Kamis, 13 Februari 2020

Siro Jumat, 14 February 2020

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa V
PW S. Sirilus, Rahib, dan Metodius, Uskup

Bacaan Injil
Mrk 7:31-37

Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya bicara.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Tirus, dan lewat Sidon pergi ke Danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang tuli dan gagap  dan memohon supaya Yesus meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Maka Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian. Kemudian Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik n afas dan berkata kepadanya, "Effata!", artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang dan berkata, "Ia menjadikan segala-galanya baik! Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara."

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                       Jumat, 14 Februari 2020                                                                                                              
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Air Ludah Adalah Obat Yang Mujarab!
(Markus 7:31 – 37)

Saudara-saudari … Hari ini kita mendengar bahwa Yesus menyembuhkan seorang yang tuli dan gagap. Kasihan sekali, sudah tuli, gagap lagi. Puji Tuhan bahwa ada orang yang begitu baik hati membawa orang tuli dan gagap ini kepada Yesus. Mereka percaya bahwa Yesus bisa menyembuhkan dia. 

Saudara-saudari..... Cara Yesus menyembuhkan orang tuli dan gagap ini berbeda dari cara Dia menyembuhkan orang lain:

1) Dia memisahkan orang tuli dan gagap ini dari orang banyak. Mengapa Yesus memisahkan dia dari orang lain? Yesus mau tunjukkan perhatian yang sangat khusus kepada-nya. Yesus merasakan perasaan dari orang tuli-gagap ini. Sifat orang tuli dan gagap adalah sangat-sangat sensitip dan cepat merasa malu. Sadar akan sifat orang tuli dan gagap ini, Yesus menariknya ke samping, biarkan mereka dua sendirian. Satu ajaran bagi kita untuk selalu sensitip terhadap orang lain yang mungkin punya banyak kekurangan dalam dirinya. Pada umumnya orang tuli dan gagap sangat sensitip akan reaksi orang lain. 

2) Yesus menyembuhkan orang tuli dan gagap ini dengan sentuhan jarinya. Ia memasukkan jari-Nya ke dalam telinga orang ini, lalu meludahinya dan meraba lidahnya. Kemudian sambil menengada ke langit, Yesus menarik nafas dan berkata: “Terbukalah!” maka terbukalah telinga orang itu dan terlepaslah pula pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata. 
Yang sangat menarik dari cara penyembuhan Yesus kali ini adalah Dia meludahi telinga orang tuli. Rupanya Yesus tahu bahwa air ludah manusia punya kasiat yang sangat kuat untuk menyembuhkan telinga yang tuli. Karena itu Ia memanfaatkannya sebagai obat untuk menyembuhkannya. Air ludah sudah dijadikan obat. Saya yakin ada di antara kita yang sudah merasakan kasiat air ludah untuk menyembuhkan luka baru. Perhatikan anjing atau kucing, kalau ada luka baru mereka selalu menjilat lukanya sampai lukanya kering dan sembuh. 

Saudara-saudari… Tuhan sesungguhnya sudah menyiapkan obat dalam diri kita. Tuhan mengharapkan agar obat itu digunakan. Air ludah adalah salah satu obat yang sudah diberikan Tuhan untuk kita. Supaya kasiat air ludah itu semakin kuat, maka air ludah itu harus didoakan. Itulah yang sudah ditunjukkan Yesus Kristus kepada kita hari ini. Yesus memanjatkan permohon kepada BapaNya. Sesudah Dia mendoakan dan merasa yakin akan kekuatan kuasa Allah dalam air ludah itu, maka berkatalah Yesus kepada orang tuli itu: “Efata” terbukalah, maka telinga orang tuli itu pun terbuka. Sejak saat itu juga orang tuli itu bisa mendengar dan berkata-kata. 

Saudara-saudari… Dari kisah penyembuhan orang tuli dan gagap ini kita diingatkan bahwa Tuhan sudah menyiapkan obat di dalam tubuh kita untuk menyembuhkan diri kita, entah luka atau apa saja. Selain itu, kita juga diingatkan supaya selalu sensitip akan keadaan orang yang berkekurangan. Ikutilah sikap Yesus, yang begitu memahami perasaan sesama. 

Kita berdoa semoga Tuhan selalu menyadarkan kita untuk memanfaatkan apa yang sudah diberikan-Nya kepada kita dan memohon bantuan-Nya untuk selalu memberkati obat yang sudah diberikanNya itu agar kasiatnya semakin kuat.

Kita memohon  Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Tidak ada komentar: