Rabu, 07 Agustus 2019

Siro Kamis, 08 Agustus 19

Bacaan Liturgi 

Hari Biasa, Pekan Biasa XVIII
PW S. Dominikus, Pendiri Ordo Pengkotbah, Imam

Bacaan Injil
Mat 16:13-23
Engkaulah Petrus, kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"Jawab mereka, "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis; ada juga yang mengatakan: Elia, dan ada pula yang mengatakan: Yeremia  atau salah seorang dari para nabi."

Lalu Yesus bertanya kepada mereka, "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus, "Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup!"

Kata Yesus kepadanya, "Berbahagialah engkau, Simon anak Yunus, sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Aku pun berkata kepadamu, 'Engkaulah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa saja yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa saja yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga."

Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya memberitahukan kepada siapa pun, bahwa Dialah Mesias. Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem, dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur Dia, katanya, "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."Tetapi Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus, "Enyahlah Iblis! Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau memikirkan bukan yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Demikianlah sabda Tuhan.

ATAU BACAAN LAIN:
Mat 15:1-2.10-14

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa datanglah kepada Yesus beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem. Mereka berkata, "Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat-istiadat nenek moyang? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan." 

Yesus lalu memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka, "Dengarkan dan camkanlah, bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang,  melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang."

Maka datanglah para murid dan bertanya kepada Yesus, "Tahukah Engkau bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu sandungan  bagi orang Farisi?" Tetapi Yesus menjawab, "Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di surga, akan dicabut sampai akar-akarnya. Biarkanlah mereka itu. Mereka itu orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lubang." 

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                     Kamis, 08 Agustus 2019                                                                                                                     
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Biarkanlah Kristus Menarik Kita Ke Belakang!                                                                   Matius 16:13 -23

Saudara-saudari... Suatu waktu saya mendapat video clip, seekor anjing menuntun seorang buta. Sewaktu mau menyeberang jalan, sang bapa mau melangkah tetapi anjingnya langsung menyanggah kedua kaki sang bapa. Anjing tahu bahwa kalau sang bapa berjalan maju, maka sudah pasti akan terjadi gangguan trafik. Puji Tuhan, sang Bapa mengikuti apa yang dibuat oleh anjingnya. Dengan demikian keduanya nyaman.

Saudara-saudari.... Hari ini kita mendengar apa yang terjadi dengan Petrus. Dalam perikop Injil yang sama, Petrus mengalami dua situasi yang sangat berbeda. Pertama: Sewaktu ditanya: Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini? Petrus dengan penuh iman menjawab: Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup! Mendengar pengakuan Petrus, Yesus berkata kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang mengatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku di sorga. Kemudian Yesus memberikan kunci kerajaan Sorga kepada Petrus. Kata Yesus keapdanya: Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga. Di sini, Yesus sungguh bahagia dengan sikap Petrus. Dia kagum akan iman Petrus. Kedua: Beberapa menit kemudian, iman Petrus ditantang. Sewaktu Yesus menceriterakan kesengsaraan yang akan ditanggungnya di Yerusalem, Petrus menarik Yesus dan menegor-Nya. Katanya: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpah Engkau!”  Menurut pikiran manusia, sesungguhnya reaksi Petrus adalah sangat manusiawi. Petrus, tidak mau membiarkan Yesus, yang adalah Gurunya, mengalami penderitaan itu. Petrus sama-sekali tidak tahu bahwa apa yang harus dialami Yesus, sesungguhnya sudah direncanakan Allah sejak kejatuhan manusia. Petrus mengikuti pikiran manusia, tetapi rencana Tuhan sama-sekali lain. Karena itu Yesus menariknya ke belakang dan menegur Petrus: “Enyalah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”

Saudara-saudari... Kisah ini mau mengingatkan kita bahwa betapa rapuhnya hidup kita manusia. Betapa sering kehidupan iman kita turun-naik. Sebentar-sebentar kita begitu kuat dalam iman; kita dikuasai oleh Roh Kudus. Tetapi betapa sering, pikiran kita juga dirasuki oleh roh jahat. Dengan segala kelicikannya, Setan meyakinkan pikiran kita bahwa segala yang kita buat adalah baik. Petrus dengan segala argumentasi menarik mau meyakinkan Yesus supaya menjauh dari penderitaan yang akan terjadi di Yerusalem, tetapi dia sama-sekali tidak tahu bahwa pikiran yang licik itu sesungguhnya bertentangan dengan rencana Tuhan. Bagi Yesus, penderitaan itu adalah bagian dari misi keselamatan yang harus dilalui-Nya. Penderitaan dan mati di kayu Salib adalah puncak dari karya keselamatan Yesus. Di Salib Yesus menebus segala dosa manusia dan dalam kematian-Nya, Dia mengalahkan maut. Sesudah semuanya itu terjadi, maka Dia bangkit membawa terang ke dalam dunia yang tadinya dikuasai oleh setan. Kita harus berterima kasih kepada Kristus  karena Dia sudah mengalahkan Setan dan selalu setia dan taat kepada Bapa-Nya.   

Saudara-saudari... Sikap kita tidak bedanya dengan sikap Petrus. Tetapi yang menarik dalam diri Petrus adalah bahwa dia selalu memberi diri kepada Yesus.  Dia tidak pernah meninggalkan Yesus; dia selalu setia dan taat pada Yesus. Dia tidak lari dari Yesus, di saat Yesus marah kepadanya. 

Marilah... biarkanlah Kristus menarik kita kebelakang di saat kita digoda; biarkanlah Kristus jadi perisai hidup kita di saat setan merasuki pikiran kita. Bersama Kristus kita selalu menang. 

Kita berdoa semoga Tuhan selalu membuka telinga hati kita untuk selalu mendengarkan suaranya agar kita tidak terjerat oleh kelicikan tipu daya setan. 

Kita memohon St. Domikus dan Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Tidak ada komentar: