Rabu, 22 Mei 2019

Siro Kamis, 23 Mei 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Pekan Paskah V

Bacaan Injil
Yoh 15:9-11

Tinggallah di dalam kasih-Ku, supaya sukacitamu menjadi penuh.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Dalam amanat perpisahan-Nya,Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,"Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.

Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh."

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   
Kamis, 23 Mei 2019                                                                                                                               
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Jadilah Saksi Kasih Tuhan Kepada Sesama!
Yohanes 15:9 - 11

Saudara-saudari... Saya mengenal satu keluarga yang sangat bagus. Keluarga ini sudah diberi penghargaan oleh Presiden di negaranya. Keluarga ini sudah menjadi contoh bagi banyak keluarga lain. Saya sendiri sudah mengalami kasih dari keluarga ini. Keluarga ini dikenal sebagai satu keluarga yang sangat demokratis. Setiap pribadi diberi kesempatan untuk ungkapkan pikirannya.
Satu contoh sederhana tentang keluarga ini. Pada suatu waktu saya diundang ke restoran bersama keluarga ini. Sewaktu tiba di meja makan, sebelum memesan makanan, masing-masing diminta untuk memilih makanan sesuai dengan selera. Sang Bapa memilih makanan yang sedikit berlemak. Sewaktu diketahui oleh anak Nonanya, anaknya bertanya: “Bapa memilih makanan yang berlemak? Tolong jelaskan apa yang membuat bapa memilih menu ini?” Bapanya menjawab: “Ya, satu-satu kali saya butuh makanan yang berlemak!”  “Oh...begitu!” sambung anaknya. “Bagaimana kalau efek dari lemak yang bapa makan sekarang akan mengganggu kesehatan Bapa, siapa nanti yang menderita? Sadarkah bapa bahwa kalau Bapa sakit, kami semua turut sakit?” Kata anak Nona. Bapa tersipu-sipu dan menerima pikiran anaknya. Saya, yang menyaksikan, begitu terharu akan keterbukaan keluarga ini. Bapa juga begitu rendah hati, menerima pikiran anaknya. Itulah keluarga demokratis yang penuh cinta kasih. Mereka saling memahami dan saling mengasihi; mereka saling mendengarkan dan mentaati. 

Saudara-saudari... Hari ini Yesus menggunakan satu analogi tentang hubungannya dengan para murid-Nya dengan mengatakan: “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu. Tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.”  Lewat pernyataan ini, Yesus mau menjelaskan relasi Bapanya dengan Dia. Mereka saling mengasihi, menghargai dan mendengarkan sesama. Yesus Kristus, yang adalah Anak Bapa, selalu mentaati kehendak dan perintah Bapanya. Karena ketaatannya, maka Ia sangat dikasihi Bapanya. Apa yang dilakukannya selalu dibantu oleh Bapa-Nya.
Sikap dan relasi – Bapa dan Anak – inilah yang didambakan oleh Yesus Kristus dari para murid-muridNya. Kalau para murid-murid-Nya selalu memupuk relasi penuh kasih ini dengan Yesus Kristus, maka sukacita Kristus sungguh hidup di dalam diri para muri-muriNya. Kalau sukacita Kristus sungguh hidup dalam diri para murid-murid, maka sudah pasti para murid-murid Kristus selalu bersukacita dalam menjalankan perintah Tuhan, walaupun mereka menghadapi banyak tantangan. Seperti Yesus Kristus, karena Bapa-Nya selalu menyertai Dia, maka segala kesulitan yang dihadapi Yesus Kristus selalu bisa diatasi, karena Bapa-Nya selalu ada bersama Dia. Demikian para murid-murid Kristus. Kita ingat para murid Kristus perdana dan para martir serta santu –santa, walaupun mereka mengalami banyak tantangan dalam tugas mewartakan Injil Tuhan, mereka tidak takut walaupun diancam mati. Mereka sanggup menjalankannya karena Tuhan selalu ada bersama mereka.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita selalu menjalin relasi yang baik dengan Tuhan kita?  Apakah pengalaman akan kasih Tuhan selalu mendorong kita untuk selalu berani menjadi saksi Kristus walaupun kita ditantang?

Kita berdoa semoga Tuhan selalu membuka hati dan pikiran kita sehingga kita selalu menghargai kebaikan dan kasih-Nya dan memampukan kita untuk menjadi saksi kasih-Nya kepada sesama kita.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Tidak ada komentar: