Jumat, 31 Mei 2019

Siro Sabtu, 1 Juni 19


Bacaan Liturgi

Hari Biasa Pekan Paskah VI
PW S. Yustinus, Martir

Bacaan Injil
Yoh 16:23b-28

Bapa mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.

Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu.Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Kukatakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa, sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya bahwa Aku datang dari Allah.

Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; kini Aku meninggalkan dunia lagi dan pergi kepada Bapa."

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                  
Sabtu, 01 Juni 2019                                                                                                                               
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Lewat Doa kita mendekatkan diri dengan Tuhan!
 Yohanes 16:23-28

Saudara-saudari...  Kita semua tahu dan alami bahwa lewat doa kita bisa alami kedekatan kita dengan Tuhan. Lewat doa kita bisa ungkapkan diri  kita kepada Tuhan, katakan apa yang perlu kita katakan dan juga dalam keheningan doa, kita juga bisa mendengar apa yang dikatakan Tuhan kepada kita.
Doa sesungguhnya satu aktivitas manusia yang sangat luar biasa, di mana dalam doa manusia mengadakan hubungan yang sangat intim dengan Tuhan yang menciptakannya. Lewat doa, manusia membawa Tuhan yang sangat mulia dekat dengan dirinya, dan lewat doa, manusia mengangkat dirinya, yang fana dekat pada Tuhan. Semua ini bisa terjadi kalau kita ungkapkan doa kita dengan penuh iman.  
Dalam surat kepada orang di Hibrani  ada tertulis: “Tanpa iman orang  tidak mungkin membuat Allah bahagia!” (Ibrani 11:6).  Iman berarti percaya total kepada satu kekuatan yang berada di luar diri kita dan kekuatan itu bisa menjawab apa yang kita butuhkan. Dari sudut iman, kita namai kekuatan itu adalah Allah. Tuhan sudah menampakkan diriNya dalam diri Yesus kristus. Kristus sendiri sudah buktikan kekuatan Tuhan itu dalam kehidupanNya di dunia ini. Lewat Yesus Kristus, Tuhan membuat banyak mujizat.  Yesus Kristus sendiri selalu yakinkan para pendengar-Nya, bahwa barangsiapa yang melihat Dia, ia sudah melihat Bapa yang mengutusNya.

Hari ini Yesus kristus kembali yakinkan para murid dan pengikutNya, katanya: “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikanNya kepadamu dalam namaKu.” Pernyataan Yesus Kristus ini sudah menjadi kenyataan bagi banyak orang yang sungguh percaya kepadaNya. Santu Paulus, Apolos, Priscila dan Aguila dalam bacaan pertama hari ini (Kis 18:23-28) sudah mengalami betapa besar kuasa Tuhan dalam hidup mereka. Mereka selalu ciptakan hubungan yang baik dengan Tuhan lewat doa harian mereka. Tantangan yang dihadapinya selalu dapat dilalui dengan baik berkat bantuan Tuhan. Berkat kedekatannya dengan Tuhan, mereka selalu alami kekuatan sehingga mereka pun selalu didorong untuk maju mewartakan misi Kristus.

Saudara-saudari... Apakah kita selalu merasa dekat dengan Tuhan? Apakah kita selalu alami kekuatan Tuhan lewat doa kita?

Marilah saudara-saudari... Hayati dan amalkanlah apa yang dikatakan Yesus Kristus hari ini: “Mintalah maka kamu akan menerima. Segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikanNya kepadamu dalam Nama-Ku.”

Kita berdoa, semoga Tuhan selalu menguatkan iman dan meneguhkan kepercayaan kita. Percayalah, bahwa Tuhan selalu mengabulkan permohonan kita sesuai dengan kehendakNya. Sesungguhnya Tuhan tahu lebih baik apa yang kita butuhkan.

Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amen!

Kamis, 30 Mei 2019

Siro Jumat, 31 Mei 19

Bacaan Liturgi

Pesta S.P. Maria Mengunjungi Elisabet

Bacaan Injil
Luk 1:39-56

Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan  menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia  dan memberi salam kepada Elisabet.

Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring, "Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana."

Lalu kata Maria, "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia,karena Yang Mahakuasa  telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah kudus. Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya."

Kira-kira tiga bulan lamanya Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                  
Jumat, 31 Mei 2019                                                                                                                               
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Pupukilah sikap saling menghargai dan mengakui kelebihan sesama!
Lukas 1:39-56

Saudara-saudari.... Hari ini kita merayakan Pesta Maria mengunjungi Elisabet. Untuk apa Maria mengunjungi Elisabet? Siapa yang menyuruh dia mengunjungi Elisabet? Injil tidak menceriterakan kepada kita, apa alasan Maria bergegas mengunjungi Elisabet. Juga tidak diberitahu, siapa yang menyuruh dia pergi mengunjungi Elisabet. Injil hanya mengatakan bahwa beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel, berangkatlah Maria kepegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Malaikat Gabriel tidak meminta Maria untuk mengunjungi Elisabet, dia hanya menyampaikan: “Sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu pun  sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.”

Beberapa penafsiran mengapa Maria mengunjungi Elisabet:
1) Maria ingin membagi suka-citanya dengan Elisabet, yang juga sudah mengalami pengalaman iman. Hanya orang yang sudah mengalami pengalaman iman bisa memahami apa artinya pengalaman iman.

2) Maria didorong oleh Roh Kudus untuk mengunjungi Elisabet agar orang yang sudah mengalami pemenuhan Roh Kudus yaitu Elisabet bisa memberi kesaksian bahwa Maria adalah sungguh – sungguh Bunda Tuhan. Injil katakan bahwa sesudah Elisabet mendengar salam dari Maria, Elisabet langsung dipenuhi Roh Kudus dan berseru dengan suara nyaring: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang ada dalam rahimku melonjak kegirangan.” Dalam penampakan di Nasaret, Malaikat Gabriel, utusan Allah,  sudah mengatakan bahwa Maria adalah Bunda Allah, satu pengakuan surgawi. Sekarang, lewat mulut Elisabet yang sudah dipenuhi Roh Kudus, mewakili manusia, Elisabet mengakui bahwa Maria adalah Bunda Tuhan. Langit dan Bumi kini mengakui bahwa Maria adalah Bunda Tuhan.

3) Pernyataan iman Maria. Sesudah mendengar pernyataan Elisabet, Maria langsung melambungkan mada pujian kepada Tuhan sebagai ungkapan iman dan kegembiraannya bahwa apa yang sudah dikatakan oleh Malaikat Gabriel, bahwa ia akan menjadi Bunda Tuhan, kini diteguhkan oleh Elisabet yang dipenuhi oleh Roh Kudus.

4) Ada yang mengatakan bahwa kunjungan Maria kepada Elisabet merupakan satu tanda solidaritas dan perhatian Maria menanggapi situasi Elisabet. Ia mau membantu Elisabet sampai Elisabet melahirkan anaknya. Injil katakan bahwa Maria tinggal bersama Elisabet selama tiga bulan.

5) Satu hal yang sangat menarik dalam perjumpaan Maria dan Elisabet adalah Elisabet,  yang sudah lanjut dalam usia, sangat menghormati Maria, gadis yang masih sangat muda, dan mengakui kelebihan Maria. Elisabet tidak sombongkan dirinya, walaupun ia juga sudah mengalami pengalaman iman, tetapi ia tetap sadar bahwa ia adalah tetap seorang wanita biasa, sementara Maria adalah wanita yang sudah dipersiapkan Tuhan untuk menjadi Bunda Tuhan, untuk melahirkan sang Penebus.

Bagaimana dengan pengalaman kita? Apakah kita juga memiliki sikap seperti Elisabet yang rendah hati dan mengakui kelebihan sesama? Apakah kita saling memperhatikan dan selalu terbuka melayani sesama, seperti yang dibuat oleh Bunda Maria? Apakah hati dan iman kita selalu terbuka menyambut dan mendengarkan bisikan Roh Kudus dan melaksakan apa yang diperintahkannya?

Bersama Bunda Maria kita berdoa memohon bantuan Tuhan agar kita pun selalu menghargai dan menerima kelebihan sesama dan selalu siap mendengarkan bisikan Roh Kudus dan siap melaksanakan perintahNya. Amen!

Rabu, 29 Mei 2019

Siro Kamis, 30 Mei 19

Bacaan Liturgi

HR Kenaikan Tuhan

Bacaan Injil
Luk 24:46-53

Ketika sedang memberkati mereka, Yesus terangkat ke Surga.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Sesudah bangkit dari antara orang mati, Yesus menampakkan diri kepada para murid. Kata-Nya kepada mereka, "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga. Dan lagi: Dalam nama-Nya  berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.Kamu adalah saksi dari semuanya ini.Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari atas."

Lalu Yesus membawa murid-murid itu ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka.Dan ketika sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke surga.

Para murid menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan mmuliakan Allah.

Demikianlah Injil Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                               
Kamis, 30 Mei 2019   (Kenaikan Yesus)  
                                                                                                                       
RP Fredy Jehadin SVD

Tema: Kenaikan Yesus Kristus ke Surga membuka wawasan baru bagi kita!                      
Lukas 24:46-53

Saudara-saudari... Hari ini kita merayakan Pesta Kenaikan Yesus Kristus ke surga.

Perayaan hari ini mengingatkan kita akan beberapa hal penting dalam hidup kita.
1.    Kenaikan Yesus Kristus ke surga mengingatkan kita bahwa sesudah perjalanan kita di dunia ini berakhir, maka jiwa kita akan mengikuti Yesus Kristus, menuju surga dan bersatu kembali dengan Dia yang sudah menciptakan kita. Roh yang kita miliki sesungguhnya adalah milik Tuhan. Dia sendiri yang memberikannya kepada kita di saat Ia menciptakan kita. Dia yang memberi, Dia juga yang akan mengambilnya kembali dan hidup bersamaNya untuk selama-lamanya. Kenaikan Yesus Kristus sudah membuka wawasan baru bagi kita akan kehidupan kita.
2.    Kenaikan Yesus Kristus ke surga mengingatkan kita akan kehidupan baru. Kematian bukanlah akhir dari segalanya, melainkan pintu masuk ke dalam satu kehidupan baru. Yesus sendiri sudah bersabda: “Akulah kehidupan, barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan memperoleh hidup abadi.” Sebagai pengikut Kristus, kita harus bersyukur karena Ia yang adalah sumber kehidupan sudah mendahului kita dan sudah menunjukkan jalan ke mana kita harus pergi sesudah ziarah kehidupan kita di dunia ini berakhir. Kematian tubuh sesungguhnya bukanlah malapetaka yang menghancurkan harapan kita, sebaliknya satu peristiwa iman yang mendatangkan kebahagiaan di mana lewat kematian tubuh, jiwa kita, sesudah mengalami proses penyucian, akan naik bersama Kristus menuju surga, di mana Bapa bersama penghuni surga bersemayam dalam damai dan penuh sukacita untuk selama-lamanya.
3.    Kenaikan Yesus Kristus mengingatkan kita akan satu hadiah Tuhan yang sangat mulia yang sudah diberikanNya kepada kita, yaitu Roh Kudus. Kalau Yesus Kristus tidak naik ke surga, maka Roh Kudus tidak datang kepada kita. Hari ini, lewat Injilnya, Yesus berkata: “Aku akan mengirim kepadaMu apa yang dijanjikan Bapa-Ku, Ialah Roh Kudus. Kamu akan diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi.” Beberapa hari sesudah kenaikanNya ke surga, Roh Kudus turun ke atas para Rasul pada hari pentekosten. Turunnya Roh Kudus ke atas para rasul merupakan pemenuhan janji Kristus. Roh Kudus sudah menjadi pembimbing dan pelengkap kekuatan Allah yang dikenakan oleh para rasul sewaktu mereka keluar mewartakan ajaran Kristus. Roh Kudus mengingatkan para Rasul akan apa yang sudah diajarkan Kristus selama Dia hidup bersama mereka. Roh Kudus yang sama sudah dicurahkan kepada kita sewaktu kita menerima Sakramen Permandian dan diteguhkan lewat Sakramen Krisma. Roh Kudus inilah yang selalu membimbing kita sehingga kita selalu sadar untuk melakukan apa yang berkenan bagi Tuhan dan sesama, dan apa yang tidak berkenan. Roh Kudus inilah yang selalu mengingatkan kita akan dosa yang sudah kita lakukan dan menggerakkan hati dan pikiran kita untuk kembali mengakui semua dosa kita lewat menerima Sakramen Pengakuan.

Saudara-saudari .... Marilah kita bersyukur kepada Tuhan atas peristiwa iman yang kita rayakan hari ini. KepergiaanNya sudah mendatangkan berkat bagi kita.
Kita berdoa semoga Peristiwa iman yang kita rayakan hari ini selalu menyadarkan kita akan arah perjalanan hidup kita. Dan semoga semasih kita mengadakan perjalanan di dunia ini, berkat bantuan Roh Kudus, kita selalu tampil sebagai saksi Kristus yang setia sehingga banyak orang yang berjalan bersama kita menuju surga.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Selasa, 28 Mei 2019

Siro Rabu, 29 Mei 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Pekan Paskah VI

Bacaan Injil
Yoh 16:12-15

Roh Kebenaran akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Dalam amanat perpisahan-NyaYesus berkata kepada murid-murid-Nya,"Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya.  Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya, itulah yang akan dikatakan-Nya, dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.

Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah kepunyaan-Ku, sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima dari pada-Ku."

Demikianlah Injil Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                  
Rabu, 29 Mei 2019                                                                                                                                
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Apabila Roh Kudus Datang, Ia Akan Memimpin Kita Dalam Seluruh Kebenaran! 
                                                                                                                                
Yohanes 16: 12 - 15

Saudara-saudari... Beberapa hari yang lalu, seorang teman mengikuti ujian semester bidang Teologi. Materi ujian dibacanya berulang-ulang tetapi walaupun demikian, tetap saja tidak bisa dipahaminya dengan sangat baik. Apalagi materinya dalam bahasa asing. Ia meminta seorang Pastor (bukan seorang dosen) untuk menjelaskan kepadanya secara garis besarnya. Penjelasannya sedikit membantu, tetapi teman ini belum merasa yakin. Pada hari ujian, sepanjang pagi dia sangat sibuk bekerja. Tidak ada kesempatan untuk melihat lagi bahan kuliahnya. Selagi bekerja dia ngomong dengan Yesus, Bunda Maria, dan dengan pendiri Serikat. Dia pasrahkan ujiannya pada Tuhan, Bunda Maria dan pendiri serikatnya. Sore harinya dia ke sekolah. Teman2-nya sibuk membaca ringkasan mata kuliah, sementera dia tidak. Dia pasrah dan berdoa. Dia memohon Roh Kudus untuk membantu dia. Ketika gilirannya tiba, dia masuk menghadap dosen penguji. Ujian diadakan secara lisan. Dia berdoa lagi  meminta ketenangan bathin. Di saat dosennya melontarkan satu pertanyaan, dia dengan sangat senang menjawab pertanyaan itu. Kata-kata yang keluar dari mulutnya begitu mengalir. Sesudah 15 menit, dosennya sangat gembira dan merasa kagum dengan jawabannya. Dosen mengucapkan profisiat kepadanya dan dia mendapat nila 10. Teman ini sangat kaget karena dia tidak pernah berpikir, bahwa dia akan bisa mendapat nilai yang begitu tinggi. Dia percaya itu semua adalah pekerjaan Roh Kudus. Dia kembali melambungkan syukur dan pujian karena Tuhan sumber segala pengetahuan telah membantu dia.

Saudara-saudari... Dalam Injilnya hari ini Yesus berkata kepada para murid-Nya: “Roh Kudus akan memimpin kamu dalam seluruh kebenaran.” Itulah yang sering terjadi dalam hidup kita. Di saat kita dalam keadaan terjepit dan kalau kita serahkan semua kesulitan kita kepada Tuhan, maka mujizat selalu terjadi. Saya yakin, kita semua punya pengalaman akan hal itu. Secara pribadi saya sering alaminya.

Pada suatu waktu saya diminta oleh seorang teman untuk memimpin Misa penguburan untuk seorang Polisi. Pastor yang bertugas tiba-tiba mengalami serangan jantung. Waktunya cuman satu jam. Misanya bukan di Gereja Katolik tetapi di aula Polisi Akademi. Yang hadir misa pun beraneka agama. Saya tidak bisa menolak karena mayat sudah ada di Aula dan sudah banyak orang hadir di sana. Saya pasrahkan semuanya pada Tuhan. Saya tanya orang yang meminta saya kalau bacaan sudah disiapkan. Jawabannya semuanya sudah disiapkan. Saya lihat bacaannya dan fokus pada isi bacaan. Saya meminta Roh Kudus untuk berbicara dan biarkan Dia menggunakan mulutku. Puji Tuhan, Dia betul berbicara. Tuhan sungguh selalu menepati janji-Nya. Tergantung pada kita apakah kita percaya sungguh dan pasrah secara total pada-Nya.

Marilah saudara-saudari... Sungguh, Roh Kudus akan selalu memimpin kita dalam seluruh kebenaran yang terpenting kita sungguh percaya dan pasrahkan diri kita pada-Nya.

Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan bukalah hati dan pikiran kami serta tuntunlah kami sesuai dengan kehendak-Mu. Karena Engkaulah Tuhan dan pengantara kami. Amen!

Senin, 27 Mei 2019

Siro Selasa, 28 Mei 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Pekan Paskah VI

Bacaan Injil
Yoh 16:5-11

Jikalau Aku tidak pergi, penghibur tidak akan datang kepadamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,"Sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorang pun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, maka hatimu berdukacita.Namun benar yang Kukatakan kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu,  jika Aku pergi. Sebab  jikalau Aku tidak pergi, penghibur itu  tidak akan datang kepadamu;  sebaliknya jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.

Dan kalau penghibur itu datang, Ia akan menginsafkan dunia  akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum."

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                            
Selasa, 28 Mei 2019                                                                                                                                 
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Perpisahan Menyedihkan Tetapi Di Sisi Lain Mendatangkan Kebahagiaan!  
Yohanes 16:5 - 11

Saudara-saudari... Waktu liburan tahun 2018, lebih banyak waktu saya habiskan bersama ibu kandungku, Katarina, yang berumur 88 tahun waktu itu. Saya bahagia karena banyak kisah yang menarik yang kami sharingkan bersama. Sehari sebelum saya tinggalkan Flores, kami rayakan Misa di rumah kakak sepupuh. Banyak yang hadir. Saya ucapkan terima kasih kepada semua anggota keluarga, bukan saja keluarga kecil saya, tetapi juga keluarga besar saya, baik dari keluarga Bapa maupun keluarga Mama, atas segala dukungan rohani dan jasmani mereka. Paginya sewaktu mau pergi, saya lihat Ibu Katarina duduk di samping pintu depan. Dia lihat saya berpakaian rapih. Katanya: “Nana (sapaan manis untuk anak laki-laki) mau ke mana?” Saya langsung berlutut di sampingnya. Saya bisikan pada telinganya: “Mama, hari ini saya kembali ke tempat kerja saya di Papua New Guinea. Kan tadi malam saya sudah pamit waktu misa?” Dia bilang... “Saya tidak mau... jangan dulu pergi. Nana belum kasih tahu saya kemarin!” Saya amati air matanya bergelinang. Kemudian saya bisik lagi di telinganya: “Kan...sudah dari dulu Mama serahkan saya kepada Tuhan untuk mewartakan Sabda-Nya! Doakan saya ya!”  Selanjutnya dia izinkan saya pergi. Dia memberi berkat dan saya pergi.
Perpisahan selalu mendatangkan kesedihan. Tetapi di balik perpisahan itu selalu ada rasa bahagia dan bangga.

Saudara-saudari... Hari ini Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku...   Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.” Menurut Yesus, kepergiannya sangat menguntungkan para murid atau para pengikut-Nya termasuk kita. Kepergiannya mendatangkan penghiburan atau kebahagiaan bagi para murid atau para pengikutNya. Para murid yang merasa sedih karena kepergian Yesus akan segera dihibur oleh Dia yang akan diutus oleh Yesus Kristus, yang Ia sebut Penghibur. Penghibur itu adalah Roh Kudus. Menurut Yesus kerja Roh Kudus adalah mengisafkan dunia akan dosa; mendorong manusia untuk berkata benar serta membantu manusia untuk bisa mengambil satu keputusan atau menghakimi mana yang benar dan mana yang salah.

Saudara-saudari... Santu Paulus dan Silas dalam bacaan pertama hari ini, Kisah Para Rasul 16: 22 – 34, sudah mengalami betapa hebatnya kerja Roh Kudus dalam diri mereka. Mereka dipenjarakan, kaki mereka dibelenggu, tetapi di tengah malam mereka tetap menyanyikan puji-pujian kepada Allah. Itulah kuasa Roh Kudus. Badan fisik mereka boleh dibelenggu tetapi jiwa mereka tetap memuji Tuhan. Orang yang dikuasai oleh Roh Kudus jiwanya tidak terbelenggu oleh apapun, sama sekali tidak. Jiwanya selalu bebas mengespresikan kebenaran.
Hari ini, Yesus meneguhkan para murid-Nya, bahwa walaupun Dia pergi tetapi Roh Kudus akan datang memberi mereka penghiburan. Roh Kudus akan memerdekakan mereka; Roh Kudus akan menguatkan mereka; Roh Kudus akan memampukan mereka untuk menjadi saksi Kristus dan merasa tidak takut sedikit pun untuk berkata benar.

Apakah kita sudah mengalami kekuatan Roh Kudus dalam hidup kita? Pernahkah kita alami bagaimana Roh Kudus memerdekakan jiwa kita walaupun secara fisik kita ditodong dan disiksa?

Kota berdoa semoga di saat kita sedih Roh Kudus senantiasa menguatkan dan menghibur  kita.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Minggu, 26 Mei 2019

Siro Senin, 27 Mei 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Pekan Paskah VI
PF S. Agustinus dari Canterbury, Uskup

Bacaan Injil
Yoh 15:26-16:4a

Roh kebenaran bersaksi tentang Yesus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.

Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. Kamu akan dikucilkan; bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu."

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                    
Senin, 27 Mei 2019                                                                                                                             
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Penghibur Akan Datang Dan Tinggal Bersama Kita! 
Yohanes 15:26-16:4a

Saudara-saudari... Injil hari ini menceriterakan kepada kita apa yang terjadi pada waktu perjamuan terakhir. Yesus Kristus memberikan amanat perpisahan kepada para muridNya. Pada malam perjamuan, sewaktu memberikan amanat perpisahan, Ia tidak memberitahukan kepada para muridNya bahwa hari besoknya – yaitu hari Jumat, Ia akan dibunuh, disalibkan. Sadar akan apa yang akan dialami para muridNya, yaitu perasaan terlantar karena ditinggalkan oleh seorang bapa – Yesus menjanjikan kepada mereka bahwa Penghibur akan diutus kepada mereka. Penghibur itu adalah Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Yesus Kristus.

Tugas dari Roh Kudus itu ada dua: 1) Mengingatkan para murid akan apa yang sudah diajarkan Yesus Kristus kepada mereka; 2) Membimbing para murid untuk melakukan apa yang benar dan sesuai dengan kehendak Tuhan. Ia akan berkata-kata dalam hati para muridNya akan kebenaran.
Roh Kudus itu sesungguhnya sudah kita terima sejak kita menerima Sakramen Permandian dan kemudian dikukuhkan kembali sewaktu kita menerima Sakramen Penguatan atau Sakramen Krisma. Sejak saat itulah Roh Kudus sudah tinggal bersama kita untuk selama-lamanya.

Pertayaan untuk kita: Pernahkah kita alami bagaimana Roh Kudus itu bekerja di dalam hati dan pikiran kita? Kapan saja kita merasakan bahwa Roh Kudus sungguh bersuara dalam diri kita?

Saudara-saudari... Roh Kudus sesungguhnya selalu bekerja setiap saat dalam diri kita. Suaranya sungguh sangat kuat berkumandang dalam diri kita secara khusus di saat kita menghadapi godaan besar. Contoh konkritnya: Dalam perjalanan kita mengalami rasa lapar. Kita mau puaskan perut yang lapar dengan makanan. Tetapi kita tidak punya makanan. Sewaktu kita lewat, kita melihat ada buah pepaya masak di kebun orang.  Dalam situasi yang sangat terjepit itu ada dua suara yang keluar dari dalam bathin  kita: Satu suara berkata: silahkan pergi dan petik buah papaya itu, engkau lapar. Kalau engkau tidak makan maka engkau akan sakit dan mati; sementara satu suara berkata: jangan memetik buah itu, itu bukan milikmu. Memetik tanpa izinan pemiliknya adalah satu perbuatan mencuri. Mencuri adalah dosa.

Lewat contoh sederhana ini kita bisa melihat peranan Roh Kudus: Roh Kudus membimbing kita untuk berbuat yang benar; mengingatkan kita akan perintah Allah. Melarang kita mencuri adalah suara Roh Kudus, sementara mengizinkan kita untuk memetik buah itu karena kita sungguh lapar adalah suara Setan. Suara setan biasanya sangat manis dan sangat meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tetapi sebenarnya lewat kelicikannya ia mau menjerumuskan kita ke dalam dosa.

Marilah saudara-saudari... Roh Kudus sudah ada di dalam diri kita. Dengarkanlah suaranya. Mendengarkan dan menjalankan apa yang dikatakan-Nya akan menyelamatkan jiwa kita.

Kita berdoa semoga hati dan pikiran kita selalu sensitip mendengarkan bisikan suara Roh Kudus dan semoga kita selalu siap menjalankan apa yang dibisikan Roh Kudus.

Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amen.

Siro Minggu, 26 Mei 19

Bacaan Liturgi

Hari Minggu Paskah VI

Bacaan Injil
Yoh 14:23-29

Roh Kudus akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Dalam amanat perpisahan-Nya
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Jika seorang mengasihi Aku,
ia akan menuruti firman-Ku.
Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya,
dan diam bersama-sama dengan dia.
Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku;
dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku,
melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.

Semuanya itu Kukatakan kepadamu,
selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu;
tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus,
yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku,
Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu
dan akan mengingatkan kamu
akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu.
Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu,
dan apa yang Kuberikan
tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu.
Janganlah gelisah dan gentar hatimu!

Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu:
Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu.
Sekiranya kamu mengasihi Aku,
kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku,
sebab Bapa lebih besar daripada Aku.

Sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu
sebelum hal itu terjadi,
supaya apabila hal itu terjadi, kamu percaya."

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                    Minggu, 26 Mei 2019                                                                                                                          
RP Fredy Jehadin, SVD


Tema: Mengasihi Tuhan Berarti Menghayati Dan Menjalankan PerintahNya!                     
Yohanes 14:23-29

Saudara-saudari... Seorang Bapa selalu memanggil istrinya Sayang! Pada suatu waktu, semua cucu-cecenya datang mengunjungi mereka. Rupanya di antara cucu, ada yang jarang sekali datang kunjungi mereka.  Sewaktu si Kakek memanggil istrinya: “Sayang, ke sini dulu.” Langsung saja cucunya itu berkomentar: “wow....sangat romantik ya Opa....menyapa Oma: “Sayang!”  Mendengar komentar cucunya, si Opa memanggil cucunya untuk duduk di sampingnya. Lalu ia mulai menasihati cucunya. Katanya: “Cucu-ku sayang. Sebelum engkau ada, Opa dan Oma sudah hidup bersama. Sudah 50-an tahun kami hidup bersama. Opa dan Oma sudah mengarungi bahtra hidup secara bersamaan. Suka-duka sudah dilalui bersama. Kalau Opa selalu menyapa Oma-mu: Sayang! itu bukan karena ada perasaan romantik, bukan cucu-ku! tetapi karena Opa sudah merasakan dan mengalami kasih sayang dari Oma-mu. Opa mengharapkan kalau cucu-ku nanti sudah dewasa dan menemukan pasangan hidupmu untuk seumur hidup: berjalanlah bersama dia; apa pun tantangan yang kamu hadapi, hadapilah bersama-sama. Jangan pernah hadapi sendirian. Jangan pernah menganggap remeh kemampuan pasangan hidupmu. Sekali engkau menerima dan percaya dia sebagai teman hidupmu, terimalah dan percayalah dia sepanjang hidupmu. Keterbukaan dan saling menghargai satu sama lain adalah sangat penting. Jangan mengungkapkan kata-kata manis hanya di saat engkau mau merenggut hatinya, tapi ungkapkanlah kata-kata itu setiap saat,apa pun situasinya. Bukankah Yesus Kristus sudah mengajar kita untuk saling mengasihi?”
Mendengar ungkapan isi hati dari Opanya, si Nona, yang pada waktu itu sudah pada masa remaja, menggugurkan air matanya. Ia memeluk kakeknya sebagai ungkapan kasih dan terima kasihnya.

Hari ini Yesus mengingatkan para muridNya, termasuk kita, untuk mengasihi Dia. Katanya: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.”

Pertanyaan untuk kita: Sebagai pengikut Kristus, apakah kita selalu hidup sesuai dengan firmanNya? Apa sesungguhnya arti dari: Menuruti FirmanNya? Menuruti FirmanNya berarti berjalan sesuai dengan apa yang sudah diajarkan Kristus; Jadikan Firman Tuhan sebagai pedoman hidup; Firman Tuhan menjadi rambu lalu lintas yang harus diikuti; hukum Tuhan menjadi hukum yang harus ditaati setiap saat.

Kalau kita renungkan ajaran, perintah dan hukum Yesus Kristus sesungguhnya isinya bukan hanya menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga menyangkut hubungan antara manusia. Itu berarti firmanNya menjadi pedoman dan semangat atau inspirasi hidup harian kita. Karena itu selalu diharapkan supaya firmanNya harus dihayati dan diamalkan dalam kehidupan nyata. Manfaatkanlah nilai-nilai Injil dalam berkomunikasi, dalam berelasi dengan sesama.

Bunda Maria sudah menjadi contoh untuk kita semua, bagaimana ia menjadikan firman Tuhan sebagai pedoman hidupnya sampai ia kembali menghadapi Tuhan. Katanya: “Aku adalah hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu.” Hidup Bunda Maria selalu ditutun oleh Sabda Tuhan. Sabda Tuhan sudah menjadi pelita hidupnya. Sabda Tuhan sudah menjadi dasar imannya: hidup sederhana, rendah hati, sensitip akan kebutuhan sesama. 

Ceritera tentang kakek tadi juga termasuk salah satu contoh dari keluarga yang sudah menerapkan nilai-nilai hukum cinta kasih yang sesuai dengan ajaran Kristus. Kita ingat perkataan Yesus di saat pengadilan terakhir. KataNya kepada mereka yang ada di sebelah kanan-Nya: “Di saat Aku lapar, kamu beri Aku makan, dst.... ” Lalu mereka menjawab: “Tuhan, kapan kami memberi Engkau makan?” Jawab Yesus: “Di saat kamu memberi makan kepada saudara-Ku yang paling hina ini, kamu memberi itu kepada-Ku!”

Marilah saudara-saudari...  Kita berdoa, semoga Firman Tuhan sungguh hidup dalam diri kita agar dengan demikian buah-Nya bisa dirasakan oleh sesama kita.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen.

Siro Sabtu, 25 Mei 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Pekan Paskah V
PF S. Maria Magdalena de Pazzi, Perawan
PF S. Gregorius VII, Paus
PF S. Beda, Imam dan Pujangga Gereja

Bacaan Injil
Yoh 15:18-21

Kamu bukan dari dunia, sebab Aku telah memilih kamu dari dunia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Dalam amanat perpisahan-NyaYesus berkata kepada murid-murid-Nya,"Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, sebab Aku telah memilih kamu dari dunia,  maka dunia membenci kamu.

Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku."

Demikianlah Injil Tuhan.

=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                     
Sabtu, 25 Mei 2019                                                                                                                              
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Dunia Lebih Dahulu Membenci Kristus Dari Pada Kita!
Yohanes 15:18 - 21

Saudara-saudari... Di masa-masa kampanye, setiap calon, entah calon presiden, gubernur, bupati, kepala desa atau DPR selalu memberikan janji-janji yang menarik kepada masyarkat. Diharapkan agar para masyarakat memilih mereka. Tak seorang pun dari para calon yang menyampaikan hal-hal yang menakutkan kepada masayarakat. Yang disampaikan hanyalah yang baik-baik saja. Tetapi  apa yang terjadi sesudah pemilihan? Yang menang tidak semua yang dijanjikannya dipenuhinya. Sehingga tidak heran kalau banyak masayarakat yang kecewa dan tidak percaya pada mereka. 
Sangat berbeda dengan Pemimpin kita, yaitu Yesus Kristus. Dia dengan sangat terbuka menyampaikan apa yang akan dihadapi oleh mereka yang mau mengikutinya. Dalam Injilnya hari ini Yesus berkata kepada para murid-Nya: “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.” Pernyataan ini mau mengingatkan para pengikut-Nya supaya selalu siap-sedia menghadapi apa yang akan terjadi. Selama masih berada di dunia ini, maka kemungkinan akan dibenci oleh dunia selalu ada. Dunia yang dimaksukan adalah mereka yang hidupnya dikuasai oleh harta dan kuasa atau setan. Yesus sendiri sudah mengalaminya. Sejak Yesus dilahirkan ia dikejar-kejar oleh orang yang gila kuasa, Raja Herodes; Sebelum Ia memulai tugasnya Ia digodai oleh Setan; Selama mewartakan kabar gembira Ia dibenci oleh orang yang menganggap dirinya kudus – oleh orang Farisi, ahli ahli Taurat dan tua-tua Agama. Yesus selalu dibenci oleh dunia. Karena pengalaman itu, maka Ia pun mengingatkan para pengikut-Nya bahwa kalau mereka dibenci oleh dunia, maka ingatlah bahwa Dia sendiri sudah dibenci oleh dunia. Peringatan ini mau menyiapkan para murid untuk selalu berjaga-jaga dan tidak perlu takut dan cemas. Yesus Kristus yang sudah dibenci oleh dunia akan membantu mereka. Yesus yang sudah memilih mereka untuk meneruskan tugas pewartaan-Nya akan membantu mereka di kala mereka menghadapi tantangan itu.  Tuhan yang memilih pasti akan tetap bertanggungjawab akan kehidupan para pengikut-Nya. Karena itu sangat diharapkan supaya para pengiku-Nya selalu berkomunikasi dengan Tuhan kapan dan di mana saja. Jangan tunggu pada waktu mengalami tantangan baru lari kepada Tuhan, tidak. Setiap saat kita, para pengikut-Nya, selalu berkomunikasi dengan Dia.

Marilah saudara-saudari... Di kala kita mengalami tantangan atau dibenci oleh dunia, ingatlah bahwa bukan hanya kita yang dibenci, tetapi Tuhan, yang memilih kita pun, sudah lebih dahulu dibenci oleh dunia. Kebencian dunia tidak membuat Yesus takut, tetapi sebaliknya Yesus menerima kebencian itu sebagai bagian dari penderitaan yang dipikul-Nya. Dan dari Salib, Ia meminta Bapa-Nya untuk memberkati mereka yang menganiaya Dia karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan. Mereka tidak tahu, bahwa Setanlah yang sudah merusaki pikiran dan hati mereka. Demikian pun kita, kalau kita dibenci dunia, berdoalah bagi dunia agar bertobat. Serahkan mereka kepada Tuhan, biarkan Tuhan sendiri yang mengampuni dan memberkati mereka.

Kita berdoa semoga Tuhan selalu menguatkan iman kita agar di saat kita dibenci oleh dunia iman kita tetap teguh.

Kita mohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Kamis, 23 Mei 2019

Siro Jumat, 24 Mei 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Pekan Paskah V

Bacaan Injil
Yoh 15:12-17

Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,"Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.

Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya. Tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.

Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.

Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."

Demikianlah Injil Tuhan.

=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   
Jumat 24 Mei 2019
                                                                                                                                      
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Bukan Kita Yang Memilih Kristus, Tetapi Kristuslah Yang memilih Kita!
Yohanes 15: 12 - 17

Saudara-saudari... Hari Rabu kemarin, kami menyambut kedatangan misionaris SVD yang baru, datang dari Indonesia ditempatkan di Papua New Guinea. Kami duduk makan di satu restoran. Kami  memilih makanan kesukaan kami. Semua suka sea food dan nasi kukus. Makanannya nyaris habis. Yang sisa dibawa pulang karena memang makanan kesukaan. Sebaliknya ada pengalaman dari seorang teman. Ia diundang oleh seorang teman. Ia disuguhi makanan. Sewaktu ia memakannya, ternyata semuanya pedas. Ia tidak suka pedas. Ada keinginan untuk stop memakannya. Tetapi demi penghargaan dan terjalinnya persahabatan yang baik, ia rela menanggung kepedisan. Ia pelan-pelan menghabiskan yang sudah diambilnya sambil berkeringat karena pedas. Puji Tuhan ia berhasil. Berkorban demi kesetiaan dan kelangsungan persahabatan yang  baik.

Hari ini Yesus Kristus berkata kepada para murid-murid-Nya: “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu supaya kamu pergi dan menghasilkan  buah dan buahmu tetap.”  Konsekwensi dari pernyataan Yesus ini adalah bahwa Dialah yang selalu merasa bertanggungjawab akan kehidupan dari mereka yang dipilihnya;  Dialah yang selalu menyiapkan apa yang dibutuhkan oleh mereka yang dipilihnya; Dia harus selalu siap sedia mendengarkan apa yang disampaikan oleh mereka yang dipilihnya; Dia harus selalu hadir untuk mereka. Dan dari pihak mereka yang dipilih: mereka sudah seharusnya mengesampingkan kemauan dan kehendak mereka sendiri. Kehendak Yesus Kristus, yang memilih mereka, harus selalu diprioritaskan; Suka duka dalam menjalankan tugas yang sudah diberikan Kristus harus selalu diterima sebagai satu konsekwensi dari pilihan itu sendiri. Yesus yang memilih punya kuasa atas mereka yang sudah menjawab ya atas pilihan itu. 

Sebagai orang yang dipilih, betapa sering saya mengalami banyak tantangan. Kadang ada godaan untuk mendahulukan kemauan sendiri. Di saat merasa bahwa Tuhan tidak mendengarkan permohonan-ku, saya marah kepadanya; kadang memaksakan kehendak untuk mendengarkan dan mengabulkan permohonanku. Itulah kelemahanku di saat saya dalam situasi terjepit. Saya lebih cendrung melontarkan banyak pertanyaan kepada-Nya, sementara suara halus yang selalu diucapkannya dalam hatiku tidak saya dengarkan. Di saat saya memanfaatkan sedikit waktu untuk mendengarkan Dia, barulah saya sadar, ternyata Dia selalu ada bersama-Ku dan selalu siap melayani-Ku. Tuhan tidak pernah meninggalkan orang yang dipilih-Nya. Tuhan selalu bertanggungjawab akan orang pilihanNya. Tuhan selalu mengampuni orang yang bersalah kepada-Nya, tetapi yang terpenting orangnya harus datang kembali kepada-Nya memohon ampun, bukannya lari menjauhi Dia karena rasa malu. Ikutilah St. Petrus yang sesudah mengingakri Yesus, tetap kembali memohon ampun, bukannya Yudas Iskariot yang menyesal atas keselahannya lalu gantungkan diri dan mati membunuh diri. Membunuh diri adalah dosa besar!

Kita berdoa semoga kepercayaan yang Tuhan berikan kepada kita, sebagai orang pilihan, selalu kita pegang dan semoga kita selalu yakin dan percaya bahwa Tuhan selalu bertanggung-jawab atas hidup kita baik di waktu suka maupun duka.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Rabu, 22 Mei 2019

Siro Kamis, 23 Mei 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Pekan Paskah V

Bacaan Injil
Yoh 15:9-11

Tinggallah di dalam kasih-Ku, supaya sukacitamu menjadi penuh.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Dalam amanat perpisahan-Nya,Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,"Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.

Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh."

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   
Kamis, 23 Mei 2019                                                                                                                               
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Jadilah Saksi Kasih Tuhan Kepada Sesama!
Yohanes 15:9 - 11

Saudara-saudari... Saya mengenal satu keluarga yang sangat bagus. Keluarga ini sudah diberi penghargaan oleh Presiden di negaranya. Keluarga ini sudah menjadi contoh bagi banyak keluarga lain. Saya sendiri sudah mengalami kasih dari keluarga ini. Keluarga ini dikenal sebagai satu keluarga yang sangat demokratis. Setiap pribadi diberi kesempatan untuk ungkapkan pikirannya.
Satu contoh sederhana tentang keluarga ini. Pada suatu waktu saya diundang ke restoran bersama keluarga ini. Sewaktu tiba di meja makan, sebelum memesan makanan, masing-masing diminta untuk memilih makanan sesuai dengan selera. Sang Bapa memilih makanan yang sedikit berlemak. Sewaktu diketahui oleh anak Nonanya, anaknya bertanya: “Bapa memilih makanan yang berlemak? Tolong jelaskan apa yang membuat bapa memilih menu ini?” Bapanya menjawab: “Ya, satu-satu kali saya butuh makanan yang berlemak!”  “Oh...begitu!” sambung anaknya. “Bagaimana kalau efek dari lemak yang bapa makan sekarang akan mengganggu kesehatan Bapa, siapa nanti yang menderita? Sadarkah bapa bahwa kalau Bapa sakit, kami semua turut sakit?” Kata anak Nona. Bapa tersipu-sipu dan menerima pikiran anaknya. Saya, yang menyaksikan, begitu terharu akan keterbukaan keluarga ini. Bapa juga begitu rendah hati, menerima pikiran anaknya. Itulah keluarga demokratis yang penuh cinta kasih. Mereka saling memahami dan saling mengasihi; mereka saling mendengarkan dan mentaati. 

Saudara-saudari... Hari ini Yesus menggunakan satu analogi tentang hubungannya dengan para murid-Nya dengan mengatakan: “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu. Tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.”  Lewat pernyataan ini, Yesus mau menjelaskan relasi Bapanya dengan Dia. Mereka saling mengasihi, menghargai dan mendengarkan sesama. Yesus Kristus, yang adalah Anak Bapa, selalu mentaati kehendak dan perintah Bapanya. Karena ketaatannya, maka Ia sangat dikasihi Bapanya. Apa yang dilakukannya selalu dibantu oleh Bapa-Nya.
Sikap dan relasi – Bapa dan Anak – inilah yang didambakan oleh Yesus Kristus dari para murid-muridNya. Kalau para murid-murid-Nya selalu memupuk relasi penuh kasih ini dengan Yesus Kristus, maka sukacita Kristus sungguh hidup di dalam diri para muri-muriNya. Kalau sukacita Kristus sungguh hidup dalam diri para murid-murid, maka sudah pasti para murid-murid Kristus selalu bersukacita dalam menjalankan perintah Tuhan, walaupun mereka menghadapi banyak tantangan. Seperti Yesus Kristus, karena Bapa-Nya selalu menyertai Dia, maka segala kesulitan yang dihadapi Yesus Kristus selalu bisa diatasi, karena Bapa-Nya selalu ada bersama Dia. Demikian para murid-murid Kristus. Kita ingat para murid Kristus perdana dan para martir serta santu –santa, walaupun mereka mengalami banyak tantangan dalam tugas mewartakan Injil Tuhan, mereka tidak takut walaupun diancam mati. Mereka sanggup menjalankannya karena Tuhan selalu ada bersama mereka.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita selalu menjalin relasi yang baik dengan Tuhan kita?  Apakah pengalaman akan kasih Tuhan selalu mendorong kita untuk selalu berani menjadi saksi Kristus walaupun kita ditantang?

Kita berdoa semoga Tuhan selalu membuka hati dan pikiran kita sehingga kita selalu menghargai kebaikan dan kasih-Nya dan memampukan kita untuk menjadi saksi kasih-Nya kepada sesama kita.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Selasa, 21 Mei 2019

Siro Rabu, 22 Mei 19


Bacaan Liturgi

Hari Biasa Pekan Paskah V

Bacaan Injil
Yoh 15:1-8

Barangsiapa tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Dalam amanat perpisahan-Nya
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.
Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya,
dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya
supaya berbuah lebih banyak.
Kamu memang sudah bersih
karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.

Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri,
kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur,
demikian juga kamu tidak berbuah,
jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.
Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia,
ia berbuah banyak,
sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku,
ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering,
kemudian dikumpulkan orang
dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.

Jikalau kamu tinggal di dalam Aku
dan firman-Ku tinggal di dalam kamu,
mintalah apa saja yang kamu kehendaki,
dan kamu akan menerimanya.
Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan,
yaitu jika kamu berbuah banyak,
dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                     
Rabu, 22 Mei 2019                                                                                                                               
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Tinggallah Di Dalam Aku Dan Aku Di Dalam Kamu!
Yohanes 15:1- 8

Saudara-saudari... Sewaktu kecil, saya selalu mau dipeluk, digendong oleh mama dan bapaku. Selama berada di dalam pangkuan dan ayoman mereka, saya selalu merasa nyaman dan hangat. Saya selalu percaya, bahwa selama berada di dalam pangkuan dan gendongan orangtua atau kakak-kakakku, saya selamat. Itulah pengalaman saya, sebagai seorang anak atau adik, yang belum bisa berdiri sendiri, dan belum bisa memanfaatkan potensi yang saya miliki.

Sebagai anak-anak Allah, kita semua sesungguhnya harus memiliki sikap seperti seorang anak. Hidup kita sesungguhnya sangat bergantung pada Allah. Awal dan akhir hidup kita ada pada-Nya. Dialah yang memberi kita hidup dan Dia pulalah yang akan mengambil hidup kita. Jadi sesungguhnya kita tidak punya hak atas hidup kita. Yang harus kita buat sesungguhnya adalah menjaga kehidupan kita dengan baik dan selalu menjaga relasi kita dengan pemilik hidup itu sendiri, yaitu Tuhan. Selama kita berada dalam genggaman Tuhan, maka hidup kita pasti aman dan selamat.

Hari ini Yesus Kristus berkata: “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu!” Selama kita berada di dalam Kristus, pasti kita akan selalu merasa nyaman dan hidup. Dialah yang akan selalu menjadi pelindung kita, penuntun kita. Dialah yang akan menyiapkan apa yang kita butuhkan. Dialah yang akan menjadi penanggungjawab utama akan hidup kita. Dialah yang mengayomi kita. Itulah artinya tinggal di dalam Dia.
Kemudian Dia juga berkata: “Aku di dalam kamu!” artinya Dialah penggerak utama hidup kita; Dialah inspirasi hidup kita; Dialah kekuatan dari dalam diri kita; Dialah roh kita. Kalau kita selalu pasrahkan diri kita seutuhnya kepada Dia, dan biarkan Dia menjadi penggerak dari dalam dan pelindung dari luar diri kita, maka siapakah yang bisa menghancurkan kita? Tidak ada kekuatan yang melampaui kekuatan Tuhan. Tetapi kalau kita tidak memberi diri kita kepada Tuhan dan membiarkan Tuhan sendiri menjadi pelindung dan penggerak hidup kita, maka kehidupan kita akan sangat rapuh. Gampang sekali kita jatuh.
Hari ini Yesus Kristus sendiri umpamakan diri-Nya sebagai pokok anggur dan kita adalah ranting-rantingnya. Pokok anggur punya peran yang sangat penting. Dia adalah sumber kehidupan para ranting yang ada padanya. Kalau ranting-ranting dipangkas, itu berarti mereka terpisah dari pokoknya. Dan apa yang akan terjadi selanjutnya? Semua ranting yang sudah dipangkas itu mati. Demikian pun hidup kita, kalau terpisah dari Kristus, maka jiwa kita akan mati. Mati berarti tidak hidup bersama sumber hidup, yaitu Tuhan sendiri. Jiwa kita akan tinggal di tempat yang penuh derita, sengsara untuk selama-lamanya.

Marilah saudara-saudari... Tinggallah di dalam Kristus dan Kristus di dalam kita, niscaya kita akan aalami kebahagian untuk selamanya.

Kita mohon Bunda Maria untuk mendoakan kita agar bersama dia kita boleh hidup bersama Puteranya, Yesus Kristus. Amen!

Siro Selasa, 21 Mei 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Pekan Paskah V

Bacaan Injil
Yoh 14:27-31a

Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Dalam amanat perpisahan-Nya
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu.
Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu,
dan apa yang Kuberikan
tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu.
Janganlah gelisah dan gentar hatimu!
Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu:
Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu.
Sekiranya kamu mengasihi Aku,
kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku,
sebab Bapa lebih besar dari pada Aku.
Sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu
sebelum hal itu terjadi,
supaya apabila hal itu terjadi, kamu percaya.
Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu,
sebab penguasa dunia ini datang,
namun ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku.
Tetapi dunia harus tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa,
dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu
seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku."

Demikianlah Injil Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                           Selasa, 21 Mei 2019                                                                                                                             
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Damai Sejahtera Kutingggalkan Bagimu!
Yohanes 14:27- 31a

Saudara-saudari... Pernahkah anda mengalami rasa damai dalam hati walaupun anda ditantang? Dan sesudah anda keluar dari tantangan itu, apakah anda masih berani menjalankan pekerjaan, yang menurut anda bahwa pekerjaan itu ada perintah Tuhan?

Dalam bacaan pertama hari ini, yang diambil  Kisah Para Rasul: 14:19-28, kita mendengar bagaimana Paulus dan Barnabas ditantang oleh orang Yahudi di Listra. Mereka melempari Paulus dengan batu dan menyeretnya keluar kota. Orang menyangka, dia sudah mati, karena itu mereka tinggalkan dia di sana. Kemudian para murid-murid berdiri mengelilingi dia, bangkitlah dia lalu masuk ke kota. Keesokannya ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe mewartakan Injil lalu kembali lagi ke Listra. Paulus sama sekali tidak merasa takut. Dia mengalami rasa damai dalam hatinya. Dia tetap fokus pada pekerjaannya yaitu mewartakan Injil Tuhan. Paulus sanggup menjalakan semuanya ini karena ia sudah mendapat kekuatan dari Tuhan. Hati dan pikirannya sudah dipenuhi dengan rasa damai. Damai sejahtera itu sudah tinggal di dalam hati dan pikiran Paulus. Apapun bentunya tantangan dari luar, ia tetap sanggup menghadapi semuanya dengan tenang. Dia tidak lari.

Saudara-saudari...Pada malam perpisahan, Yesus memberi amanat kepada para murid-muridNya. Katanya: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepada-Mu, dan apa yang kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu.”  Apa itu damai sejahtera? Apakah itu berarti keadaan tanpa perang dan kebencian? Damai sejahtera yang diberikan Yesus adalah satu kekuatan dari dalam, yang dimiliki oleh mereka yang menyatu dengan Tuhan secara rohani. Karena kekuatan dari dalam itu maka apa pun bentuk tantangan dari luar mereka akan tetap menghadapinya dengan tenang dan mereka tidak akan melawannya, sebaliknya mereka akan tetap menyuarahkan kebenaran. Kita ingat St. Stefanus, walaupun dirajam dengan batu, ia tetap memuji Tuhan dan mewartakan Kristus. Demikian pun St. Paulus, yang kisahnya kita dengar hari ini. Ia diseret sampai orang mengira sudah mati, tetapi besoknya ia tetap melanjutkan tugas pewartaannya. Itulah kekuatan damai sejahtera yang diberikan Kristus. Menurut manusia biasa, siksaan yang luar biasa itu sesungguhnya sudah menghancurkan rasa damai dalam hati, tetapi bagi mereka yang sudah menerima damai sejahtera dari Kristus, yang selalu menyatu dengan Tuhan, apapun tantangan fisik yang dihadapi tidak akan mengganggu keadaan bathinnya.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga sudah mengalami damai sejahtera?  Kalau kita sudah mengalaminya, terpuji Tuhan! Tetapi kalau kita belum mengalaminya, maka marilah kita memohon kepada Kristus agar Ia memberi kita damai sejahtera itu ke dalam hati dan pikiran kita.

Kita juga memohon Bunda Maria, yang sudah mengalami damai sejahtera seumur hidupnya, untuk mendoakan kita, sehingga kita pun selalu sabar dan tetap merasa aman dan damai dalam hati walaupun kita ditantang. Amen!

Siro Senin, 20 Mei 19


Bacaan Liturgi

Hari Biasa Pekan Paskah V

PF S. Bernardinus dari Siena, Imam

Bacaan Injil
Yoh 14:21-26

Penghibur yang akan diutus oleh Bapa,
Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Dalam amanat perpisahan-Nya
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya,
dialah yang mengasihi Aku.
Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku
dan Aku pun akan mengasihi dia
dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya."

Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya,
"Tuhan, apakah sebabnya
Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami,
dan bukan kepada dunia?"

Jawab Yesus, "Jika seorang mengasihi Aku,
ia akan menuruti firman-Ku.
Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya,
dan diam bersama-sama dengan dia.
Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku;
dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku,
melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.

Semuanya itu Kukatakan kepadamu,
selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu;
tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus,
yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku,
Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu
dan akan mengingatkan kamu
akan semua yang telah Kukatakan kepadamu."

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                      
Senin, 20 Mei 2019                                                                                                                                 
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Jalanilah Perintah Tuhan Sebagai Perwujudan Kasih Kita Kepada-Nya!
Yohanes 13:31-33.34-35

Saudara-saudari... Saya mengenal seorang ibu, sebut saja namanya Floriana, sangat mengasihi Ibunya, yang sudah berumur 89 tahun. Sebagai seorangtua yang sudah berumur 80-an tahun sifatnya bermacam-macam. Tingkah-lakunya kembali seperti anak kecil: cepat tersinggung, tidak mau ditinggalkan sendirian, tidak mau dimandikan, sangat sensitip. Tetapi ibu Floriana sungguh sangat mengasihi ibunya. Dia samasekali tidak putus asa walaupun ibunya punya tingkah-laku yang bermacam-macam. Kalau ada gangguan kesehatan, ibu tua ini selalu katakan kepadanya: “Sekarang engkau siap, saya mau pergi.” Syukurlah bahwa ibu Floriana sudah mengerti apa arti di balik perkataan ini.  Ibu Floriana langsung menyiapkan sarapan atau makanan untuk ibunya. Sesudah makan sebentar, ibu kembali sehat.
Apa yang dibuat oleh ibu Floriana ini sesungguhnya satu ungkapan kasih akan ibu kandungnya. Ia sangat mencintai ibunya lewat perbuatan nyata, menyiapkan apa yang dibutuhkan oleh ibunya; selalu sabar walaupun ibunya bertingkah ke-kanak-kanakan. Ibu Floriana selalu mencari cara terbaik agar ibunya boleh mandi tanpa dipaksakan. Singkatnya ibu Floriana sangat mengasihi ibunya. Keduannya selalu bersama. Itulah yang kita katakan cinta sejati.

Saudara-saudari... Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.” Apa saja perintah Tuhan yang harus kita pegang dan lakukan?

Dalam Injil kemarin hari Minggu, Yesus memberi satu perintah baru kepada murid-murid-Nya. Katanya: “Aku memberi perintah baru kepada-mu yaitu saling mengasihi!” Perintah inilah yang harus selalu kita hayati dan amalkan dalam hidup harian kita. Apa yang dibuat oleh ibu Floriana terhadap ibunya adalah satu perwujudan akan perintah Kristus. Mengasihi ibu dengan sepenuh hati tanpa pamri adalah satu pengamalan perintah Tuhan, tentang cinta kasih, yang sangat konkrit. Merawati orangtua yang sudah lanjut usia tidaklah mudah, butuh kesabaran dan kasih. Saya selalu memuji dan ucapkan profisiat bagi mereka yang begitu setia merawati orangtua yang sudah sangat lanjut usia. Sudah pasti mereka diberkati dan dikasi Tuhan.

Marilah saudara-saudari... Wujud-nyatakanlah kasih kita kepada Kristus lewat sesama kita, entah kepada keluarga kita maupun kepada mereka yang diabaikan oleh masayarakat.

Kita berdoa semoga Tuhan selalu membantu kita agar kita sanggup mewujud-nyatakan kasih kita kepada-Nya lewat menjalani perintah-Nya dengan setia dan penuh tanggungjawab.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Siro Minggu, 19 Mei 19

Bacaan Liturgi

Hari Minggu Paskah V

Bacaan Injil
Yoh 13:31-33a.34-35

Aku memberikan perintah baru kepadamu,
yaitu supaya kamu saling mengasihi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Dalam perjamuan malam terakhir,
sesudah Yudas meninggalkan ruang perjamuan,
berkatalah Yesus kepada para murid yang lain,
"Sekarang Anak Manusia dipermuliakan,
dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.
Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia,
Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya,
dan akan mempermuliakan Dia dengan segera.

Hai anak-anak-Ku,
tinggal sesaat lagi Aku ada bersama kamu.
Aku memberikan perintah baru kepadamu,
yaitu supaya kamu saling mengasihi;
sama seperti Aku telah mengasihi kamu,
demikian pula kamu harus saling mengasihi.
Dengan demikian semua orang akan tahu,
bahwa kamu adalah murid-murid-Ku,
yaitu jikalau kamu saling mengasihi."

Demikianlah Injil Tuhan.

=======================
SIRAMAN ROHANI
                                                                                                                  
Minggu, 19 Mei 2019                                                                                                                             
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Saling Mengasihi!
Yohanes 13:31-33.34-35

Saudara-saudari... Seorang Pastor tua ditodong di jalan oleh beberapa perampok. Pembantunya melaporkan kejadian itu kepada Polisi. Polisi datang ke Pastoran meminta pastor untuk menceriterakan apa yang terjadi. Sesudah menceriterakan apa yang terjadi, Pastor katakan kepada Polisi: “Bapa-Bapa tidak usah mencari mereka. Dalam doaku, saya sudah memaafkan  mereka. Mereka merampok karena mereka kekurangan. Mereka membutuhkan uang dan makanan. Saya masih punya uang dan makanan. Banyak umat yang membantu saya. Saya berdoa semoga mereka bertobat dari cara hidup seperti ini. ”  Sewaktu ditanya: “Apakah pastor marah kepada  mereka?” Pastor dengan polos katatakan. “Saya tidak marah, tetapi saya sedih melihat cara hidup mereka. Saya berdoa semoga mereka bisa mencari cara hidup yang sepadan dengan ajaran agama dan susila kemanusiaan!” Itulah sikap seorang pengikut Kristus. Bukan mata-ganti mata atau gigi ganti gigi yang ditunjukkan, tetapi kasih. Pasti ada kejengkelan dan kemarahan dalam hati. Itulah reaksi psikologis dari setiap manusia biasa. Tetapi reaksi manusia yang sudah dewasa, dalam iman dan selalu berpikir positip, sangat lain. Dia selalu melihat sisi positip dari apa yang dibuat orang lain dan selalu mencari jalan positip untuk menanggapi perbuatan negatip mereka. Tanggapan positip kita mungkin saja bisa merubah sikapnya, dari negatip kepada positip.

Saya ingat akan satu pengalaman sederhana. Saya dan seorang yang tidak saya kenal duduk di depan Basilika St. Petrus di Roma. Sewaktu seorang anak berumur kira-kira 3 tahun datang mendekati kami. Dengan wajah senyum saya menyapanya: “Selamat siang!” Dengan luguhnya, dia pun menjawab: “Selamat siang!” Saya amati wajahnya yang mungil sambil tersenyum. Tetapi sewaktu orang yang duduk di samping saya bertanya dengan wajah yang serem: “Engkau dari mana?” Anak kecil itu melihatnya kemudian lari ke orangtuanya. Dia tidak menjawab pertanyaan orang itu. Lalu tuan itu bertanya kepada saya: “Mengapa dia lari?” Saya menjawab: “Saya tidak tahu! Oh...jangan-jangan dia sudah diajar oleh orangtuanya supaya jangan bercakap-cakap dengan orang asing!”  Itulah tendensi kemanusiaan kita.  Kalau kita senyum maka dunia sekitar kita pun akan senyum, tetapi kalau kita serem, maka dunia sekitar kita pun akan serem juga. 

Saudara-saudari... Sesudah Yudas meninggalkan ruang perjamuan, Yesus Kristus memberikan perintah baru kepada para murid-Nya. Katanya: “Kamu harus saling mengasihi, sama seperti  Aku telah mengasih kamu. Demikian pun kamu saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”

Bagaimana tanggapan kita akan perintah Yesus ini? Siapa saja yang kita kasihi? Apakah kita cuma mengasihi orang-orang yang mengasihi kita? atau kita juga mengasihi mereka yang kadang menyakitkan hati kita? Kalau kita sanggup mengasihi orang yang sering menyakitkan kita, itu berarti kita betul-betul murid Kristus dan sudah sanggup mewujud-nyatakan cinta Kristus, tetapi kalau kita hanya mengasihi mereka yang mengasihi kita, itu berarti kita tidak bedanya dengan orang jahat yang hanya mengasihi sesamanya yang jahat.

Marilah saudara-saudari... Kita berdoa semoga Tuhan selalu menguatkan dan menggerakkan hati kita untuk selalu mengasihi sesama tanpa membeda-bedakan latar-belakang dan statusnya.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Siro Sabtu, 18 Mei 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Pekan Paskah IV
PF S. Yohanes I, Paus dan Martir

Bacaan Injil
Yoh 14:7-14

Barangsiapa melihat Aku, melihat Bapa.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Dalam amanat perpisahan-Nya
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Sekiranya kamu mengenal Aku,
pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku.
Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia."
Kata Filipus kepada-Nya,
"Tuhan, tunjukkanlah Bapa kepada kami,
dan itu sudah cukup bagi kami."

Kata Yesus kepadanya,
"Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus,
namun engkau tidak mengenal Aku?
Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa;
bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.
Tidak percayakah engkau,
bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku?
Apa yang Aku katakan kepadamu,
tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri,
tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku,
Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.
Percayalah kepada-Ku,
bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku;
atau setidak-tidaknya,
percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.

Aku berkata kepadamu;
Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku,
ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan,
bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu.
Sebab Aku pergi kepada Bapa;
dan apa pun yang kamu minta dalam nama-Ku,
Aku akan melakukannya,
supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.
Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku,
Aku akan melakukannya."

Demikianlah Injil Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                     
Sabtu, 18 Mei 2019                                                                                                                               
RP Fredy Jehadin SVD

Tema:  Tunjukkan Sifat Yesus Kristus Kepada Sesama Dalam Hidup Harian Kita!
Yohanes 14: 7 – 14

Saudara-saudari.... Pada suatu hari, seorang bapa dengan segala kegembiraannya memeluk seorang Bapa. Katanya....aduh Anton, sudah lama tidak bertemu. Bapa yang dipeluk sangat kaget. Katanya: Maaf Pak, saya bukan Anton. Saya Petrus. Anton nama Bapa saya. Tetapi Paul tetap memeluknya. Kemudian Petrus bertanya. “Apakah Bapa teman Bapa saya?” Dengan polos Paul menjawab, “Ya...saya teman Bapamu. Raut muka dan gerak-gerikmu persis sekali dengan raut wajah dan gerak-gerik bapa-mu. Engkau betul kopi dari Bapa-mu.” Petrus sudah mewakil bapanya, Anton. Sepertinya Anton dan Petrus adalah satu.

Saudara-saudari.... Hari ini Yesus berkata kepada Filipus: “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa. Sebab Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku!” Yesus sesungguhnya menghadirkan Bapa di dunia ini. Perkataan dan tingkah-lakunya sama persis dengan kata-kata dan tingkah laku Bapa-Nya.
Seperti sudah kita ketahui bersama bahwa sifat Allah Bapa sesungguhnya sudah ditunjukkan oleh Yesus Kristus. Allah Bapa sangat mencintai manusia. Tingkah yang sama sudah ditunjukkan oleh Yesus Kristus dalam kehidupan hariannya. Selama hidupnya di dunia ini Ia selalu tunjukkan cintanya kepada manusia. Orang yang lapar diberinya makan; orang sakit disembuhkannya; orang berdosa diampuninya. Itulah sifat Bapa yang selalu ditunjukkan oleh Anak-Nya, Yesus Kristus. Walaupun Ia ditolak dan disengsarakan tetapi Yesus tetap mengampuni mereka. Hal yang sama pun selalu dibuat oleh Allah Bapa. Walaupun manusia menolak Allah Bapa tetapi Allah Bapa tetap menerima mereka. Allah Bapa selalu siap mengampuni manusia yang berdosa. Itulah sifat Allah, yang sudah ditunjukkan oleh Yesus Kristus selama Ia hidup di dunia ini. Jadi  kalau Ia berkata: “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa. Sebab Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku!” sesungguhnya itu semua adalah benar. Tidak ada kepalsuan dalam diri Yesus. Ia selalu berkata benar, karena memang Ia adalah kebenaran itu sendiri.

Bagaimana dengan kita? Kita semua adalah orang kristen. Orang kristen adalah orang – orang Kristus. Itu berarti sebagai orang kristen kita sudah seharus selalu tunjukkan sikap-sikap Kristus dalam kehidupan harian kita. Selain nama suku atau nama kampung, setiap orang kristen diberi nama santu di saat dipermandikan. Kita harapkan agar santu atau santa itulah yang akan melindungi kita dan mendoakan kita selalu.
Pertanyaan untuk kita: tahukah kita akan sejarah hidup dari santu/santa pelindung kita?  Apakah kita selalu memohon bantuan doanya? Apakah tingkah-laku kita sama persis dengan sifat dan tingkah laku dari santu/santa pelindung kita?

Marilah saudara-saudadri...Sebagai orang Kristen, marilah kita tunjukkan sikap-sikap Yesus Kristus atau santu atau santa pelindung kita dalam hidup harian kita. Kalau kita sanggup mejalankannya itu berarti kita sungguh-sungguh orang kristen yang sejati.

Kita berdoa semoga Tuhan senantiasa meneguhkan iman kita dan semoga kita semua selalu setia pada perintah-perintah-Nya.

Kita mohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Siro Jumat, 17 Mei 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Pekan Paskah IV

Bacaan Injil
Yoh 14:1-6

Akulah jalan, kebenaran dan hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Dalam amanat perpisahan-Nya
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Janganlah gelisah hatimu;
percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.
Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal.
Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu.
Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.
Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku,
supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.
Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke sana."
Kata Tomas kepada-Nya,
"Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi;
jadi bagaimana kami tahu jalan ke sana?"
Kata Yesus kepadanya,
"Akulah jalan, kebenaran dan hidup.
Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa,
kalau tidak melalui Aku.

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI
                                                                                                                           
Jumat 17 Mei 2019                                                                                                                               
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Percayalah Kepada Allah Dan Yesus Kristus!
Yohanes 14:1 – 6

Saudara-saudari... Sebagai orang beriman akan Kristus, saya selalu bersyukur kepada Kristus karena Dia membimbing kita ke jalan yang pasti dan benar sesudah kehidupan manusia di dunia ini berakhir. Mengapa saya harus bersyukur? Karena Yesus, yang adalah Tuhan sudah menjelaskan semuanya. Sebelum dunia diciptakan Ia sudah ada bersama Bapa. Tetapi karena kejatuhan manusia, Bapa menyuruhnya turun ke dunia untuk selamatkan dunia. Ia mengajar manusia dan yakinkan manusia akan kehidupan sesudah kematian. Dia tahu ke mana jiwa manusia akan pergi sesudah kematian tubuh. Kata-Nya bahwa sesudah kematian tubuh, jiwa kita akan hidup bersama Bapa. Tetapi untuk boleh hidup bersama Tuhan kata-Nya ada syaratnya. Syaratnya adalah PERCAYALAH KEPADA ALLAH DAN PERCAYALAH JUGA KEPADA KRISTUS.  Apa artinya? Itu berarti kita harus pasrahkan diri kita seutuhnya kepada Allah dan ikutilah perintah-Nya. Apa saja perintahNya? Allah sendiri sudah memberi 10 perintah kepada Musa dalam Perjanjian Lama, kemudian Yesus  menyederhanakan 10 Perintah itu ke dalam dua perintah utama, hukum cinta kasih, yaitu mencintai Allah dan sesama.
Agar bisa memperoleh kehidupan kekal, Yesus juga katakan: “Ikutilah Aku! Akulah jalan!” Barangsiapa mengikuti jalan Kristus, maka sudah pasti dia akan sampai ke tujuan. Dia sudah pernah ada di tempat itu dan kini dengan segala ketahuannya Dia dengan pasti mengarahkan orang yang mengikutiNya ke tempat di mana Dia pernah hidup sejak dari awal mula bahkan sebelum dunia dijadikan, termasuk manusia. Saya sangat bersyukur karena pribadi yang menghatar saya ke Surga adalah orang yang sudah pernah hidup di sana, dan kini Dia membawa orang yang percaya kepada-Nya untuk hidup bersama Allah. Dia tahu betul jalan ke sana dan tidak ada terka-terkaan. Terima kasih Yesus, karena Engkau sendiri yang sudah memanggil saya untuk mengikuti jalan-Mu.
Kadang saya berpikir, bagaimana orang yang tidak pernah ada di sana menghantar orang lain ke tempat Allah bersemayam? Bagaimana dia tahu jalan ke sana? Saya bayangkan orang baru yang mendaki gunung Sinai. Kalau tidak tahu jalan ke puncak dan tidak tahu jaraknya berapa kilometer dan bagaimana keadaan jalannya, pasti orangnya bingung, cemas dan selalu takut.

Hari ini Yesus berkata: “Aku adalah kebenaran dan hidup!” Maksudnya bahwa semua perkataan-Nya adalah benar. Tidak ada kepalsuan yang keluar dari diri-Nya. Semuanya benar. Dia adalah hidup, maksudnya adalah bahwa dia adalah sumber kehidupan itu sendiri. Dia memberi hidup kepada orang yang secara fisik sudah mati. Barangsiapa yang percaya kepada-Nya akan memperoleh hidup yang kekal.

Pada saat perpisahan dengan murid-murid-Nya, Yesus berkata:  “Janganlah gelisah hatimu, percayalah kepada Allah, percayalah kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.”  Satu kata-kata peneguhan yang sangat luar biasa. Yesus selalu mencintai manusia dan selalu menantikan kedatangan kita. Dia tahu pasti bahwa dalam rumah Bapa ada banyak tempat. Tetapi kuncinya: PERCAYA PADA ALLAH DAN KEPADA YESUS KRISTUS.

Marilah saudara saudari... Percayalah selalu kepada Allah dan Yesus Kristus. Wujud-nyatakanlah kepercayaan kita lewat perbuatan dan tingkah-laku hidup kita setiap hari. Kita berdoa semoga Tuhan selalu menguatkan iman dan kesetiaan kita kepada Allah.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!