Selasa, 26 November 2019

Siro Rabu, 27 November 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIV

Bacaan Injil
Luk 21:12-19

Karena nama-Ku kalian akan dibenci semua orang. Tetapi  tidak sehelai pun rambut kepalamu akan hilang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada waktu itu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Akan datang harinya kalian akan ditangkap dan dianiaya. Karena nama-Ku kalian akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat, dimasukkan ke dalam penjara, dan dihadapkan kepada raja-raja dan para penguasa. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. Sebab itu tetap teguhlah di dalam hatimu, jangan kalian memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Aku sendirilah yang akan memberi kalian kata-kata hikmat, sehingga kalian tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. 

Dan kalian akan diserahkan juga oleh orangtuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu, dan beberapa orang di antaramu akan dibunuh; karena nama-Ku kalian akan dibenci semua orang. 

Tetapi tidak sehelai pun rambut kepalamu akan hilang. Kalau kalian tetap bertahan, kalian akan memperoleh hidupmu." 

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                  
Rabu, 27 November 2019                                                                                                        
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Penderitaan Adalah Satu Kesempatan Untuk Bersaksi Akan Kristus!                                  Lukas 21: 12-19

Saudara-saudari…. Pada suatu kesempatan saya mengunjungi seorang teman yang lagi sakit. Ia sudah difonis oleh dokter kesehatannya, bahwa menurut ilmu medis semua anggota tubuhnya semakin lemah dan tidak bisa bekerjasama lagi dengan obat-obat yang dikonsumsinya. Sewaktu saya datang ke kamarnya, dengan senyum dia menyambut kedatanganku.  Badannya semakin lemah dan tubuhnya yang dulunya begitu besar dan tegar kini tinggal membungkus tulang. Sungguh menyedihkan, khususnya bagi saya yang sudah lama mengenal dia, sebagai teman kerja dan konfrater dalam Serikat yang sama. Rupanya dia membaca perasaan dan pikiran saya. Tiba-tiba dia bertanya: “Apa yang sedang Fredy pikirkan? Sepertinya anda sedih? Jangan sedih teman, kita harus bahagia. Tempat hidup kita yang sesungguhnya bukanlah di sini! Tempat kita adalah surga! Saya sudah siap dan hatiku bersuka-cita menghadap Tuhan, yang selalu kuwartakan, baik di lapangan maupun di tempat saya berbaring di tempat ini. Sakit yang saya alami saat ini adalah satu kesempatan yang indah bagiku untuk menyaksikan penderitaan Kristus. Penderitaanku sangat sedikit, tidak bisa dibandingkan dengan penderitaan Kristus, yang bergantung di antara langit dan bumi, kedua kaki dipaku, kedua tangan dipaku, lambung ditikam, sambil mahkota duri melingkar di kepala-Nya. Saya harus bersyukur karena saya bisa merasakan sedikit penderitaan Kristus.”  
Temanku ini sungguh sudah melihat penderitaan atau sakitnya sebagai satu kesempatan untuk menyaksikan Kristus yang disalib. Sungguh kagum rasanya di saat saya mendengarkan kesaksian iman temanku ini. Temanku sudah mengajar saya apa artinya penderitaan. Temanku ini sudah menjalankan apa yang sudah dikatakan Yesus dalam Injil-Nya hari ini. Kata-Nya: “Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi.” Penderitaan apa pun yang kita alami dalam hidup, kalau dilihat dari segi iman dan selalu dianggap sebagai bagian dari partisipasi kita dalam penderitaan Kristus, maka semua penderitaan itu akan dilalui dengan penuh kesabaran dan sukacita. Seperti St. Stefanus, martir Kristus pertama: selagi dia dirajam, ia tetap memuji dan memuliakan Tuhan. Penderitaan dilihatnya sebagai kesempatan untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Penderitaan tidak dilihatnya sebagai siksaan atau hukum, tetapi kesempatan untuk merasakan sedikit penderitaan Kristus di salib dalam rangka menyelamatkan manusia.

Saudara-saudari… Penderitaan dan kesulitan hidup akan selalu datang dalam hidup kita. Sebagai orang beriman, kita tidak perlu lari dari penderitaan, tetapi hadapi, tidak perlu menyalahkan orang lain, tetapi mari kita mencari solusi. Allah membekali kita dengan akal budi, hati nurani, iman dan kemampuan agar kita mampu bertahan dan dapat menghadapi penderitaan hidup itu. Penderitaan hidup akan membuat kita semakin yakin akan kebaikan Tuhan dan pertolonganNya yang selalu datang tepat pada waktunya. 

Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan sadarkanlah kami agar kami selalu melihat penderitaan atau sakit sebagai satu kesempatan yang indah untuk turut berpartisipasi dalam penderitaan-Mu dan menjadi saksi-Mu yang setia. Dalam nama Kristus, kami berdoa! Amen!

Tidak ada komentar: