Senin, 12 Agustus 2019

Siro Selasa, 13 Agustus 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XIX
PF S. Hippolitus, Imam dan Martir
PF S. Pontianus, Paus
PF S. Pontianus, Paus, dan Hipolitus, Imam; Martir

Bacaan Injil
Mat 18:1-5.10.12-14

Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak ini.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwadatanglah murid-murid dan bertanya kepada Yesus, "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?" Maka Yesus memanggil seorang anak kecil, dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, lalu berkata, "Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kalian tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.

Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.

Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Malaikat-malaikat mereka di surga selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga."

Lalu Yesus bersabda lagi, "Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan lalu pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu, sungguh, jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di surga tidak menghendaki seorang pun dari  anak-anak ini hilang."

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   
Selasa, 13 Agustus 2019                                                                                                                     
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Jangan Menganggap Rendah Seseorang Dari Anak-Anak Kecil Ini! 
Matius 18:1-5.10.12-14

Saudara-saudari... Kita semua sudah melalu proses pertumbuhan dari kecil menjadi dewasa. Sewaktu kita kecil, mungkin banyak dari kita pernah mengalami rasa sakit hati karena diperlakukan secara tidak adil; kita ditertawakan, kita diolok-olok, kita caci maki oleh orang dewasa; Mungkin ada di antara kita pernah dikata: “gila, bodoh, anjing, babi, dan lain-lain.”  Tetapi pada masa kecil, tak satu pun dari antara kita yang membuka mulut melawan kata-kata buruk itu, karena rasa takut dan rasa tak berdaya. Tetapi tahukah anda (yang dewasa) apa yang sedang terjadi dalam diri anak-anak kecil itu? Tahukah anda, bahwa dalam ketakberdayaannya anak-anak itu mulai merencanakan sesuatu untuk membalas apa yang sudah dialaminya?
Seorang anak berumur 10 tahun, sewaktu ia dikata: Anjing! Dalam ketenangannya sudah menyusun rencana dalam pikiran dan hatinya. Katanya: “Malam ini, engkau menyebut aku, Anjing. Sakit rasanya, karena derajat kemanusiawianku engkau samakan dengan anjing. Tetapi supaya engkau tahu, aku bukan anjing, aku manusia yang punya otak, punya martabat. Saya akan belajar rajin dan saya yakin satu waktu statusku akan melebihi anda.”  Benarlah yang terjadi, berkat ketekunannya ia menjadi seorang pribadi yang hebat. Dan orang yang pernah mengatainya anjing, berbalik mengakui kehebatannya. 
Saudara-saudari... Hari ini Yesus mengingatkan kita, supaya jangan menganggap rendah seseorang dari anak-anak kecil, apalagi dengan mencaci makinya. Sebaliknya perlakukan mereka dengan baik, tuntunlah mereka ke jalan yang baik. Orang dewasa tidak tahu apa yang akan terjadi pada anak-anak kecil di masa akan datang. Kalau kita perlakukan anak-anak dengan baik, maka dengan sendirinya mereka akan memperlakukan kita juga dengan sangat baik. Tetapi sebaliknya kalau kita memperlakukan mereka dengan tidak adil, maka ada kemungkinan mereka akan membalasnya dengan cara setimpal. Dalam Injil hari ini Yesus dengan tegas berkata: “Aku berkata kepada-Mu: ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.”

Saya teringat akan seorang ibu yang hanya tamat kelas 3 SD. Sewaktu anaknya tidak tahu membaca, dia berusaha mengajar anaknya dengan menggunakan arang. Dia menulis di papan dan menyuruh anaknya membaca. Dia berjuang sampai anaknya tahu membaca dan menulis. Usaha dari ibu ini membuahkan hasil yang sungguh memuaskan dia. Sang ibu bukannya mencaci  maki anaknya karena tidak tahu membaca dan berhitung, tetapi sebaliknya dengan segala ketekunan dan cinta sang ibu mengajar anaknya agar bisa membaca dan berhitung.

Marilah saudara-saudari...Hormatilah anak-anak kecil, tuntunlah mereka dengan baik. Mereka adalah aset masa depan keluarga dan masyarakat. Selain itu dan sangat penting harus diingat selalu: mereka adalah anak-anak Allah, yang patut dipelihara dengan baik. Dalam diri mereka Tuhan sendiri bersemayam. Mereka pun punya malaikat yang selalu melindungi mereka. Memperlakukan mereka dengan baik, berarti kita memperlakukan anak dan karya ciptaan Tuhan dengan penuh hormat. Sebaliknya memperlakukan mereka dengan tidak adil, itu berarti secara tidak langsung kita sudah mengkianati Tuhan, yang hadir dalam diri anak-anak kecil itu.

Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan sadarkanlah kami selalu, bahwa kami adalah ciptaan-Mu, anak-anakMu. Sebagai ciptaan dan anak-anak-Mu, kami sudah seharusnya saling menghargai dan menghormati, secara khusus tingkahlaku kami terhadap anak-anak kecil, yang tidak berdaya. Jadikanlah kami orang yang tahu bertanggungjawab akan hidup mereka. Dalam nama Kristus kami berdoa. Amen!

Tidak ada komentar: