Rabu, 31 Oktober 2018

Siro Kamis, 1 Nov 18

Bacaan Liturgi

HR Semua Orang Kudus

Bacaan Injil
Mat 5:1-12a

Bersukacita dan bergembiralah,
karena besarlah ganjaranmu di surga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa
ketika melihat banyak orang yang datang,
Yesus mendaki lereng sebuah bukit.
Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya.
Lalu Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya,
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Berbahagialah orang yang berdukacita,
karena mereka akan dihibur.
Berbahagialah orang yang lemah lembut,
karena mereka akan memiliki bumi.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran,
karena mereka akan dipuaskan.
Berbahagialah orang yang murah hati,
karena mereka akan beroleh kemurahan.
Berbahagialah orang yang suci hatinya,
karena mereka akan melihat Allah.
Berbahagialah orang yang membawa damai,
karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Berbahagialah kamu,
jika demi Aku kamu dicela dan dianiaya,
dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat;
bersukacita dan bergembiralah,
karena besarlah ganjaranmu di surga."

Demikianlah sabda Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI  
Kamis, 01 Nopember 2018                                                                                                                  
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Berlomba-Lombalah Menjadi Orang Kristen Yang Baik!                                            
 Matius 5: 1-12a

Saudara-saudari... Hari ini kita merayakan Hari Raya semua orang kudus. Mungkin ada yang bertanya, mengapa kita merayakan lagi pesta orang kudus, padahal dalam Kalender Liturgi sudah ada pesta orang kudus? Contohnya, kemarin tanggal 31 Oktober kita rayakan pesta St. Alfonsius Rodriquez.

Apa sebenarnya yang dimaksudkan dengan kata SEMUA orang kudus di sini? Semua orang kudus yang di maksudkan adalah semua jiwa orang beriman yang meninggal dunia, yang sudah berada di dalam surga. Di antara mereka, ada yang sudah secara resmi diakui oleh gereja, tetapi ada begitu banyak yang tidak diumumkan secara resmi oleh pemimpin gereja. Mereka yang digelar kudus dan diumukan secara resmi itu, karena sudah melalui satu studi khusus oleh team yang sudah ditentukan oleh pemimpin gereja dan sudah ada bukti bahwa lewat permohonan dan doa mereka, terjadilah mujizat ke atas orang yang memintanya. Sementara yang lain, termasuk nenek moyang, anggota keluarga kita, yang kita kenal, mereka juga sungguh setia mengikuti kehendak Allah dan melayani sesama dengan baik, tetapi kehidupan mereka tidak dipelajari secara khusus oleh team yang sudah ditunjukkan oleh pemimpin gereja. Tetapi kita percaya, bahwa mereka sudah ada di dalam surga.

Seorang suster dengan bangga menceriterakan bagaimana kedua orngtuanya yang sudah meninggal selalu membantu dia di saat dia alami kesulitan. Suster katakan bahwa ia selalu meminta bapa dan mamanya berdoa untuk membantu dia di saat dia alami banyak tantangan. Sesudah meminta doa mereka, ia merasa bahwa apa yang dianggapnya sebagai tantangan berat, kini dirasakan sudah bisa dihadapinya dengan baik. Ia sungguh percaya, bahwa orangtuanya adalah santu dan santa untuk keluarganya. Mereka tidak digelar kudus secara resmi oleh pemimpin gereja, tetap suster percaya bahwa mereka sudah ada bersama para kudus di Surga.

Seorang pastor tua, yang saya kenal baik, ia seorang ahli kitab suci, mengajar di seminari tinggi. Menulis banyak buku. Selama hidupnya ia sangat rendah hati dan begitu banyak orang yang sangat senang dengan beliau. Pada tanggal 1 Nopember 2000, ia ditemukan meninggal dalam posisi berlutut di samping meja belajarnya. Ia berjubah dan buku bervirnya terbuka pas di halaman hari raya orang kudus. Pagi itu sopir yang mau datang menjemputnya menanti di tempat parker, karena ia biasa datang jam 6 pagi. Tapi waktu itu ia tidak keluar dari kamarnya. Sopir meminta seorang frater untuk mengetuk kamarnya. Kamarnya terkunci. Frater meminta Pater Rektor untuk membuka kamarnya. Ternyata beliau sudah tidak bernyawa lagi. Ia mati pada tanggal satu Nopember, hari raya semua orang kudus.  Apakah dia tidak layak disebut orang kudus? Secara pribadi, saya yakin ia sudah berbahagia bersama orang kudus di Surga. 

Saudara-saudari... Semua kita bisa jadi orang kudus kalau kita selalu mengikuti apa yang diajarkan Kristus.
Hari ini Yesus berkata: Berbahagialah orang miskin di hadapan Allah karena merekalah yang empunya kerajaan surga. Artinya kalau kita selalu merasa bergantung pada Allah, selalu percaya, bahwa Allah akan selalu membantu kita, pasti kepercayaan itu akan menjamin keselamatan kita; berbahagialah mereka yang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur artinya kalau kita berdukacita, karena ada orang yang perlakukan kita secara kasar karena iman kita, atau karena kita selalu perjuangkan kebenaran dan keadilan, maka pasti Tuhan akan menghibur kita; berbahagialah orang yang murah hati, karena mereka akan beroleh kemurahan. Artinya kalau kita selalu membantu orang yang miskin, pasti Tuhan akan mengganjari kebaikan hati kita dengan banyak rejeki.

Marilah saudara-saudari... Berlomba-lomba menjadi orang Kristen yang baik, agar di saat kita tinggalkan dunia ini, kita pun akan masuk ke dalam surga, di sana kita bergabung dengan kelompok para orang kudus dan para Malaikat memuji dan memuliakan Tuhan untuk selama-lamanya.

Kita memohon para kudus dan Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin.

Selasa, 30 Oktober 2018

Siro Rabu, 31 Oct 18

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXX

Bacaan Injil
Luk 13:22-30

Mereka datang dari timur dan barat, dan akan duduk makan di dalam kerajaan Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar. Maka bertanyalah orang kepada-Nya, "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?"

Jawab Yesus kepada orang-orang di situ, "Berusahalah masuk melalui pintu yang sempit itu! Sebab Aku berkata kepadamu, 'banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan menutup pintu, kalian akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata, 'Tuan, bukakan pintu bagi kami.' Tetapi dia akan berkata, 'Aku tidak tahu dari mana kalian datang.' Maka kalian akan berkata, 'Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu, dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami.'

Tetapi ia akan berkata, 'Aku tidak tahu dari mana kalian datang. Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kalian semua yang melakukan kejahatan!' Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kalian melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi ada di dalam Kerajaan Allah, tetapi kalian sendiri dicampakkan ke luar. Dan orang akan datang dari Timur dan Barat, dari Utara dan Selatan, dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Ingatlah, ada orang terakhir yang akan menjadi terdahulu, dan ada orang terdahulu yang akan menjadi yang terakhir."

Demikianlah sabda Tuhan.

======================
SIRAMAN ROHANI 

Rabu, 31 Oktober 2018                                                                                                                         

RP Fredy Jehadin SVD

Tema:  Berjuanglah Untuk Masuk Melalui Pintu Yang Sesak Itu!                                                     Lukas 13:22 - 30

Saudara-saudari... Kisah Injil hari ini mengingatkan saya akan pengalaman hidup St. Rita. Semasa mudanya dia rindu sekali mau menjadi suster, tetapi karena taat kepada orang tuanya, yang sudah mengatur perkawinannya dengan seorang pemuda, maka dia terpaksa menikah dengan pemuda itu. Pernikahan mereka cuma 18 tahun. Suaminya penjudi dan pemabuk. Selama 18 tahun Rita berdoa untuk pertobatan suaminya. Pada suatu malam, suaminya dipukul oleh sekelompok pengaco. Ia pulang ke rumah berlumuran darah. Ia berlutut di depan istrinya dan memohon maaf atas kesalahannya. Sesudahnya ia mati dalam keadaan damai. 
Kehebatan St. Rita adalah kesediaannya menerima suami apa adanya. Dia tidak membencinya, tetapi merasa kasihan dengannya, karena itu ia selalu berdoa baginya. Kedua anaknya mau membalas dendam kepada mereka yang memukul bapa mereka, tetapi Rita, ibu mereka  menghalangi kemauan buruk mereka. Rita berdoa agar kedua anaknya tidak terjerat oleh godaan setan. Keduanya jatuh sakit dan mati.
Sesudah kematian suami dan anak-anaknya, atas persetujuan uskup setempat Rita masuk biara. Rita sungguh mencintai panggilannya; mencintai suaminya agar bertobat dan mendoakan anak-anaknya agar jangan dikuasai oleh roh jahat. Doanya didengar Tuhan. Perjalanan hidupnya ibarat berjuang masuk melalui Pintu yang Sesak, tetapi pada akhirnya ia alami sukacita. Semoga kehidupan St. Rita menjadi inspirasi hidup kita semua, khususnya bagi keluarga yang mungkin alami hal yang sama. Mendoakan pasangan hidup adalah sangat penting. Biarkan cinta yang selalu mendasari hidup keluarga, bukanya kebencian karena yang satu sudah terjerat oleh dosa.

Saudara-saudari... Hari ini Yesus mengajak kita untuk berjuang masuk melalui Pintu yang sesak. Kesuksesan diperoleh lewat kerja keras. Untuk memperoleh kebahagiaan hidup juga butuh kerja keras. Tiada kesuksesan tanpa kerja keras. Kalau kita rindu masuk surga, maka butuh kerja keras, harus kendalikan kemauan manusiawi kita dan ikuti kehendak dan perintah Tuhan.
Untuk kita para pengikut Kristus, tidaklah cukup hanya menjadi orang Kristen, tetapi yang paling penting adalah hidup sebagai orang kristen. Itu berarti hidup mengikuti contoh hidup Yesus Kristus: promosikan cintakasih bukannya kebencian, permosikan perdamaian bukannya perkelaian, promosikan persatuan dan harmoni bukannya perceraian dan percecokan, promosikan saling menghargai bukannya saling menginjak. Kalau kita bisa menghayati dan mengamalkan semuanya ini, maka kita layak dipanggil orang kristen sejati.

Marilah saudara-saudari... Kita harus selalu berjuang dan kerja keras setiap hari. Mintalah pertolongan Tuhan. Dengan bantuannya kita sanggup masuk lewat pintu yang sesak, yang di dalamnya akan kita temui Dia yang kita rindukan dan bersama Dia, kita akan hidup untuk selama-lamanya.

Kita berdoa, semoga Tuhan kuatkan iman kita dan biarkan pikir dan hati kita selalu fokus pada-Nya, merasa jatuh cinta pada-Nya, sehingga kita selalu didorong untuk bekerja keras menjalankan perintah-perintah-Nya walaupun kita ditantang.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Senin, 29 Oktober 2018

Siro Selasa, 30 Oct 18

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXX
Bacaan Injil
Luk 13:18-21

Biji itu tumbuh dan menjadi pohon.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Ketika mengajar di salah satu rumah ibadat, Yesus bersabda, "Kerajaan Allah itu seumpama apa? Dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya. Biji itu tumbuh dan menjadi pohon, dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya."

Dan Yesus berkata lagi, "Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? Kerajaan Allah itu seumpama ragi, yang diambil seorang wanita dan diaduk-aduk ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai seluruhnya beragi."

Demikianlah sabda Tuhan.

=====================
SIRAMAN ROHANI Selasa, 30 Oktober 2018 
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Jadilah Biji Sesawi Dan Ragi Bagi Sesama!                                                      
Lukas 13:18- 21

Saudara-saudari... Injil hari ini mengingatkan saya akan pengalaman seorang teman Bruder. Pada suatu hari ia ke kota. Karena merasa sangat lapar, ia masuk ke warung makan. Ia memesan makanan kemudian pelayan membawa pesanannya ke meja di mana ia duduk. Sewaktu mau bayar, pelayan katakan kepadanya, bahwa seorang Bapa sudah membayar pesanannya. Dia bertanya, “siapa orangnya?” Pelayan langsung tunjukkan orang yang lagi duduk bersama seorang ibu dan dua orang anak. Bruder mendekati meja makan mereka. Sebelum dia tiba di meja makan, Bapa itu berdiri dan menjemput sambil merangkulnya. Bruder terheran-heran. Bruder tanya: “Bapa yang bayar pesanan saya?” “Ya....benar, saya sudah membayarnya!” jawab sang Bapa. “Maaf, siapakah Bapa? Tanya Bruder. “Akulah mantan murid-mu. Engkau sudah mengajar saya dan saya selalu bicarakan namamu kepada keluarga saya.” Kata sang Bapa. “Engkau sudah menjadi inspirasi hidupku. Saya berterima kasih kepadamu karena engkau sudah menanamkan nilai-nilai Injil dalam hidupku.” Sambung sang Bapa. Kemudian Ia memperkenalkan istri dan anak-anaknya kepada Bruder.
Itulah biji sesawi dan ragi yang sudah ditanamkan oleh bruder tua ini dalam diri sang Bapa sejak masa mudanya, dan kini sudah tumbuh dan menjadi orang baik. Kesaksian hidup dari Bruder sudah mempengaruhi kehidupan anak muridnya. 

Saudara-saudari... Hari ini Yesus katakan: “Kerajaan Allah itu seumpama sesawi yang ditaburkan orang di kebunnya. Biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya”. Perumpaan ini mau mengajar kita, bahwa kerajaan Allah itu punya kekuatan dalam dirinya. Kekuatan itu bisa mempengaruhi orang lain. Apa saja kekuatannya? Kekuatannya adalah cinta kasih, perdamaian, keharmonisan, saling menghargai, saling meneguhkan, saling memuji dan saling mempercayai. Kalau kebajikan-kebajikan ini ditaburkan ke dalam hati dan pikiran seseorang dan orangnya menanggapinya dengan serius, memeliharanya dengan baik dan membiarkannya bertumbuh dengan baik, maka pribadi yang menerimanya akan menjadi pribadi yang baik dan kuat juga. Kalau kita selalu menerima nasihat dan teguran yang membangun dari sesama dan hayati serta amalkan semuanya dalam hidup, maka kita pun akan berkembang menjadi manusia yang baik. Sama halnya dengan ragi. Kalau ragi itu diaduk-aduk ke dalam tepung terigu sampai rata dan membiarkannya berkembang tanpa diganggu, maka rotinya pun akan membesar, tetapi kalau sesudah diaduk lalu kita langsung masukkan ke oven dan dibakar, maka rotinya tidak membesar. Raginya tidak mempengaruhi perkembangan tepung terigu. Jadi Sabda Tuhan dan nasihat-nasihat sesama harus dicernah dan dihayati selajutnya diamalkan dalam hidup.
Pesan moral dari perumpaan ini adalah bahwa ajaran Tuhan pada hakekatnya punya kekuatan dalam dirinya. Kalau ajaran-Nya diterima dan dihayati dengan baik, maka pasti akan membawa pengaruh yang sangat baik bagi orangnya, tetapi kalau tidak diterima, maka ajaran itu tidak mendatangkan manfaat baginya.

Kita berdoa, semoga Tuhan senantiasa membuka hati dan pikiran kita agar kita selalu siap mendengarkan Sabda Tuhan dan nasihat sesama dan biarkan semuanya bertumbuh dalam hati kita; kita juga mohon, semoga Tuhan memampukan kita untuk menjadi biji sesawi dan ragi bagi sesama lewat tutur kata dan tingkah-laku kita.

Kita meminta Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin.

Minggu, 28 Oktober 2018

Siro, Senin, 29 Oct 18

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXX

Bacaan Injil
Luk 13:10-17

Bukankah wanita keturunan Abraham ini harus dilepaskan dari ikatannya sekalipun pada hari Sabat?

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu hari Sabat Yesus mengajar dalam salah satu rumah ibadat. Di situ ada seorang wanita yang telah delapan belas tahun dirasuk roh. Ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.

Ketika Yesus melihat wanita itu, dipanggil-Nyalah dia. Lalu Yesus berkata, "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh." Kemudian wanita itu ditumpangi-Nya tangan, dan seketika itu juga ia berdiri tegak dan memuliakan Allah.

Tetapi kepala rumah ibadat itu gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat. Lalu ia berkata kepada orang banyak, "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat."

Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya, "Hai orang-orang munafik, bukankah kalian semua melepaskan lembu dan keledaimu pada hari Sabat dan membawanya ke tempat minum? Nah, wanita ini sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis. Bukankah dia harus dilepaskan dari ikatannya itu karena dia keturunan Abraham?"

Waktu Yesus berkata demikian, semua lawan-Nya merasa malu, sedangkan orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia yang telah dilakukan-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI  Senin, 29 Oktober 2018

Tema:  Pelayanan Keselamatan Jiwa Selalu Diprioritaskan!    Lukas 13:10-17

Saudara-saudari... Kisah Injil hari ini sangat menyentuh hati kita. Kita bisa membayangkan pergulatan dari ibu yang selama 18 tahun dirasuki roh jahat. Tetapi di saat Yesus menjamah dia, di saat itu juga dia sembuh dan memuliakan Tuhan.

Kisah Injil hari ini mengingatkan saya akan seorang gadis SMA, yang selama beberapa tahun selalu dirasuki setan. Di saat ia mau berdoa, pada saat yang sama ia dirasuki setan; di saat ia mau membaca Kitab Suci, ia dirasuki setan. Singkatnya, bahwa di saat dia mau melakukan latihan rohani, dia selalu ditantang oleh setan. Pada suatu kesempatan, saya menelpon dia dengan menggunakan Video Call. Di saat saya mau mengajak dia berdoa, di saat itu juga dia jatuh dan kesurupan. Saya menyuruh saudaranya, yang juga ada pada waktu itu, mereciki dia dengan air berkat. Setelah direciki air berkat, ia kembali sadar. Pada suatu waktu ia sempat  expresikan kerinduannya. Katanya:   "Saya selalu rindu sekali mau melayani Tuhan dan sesama, tetapi setan selalu menghalangi saya.” Saya menganjurkan dia kalau boleh, pergi bertemu uskup atau pastor. Minta Bapa Uskup atau Pastor mendoakan dia dan mereciki dia dengan air berkat dan menjamah dia dengan minyak suci. Puji Tuhan, sekarang dia sehat.

Saudara-saudari.... Apapun bentuk-nya sakit, tetapi di saat Tuhan menjamahnya, maka penyakitnya hilang dan orangnya sembuh total. Satu peringatan bagi kita supaya selalu membawa orang sakit atau persoalan hidup kita kepada Yesus. Bagi Yesus Kristus, segala sesuatu mungkin terjadi. Tetapi kuncinya adalah kepercaan kita pada Yesus Kristus dan kesediaan kita untuk memberi diri secara total kepada-Nya.

Dalam Gereja kita, keselamatan jiwa selalu diprioritaskan. Keselamatan jiwa melebihi norma hukum. Sadar akan pentingnya keselamatan jiwa, maka seorang imam harus melayani orang sakit di saat orang sakit sangat membutuhkan Sakramen orang sakit. Imam tidak boleh menolaknya. Ia harus melayaninya karena ini berhubungan dengan keselamatan jiwanya. Dalam kitab Hukum Kanonik atau hukum Gereja Katolik ada pernyataan yang berbunyi: Keselamatan jiwa-jiwa dalam Gereja harus selalu menjadi hukum yang tertinggi ( bdk KHK 1752).
 
Marilah saudara-saudari... Berdoalah selalu bagi keselamatan jiwa raga kita. Kalau ada saudara-saudari kita yang sakit, mintalah Pastor agar mendoakan dia, mengurapi dia dengan minyak orang sakit. Janganlah putus asa kalau keadaan orang sakit tidak sembuh sesudah ia didoakan. Tetapi percayalah selalu bahwa Tuhan selalu mendengarkan doa kita, dan Dia tahu apa yang terbaik bagi orang sakit.

Kita berdoa, semoga Tuhan selalu menguatkan dan menggerakkan hati kita untuk melayani orang sakit.

Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amin.

Siro, Minggu, 28 Oct 18


Bacaan Liturgi

Hari Minggu Biasa XXX

Bacaan Injil
Mrk 10:46-52

Rabuni, semoga aku dapat melihat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Yerikho. Ketika Yesus keluar lagi dari kota itu bersama murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, duduklah di pinggir jalan seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus.

Ketika didengarnya bahwa yang lewat itu adalah Yesus dari Nazaret, mulailah ia berseru, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Banyak orang menegurnya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru, "Anak Daud, kasihanilah aku!"

Maka Yesus berhenti dan berkata, "Panggillah dia!" Mereka memanggil si buta itu dan berkata kepadanya, "Kuatkan hatimu! Berdirilah, Ia memanggil engkau." Orang buta itu lalu menanggalkan jubahnya. Ia segera berdiri, dan pergi mendapatkan Yesus. Yesus bertanya kepadanya, "Apa yang kaukehendaki Kuperbuat bagimu?" Jawab orang buta itu, "Rabuni, semoga aku dapat melihat!"

Yesus lalu berkata kepadanya, "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia! Lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.

======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                  Minggu, 28 Oktober 2018                                                                                                                     RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Hidup Dalam Iman!                                                                                                        Markus 10:46-52

Saudara-saudari...  Hari ini kita mendengar satu ceritera menarik tentang Bartimeus, pengemis yang buta. Beberapa hal yang menarik dari ceritera ini, yang mungkin bisa kita pelajari:
1) Ia percaya akan Yesus Kristus: Rupanya ia sudah lama mendengar tentang Yesus Kristus dan percaya akan kehebatan Kristus, tetapi tidak pernah datang kepadaNya. Hari ini, secara radikal Bartimeus, pengemis yang buta ini expresikan imannya. Katanya: “Yesus anak Daud, kasihanilah aku.”  Ia percaya bahwa Yesus punya kuasa. Karena itu ia tidak merasa malu dan takut sedikit pun. Banyak orang menegurnya supaya diam, namun ia semakin keras berseru, “Anak Daud, kasihanilah aku.” Imannyalah yang mendorong dia untuk selalu berteriak memohon belaskasihan Tuhan. Ia percaya, bahwa imannya akan menyelamatkan dia; imannya akan menggerakkan hati Yesus untuk menjawab permohonannya; imannya akan Yesus menyembuhkan matanya yang buta. Apakah kita memiliki iman seperti pengemis yang buta ini?
2) Ia tanggalkan jubahnya. Rupanya sudah lama dia merasa nyaman dengan perlindungan yang dimilikinya dalam bentuk jubah yang dipakainya. Kini dia merasa jubah ini tidak menjamin keselamatannya. Imannya akan Yesus mendorong dia untuk tanggalkan perlindungan duniawi; tanggalkan manusia lamanya; tanggalkan apa yang selalu menjadi ketergantungannya di masa lampau; dan kini memberi diri seutuhnya kepada Yesus dan biarkan Yesus Kristus sendiri, yang menjadi jaminan keselamatanya. Apakah kita juga miliki sikap seperti Bartimus, lepaskan manusia lama, yang membuat mata kita buta tidak bisa melihat Tuhan dan menjadi tak berdaya karena diringkus oleh setan dan kini merangkul Yesus sumber segalanya? 
3) Ia berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. Ia keluar dari status quo-nya; keluar dari lingkungan lama; keluar dari manusia lama kepada manusia baru; keluar dari lingkungan kegelapan yang membuat jiwanya buta dan miskin. Ia serahkan diri kepada Yesus sumber segala sesuatu dan sumber terang dunia. Bersama Yesus, ia alami kebahagiaan. Apakah kita rela melepaskan diri dari kelekatan manusiawi  kita yang membuat kita kerdil secara rohani?
4) Ia sadar akan kebutuhan hakikinya yaitu mau melihat. Sudah lama ia tinggal dalam kegelapan; Kini ia mau hidup dalam terang; mau melihat keindahan Tuhan; melihat keindahan alam ciptaan Tuhan; melihat segala sesuatu dengan mata iman yang diberikan Kristus. Sejak lama ia hanya bergantung pada kemampuan manusia, yang terbatas. Sekarang dia merubah cara hidupnya, tinggalkan kebergantungannya pada kemampuan manusiawinya dan beralih kepada Kristus yang adalah sumber segala sesuatu baik untuk memenuhi kebutuhan duniawi maupun kebutuhan di surgawi kelak. Apakah kita juga selalu mengandalkan Tuhan selain kemapuan yang sudah diberikan Tuhan kepada kita?
5) Sebagai ungkapan rasa syukur, ia mengikuti Yesus Kristus. Bersama Kristus ia alami kebahagiaan. Apakah kita selalu bersyukur kepada Tuhan yang memberi kita berkat setiap hari?

Saudara-saudari... Hidup dalam iman berarti hidup untuk Kristus dan mencintai Dia dengan sepenuh hati. Mencintai Dia dengan sepenuh hati baru bisa terwujud dalam hidup kita, kalau kita selalu laksanakan apa yang diajarkan-Nya kepada kita, seperti mencintai sesama lewat perbuatan nyata.
 
Marilah saudara-saudari... Kita berdoa, semoga Tuhan selalu menguatkan iman kita sehingga kita selalu kuat menghadapi godaan dan tantangan hidup. Bersama Tuhan, kita selalu selamat.

Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amin.

Siro, Sabtu 27 Oct 2018


Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX

Bacaan Injil
Luk 13:1-9

Jikalau kalian semua tidak bertobat, kalian pun akan binasa dengan cara demikian.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Pada waktu itu beberapa orang datang kepada Yesus dan membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang dibunuh Pilatus, sehingga darah mereka tercampur dengan darah kurban yang mereka persembahkan. Berkatalah Yesus kepada mereka, "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya daripada semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian." 
Kemudian Yesus menceriterakan perumpamaan ini, "Ada seorang mempunyai pohon ara, yang tumbuh di kebun anggurnya. Ia datang mencari buah pada pohon itu, tetapi tidak menemukannya. Maka berkatalah ia kepada pengurus kebun anggur itu, 'Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara itu namun tidak pernah menemukannya. Sebab itu tebanglah pohon ini. Untuk apa pohon itu hidup di tanah ini dengan percuma?'

Pengurus kebun anggur itu menjawab, 'Tuan, biarkanlah pohon ini tumbuh selama setahun ini lagi. Aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya. Mungkin tahun depan akan berbuah. Jika tidak, tebanglah'!"

Demikianlah sabda Tuhan.

=====================
SIRAMAN ROHANI  Sabtu, 27 Oktober 2018    RP Fredy Jehadin SVD

Tema:  Manfaatkanlah Kesempatan Dengan Baik Semasih Diberi Hidup!                            Lukas 13: 1-9

Saudara-saudari.... Hari ini kita mendengar, bahwa ada orang membawa kabar kepada Yesus bahwa ada orang Galilea dibunuh oleh Pilatus dan darah mereka tercampur dengan darah korban yang mereka persembahkan. Menurut konsep orang Yahudi, bahwa darah orang bersalah kalau tercampur dengan darah korban persembahan, maka darah persembahan itu menjadi najis. Tetapi Yesus menantang mereka, katanya: bukan darah itu yang paling penting, tetapi yang paling penting dan sangat fundamental adalah orang harus bertobat; setiap pribadi harus bertanggungjawab atas aktivitas dirinya. Dosa yang dibiarkan tumbuh dan tidak dibersihkan adalah ibarat kanker yang pelan-pelan menggerogoti jiwa dan mati. Kalau kita tidak mengakui dosa dan mohon ampun itu berarti kita dengan sengaja membawa jiwa kita kepada kehancuran total untuk selamanya.

Selanjutnya Yesus mengemukakan satu perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah. Pohon ara adalah pohon yang selalu memberi kehidupan bagi bangsa Palestina. Pohon ara biasanya menghasilkan buah sesudah umur tiga tahun. Orang selalu merindukan bahwa sesudah tiga tahun pemiliknya bisa memetik panen. Tetapi kalau seandainya sesudah tiga tahun tidak menghasilkan buah, maka tuan akan memotongnya supaya pohon yang di sekitarnya bisa bertumbuh segar dan menghasilkan buah banyak.

Perumpamaan ini mau menceriterakan kehidupan orang Yahudi. Orang Yahudi adalah umat pilihan Allah. Secara potensial mereka bisa menghasilkan buah yang baik, menjadi umat Allah yang setia dan bertanggungjawab. Tetapi kalau mereka tidak setia dan berlaku tidak sesuai dengan kehendak Allah itu berarti mereka sama sekali tidak berguna bagi Allah, dan pada pengadilan terakhir jiwa mereka akan dibakar dalam api Neraka.

Saudara-saudari... Yang menarik dalam ceritera perumpamaan ini adalah bahwa penjaga kebun meminta agar pohon ara ini jangan ditebang secepatnya. Penjaga berjanji untuk memberi perhatian khusus kepadanya, menyiraminya, memberinya pupuk. Tuan kebun setuju!
Lewat perumpaan ini kita bisa melihat kesabaran Tuhan akan pohon ara, bahwa Tuhan tetap memberi pohon ara kesempatan untuk hidup, dan kesempatan itu harus diisi dengan satu kegiatan yang menghasilkan buah.

Saudara-saudari... Betapa sering kita seperti pohon ara, yang tidak menghasilkan buah. Tetapi Tuhan tetap bersabar dan memberi kita kesempatan untuk memperbaiki diri agar bisa menghasilkan buah. Rekonsiliasi dengan Tuhan dan sesama adalah sangat penting buat pertumbuhan rohani kita. Bathin yang bersih akan selalu mendatangkan rasa damai dan kenyamanan dalam berelasi dengan Tuhan dan sesama. Semasih kita hidup, manfaatkanlah kesempatan dengan baik. Jangan menunda kesempatan. Karena kita tidak tahu apakah kita masih hidup pada hari esok? Setan selalu bermain dengan pikiran dan hati kita. Dia selalu menggoda kita. Kadang dia datang di saat kita mau mengaku dosa, katanya: “Besok saja pergi mengaku, hari ini anda masih ada kegiatan lain.” Bagaimana kalau kita menantang Setan dengan berkata: “Saya pergi mengaku dulu, kemudian saya akan kembali dan teruskan kegiatanku!”

Marilah saudara-saudari... Semasih kita diberi kesempatan untuk hidup, manfaatkanlah kesempatan sebaik mungkin agar kita selalu merasa diri siap menyambut kedatangan Tuhan.

Kita berdoa, semoga Tuhan sadarkan kita untuk selalu melihat bathin kita dan mendorong kita untuk selalu memanfaatkan kesempatan untuk selalu berbuat baik semasih kita hidup di dunia ini.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin.

Kamis, 25 Oktober 2018

Siro Jumat, 26 October 2018

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX
Bacaan Injil
Luk 12:54-59

Kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit,
tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini?

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu ketika
Yesus bersabda kepada orang banyak,
"Apabila kalian melihat awan naik di sebelah barat,
segera kalian berkata, 'Akan datang hujan.'
Dan hal itu memang terjadi.
Dan apabila kalian melihat angin selatan bertiup,
kalian berkata, 'Hari akan panas terik.'
Dan hal itu memang terjadi.
Hai orang-orang munafik,
kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit,
tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini?
Dan mengapa engkau tidak memutuskan sendiri apa yang benar?

Jika engkau dengan lawanmu pergi menghadap penguasa,
berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan.
Jangan sampai ia menyeret engkau kepada hakim
dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya,
dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara.

Aku berkata kepadamu,
'Engkau takkan keluar dari sana,
sebelum melunasi hutangmu'."

Demikianlah sabda Tuhan.

======================
SIRAMAN ROHANI   Jumat, 26 Oktober 2018
RP Fredy Jehadin SVD

Tema:  Iman Dan Tanda-Tanda Zaman!   
 Lukas 12: 54-59

Saudara-saudari... Alam selalu memberi sinyal peringatan sebelum suatu peristiwa alam terjadi. Kalau kabut tebal dan gelap muncul, kita tahu hujan akan datang. Beberapa hari lalu, saya dari kota Port Moresby menuju Seminari Tinggi Bomana, tempat saya tinggal. Dari jauh saya melihat di bagian wilayah kami ada kabut gelap. Tanda itu memberi saya sinyal, bahwa di tempat saya sedang hujan atau hujan akan segera datang. Dan benarlah yang terjadi. Begitu saya masuk wilayah Bomana, hujan lebat dan angin sedang terjadi.  Kita bersyukur kepada alam, karena ia memberi kita sinyal apa yang sedang atau akan terjadi.

Di zaman kita sekarang, dengan alat tehnologi yang canggih, kita dibantu untuk bisa meramalkan apa yang akan terjadi beberapa hari atau minggu mendatang. Dengan itu kita bisa menyiapkan diri untuk menghadapi apa yang akan terjadi. Contohnya tentang ramalan cuaca atau gempa bumi.

Saudara-saudari... Yesus Kristus, lewat Injil-Nya hari ini, ekspresikan kekecewaannya kepada orang banyak. Katanya: “Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapa kamu tidak dapat menilai zaman ini? Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar?” Apa latar-belakang sampai Yesus expresikan kekecewaan seperti itu? Yesus pada dasarnya kecewa kepada banyak orang karena mereka pintar membaca tanda-tanda alam dan bisa meramalkan apa yang akan terjadi. Tetapi mereka tidak bisa membaca arti kehadiran Yesus di tengah mereka, dengan segala mujizat yang dikerjakan-Nya. Ajaran dan mujizat-mujizat yang dilakukan-Nya, sesungguhnya adalah satu ajakan untuk mereka supaya bertobat dan percaya kepada Tuhan; satu ajakan untuk kembali berteman dengan Tuhan; satu kesempatan berahmat. Yesus sesungguhnya adalah tanda kehadiran Allah di tengah manusia. Allah yang selalu mencintai; Allah yang menyelamatkan; Allah yang mengapuni; Allah yang memberi hidup.
Saudara-saudari... Apa saja tanda-tanda zaman yang sedang kita alami sekarang? Di saat orang menabur berita-berita provokatip lewat media sosial, bagaimana reaksi kita? Apakah kita langsung menerimanya dan meneruskannya kepada orang lain sebelum kita mengetahui kebenarannya  atau stopkan berita itu sambil mencari tahu kebenarannya? Apakah kita juga memakai kaca mata iman untuk melihat tanda-tanda zaman yang sedang terjadi?
Kalau kemampuan manusiawi kita bisa membaca tanda-tanda alam dengan tepat, maka sebagai murid Kristus, kita juga gunakan kaca mata iman, yang diilhami oleh Roh Kudus, untuk membaca tanda-tanda zaman yang sedang terjadi. Mungkin tanda-tanda itu mau mengajak kita untuk bertobat;  mengajak kita untuk saling mendoakan; mengajak kita untuk berhati-hati dalam bertindak; mengajak kita untuk teguh dalam iman.

Marilah saudara-saudari, bukalah mata dan pikiran kita untuk melihat dan membaca tanda-tanda zaman yang sedang terjadi. Sebagai murid-murid Kristus, kenakanlah kaca mata iman untuk melihat dan membacanya. Mungkin dari tanda-tanda zaman itu ada pesan-pesan menarik yang harus kita pelajari demi keselamatan dan kebahagiaan jiwa-raga kita.

Kita mohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin

Rabu, 24 Oktober 2018

Siro Kamis, 25 October 2018

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX

Bacaan Injil Luk 12:49-53

Aku datang bukannya membawa damai, melainkan pertentangan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Aku datang melemparkan api ke bumi, dan betapa Kudambakan agar api itu selalu menyala! Aku harus menerima baptisan dan betapa susah hati-Ku sebelum hal itu berlangsung!

Kalian sangka Aku datang membawa damai ke bumi? Bukan! Bukan damai, melainkan pertentangan!
Karena mulai sekarang akan ada pertentangan antara lima orang dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga. Mereka akan saling bertentangan, bapa melawan puteranya, dan putera melawan bapanya, ibu melawan puterinya, dan puteri melawan ibunya, ibu mertua melawan menantu, dan menantu melawan ibu mertuanya."

Demikianlah sabda Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                  
Kamis, 25 Oktober 2018                                                                                                                         
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Hidupkanlah Api Cinta Kasih Kristus Dalam Diri Kita!                                        
Lukas 12: 49-53

Saudara-saudari... Apakah kita selalu siap menjadi api Kristus? Hari ini Yesus membuat para murid-Nya kaget sewaktu Dia katakan “Aku datang melemparkan api ke bumi, betapa kudambakan agar api itu selalu bernyala. Aku datang bukannya membawa damai, melainkan pertentangan.” 
Api apa yang dimaksudkan Yesus Kristus? Yang dimaksudkanya adalah Api cinta kasih Allah yang menyucikan.
Gambaran api dalam Kitab Suci selalu diasosiasikan dengan kegiatan Allah di bumi dan dalam diri manusia. Kadang Tuhan menampakan kehadiran-Nya dalam bentuk api: kita ingat waktu ia menampakan dirinya kepada Moses dalam semak terbakar (Keluaran 3:2). Tuhan memberi jaminan kepada bangsa Israel di padang gurun selama 40 tahun lewat tiang api pada malam hari dan tiang awan di siang hari (Kel  13:21-22). Ia hadir dalam bentuk tiang api dan awan.
Api juga dilihat sebagai symbol kehadiran dan kuasa Roh kudus. Yohanes Pembaptis katakan, bahwa Yesus Kristus akan mempermandikan kamu dengan Roh Kudus dan Api (Mateus 3:11-12 dan Lukas 3:16-17). Waktu Roh Kudus turun ke atas para Rasul pada waktu Pentekosten, lida api muncul di atas kepala para Rasul (Kis 2:3). Sesudah kejadian itu para rasul mendapat semangat baru. Jiwa mereka sepertinya dibakar oleh kekuatan Allah dan sejak waktu itu mereka tidak merasa takut lagi. Semangat yang sama inilah yang selalu didambakan oleh Yesus Kristus. Hari ini ia kembali katakan: “Betapa kudambakan agar api itu selalu menyala.” Kita yang sudah dipermandikan sudah menerima Roh Kudus yang sama. Yesus juga mendambahkan semangat yang sama dari kita semua, agar api itu selalu menyala dalam diri kita sehingga kita pun selalu bersemangat dan tidak merasa takut sedikit pun untuk mewartakan Sabda Tuhan dan menjadi saksi Kristus yang pantang menyerah.  Hari ini ia juga berkata: “Aku datang bukannya membawa damai, melainkan pertentangan.”  Pernyataannya ini sungguh menjadi kenyataan dalam kehidupan kita.

Saya ingat seorang seorang suster muda. Karena kuatnya panggilan Tuhan, sesudah menamatkan S3nya ia masuk biara. Bapanya sungguh tidak setuju. Tetapi ia tetap maju mengikuti pilihan hidupnya.

Saudara-saudari... Hakekat menjadi seorang kristiani adalah loyalitas kepada Yesus Kristus. Di saat seorang dipanggil menjadi pengikut Kristus, ia harus menjadikan Kristus nomor satu dan yang lain menjadi kemudian. Itu tidak berarti kita melepaskan relasi kita dengan keluarga. Sama sekali tidak. Skala prioritas sudah harus dibedakan. Yesus juga pernah katakan: “Barang siapa mau mengikuti Aku, ia harus meninggalkan orangtuanya, sanak saudaranya.” Itu berarti, Yesus Kristus sudah menjadi prioritas dalam hidupnya. Bagi keluarga yang memberikan anaknya atau saudara/i-nya untuk mengikuti Yesus Kristus, mereka pasti mendapat berkat.   Tuhan yang memanggil dan Tuhan yang sama akan tetap bertanggungjawab akan kehidupan keluarga dari yang dipanggil.

Marilah saudara-saudari... Kita berdoa semoga api cinta kasih Allah selalu bernyala dan menguasai hidup kita sehingga kita pun selalu bersemangat mewartakan Sabda Tuhan dan menjadi saksi Kristus yang setia di mana saja kita berada.

Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amin

Selasa, 23 Oktober 2018

Siro Rabu, 24 Oktober 2018

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX
PF S. Antonius Maria Claret, Uskup

Bacaan Injil
Luk 12:39-48

Barangsiapa diberi banyak, banyak pula yang dituntut daripadanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu ketika berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya,
"Camkanlah ini baik-baik! Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.Hendaklah kalian juga siap-sedia, karena Anak Manusia akan datang pada saat yang tak kalian sangka-sangka."Petrus bertanya, "Tuhan, kami sajakah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan ini ataukah juga semua orang?"Tuhan menjawab, "Siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk membagikan makanan kepada mereka pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya sedang melakukan tugasnya, ketika tuan itu datang. Aku berkata kepadamu: Sungguh, tuan itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.Tetapi jika hamba itu jahat dan berkata dalam hatinya, 'Tuanku tidak datang-datang.' Lalu ia mulai memukuli hamba-hamba lain, pria maupun wanita, dan makan minum serta mabuk,maka tuannya akan datang
pada hari yang tidak disangka-sangkanya dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan tuan itu akan membunuh dia serta membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia.

Hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan.Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Barangsiapa diberi banyak, banyak pula yang dituntut daripadanya. Dan barangsiapa dipercaya banyak, lebih banyak lagi yang dituntut daripadanya."

Demikianlah sabda Tuhan.
=======================

SIRAMAN ROHANI     Rabu, 24 Oktober 2018     RP Fredy Jehadin SVD

Tema:  Jagalah Hadiah-Hadiah Tuhan Sampai Ia Datang Kembali!                                      
Lukas 12: 39-48

Saudara-saudari... Hari ini Yesus ingatkan kita kembali supaya selalu bersiap-siaga menanti kedatangan-Nya kembali. Kedatangan-Nya tidak diumumkan, kapan dan akan tiba di mana? Tapi yang pasti, bahwa Dia akan datang memanggil kita. Sengaja Dia ingatkan para murid-Nya, termasuk kita, berulang-ulang, karena kita sering tertidur dan lupa. Keteledoran kita akan mendatangkan bencana bagi diri kita sendiri.

Mengapa Yesus selalu meminta supaya kita selalu berjaga-jaga? Apakah ada harta yang sangat mahal, yang sudah diberikan-Nya kepada kita dan mengharapkan agar harta itu jangan hilang karena kelalain kita?  Harta yang sangat mahal, yang sudah diberikan Kristus kepada kita adalah keselamatan, yang sudah dibayarnya dengan kematian-Nya di kayu salib. Dalam kematian Ia bergulat melawan kuasa maut. Kemudian Ia bangkit dari alam maut dan memproklamirkan kemenangan-Nya atas maut. Dan barangsiapa yang percaya kepada-Nya, maka ia akan memperoleh keselamatan. Harta yang lain, yang sudah kita miliki adalah Roh Kudus, yang sudah diberikan Allah Bapa kepada para murid-Nya pada Pentekosta. Yesus Kristus sendirilah yang meminta Bapa agar Roh Kudus itu turun ke atas para murid-Nya, ke atas kita untuk membantu kita. Yesus Kristus menghendaki agar hadiah-hadiah indah ini jangan hilang hanya karena kelalaian kita. Karena itu Dia mengajak kita supaya selalu berjaga-jaga; jangan biarkan kita tertidur; jangan biarkan kita jatuh ke dalam genggaman Setan.
Yesus sadar, bahwa Setan selalu datang setiap saat mau menggoda iman kita agar kita menjauh dari Allah. Setan selalu bekerja di dunia ini. Dia bekerja sama dengan keinginan hawa nafsu kita, dan yakinkan kita, bahwa kita juga bisa mendapat harta yang lain yang jauh lebih membahagiakan selama kita hidup di dunia ini. Barangsiapa mengikuti ajakannya, maka ia akan binasa untuk selama-lamanya.

Marilah saudara-saudari... Jagalah Rahmat Keselamatan dan Sakramen-Sakramen yang sudah kita terima sampai pada waktu Tuhan kita datang kembali! Dia pasti sangat bahagia kalau menemukan kita selalu terjaga dan setia menjalankan perintah-Nya.

Kita berdoa, semoga Tuhan selalu sadarkan kita, agar dari waktu ke waktu kita selalu menjaga hadiah-hadiah terindah yang Tuhan berikan kepada kita, sehinga di saat Tuhan datang, Ia menemukan kita tetap selamat dan setia menjalankan perintah-Nya.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin.

Senin, 22 Oktober 2018

Siro , Selasa, 23 October 2018


Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX

PF S. Yohanes dari Capestrano, Imam

Bacaan Injil
Luk 12:35-38

Berbahagialah hamba yang didapati tuannya sedang berjaga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.
Hendaklah kalian seperti orang yang menanti-nantikan tuannya
pulang dari pesta nikah,
supaya jika tuannya datang dan mengetuk pintu,
segera dapat dibukakan pintu.

Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya sedang berjaga ketika ia datang.
Aku berkata kepadamu,
Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya
dan mempersilahkan mereka duduk makan,
dan ia akan datang melayani mereka.
Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari,
dan mendapati mereka berlaku demikian,
maka berbahagialah para hamba itu."

Demikianlah sabda Tuhan.

=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                      Selasa, 23 Oktober 2018                                                                                                                         RP Fredy Jehadin SVD
Tema:  Berjaga-Jaga Adalah Salah Satu Sikap Murid Kristus!   
 Lukas 12: 35-38

Saudara-saudari... Sebelum pergi libur bulan Juni 2018, saya sampaikan kepada saudari saya, bahwa saya akan tiba di Labuan Bajo tanggal 13 Juni. Sewaktu saudariku mendengar rencana liburku, dia teruskan berita itu kepada mama-ku, yang sudah berumnur 88 tahun. Sejak saat itu mama selalu menghitung hari dan tanggal. Dia selalu tanya saudariku, “Sekarang tanggal berapa? Sekarang bulan apa?”  Pokoknya dia selalu siap-sedia menantikan anak bungsunya. Beberapa hari sebelum saya tiba, bersama saudariku, dia pergi ke Labuan Bajo dengan angkutan umum. Harus duduk di angkutan umum dengan kondisi jalan yang cukup buruk dan jaraknya pun cukup jauh. Kesiap-siagaannya menantikan saya adalah salah satu bentuk ungkapan cintanya kepada saya.  Dan tibalah saat yang dinantikan. Sewaktu saya tiba, dia menyambut saya dengan air mata bahagia. Saya pun demikian, air mata sukacita, tanpa sadar, keluar dari kelopak mataku. Mama bahagia, saya pun bahagia.

Saudara-saudari... Hari ini Yesus Kristus mengajak para murid-Nya untuk selalu berjaga-jaga. Katanya: “Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap bernyala. Hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya. Berbahagialah hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang.” Ajakan Yesus ini sekaligus mau mengajar kita, para muridnya untuk selalu tumbuh kembangkan sikap selalu siap-sedia. Jadikan kesiap-siagaan itu sebagai salah satu sikap kita orang Kristen. Dengan menumbuh-kembangkan sikap selalu berjaga-jaga, itu berarti kita secara tidak langsung mau menunjukkan sikap cinta kita kepada Kristus. Dia sudah mengingatkan kita bahwa Dia akan datang seperti pencuri di tengah malam. Itu berarti kedatanganNya tidak diumumkan. Ia akan datang secara tiba-tiba. Karena itu Ia menghendaki agar kita selalu siap sedia selalu. Kalau kita sungguh mencintainya maka kita harus selalu berjaga-jaga menantikan kedatanganNya. Sambil menantikan kedatanganNya, kita harus selalu melakukan hal-hal yang dikendaki Tuhan, bukannya melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kehendakNya.

Marilah saudara-saudari.... Tanggapilah ajakan Kristus hari ini dengan penuh kasih. Berjaga-jagalah selalu agar Dia bahagia menemukan kita tetap dengan penuh sabar dan kasih menantikan kedatanganNya. Pasti kita dan Dia akan sangat bahagia di saat kita bertemu.  Awalilah kegiatan harian kita dengan berdoa dan meminta Tuhan untuk menuntun kita. Akhirilah kegiatan kita di malam hari dengan mengucapkan syukur kepadanya dan memohon ampun kalau kita jatuh dalam dosa, entah dengan sadar atau tidak. Dengan melakukan semuanya ini, itu berarti kita selalu siap menyambutNya dan selalu merasa dekat dengan Dia.

Kita berdoa semoga Tuhan selalu menguatkan iman kita dan memberi kita ketabahan dalam menanti kedatangan Tuhan kita.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin.

Minggu, 21 Oktober 2018

Siro Senin, 22 october 2018

SENIN, 22 OKTOBER 2018 Bacaan Liturgi Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX 
Bacaan Injil Luk 12:13-21 

Bagi siapakah nanti harta yang telah kausediakan itu?

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas: Sekali peristiwa Yesus mengajar banyak orang. Salah satu dari mereka berkata kepada Yesus, "Guru, katakanlah kepada saudaraku, supaya ia berbagi warisan dengan daku." Tetapi Yesus menjawab, "Saudara, siapakah yang mengangkat Aku menjadi hakim atau penengah bagimu?" Kata Yesus kepada orang banyak itu, "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan! Sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidak tergantung dari pada kekayaannya itu." Kemudian Ia menceriterakan kepada mereka perumpamaan berikut, "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya, 'Apakah yang harus kuperbuat, sebab aku tidak punya tempat untuk menyimpan segala hasil tanahku.' Lalu katanya, 'Inilah yang akan kuperbuat: Aku akan merombak lumbung-lumbungku, lalu mendirikan yang lebih besar, dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya. Beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!' Tetapi Allah bersabda kepadanya, 'Hai orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu. Bagi siapakah nanti apa yang telah kausediakan itu? Demikianlah jadinya dengan orang yang menimbun harta bagi dirinya sendiri, tetapi ia tidak kaya di hadapan Allah." Demikianlah sabda Tuhan.



SIRAMAN ROHANI Senin, 22 Oktober 2018 Romo Fredy Jehadin SVD 

Tema: Arahkanlah Hati Kita Kepada Harta Surgawi! Lukas 12: 13-21 

Saudara-saudari... Apakah anda pernah mengurus pembagian harta orangtua? Kalau pembagian harta itu cuma untuk dua tiga anak dan hartanya banyak pasti gampang-gampang saja. Tetapi kalau untuk banyak anak dan hartanya sedikit, pasti sangat merepotkan. Hari ini kita dengar, bahwa ada orang, yang meminta Yesus untuk dekati saudaranya supaya membagi warisan orangtuanya dengan dia. Jawab Yesus: “Saudara, siapa yang mengangkat Aku menjadi hakim atau penengah bagimu?” Mengapa Yesus menolak menjadi penengah? Bukankah Yesus adalah orang yang bijaksana? Benar, bahwa Yesus adalah seorang yang bijaksana, tetapi menyangkut permintaan orang ini, Ia tidak mau layani, karena akar persoalannya bukan soal keadilan dan kebijaksanaan, tetapi lebih pada soal kerakusan akan harta duniawi dan keinginan memiliki banyak harta; jadi lebih pada soal mencintai kekayaan dari pada mencinta sesama. Yesus manfaatkan kesempatan ini untuk ingatkan semua pendengar, supaya ber-jaga-jaga dan waspada terhadap ketamakan akan harta duniawi. Sebab walaupun seseorang berlimpah-limpah hartanya, tetapi hidupnya tidak tergantung dari kekayaannya itu. Harta kekayaannya akan tinggal di dunia ini, sementara jiwanya akan pergi tanpa membawa satu barangpun ke dunia yang baru. Untuk memperjelas ajarannya, Yesus menceriterakan perumpamaan tentang seorang yang kaya, yang bertanya dalam hatinya: “Apakah yang harus kuperbuat, sebab aku tidak punya tempat untuk menyimpan segala hasil tanahku? Inilah yang kuperbuat: ‘aku akan merombak lumbung-lumbungku lalu mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barang-ku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: “Jiwaku, beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi Allah berkata kepadanya: ‘hai orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan kuambil dari padamu!’ Bagi siapakah nanti semua yang telah kau sediakan itu?” saudara-saudari, Kekayaan orang ini tidak bisa dibawanya ke dunia orang mati. Yang dibawa cuma jiwanya. Menurut Yesus orang kaya ini adalah orang bodoh. Mengapa bodoh? Karena ia cuma berpikir tentang dirinya sendiri; mengumpulkan kekayaan demi kebahagaian diri sendiri. Hidupnya hanya memikirkan kekayaan duniawi. Kekayaannya itu hanya untuk dirinya sendiri. Ingat diri sendiri dan tidak peduli dengan kesengsaraan sesama adalah satu kebodohan. Ia lupa, bahwa ia adalah mahluk social yang hidup bersama orang lain. Sebagai mahluk social, ia seharusnya membuka mata dan turut merasakan kebutuhan sesama yang miskin. Ia lupa, bahwa kehidupannya di dunia ini sangat bersifat sementara. Ia lupa, bahwa hidupnya akan beralih dari dunia fana ke dunia baru, yang sifat kekal. Kehadiran Allah dalam ceritera perumpaan ini: “Pada malam ini juga jiwamu akan kuambil dari padamu!” mengingatkan kita untuk selalu siap sedia memperhatikan kebutuhan jiwa kita. Saudara-saudari... Dalam memberi kita akan menerima. Kalau kita selalu memberi kepada Tuhan lewat sesama kita yang membutuhkan, maka kita akan mendapatnya kembali. Harta kita ada hubungan erat dengan hati kita. Di mana harta kita berada, maka di situlah hati kita berada. Kalau hati kita selalu terarah kepada Tuhan, maka Tuhan akan menjadi harta kita. Tetapi kalau hati kita selalu terarah pada barang-barang duniawi, maka harta duniawi sudah menjadi harta kita. Marilah saudara-saudari... Arahkanlah hati kita kepada harta surgawi. Semakin banyak kita pusatkan perhatian kita pada harta surgawi, maka hati kita akan semakin terarah ke sana. Dan pada waktunya kita akan ada bersama Tuhan. Sebaliknya kalau hati kita selalu terarah kepada barang-barang duniawi, maka tempat kita di masa depan pasti tidak ada bersama Tuhan. Kita berdoa, semoga Tuhan selalu sadarkan kita, agar kita tetap setia merawat kehidupan jiwa kita, lewat doa, membaca Kitab Suci, melayani sesama, rajin menerima sakramen pengakuan dosa dan sakramen mahakudus. Kegiatan-kegiatan rohani ini sangat membantu kita agar kita selalu dekat dengan Tuhan. Kita meminta St. Yohanes Paulus kedua bersama Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin.