Jumat, 10 Januari 2020

Siro Sabtu, 04 January 2020

SIRAMAN ROHANI                                                                                                                                Sabtu, 04 Januari 2020                                                                                                                       
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Menjadi Saksi Berarti Mengalami Dan Melihat Apa Yang Terjadi!                                                                                                                                 
Yohanes 1:  35 - 42

Saudara-saudari… Di depan sang istri, seorang bapa diminta oleh seorang yang punya persoalan untuk menjadi saksi dalam perkaranya. Tetapi sang istri berkeberatan karena suaminya tidak tahu menahu tentang persoalan itu. Orang yang punya persoalan menjelaskan kepada sang suami tentang persoalannya dan memberinya beberapa juta rupiah. Melihat uang itu sang suami menerima tawaran itu dengan senang hati. Pada waktu perkara diproses di depan hakim, sang saksi/suami dipanggil oleh hakim untuk mengangkat sumpah sebelum dia memberi kesaksian.  Sesudah mengangkat sumpah, ia ditanya oleh pengacara. Tetapi sangat menyedihkan, banyak pertanyaan tidak bisa dijawabnya karena memang dia tidak tahu sama sekali permasalahannya. Ia bukanlah saksi sejati, tetapi saksi buatan dan karena uang. Karena sifatnya, maka ia dibatalkan oleh hakim untuk menjadi saksi dalam perkara itu.

Saudara-saudari… Menjadi saksi dalam satu perkara sesungguhnya orang bersangkutan harus tahu apa yang terjadi dan orang bersangkutan sungguh menyaksikan dan melihat sendiri apa yang terjadi dan malah bisa merasakan apa yang terjadi. 

Hari ini, kita kembali diingatkan bahwa Yohanes Pembaptis adalah saksi Kristus. Dia sendiri sudah diingatkan oleh orang yang mengutusnya: “Kalau Roh Kudus turun ke atas seseorang dan tinggal di atasnya, maka Dia itulah yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Dialah Anak Domba Allah!”  Yakin akan apa yang dilihat dan dirasakannya, maka di saat Yesus Kristus datang, Yohanes memperkenalkan Yesus kepada para muridnya: “Lihatlah Anak Domba Allah!”  Mendengar perkataan Yohanes, kedua muridnya langsung mengikuti Yesus. Kemudian Yesus berkata kepada mereka: “Apa yang kamu cari?” Mereka tidak menjawab pertanyaan Yesus, tetapi sebagai jawaban, mereka bertanya balik kepada Yesus: “Guru, di manakah Engkau tinggal?” Rupanya para murid Yohanes mau mengetahui secara mendalam siapakah Yesus  dan mau melihat dan merasakan siapakah Dia sesungguhnya. Jawaban Yesus: “Marilah dan kamu akan melihatbnya!” sungguh satu jawaban yang sesuai dengan harapan mereka.  Marilah dan kamu akan melihatnya adalah satu jawaban yang sangat baik agar seseorang bisa menjadi saksi yang sejati dan benar. Ada di tempat di mana seseorang tinggal, maka orang akan dengan gampang melukiskan topografi dan atmosfis lingkungan sekitar di mana seseorang tinggal; melihat apa yang lagi terjadi ke atas seseorang, maka saksi akan dengan muda menjelaskan apa yang sudah terjadi. 
Menyaksikan dan mengalami sendiri apa yang terjadi akan sangat membantu sang saksi untuk menjelaskan kebenaran dari satu kejadian. Dan kesaksiannya pasti akan sangat mendekati kebenaran. Ketimbang mereka yang memberi kesaksian palsu hanya karena kepentingan pribadi.

Marilah saudara-saudari…. Untuk menjadi saksi Kristus yang sejati, kita butuh pengalaman iman akan Kristus yang hidup. Kita harus melihatnya dengan mata iman kita; kita harus mengalaminya dengan hati yang penuh sukacita; kita harus merasakannya dengan perasaan yang selalu ingin dekat dengan-Nya; kita harus selalu mendengar bisikan suaranya dengan telinga hati kita. 

Kita berdoa, semoga Tuhan selalu membuka hati kita sehingga kita selalu mengalami dan melihat Dia, sehingga kita bisa menjadi saksi Kristus yang sejati dan benar.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Tidak ada komentar: