sungguh tahu siapakah Yesus menurut pengalaman pribadi kita, bukannya hanya mengikuti perkataan orang lain, yang mungkin orang itu hanya menyebarkan hoax, yang salah. 

Kita memohon St. Bartolomeus dan Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen.

Kamis, 22 Agustus 2019

Siro Jumat, 23 Agustus 19


Bacaan Liturgi 

Hari Biasa, Pekan Biasa XX
PF S. Rosa dari Lima, Perawan

Bacaan Injil
Mat 22:34-40

Kasihilah Tuhan Allahmu, dan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membungkam orang-orang Saduki, berkumpullah mereka. Seorang dari antaranya, seorang ahli Taurat, bertanya kepada Yesus untuk mencobai Dia, "Guru, hukum manakah yang terbesar dalam hukum Taurat?"

Yesus menjawab, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan segenap akal budimu. Itulah hukum yang utama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

Demikianlah Injil Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                               
Jumat, 23 Agustus 2019                                                                                                                         
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Hayatilah Dan Amalkanlah Hukum Cintah Kasih Secara Seimbang!                                    (Matius 22: 34 - 40)

Saudara-saudari…. Sewaktu ahli Taurat bertanya kepada Yesus: “Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” Yesus menjawab: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang SAMA DENGAN ITU, ialah: kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”
Kalau diamati secara teliti, Yesus tidak hanya menekankan satu hukum yang paling utama sangat penting, tetapi Dia melihat bahwa hukum pertama dan kedua tidak bisa dipisahkan. Hukum yang pertama ada hubungannya dengan hukum yang kedua dan hukum kedua tidak bisa berdiri sendiri tanpa hukum pertama. Dalam pernyataannya pada hukum kedua, tentang kasihilah sesama manusia, Yesus katakan: Hukum kedua, yang sama dengan itu….kemudian disebutnya hukum KASIHILAH SESAMA MANUSIA. Itu berarti kedua hukum itu dalam penghayatan dan pengamalannya harus seimbang. Barangsiapa mengasihi Tuhan, dia juga harus mengasihi sesama; atau barangsiapa mengasihi sesama, dia juga harus mengasihi Tuhan. Dia tidak bisa hanya mengasihi Tuhan lalu mengabaikan sesama atau membenci sesama, demikian pun sebaliknya, barangsiapa mengasihi sesama, dia tidak bisa mengingkari adanya Tuhan, tetapi sudah seharusnya dia juga mengasihi Tuhan, yang adalah pencipta manusia. Manusia berasal dari Tuhan, dan ia akan kembali kepada Tuhan. 

Batapa sering kita amati dalam masyarakat kita, bahwa ada yang rajin sekali pergi Misa dan ikut kegiatan doa, tetapi relasi sosial mereka dengan sesama dalam masyarakat sepertinya sangat renggang, dan malah ada yang senang sekali menggosipi orang lain. Mereka sepertinya hanya memperhatikan hubungan dengan Tuhan, sementara dengan sesama di sekitanya tidak ada. 
Lewat Injil hari ini, Yesus ingatkan kita kembali bahwa perintah mengasihi Tuhan dan sesama keduanya harus dihayati dan diamalkan secara serempak. Kita tidak boleh hanya memperhatikan yang satu, sementara yang lain tidak diperhatikan. Kalau kita mengasihi Tuhan, maka kasih yang sama harus kita tunjukkan kepada sesama. Kalau kita rajin berdoa, maka buah doa itu harus tampak dalam relasi kita dengan sesama di sekitar kita. Kalau tidak, itu berarti ada kepincangan. 

Marilah saudara dan saudari…. Hayati dan amalkanlah kedua perintah Tuhan secara seimbang. Mengasihi Tuhan harus diwujudkan lewat mengasihi sesama, dan mengasihi sesama harus diperkuatkan lewat doa dan kurban harian kita. 

Kita berdoa semoga Tuhan selalu menguatkan iman dan kasih kita kepada-Nya dan kepada saudara-saudari kita.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen.

Rabu, 21 Agustus 2019

Siro Kamis, 22 Agustus 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XX
PW SP Maria, Ratu

Bacaan Injil
Mat 22:1-14

Undanglah setiap orang yang kalian jumpai ke pesta nikah ini.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada suatu ketika Yesus berbicara kepada para imam kepala dan pemuka rakyat dengan memakai perumpamaan. Ia bersabda, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya.a menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan nikah itu tetapi mereka tidak mau datang.

Raja itu menyuruh pula hamba-hamba lain dengan pesan, 'Katakanlah kepada para undangan: Hidanganku sudah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih. Semuanya telah tersedia. Datanglah ke perjamuan nikah ini.'Tetapi para undangan itu tidak mengindahkannya. Ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap para hamba itu,  menyiksa dan membunuhnya.

Maka murkalah raja itu. Ia lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. Kemudian ia berkata kepada para hamba, 'Perjamuan nikah telah tersedia, tetapi yang diundang tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kalian jumpai di sana ke perjamuan nikah itu. Maka pergilah para hamba dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan nikah itu dengan tamu.

Ketika raja masuk hendak menemui para tamu, ia melihat seorang tamu yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya, 'Hai saudara, bagaimana Saudara masuk tanpa berpakaian pesta?' Tetapi orang itu diam saja. Maka raja lalu berkata kepada para hamba, 'Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap; di sana akan ada ratap dan kertak gigi.' Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   
Kamis, 22 Agustus 2019                                                                                                                     
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Tanggapilah Undangan Tuhan Dengan Positip!                                                             
(Matius 22: 1 - 14)

Saudara-saudari... Injil hari ini adalah salah satu bentuk kritikan Yesus terhadap kegagalan orang Israel, yang tidak menanggapi undangan Tuhan untuk boleh berbahagia bersama Tuhan dalam perjamuanNya. Kita semua tahu, bahwa orang Israel adalah orang pilihan Allah. Sebagai bangsa pilihan, mereka sudah diberi prioritas untuk mendapat keselamatan. Tetapi sayangnya, tawaran itu ditolak dengan bermacam-macam alasan. Injil katakan: “Ada yang sibuk dengan Ladangnya; ada yang menangkap hamba-hamba itu, menyiksanya dan membunuhnya.”  Karena penolakan itu, maka tawaran, untuk menghadiri perjamuan kebahagiaan itu, beralih kepada kelompok-kelompok lain. Kelompok-kelompok ini menerimanya dengan senang hati. Mereka adalah orang-orang sakit, orang berdosa, orang-orang yang dikucilkan oleh masyarakat. Mereka datang menghadiri perjamuan dengan penuh sukacita. Mereka, yang hadir dalam perjamuan pasti tahu tata-caranya, harus berpakaian rapih, bersih agar layak masuk ke dalam ruangan pesta. 

Berpakaian rapih, bersih dan berpenampilan baik adalah bahasa simbolis yang artinya punya disposisi bathin yang bersih. Orang-orang, yang tadinya bukan orang pilihan Allah, tetapi karena mereka diundang dan sikap hatinya begitu terbuka atas undangan Tuhan, maka mereka boleh menikmati kebahagian dan keselamatan Allah; mereka boleh menikmati perjamuan kebahagian yang diselenggarakan Allah. 
Berpenampilan layak adalah satu persyaratan yang harus dimiliki oleh setiap pribadi yang mau menghadiri perjamuan Tuhan. Injil katakan, bahwa ketika raja melihat seorang yang tidak berpakaian pesta, ia berkata kepadanya: “Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Orang itu diam saja! Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: “Ikatlah kaki dan tangannya dan campaklah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.”  Pesan moral dari pernyataan ini adalah bertobatlah dan kenakanlah hati yang baru, agar layak mengikuti perjamuan Tuhan.

Marilah saudara-saudari...Pandanglah Bunda Maria. Sejak dari dalam rahim ibunya sampai dipanggil Tuhan, ia selalu mengenakan pakaian rohani yang sangat bersih. Sejak awal mula ia sudah dipersiapkan untuk menjadi ibu Tuhan; Sewaktu ia ditawarkan secara resmi untuk menjadi ibu Tuhan, didorong oleh iman akan Tuhan, ia menerimanya dengan penuh ketaatan: Katanya: “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu.” Karena kesucian hidupnya, maka Paus Pius ke-12, pada tanggal 31 Mei 1954, pada penutupan tahun Maria, menetapkan bahwa Santa Perawan Maria adalah Ratu semesta alam. Selanjutnya pesta ini dirayakan seminggu sesudah perayaaan Maria diangkat ke surga. 

Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan, gerakkanlah hati dan pikiran kami untuk menanggapi undangan-Mu dengan sangat positip, dan sucikanlah hati dan pikiran kami agar layak menghadiri perjamuan suci-Mu. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amen!

Selasa, 20 Agustus 2019

Siro Rabu, 21 Agustus 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XX
PW S. Pius X, Paus

Bacaan Injil
Mat 20:1-16a

Iri hatikah engkau, karena aku murah hati?

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwaYesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada murid-murid-Nya,"Hal Kerajaan Surga itu seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah sepakat dengan para pekerja mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya.

Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula, dan dilihatnya ada orang-orang lain menganggur di pasar.Katanya kepada mereka, "Pergi jugalah kalian ke kebun anggurku, dan aku akan memberimu apa yang pantas."  Dan mereka pun pergi.Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga sore ia keluar pula, dan berbuat seperti tadi.Kira kira pukul lima sore ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula; lalu katanya kepada mereka, 'Mengapa kalian menganggur saja di sini sepanjang hari?'Jawab mereka, "Tidak ada orang yang mengupah kami.' Kata orang itu, 'Pergilah kalian juga ke kebun anggurku.'

Ketika hari sudah malam berkatalah tuan itu kepada mandornya, 'Panggillah sekalian pekerja dan bayarlah upahnya, mulai dari yang masuk terakhir  sampai kepada yang masuk terdahulu. Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima sore, dan mereka masing-masing menerima satu dinar. Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu. Mereka mengira akan mendapat lebih besar. Tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya, 'Mereka yang masuk paling akhir ini hanya bekerja satu jam, dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.Tetapi tuan itu menjawab salah seorang dari mereka, 'Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadapmu. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah. Aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau karena aku murah hati?'

Demikianlah yang terakhir menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu menjadi yang terakhir."

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   
Rabu, 21 Agustus 2019                                                                                                                        
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Aktiplah Selalu Bekerja Di Ladang Tuhan!                                                             
(Matius 20: 1 - 16a)

Saudara-saudari…. Injil hari ini mengingatkan kita akan tugas dan kewajiban kita sebagai pengikut-Nya. Tuhan datang menemukan mereka yang menganggur saja di Pasar. Kata-Nya kepada mereka: “Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? Pergi jugalah kamu ke kebun anggur-Ku.” Tuhan begitu baik, Dia selalu mencari dan memanggil umat kesayangan-Nya untuk bekerja di Ladang-Nya. Tuhan menghendaki agar umat-Nya bekerja di Ladang-Nya agar pada akhirnya mereka memperoleh upah yang adil sehingga mereka boleh hidup, bukannya mati kelaparan. Karena bagi yang bekerja wajib mendapat upah. Upah yang diberikan Tuhan selalu adil adanya.
Kalau diikuti secara teliti apa yang terjadi di sore hari itu, sewaktu Tuan kebun membayar upah kepada semua pekerja, di sana terjadi keributan. Pekerja yang datang pertama merasa bahwa mereka diperlakukan secara tidak adil karena upah mereka sama dengan upah dari mereka yang datang paling akhir, yang hanya bekerja satu jam tapi upanya satu dinar. Menurut mereka bahwa Tuan kebun bertindak tidak adil. Tetapi menurut Tuan kebun, dia tetap bertingkah laku adil karena dia tetap mengikuti persetujuan awal. Sebelum dipekerjakan di kebun anggur, mereka sudah sepakat, bahwa upah untuk sehari adalah satu dinar, tidak lebih dan tidak kurang. Tuan kebun mengikuti kesepakatan bersama. Jadi dia tetap adil kepada mereka, sementara upah untuk pekerja yang lain itu adalah kebijaksanaannya sendiri. Karena itu Tuan kebun berkata kepada mereka: “Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?”

Saudara-saudari…. Disinilah letak kelemahan manusia. Manusia sering ingat diri dan membuat kalkulasi sesuai dengan perhitungannya sendiri. Kita manusia berpikir bahwa karena kita sudah melakukan begitu banyak pengorbanan, maka secara otomatis kita akan mendapat ganjaran jauh lebih banyak dari pada mereka yang berkorban sangat sedikit.

Injil hari ini mau memperkenalkan kepada kita sifat dan cara perhitungan Tuhan: 1) Tuhan menghendaki agar manusia selalu aktip partisipatip bekerja dalam Ladang-Nya, Dia tidak menghendaki agar manusia nganggur saja; 2) Tuhan selalu menepati janji-Nya bahwa setiap pekerja wajib mendapat upah; 3) Tuhan selalu murah hati kepada siapa saja; 4) Barangsiapa masuk ke dalam Kerajaan Surga, dia akan diperlakukan sama, tidak ada perbedaan dalam Kerajaan Surga.
Marilah saudara-saudari… Ikutilah apa yang sudah diperintahkan Tuhan kita supaya selalu aktip partisipatip bekerja dalam Ladang Tuhan. Segala usaha kita pasti akan mendatangkan berkat bagi kita, yaitu berbahagia bersama Tuhan dalam Kerajaan Surga, di mana semua anggota akan diperlakukan sama, tanpa ada perbedaan sedikitpun.

Kita berdoa semoga Tuhan selalu menggerakkan hati kita dan mendorong kita untuk selalu ikut aktip bekerja dalam Ladang Tuhan.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen.

Senin, 19 Agustus 2019

Siro Selasa, 20 Agustus 19

Bacaan Liturgi 

Hari Biasa, Pekan Biasa XX
PW S. Bernardus, Abas dan Pujangga Gereja

Bacaan Injil
Mat 19:23-30

Lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Aku berkata kepadamu: Sungguh, sukar sekali bagi orang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga."

Mendengar itu gemparlah para murid dan berkata, "Jika demikian siapakah yang dapat diselamatkan?" Yesus memandang mereka dan berkata, "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin."Lalu Petrus berkata kepada Yesus, "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?"Kata Yesus kepada mereka, "Aku berkata kepadamu, sungguh, pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kalian yang telah mengikuti Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Dan setiap orang yang demi nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudara-saudarinya, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                      Selasa, 20 Agustus 2019                                                                                                                          RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Tidak Ada Jalan Pintas Masuk Ke Dalam Kerajaan Surga!
                             
(Matius 19: 23 - 30)

Saudara-saudari …. Pada suatu sore, seorang bapa merasa sangat kecewah dan lempiaskan kemarahannya kepada seorang Pastor karena calonnya kalah pada waktu Pilkada. Kata sang Bapa: “Saya sudah beri uang kepada Pastor untuk mendoakan calon saya, tetapi calon saya kalah. Pastor pasti tidak berdoa, uang saya hilang percuma.” 
Mendengar ocehan si Bapa ini, saya tersenyum. Dia mengira bahwa dengan memberi intensi kepada Pastor untuk mendoakan seseorang, maka intensinya akan langsung dikabulkan. Dia tidak pernah berpikir bahwa yang mengabulkan doa itu, bukanlah seorang Pastor. Pastor paling bisa mendoakan intensi seseorang, tetapi yang menjawab semua doa kita bukanlah pastor tetapi Tuhan sendiri. Yang pasti Tuhan selalu mengabulkan semua doa dari mereka yang berkehendak baik, tetapi apakah jawaban Tuhan sesuai dengan rencana dan intensi kita, itu sangat tergantung pada Tuhan. Tuhan mengetahui apa yang terbaik bagi manusia. Tetapi terkadang jawaban Tuhan tidak sesuai dengan harapan kita. Tetapi itu tidak berarti bahwa jawaban Tuhan sama sekali tidak berguna bagi manusia. Tuhan selalu memberi jawaban yang sesuai dengan kebutuhan dari yang memintanya. Hanya terkadang manusia tidak memahaminya. Tetapi dalam proses, sesudah melewati waktu cukup lama, kita akan menyadari bahwa sesungguhnya Tuhan punya visi yang sangat jauh dari pada visi dan pikiran kita. Tidak ada jalan pintas untuk mendapat sesuatu dari Tuhan. Manusia harus berusaha dan bekerja keras untuk mendapatkannya. Karena itu dari pihak orang yang meminta sangat diharapkan supaya selalu sabar, tekun dan siap berkorban. 

Hari ini Yesus mengingatkan para murid-Nya, bahwa sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk Kerajaan Surga. Apa yang membuat orang kaya sukar sekali masuk ke dalam Kerajaan Surga? Apakah semua orang kaya akan mengalami hal yang sama? 

Saudara-saudari… Orang kaya yang selalu merangkul Tuhan dalam kehidupan hariannya pasti selalu mendapat berkat dari Tuhan. Yang membuat orang kaya sukar sekali masuk kerajaan Surga adalah karena hatinya selalu melekat pada harta kekayaannya. Karena di mana hatinya berada, maka pikiran dan perhatiannya pun akan berpusat ke sana.
Ada beberapa orang kaya yang saya kenal. Mereka selalu menganggap bahwa kekayaan yang mereka miliki sesungguhnya adalah berkat Tuhan. Sebagai tanggapan atas kebaikan Tuhan, mereka selalu memberi sumbangan, baik kepada Gereja maupun membiayai sekolah anak-anak orang miskin. Semakin mereka melakukan banyak karya sosial, Tuhan semakin memberkati mereka.
Sebaliknya ada orang kaya yang sama sekali menganggap kekayaannya adalah hasil jerih payah mereka semata. Mereka mengumpul banyak kekayaan dan kekayaan itu digunakannya untuk kepuasan diri sendiri. Mereka gunakan kekayaannya untuk pesiar keliling dunia, membeli mobil yang mahal-mahal, mendirikan vila yang mahal dll. Hati dan pikiran mereka selalu pada kekayaan mereka. Hidupnya sungguh tergantung pada kekayaannya. Kalau mereka sakit, akan mencari dokter yang paling hebat di dunia ini. Tuhan sudah tidak ada dalam pikiran dan hati mereka. Bagi orang semacam ini, sangat sukar untuk masuk ke dalam surga. Tuhan sudah tidak ada tempat di dalam diri mereka. 

Marilah saudara-saudari… Kaya atau miskin kita semua adalah milik Tuhan. Kita berdoa semoga kita selalu merangkul Tuhan dalam hidup harian kita. Bersabarlah selalu di saat doa kita belum terjawab oleh Tuhan. Tidak ada jalan pintas untuk masuk surga. Surga akan diperoleh berkat kerja keras dan ketekunan.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen.

Siro Senin, 19 Agustus 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XX
PF S. Yohanes Eudes, Imam

Bacaan Injil
Mat 19:16-22

Jika engkau hendak sempurna, juallah segala milikmu dan berikanlah kepada orang-orang miskin.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada suatu hari ada seorang datang kepada Yesus dan berkata, "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?"Yesus menjawab, "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik! Jika engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah."Kata orang itu kepada Yesus, "Perintah yang mana?" Kata Yesus, "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayah dan ibumu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."Kata orang muda itu, "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?" Lal u Yesus berkata, "Jika engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu, dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan memperoleh harta di surga. Kemudian datanglah ke mari dan ikutilah Aku."

Ketika mendengar perkataan itu, pergilah orang muda itu dengan sedih, sebab hartanya banyak.

Demikianlah Injil Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                 
Senin, 19 Agustus 2019                                                                                                                                   
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Jalinlah Relasi Yang Baik Dengan Sesama!                                                              
(Matius 19: 16 - 22)

Saudara-saudari… Dalam percakapan dengan pemuda yang kaya dalam Injil hari ini, Yesus mengutip beberapa perintah dari sepuluh perintah Allah yang dianggap sangat penting dan harus diikuti agar bisa memperoleh hidup yang kekal. Perintah-perintah itu sangat berhubungan dengan relasi antara manusia. Yesus katakan kepada pemuda kaya itu: Jangan membunuh, jangan berzina, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. 
Perintah-perintah ini sungguh sangat penting menurut pendapat Yesus. Yesus sungguh sadar bahwa hubungan yang baik dengan sesama sesungguhnya adalah hasil dari relasi yang baik dengan Tuhan. Orang tidak bisa membunuh sesama karena dalam dirinya sudah ditanam rasa hormat dan cinta kepada sesama. Orang sangat menghargai nilai kehidupan. Mereka percaya bahwa hanya Tuhan-lah yang punya hak untuk memberi dan mengambil kehidupan dari setiap pribadi karena Dialah yang menciptakannya. Menghormati kehidupan sesama berarti secara tidak langsung menghormati Tuhan yang memberi kehidupan itu sendiri. Jangan berzina adalah satu ungkapan menghargai kesucian setiap pribadi. Diri manusia adalah Bait Suci Roh Kudus. Dengan tidak berzina berarti manusia sungguh menjaga kesucian Bait suci Allah. Jangan mencuri itu berarti kita sangat menghargai kerja keras setiap pribadi. Segala sesuatu akan bertumbuh dan menghasilkan buah berkat kerja keras para pemiliknya. Dengan tidak mencuri milik sesama berati kita menghargai segala usaha dan kerja keras sesama kita. Jangan mengucapkan saksi dusta berarti kita berusaha untuk selalu memberi gambaran yang benar kepada sesama. Manusia adalah gambaran Allah. Sebagai gambaran Allah, kita sudah seharusnya selalu menjadi saksi yang benar kepada sesama. Tetapi kalau kita memberi saksi dusta kepada yang lain berarti kita dengan sendirinya sudah memberi gambaran Allah yang keliru kepada sesama. Hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri adalah satu perintah yang harus selalu dihayati dan diamalkan dalam hidup harian kita. Kita ada dan hidup di dunia ini berkat orangtua kita. Tanpa orangtua kita tidak mungkin ada di dunia ini. Dengan menghormati sesama, secara tidak langsung kita sudah menghormati diri sendiri. Menjalin relasi yang baik dengan sesama akan selalu mendatangkan berkat bagi diri sendiri. Sebaliknya, memutuskan relasi dengan sesama, berarti kita mau menjerumuskan diri ke dalam bahaya. 
Selanjutnya Yesus juga menawarkan satu cara hidup yang lebih tinggi yaitu membebaskan diri dari keterikatan barang duniawi demi kemuliaan Tuhan. Katanya dalam Injil hari ini: Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan memperoleh harta di surga. Tawaran ini terasa sulit bagi si pemuda kaya. Dia kembali ke rumah dengan perasaan sedih. 

Bagaimana tanggapan kita kalau tawaran yang terakhir ini juga dialamatkan kepada kita? Apakah kita berani menjual segala kekayaan duniawi kita dan hasil jualannya kita berikan semuanya kepada orang miskin lalu kita mengikuti Tuhan? 

Saudara-saudari…. Kalau kita punya motivasi murni pasti segalanya bisa mungkin terjadi. Semuanya tergantung pada keinginan hati kita. 

Kita berdoa, semoga Tuhan selalu mendorong kita untuk selalu menjalin relasi yang baik dengan sesama kita, dan kalau memang Tuhan menghendaki kita untuk menjual segala harta kekayaan kita dan mengikuti Dia, biarkanlah kehendak-Nya terjadi atas kita.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen.