Minggu, 28 Oktober 2018

Siro, Sabtu 27 Oct 2018


Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX

Bacaan Injil
Luk 13:1-9

Jikalau kalian semua tidak bertobat, kalian pun akan binasa dengan cara demikian.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Pada waktu itu beberapa orang datang kepada Yesus dan membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang dibunuh Pilatus, sehingga darah mereka tercampur dengan darah kurban yang mereka persembahkan. Berkatalah Yesus kepada mereka, "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya daripada semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian." 
Kemudian Yesus menceriterakan perumpamaan ini, "Ada seorang mempunyai pohon ara, yang tumbuh di kebun anggurnya. Ia datang mencari buah pada pohon itu, tetapi tidak menemukannya. Maka berkatalah ia kepada pengurus kebun anggur itu, 'Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara itu namun tidak pernah menemukannya. Sebab itu tebanglah pohon ini. Untuk apa pohon itu hidup di tanah ini dengan percuma?'

Pengurus kebun anggur itu menjawab, 'Tuan, biarkanlah pohon ini tumbuh selama setahun ini lagi. Aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya. Mungkin tahun depan akan berbuah. Jika tidak, tebanglah'!"

Demikianlah sabda Tuhan.

=====================
SIRAMAN ROHANI  Sabtu, 27 Oktober 2018    RP Fredy Jehadin SVD

Tema:  Manfaatkanlah Kesempatan Dengan Baik Semasih Diberi Hidup!                            Lukas 13: 1-9

Saudara-saudari.... Hari ini kita mendengar, bahwa ada orang membawa kabar kepada Yesus bahwa ada orang Galilea dibunuh oleh Pilatus dan darah mereka tercampur dengan darah korban yang mereka persembahkan. Menurut konsep orang Yahudi, bahwa darah orang bersalah kalau tercampur dengan darah korban persembahan, maka darah persembahan itu menjadi najis. Tetapi Yesus menantang mereka, katanya: bukan darah itu yang paling penting, tetapi yang paling penting dan sangat fundamental adalah orang harus bertobat; setiap pribadi harus bertanggungjawab atas aktivitas dirinya. Dosa yang dibiarkan tumbuh dan tidak dibersihkan adalah ibarat kanker yang pelan-pelan menggerogoti jiwa dan mati. Kalau kita tidak mengakui dosa dan mohon ampun itu berarti kita dengan sengaja membawa jiwa kita kepada kehancuran total untuk selamanya.

Selanjutnya Yesus mengemukakan satu perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah. Pohon ara adalah pohon yang selalu memberi kehidupan bagi bangsa Palestina. Pohon ara biasanya menghasilkan buah sesudah umur tiga tahun. Orang selalu merindukan bahwa sesudah tiga tahun pemiliknya bisa memetik panen. Tetapi kalau seandainya sesudah tiga tahun tidak menghasilkan buah, maka tuan akan memotongnya supaya pohon yang di sekitarnya bisa bertumbuh segar dan menghasilkan buah banyak.

Perumpamaan ini mau menceriterakan kehidupan orang Yahudi. Orang Yahudi adalah umat pilihan Allah. Secara potensial mereka bisa menghasilkan buah yang baik, menjadi umat Allah yang setia dan bertanggungjawab. Tetapi kalau mereka tidak setia dan berlaku tidak sesuai dengan kehendak Allah itu berarti mereka sama sekali tidak berguna bagi Allah, dan pada pengadilan terakhir jiwa mereka akan dibakar dalam api Neraka.

Saudara-saudari... Yang menarik dalam ceritera perumpamaan ini adalah bahwa penjaga kebun meminta agar pohon ara ini jangan ditebang secepatnya. Penjaga berjanji untuk memberi perhatian khusus kepadanya, menyiraminya, memberinya pupuk. Tuan kebun setuju!
Lewat perumpaan ini kita bisa melihat kesabaran Tuhan akan pohon ara, bahwa Tuhan tetap memberi pohon ara kesempatan untuk hidup, dan kesempatan itu harus diisi dengan satu kegiatan yang menghasilkan buah.

Saudara-saudari... Betapa sering kita seperti pohon ara, yang tidak menghasilkan buah. Tetapi Tuhan tetap bersabar dan memberi kita kesempatan untuk memperbaiki diri agar bisa menghasilkan buah. Rekonsiliasi dengan Tuhan dan sesama adalah sangat penting buat pertumbuhan rohani kita. Bathin yang bersih akan selalu mendatangkan rasa damai dan kenyamanan dalam berelasi dengan Tuhan dan sesama. Semasih kita hidup, manfaatkanlah kesempatan dengan baik. Jangan menunda kesempatan. Karena kita tidak tahu apakah kita masih hidup pada hari esok? Setan selalu bermain dengan pikiran dan hati kita. Dia selalu menggoda kita. Kadang dia datang di saat kita mau mengaku dosa, katanya: “Besok saja pergi mengaku, hari ini anda masih ada kegiatan lain.” Bagaimana kalau kita menantang Setan dengan berkata: “Saya pergi mengaku dulu, kemudian saya akan kembali dan teruskan kegiatanku!”

Marilah saudara-saudari... Semasih kita diberi kesempatan untuk hidup, manfaatkanlah kesempatan sebaik mungkin agar kita selalu merasa diri siap menyambut kedatangan Tuhan.

Kita berdoa, semoga Tuhan sadarkan kita untuk selalu melihat bathin kita dan mendorong kita untuk selalu memanfaatkan kesempatan untuk selalu berbuat baik semasih kita hidup di dunia ini.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin.

Tidak ada komentar: