Selasa, 27 Agustus 2019

Siro Rabu, 28 Agustus 19

Bacaan Liturgi 

Hari Biasa, Pekan Biasa XXI
PW S. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja

Bacaan Injil
Mat 23:27-32

Kalian ini keturunan pembunuh nabi-nabi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada waktu itu Yesus bersabda, "Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab kalian itu seperti kuburan yang dilabur putih. Sebelah luarnya memang tampak bersih, tetapi sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian pula kalian, dari sebelah luar nampaknya benar, tetapi sebelah dalam penuh kemunafikan dan kedurjanaan.

Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, kalian membangun makam bagi nabi-nabi dan memperindah tugu peringatan bagi orang-orang saleh, dan sementara itu kalian berkata, 'Seandainya kami hidup pada zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut membunuh para nabi.'Tetapi dengan demikian kalian bersaksi melawan dirimu sendiri, bahwa kalian keturunan pembunuh nabi-nabi itu. Jadi, penuhilah takaran para leluhurmu!"

Demikianlah Injil Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                  
Rabu, 28 Agustus 2019                                                                                                                          
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Jadilah Teladan Bagi Sesama!                                                                                   
(Matius 23: 27 - 32)

Saudara-saudari…. Hari ini kita merayakan Pesta St. Agustinus, uskup dan Pujangga Gereja. Ia lahir dari satu keluarga kaya. Bapanya seorang tuan tanah yang kaya raya tetapi tidak beragama. Tetapi kemudian dipermandikan masuk Katolik menjelang saat kematiannya. Kekafiran Bapanya turut mempengaruhi kehidupan Agustinus. Agustinus tidak dipermandikan sejak masa kecil. Ia baru dipermandikan sewaktu ia sudah menginjak masa dewasa. Ibunya, Monika, seorang katolik yang sangat setia. Ia selalu mendoakan suami dan anaknya. Monika sungguh menanamkan benih iman Kristen kepada mereka. Doanya bertahun-tahun menghasikan buah. Suami dan anaknya bertobat dan memberi diri untuk dipermandikan masuk Katolik. Agustinus seorang anak pintar. Karena kepintarannya, ia dikirim oleh orangtuanya untuk studi di Roma, belajar retorika dan bahasa Latin. Di Roma kehidupan moralnya rusak. Sesudah menyelesaikan studinya di Roma, ia pindah ke Milano, mengajar Retorika di sana. Karena kehebatannya dalam mengajar dan kefasihannya dalam berpidato, begitu banyak orang senang mendengarkan beliau. Di Milano ia dekat dengan uskup Ambrosius yang saleh. Agustinus menyaksikan dari dekat cara hidup para biarawan yang mengikuti suatu disiplin hidup yang baik dan membahagiakan. Mereka bijaksana, ramah dan saling mengasihi. Hatinya tersentuh. Kotbah uskup Ambrosius juga turut mempengaruhi hidupnya. Pada suatu hari ia mendengar suara ajaib seorang anak. Kata anak itu: “Ambil dan bacalah!” Tanpa banyak berpikir Agustinus menjamah Kitab Suci, yang ada dekat situ, membukanya dan membaca apa yang ditulis oleh Paulus untuk Jemaat di Roma: “Marilah kita hidup sopan, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Kenakan Tuhan Yesus Kristus sebagai pelengkap senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.” Rom 13:13-14. Sesudah membaca tulisan itu Agustinus akhirnya terbuka pikirannya dan melihat kebenaran. Kemudian ia bertobat dan dipemandikan masuk Katolik. Selanjutnya ia masuk seminari, ditahbiskan imam. Sesudah ditahbiskan, ia membantu uskup di Hippo Afrika Utara. Sewaktu uskup Hippo meninggal, ia diangkat menjadi uskup Hippo. Sebagai uskup, ia melayani umatnya dengan hati. Ia menulis banyak buku. Lewat buku dan kotbahnya, ia salurkan pikiran-pikiran yang mengajak orang untuk bertobat. Agustinus sudah menjadi inspirator bagi banyak orang. Ia sangat menaruh perhatian besar pada umat, terutama yang miskin dan melarat. Ia melayani mereka dengan sangat setia. Itulah pemimpin yang sudah menjiwai kepemimpinan Yesus Kristus.

Saudara-saudari… Dalam Injil hari ini, kita mendengar Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, yang munafik, yang seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luar memang bersih tanpaknya tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan kotoran. Yesus menghendaki agar sikap munafik seperti ini harus dijauhkan. Sebagai pemuka umat haruslah bersih luar dalam. Adalah sangat tidak benar mengelabui orang yang dibimbing. Sebaliknya nilai-nilai Injili, seperti hidup jujur, rendah hati dan penuh belaskasih, haruslah selalu menjiwai kehidupan harian kita. Yesus menghendaki agar sebagai pemimpin haruslah selalu memberi contoh yang baik kepada sesama, sehingga banyak orang akan semakin dekat dengan Tuhan, sebagaimana sudah dijalankan oleh uskup Agustinus, yang rendah hati dan sangat dekat dengan umat gembalaannya. 

Kita berdoa semoga Tuhan selalu sadarkan kita akan peran dan tugas kita sebagai orang Kristen untuk selamatkan jiwa sesama lewat contoh hidup, agar semakin banyak orang datang kepada Kristus. 

Kita memohon St. Agustinus dan Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen.

Tidak ada komentar: