Rabu, 16 Oktober 2019

Siro Kamis, 17 October 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXVIII

PW S. Ignasius dari Antiokhia, Uskup dan Martir

Bacaan Injil
Luk 11:47-54

Darah para nabi, mulai dari Habel sampai kepada Zakharia, akan dituntut.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Sekali peristiwa, tatkala duduk makan di rumah seorang Farisi, Yesus berkata, "Celakalah kalian, sebab kalian membangun makam bagi para nabi, padahal nenek moyangmulah yang telah membunuh mereka. Dengan demikian kalian mengakui, bahwa kalian membenarkan perbuatan nenek moyangmu, sebab mereka telah membunuh nabi-nabi itu  dan kalian membangun makamnya.

Sebab itu hikmat Allah berkata, 'Aku akan mengutus kepada mereka nabi-nabi dan rasul-rasul. Tetapi separuh dari antara para nabi dan para rasul itu akan mereka bunuh dan mereka aniaya. Maka dari angkatan ini akan dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan, mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara mezbah dan rumah Allah.' Bahkan Aku berkata kepadamu, 'Semuanya itu akan dituntut dari angkatan ini.'Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat, sebab kalian telah mengambil kunci pengetahuan. Kalian sendiri tidak masuk ke dalamnya, tetapi orang yang berusaha masuk kalian halang-halangi."

Dan setelah Yesus berangkat dari tempat itu, para ahli Taurat dan orang Farisi terus-menerus mengintai, dan membanjiri-Nya dengan rupa-rupa soal. Dengan itu mereka berusaha memancing-Nya, supaya mereka dapat menangkap-Nya berdasarkan sesuatu yang diucapkan-Nya.

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                 
Kamis, 17 Oktober 2019                                                                                                                   
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Bersama-Sama Pasti Kita Bisa!                                                                                        Lukas 11: 47-54

Saudara-saudari...  Hari ini Yesus kembali mengecam para Farisi dan ahli Taurat. Ia mengecam mereka karena mereka tidak menjalankan tugasnya sesuai dengan hakekat panggilan mereka. Orang Farisi yang seharusnya melayani jemat dengan penuh cintakasih dan bersikap jujur dan transparent, tetapi dalam kenyataannya sangat jauh dari yang diharapkan.  Mereka yang seharusnya mendengarkan ajaran para nabi yang sudah diilhami oleh Roh Kudus demi kebaikan bersama, tetapi pada kenyataannya justru merekalah yang menolak malah membunuh para nabi, termasuk Yesus Kristus sendiri. Mereka seharusnya bekerja bersama Tuhan agar segalanya baik dan hasilnya sesuai dengan kehendak Tuhan. Tapi kenyataannya mereka ikuti kemauan sendiri. Jadinya pincang.
Yesus juga mengecam ahli Taurat. Mereka yang dianggap kunci pengetahuan, artinya orang yang secara resmi membuat penafsiran atas hukum Musa, tetapi penafsiran mereka justru mempersulit umat untuk memahaminya. Bukan untuk mempermuda tetapi sebaliknya mempersulit. Bukan membuat umat semakin dekat dengan Tuhan, tetapi sebaliknya menjauh dari Tuhan. Bukan mendorong umat untuk semakin mencintai hukum, tetapi sebaliknya melihat hukum sebagai beban dan menakutkan. Seharusnya mereka bekerja sesuai dengan kehendak Tuhan, tetapi kenyataannya mereka ikuti kemauan sendiri. Tuhan samasekali tidak senang dengan sikap seperti itu. 

Saudara-saudari… Saya pernah mendapat video clip tentang seorang bapa dan anaknya yang cacat karena ada kecelakaan waktu lahir. Lewat Video ini saya bisa melihat peran seorang Bapa yang sangat memahami arti panggilan hidupnya sebagai seorang bapa. Dia memenuhi permintaan anaknya dan bersama anaknya yang cacat mereka alami kesuksesan.  Ceriteranya sebagai berikut: Rick alami kecelakaan waktu kecil, sejak waktu itu ia berkembang tidak normal; ia lumpuh dan tidak bisa berkomunikasi normal. Waktu berumur 15 tahun ia mau ikut lari marathon. Ia ungkapkan kemauannya itu kepada orangtuanya. Bapanya yang yang selama hidupnya tidak pernah ikut lari marathon, karena cintanya terhadap anaknya Rick, menyetujui permintaan anaknya itu. Keduanya ber-sama-sama ikut lari marathon. Rick duduk di kursi roda  dan Dick, bapanya lari menolak kursi roda itu sampai keduanya masuk ke garis batas akhir. Bersama-sama keduanya lari; bersama-sama keduanya bisa menyelesaikan lari marathon itu dengan sukses. Dick, sang Bapa, melihat dirinya sebagai tubuh, sedangkan anaknya Rick adalah hati. Tubuh dan hati bekerja bersama-sama sampai mereka menempuh titik akhir. Dick tidak bisa melakukannya tanpa Rick, Rick pun demikian, ia membutuhkan Bapanya, Dick. Kebersamaan mereka adalah kekuatan mereka. Dick tidak melihat anaknya sebagai orang cacat, sebaliknya ia melihat anaknya sebagai kekuatan, inspirasinya. 

Dalam kehidupan menggereja pun demikian, kita seharusnya selalu bekerja sama dengan Tuhan dan sesame anggota gereja. Tuhan dan sesama selalu dilihat sebagai inspirasi kita. Bersama Tuhan dan sesama anggota gereja pasti kita bisa. 

Marilah saudara-saudari… Tuhan pasti tidak senang kalau kita memiliki sikap seperti orang Farisi dan ahli Taurat. Marilah kita ikuti contoh hidup sang Bapa dan anak dalam kisah nyata tadi. Bersama-sama pasti kita alami kesuksesan.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Tidak ada komentar: