Jumat, 10 Januari 2020

Siro Selasa, 07 January 2020

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Sesudah Penampakan Tuhan
PF S. Raimundus dari Penyafort, Imam

Bacaan Injil
Mrk 6:34-44

Dengan mempergandakan roti, Yesus menyatakan dirinya sebagai nabi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Begitu banyak orang mengikuti Yesus. 
Ketika Yesus melihat jumlah orang yang begitu banyak, 
tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, 
karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. 
Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka. 
Ketika hari mulai malam, 
datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata, 
"Tempat ini sunyi, dan hari sudah mulai malam. 
Suruhlah mereka pergi 
supaya mereka dapat membeli makanan 
di desa dan kampung-kampung di sekitar ini." 
Tetapi jawab Yesus, 
"Kamu harus memberi mereka makan!" 
Kata mereka kepada-Nya, 
"Jadi, haruskah kami pergi membeli roti hanya dengan dua ratus dinar 
dan memberi mereka makan?" 
Tetapi Yesus berkata kepada mereka, 
"Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!" 
Sesudah memeriksanya, mereka berkata, 
"Lima roti dan dua ikan."
Lalu Yesus menyuruh orang-orang itu 
supaya semuanya duduk berkelompok-kelompok 
di atas rumput hijau. 
Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, 
ada yang seratus, ada yang lima puluh orang. 
Setelah mengambil lima roti dan dua ikan itu, 
Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, 
lalu memecah-mecahkan roti itu 
dan memberikannya kepada para murid, 
supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; 
begitu juga ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada mereka semua. 
Dan mereka semua makan sampai kenyang. 
Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti: 
dua belas bakul penuh, belum termasuk sisa-sisa ikan. 
Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki. 
Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                     
Selasa, 07 Januari 2020                                                                                                                        
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Rasa Belaskasihan Harus Diwujud-Nyatakan Lewat Perbuatan Konkrit!              
Markus 6: 34-44

Saudara-saudari... Tuhan itu mahakasih. Kasihnya tidak sebatas pada mata dan perasaan, melainkan keluar dari dirinya sampai pada mereka yang dikasihinya dan yang dikasihinya turut merasakan apa yang dirasakan-Nya. KasihNya ibarat peluru cinta yang yang ditembak dan menembusi tubuh dari yang dicintai dan yang dicintai merasakan getaran kasih yang mendatangkan kekuatan bagi dirinya.

Injil hari ini katakan: “Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergerak hatiNya oleh belaskasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala.”  Sebelum Yesus Kristus expresikan rasa belaskasihNya, pertama-pertama Ia mau melihat reaksi para muridNya, apakah mereka turut merasakan apa yang Ia rasakan? Injil katakan bahwa para murid datang kepada Yesus dan berkata: “Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampong-kampung sekitar.”  Dari pernyataan ini kita bisa mengetahui bagaimana disposisi bathin dari para murid Yesus. Mereka tidak merasakan apa yang dirasakan oleh Yesus Kristus. Mereka tidak merasa bertanggungjawab akan kehidupan orang yang datang mendengarkan Yesus. Sebagai Guru dan penyelamat, Yesus Kristus menantang mereka. Ia pelan-pelan menanamkan sikap empaty, merasakan perasaan dari mereka yang sangat membutuhkan bantuan. Yesus menghendaki agar para murid-Nya memiliki sifat lemah lembut, belaskasihan dan cepat tergerak untuk membantu orang yang sangat menderita. 

Saudara-saudari... Hakekat menjadi pengikut Kristus adalah menjadi Kristus untuk orang lain; menjadi penyelamat dan penghibur untuk mereka yang menderita.  Sebagai penyelamat, Yesus katakan kepada para muridNya: “Kamu harus memberi mereka makan.” Satu perintah yang harus dijalankan. Bagi para pengikut Yesus Kristus, memberi pertolongan kepada yang menderita adalah satu kewajiban iman, bukan satu tawaran: membantu atau tidak membantu.  Sewaktu Yesus memerintahkan para murid untuk memberi makan kepada orang banyak, mereka langsung mengeluh. “Jadi haruskah kami membeli roti seharga 200 dinar untuk memberi mereka makan?”

Saudara-saudari... Kalau kita amati tingkahlaku Yesus dan para murid ada beberapa perbedaan: 1) Yesus Kristus sangat prihatin dan murah hati terhadap orang banyak, orang yang terlantar. Sementara para murid tidak. 2) Yesus Kristus sama sekali tidak memperhitungkan jumlah orang yang hadir, pusat perhatiannya adalah pada keadaan orang yang menderita: kelaparan dan keterlantaran; sementara para murid sangat memperhitungkan jumlah orang yang harus dilayani.  3) Yesus tidak memikirkan bagaimana harus mendapatkan makanan dan memberi makanan kepada yang menderita. Yang dipikirkannya adalah orang yang menderita harus diberi makan. Sementara para murid berpikir, bagaimana harus mencari makanan dan apakah uang cukup untuk membeli makan untuk jumlah yang begitu banyak. 4) Yesus tidak melihat orang banyak sebagai masalah, sebaliknya sebagai satu kesempatan emas untuk membagi kasih dan kemurahan Tuhan kepada mereka yang membutuhkan. Sementara para murid melihat jumlah sebagai masalah. 5) Yesus Kristus percaya bahwa sumber segalanya ada dalam tangan Tuhan, Ia akan mengadakan mujizat; sementara para muridnya tidak melihat keallahan Kristus yang selalu bisa mengadakan mujizat kapan dan dalam situasi apa saja. 6) Bagi Yesus, membagi kasih berarti menanamkan kasih yang akan membuahkan hasil berlimpah dan hasilnya akan kembali kepada yang memberi kasih. Itu berarti pemberian kepada orang yang membutuhkan bukan suatu kehilangan, tetapi investasi yang akan mendatangkan hasil berlipat ganda. Sementara para murid; mengosongkan dompet berarti satu perbuatan yang mendatangkan kecemasan.
  
Marilah saudara/i-ku. Ingatlah selalu akan arti menjadi pengikut/murid Kristus. Menjadi pengikut Kristus berarti menjadi Kristus untuk orang lain; menjadi penyelamat untuk sesama yang menderita. 

Kita berdoa semoga sifat Kristus bertumbuh kuat dalam hidup kita dengan demikian kita bisa menjadi Kristus dan penyelamat untuk sesama yang sangat membutuhkan. 

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin.

Tidak ada komentar: