Selasa, 27 November 2018

Siro Rabu, 28 Nov 18

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIV

Bacaan Injil
Luk 21:12-19

Karena nama-Ku kalian akan dibenci semua orang. Tetapi  tidak sehelai pun rambut kepalamu akan hilang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada waktu itu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Akan datang harinya kalian akan ditangkap dan dianiaya. Karena nama-Ku kalian akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat, dimasukkan ke dalam penjara, dan dihadapkan kepada raja-raja dan para penguasa. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. Sebab itu tetap teguhlah di dalam hatimu, jangan kalian memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Aku sendirilah yang akan memberi kalian kata-kata hikmat, sehingga kalian tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu.

Dan kalian akan diserahkan juga oleh orangtuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu, dan beberapa orang di antaramu akan dibunuh; karena nama-Ku kalian akan dibenci semua orang.

Tetapi tidak sehelai pun rambut kepalamu akan hilang. Kalau kalian tetap bertahan, kalian akan memperoleh hidupmu."

Demikianlah sabda Tuhan.

=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                       Rabu, 28 November 2018                                                                                                            
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Senjata Kita Adalah Iman Akan Kristus!                                                          
Lukas 21: 12-19

Saudara-saudari.... Kemarin siang, saya bersama teman pastor mengunjungi Kardinal di tempat kediaman di Port Moresby. Sebelum bertemu, saya sempat chat dengan beliau. Dia menganjurkan supaya datang jam 2 siang. Tepat jam 2 siang kami masuk ke rumahnya. Rumah besar tetapi yang menghuni rumah ini hanya seorang, yaitu kardinal seorang diri. Sambil kami duduk, dia pergi pulang ke dapur ambil air dan kacang layani kami. Dia sendiri yang menuangkan air ke gelas kami dan angkat piring berisi kacang layani kami. Saya merasa kurang nyaman, karena seorang Kardinal melayani kami. Seharusnya kami yang melayani dia. Selagi dia melayani kami, saya tanya: Apakah ada pemasak? Dengan polos dia katakan: “Saya masak sendiri!” Satu pukulan telak untuk saya. Seorang Kardinal masak sendiri? Gumanku. Kemudian dia menceriterakan mengapa dia masak sendiri. Kadang dia meminta ponakannya membantu masak. Kebetulan kemarin siang, ponakannya datang. Dia menyuruh ponakannya masak daging ayam campur daun, semacam daun kelor. Sedangkan Nasinya dia sendiri sudah masak hari sebelumnya, kini cuman hangatkan saja dalam mircowave. Katanya: “Saya lebih senang masak sendiri. Ada kebahagiaan tersendiri masak sendiri. Merasa bebas dan tahu bumbu apa yang saya gunakan.”  Yang menarik dia katakan: Dapur adalah kunci kebahagiaan dalam rumah. Siapa yang tahu memasak akan senang bekerja di dapur dan dia akan betah untuk selalu kembali ke rumah. Tidak perlu cari makanan di mana-mana. Selanjutnya dia ngomong tentang orang yang rajin makan di luar dan mencari kebahagiaan di luar. Semakin rajin mencari kesenangan di luar rumah, maka lama-kelamaan orangnya tersandung dan jatuh. Betapa sering godaan terjadi di saat kita rajin mencari kesenangan di luar rumah. Selalu mencari kesenangan di luar rumah sesungguhnya satu godaan. Godaan itu sesungguhnya bisa diatasi kalau kita terapkan iman kita. Kita harus selimuti hati dan pikiran kita dengan iman kita. Iman kita adalah satu-satunya senjata yang ampuh untuk melawan segala tantangan, entah tantangan yang datang dari dalam diri kita atau dari luar diri kita. Iman akan Kristus akan mengarahkan kita, menguatkan kita dalam menghadapi macam-macam tantangan.
Rupanya Kardinal sungguh sudah menyatu dengan Kristus. Iman akan Kristus sungguh menguatkan dia, sehingga dia selalu merasa aman dengan dirinya sendiri; merasa bahagia dengan makanan sederhana hasil masakan sendiri. Dia tidak merindukan yang enak-enak, karena menurutnya, apa yang sudah disiapkan dengan penuh cinta akan terasa enak dan memuaskan.

Lewat contoh hidupnya, orang semakin tertarik pada-nya. Orang tidak bosan-bosan mendengarkan dia; orang selalu mencarinya. Dia bergaul dengan siapa saja dan menerima siapa saja. Iman akan Kristus sudah menjadi perisai hidupnya; iman akan Kristus sudah menjadi inspirasi hidupnya; Iman akan Kristus sudah menjadikan dia hamba yang setia, yang siap melayani sesama.

Marilah saudara-saudari... kenakanlah Kristus sebagai senjata kita dalam situasi apa saja.

Kita berdoa, semoga Tuhan, kuatkan kita dengan rahmat-Nya, agar kita mampu bertahan dalam suka maupun duka, untung dan malang, dan tetap setia menjadi saksi cinta-Nya kapan dan di mana saja kita berada.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Tidak ada komentar: