Selasa, 21 Mei 2019

Siro Minggu, 19 Mei 19

Bacaan Liturgi

Hari Minggu Paskah V

Bacaan Injil
Yoh 13:31-33a.34-35

Aku memberikan perintah baru kepadamu,
yaitu supaya kamu saling mengasihi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Dalam perjamuan malam terakhir,
sesudah Yudas meninggalkan ruang perjamuan,
berkatalah Yesus kepada para murid yang lain,
"Sekarang Anak Manusia dipermuliakan,
dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.
Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia,
Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya,
dan akan mempermuliakan Dia dengan segera.

Hai anak-anak-Ku,
tinggal sesaat lagi Aku ada bersama kamu.
Aku memberikan perintah baru kepadamu,
yaitu supaya kamu saling mengasihi;
sama seperti Aku telah mengasihi kamu,
demikian pula kamu harus saling mengasihi.
Dengan demikian semua orang akan tahu,
bahwa kamu adalah murid-murid-Ku,
yaitu jikalau kamu saling mengasihi."

Demikianlah Injil Tuhan.

=======================
SIRAMAN ROHANI
                                                                                                                  
Minggu, 19 Mei 2019                                                                                                                             
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Saling Mengasihi!
Yohanes 13:31-33.34-35

Saudara-saudari... Seorang Pastor tua ditodong di jalan oleh beberapa perampok. Pembantunya melaporkan kejadian itu kepada Polisi. Polisi datang ke Pastoran meminta pastor untuk menceriterakan apa yang terjadi. Sesudah menceriterakan apa yang terjadi, Pastor katakan kepada Polisi: “Bapa-Bapa tidak usah mencari mereka. Dalam doaku, saya sudah memaafkan  mereka. Mereka merampok karena mereka kekurangan. Mereka membutuhkan uang dan makanan. Saya masih punya uang dan makanan. Banyak umat yang membantu saya. Saya berdoa semoga mereka bertobat dari cara hidup seperti ini. ”  Sewaktu ditanya: “Apakah pastor marah kepada  mereka?” Pastor dengan polos katatakan. “Saya tidak marah, tetapi saya sedih melihat cara hidup mereka. Saya berdoa semoga mereka bisa mencari cara hidup yang sepadan dengan ajaran agama dan susila kemanusiaan!” Itulah sikap seorang pengikut Kristus. Bukan mata-ganti mata atau gigi ganti gigi yang ditunjukkan, tetapi kasih. Pasti ada kejengkelan dan kemarahan dalam hati. Itulah reaksi psikologis dari setiap manusia biasa. Tetapi reaksi manusia yang sudah dewasa, dalam iman dan selalu berpikir positip, sangat lain. Dia selalu melihat sisi positip dari apa yang dibuat orang lain dan selalu mencari jalan positip untuk menanggapi perbuatan negatip mereka. Tanggapan positip kita mungkin saja bisa merubah sikapnya, dari negatip kepada positip.

Saya ingat akan satu pengalaman sederhana. Saya dan seorang yang tidak saya kenal duduk di depan Basilika St. Petrus di Roma. Sewaktu seorang anak berumur kira-kira 3 tahun datang mendekati kami. Dengan wajah senyum saya menyapanya: “Selamat siang!” Dengan luguhnya, dia pun menjawab: “Selamat siang!” Saya amati wajahnya yang mungil sambil tersenyum. Tetapi sewaktu orang yang duduk di samping saya bertanya dengan wajah yang serem: “Engkau dari mana?” Anak kecil itu melihatnya kemudian lari ke orangtuanya. Dia tidak menjawab pertanyaan orang itu. Lalu tuan itu bertanya kepada saya: “Mengapa dia lari?” Saya menjawab: “Saya tidak tahu! Oh...jangan-jangan dia sudah diajar oleh orangtuanya supaya jangan bercakap-cakap dengan orang asing!”  Itulah tendensi kemanusiaan kita.  Kalau kita senyum maka dunia sekitar kita pun akan senyum, tetapi kalau kita serem, maka dunia sekitar kita pun akan serem juga. 

Saudara-saudari... Sesudah Yudas meninggalkan ruang perjamuan, Yesus Kristus memberikan perintah baru kepada para murid-Nya. Katanya: “Kamu harus saling mengasihi, sama seperti  Aku telah mengasih kamu. Demikian pun kamu saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”

Bagaimana tanggapan kita akan perintah Yesus ini? Siapa saja yang kita kasihi? Apakah kita cuma mengasihi orang-orang yang mengasihi kita? atau kita juga mengasihi mereka yang kadang menyakitkan hati kita? Kalau kita sanggup mengasihi orang yang sering menyakitkan kita, itu berarti kita betul-betul murid Kristus dan sudah sanggup mewujud-nyatakan cinta Kristus, tetapi kalau kita hanya mengasihi mereka yang mengasihi kita, itu berarti kita tidak bedanya dengan orang jahat yang hanya mengasihi sesamanya yang jahat.

Marilah saudara-saudari... Kita berdoa semoga Tuhan selalu menguatkan dan menggerakkan hati kita untuk selalu mengasihi sesama tanpa membeda-bedakan latar-belakang dan statusnya.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Tidak ada komentar: