Minggu, 27 Oktober 2019

Siro Sabtu, 26 October 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX

Bacaan Injil
Luk 13:1-9

Jikalau kalian semua tidak bertobat, kalian pun akan binasa dengan cara demikian.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada waktu itu beberapa orang datang kepada Yesus dan membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang dibunuh Pilatus, sehingga darah mereka tercampur dengan darah kurban yang mereka persembahkan. Berkatalah Yesus kepada mereka, "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya daripada semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian." Kemudian Yesus menceriterakan perumpamaan ini, "Ada seorang mempunyai pohon ara, yang tumbuh di kebun anggurnya. Ia datang mencari buah pada pohon itu, tetapi tidak menemukannya. Maka berkatalah ia kepada pengurus kebun anggur itu, 'Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara itu namun tidak pernah menemukannya. Sebab itu tebanglah pohon ini. Untuk apa pohon itu hidup di tanah ini dengan percuma?' 

Pengurus kebun anggur itu menjawab, 'Tuan, biarkanlah pohon ini tumbuh selama setahun ini lagi. Aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya. Mungkin tahun depan akan berbuah. Jika tidak, tebanglah'!" 

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   
Sabtu, 26 Oktober 2019                                                                                                                                   
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Bertobatlah Dan Akuilah Dosa Kita Sebelum Terlambat!                                                      Lukas 13: 1-9

Saudara-saudari.... Hari ini kita mendengar bahwa ada orang membawa kabar kepada Yesus bahwa ada orang Galilea dibunuh oleh Pilatus dan darah mereka tercampur dengan darah korban yang mereka persembahkan. Menurut konsep orang Yahudi, bahwa darah orang bersalah kalau tercampur dengan darah korban persembahan, maka darah persembahan itu menjadi najis. Tetapi Yesus menantang mereka, katanya: Bukan darah itu yang paling penting, yang paling penting dan sangat fundamental adalah orang harus bertobat. Yesus juga berkata: “Setiap pribadi bertanggungjawab atas aktivitas dirinya.”  Dosa yang dibiarkan tumbuh dan tidak dibersihkan adalah ibarat kanker yang pelan-pelan menggerogoti jiwa kita dan kita akan mati. Kalau kita tidak mengakui dosa itu berarti kita dengan sengaja membawa jiwa kita kepada kehancuran total untuk selamanya. Karena itu bertobatlah dan akuilah dosa kita sebelum terlambat!

Selanjutnya Yesus mengemukakan satu perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah. Pohon ara adalah pohon yang selalu memberi kehidupan bagi bangsa Palestina. Pohon ara biasanya sudah menghasilkan buah sesudah umur tiga tahun. Orang selalu merindukan bahwa sesudah tiga tahun pemiliknya sudah bisa memetik panen. Tetapi kalau seandainya sesudh tiga tahun tidak menghasilkan buah maka tuannya akan memotongnya supaya pohon yang di sekitarnya bisa bertumbuh segar dan menghasilkan buah banyak.

Perumpamaan ini mau menceriterakan kehidupan orang Yahudi. Orang Yahudi adalah umat pilihan Allah. Secara potensial mereka bisa menghasilkan buah yang baik, menjadi umat Allah yang setia dan bertanggungjawab. Tetapi kalau mereka tidak setia dan berlaku tidak sesuai dengan kehendak Allah itu berarti mereka sama sekali tidak berguna bagi Allah. Pada pengadilan akhir jiwa mereka akan dibakar dalam api Neraka.

Yang menarik dari ceritera perumpaam ini adalah bahwa penjaga kebun meminta agar pohon ara ini jangan ditebang secepatnya. Ia mau beri perhatian khusus kepadanya, menyiraminya, memberi pupuk padanya. Penjaga kebun mau berbuat sesuatu yang baru. Lewat perumpaan ini kita bisa melihat kesabaran Tuhan akan pohon ara. Tuhan tetap memberi dia kesempatan untuk hidup, dan kesempatan itu harus diisi dengan satu kegiatan yang menghasilkan buah. 
Pesan perumpamaan ini sangat jelas. Kadang kita seperti pohon Ara yang tidak berbuah. Tuhan itu selalu sabar dengan kita. Betapa sering Tuhan memberi kita kesempatan untuk memperbaiki diri agar kita bisa menghasilkan buah. Rekonsiliasi dengan Tuhan dan sesama adalah sangat penting buat pertumbuhan rohani dan psikologis kita. Bathin yang bersih akan selalu mendatangkan rasa damai dan kenyamanan dalam berelasi entah dengan Tuhan maupun sesama.

Semasih kita hidup, manfaatkanlah kesempatan dengan baik. Kalau kita jatuh dalam dosa, bertobatlah dan akuilah dosa kita, jangan menunda kesempatan. Kita tidak tahu kalau masih ada hari esok untuk kita. Kadang setan selalu bermain dengan pikiran dan hati kita. Dia akan selalu katakan: “Besok saja baru pergi mengaku, hari ini anda masih ada kegiatan lain.” Bagaimana kalau kita katakan kepada Setan: “Saya pergi mengaku dosa dulu kemudian saya akan teruskan dengan kegiatanku!” 

Marilah saudara-saudari… Semasih kita diberi kesempatan, buatlah banyak kebaikan. Kalau kita jatuh dalam dosa, bertobatlah dan akuilah dosa kita sebelum terlambat! 

Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan, sadarkalah kami agar kami selalu manfaatkan banyak waktu untuk berbuat baik, dan kalau kami jatuh sadarkanlah kami untuk bertobat dan akui kesalahan kami. Dalam nama Kristus, kami berdoa.  Amin.

Tidak ada komentar: