Senin, 17 Juni 2019

Siro Selasa, 18 Juni 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XI

Bacaan Injil
Mat 5:43-48
Kasihilah musuh-musuhmu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, "Kalian telah mendengar bahwa disabdakan, 'Kasihilah sesamamu manusia, dan bencilah musuhmu.'Tetapi Aku berkata kepadamu, 'Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian.' Karena dengan demikian kalian menjadi anak-anak Bapamu yang di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang yang jahat, dan juga bagi orang yang baik. Hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga bagi orang yang tidak benar.

Apabila kalian mengasihi orang yang mengasihi kalian, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?  Dan apabila kalian hanya memberi salam kepada saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu kalian harus sempurna sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya."

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                    
Selasa, 18 Juni 2019                                                                                                                                  
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Berlomba-Lombalah Menjadi Pelaku Hukum Cinta Kasih!                                                  Matius 5: 43 - 48

Saudara-saudari... Pernahkah anda merasa bersalah karena anda tidak menolong orang yang sangat membutuhkan pertolongan?
Seorang suster dengan polos menceriterakan pengalamannya karena tidak sempat membantu orang yang sangat miskin. Pada suatu sore, ia berjalan di kota. Di pinggir jalan, duduklah seorang ibu tua yang sangat kurus sambil menjulurkan tangannya ke arah suster. Suster melihatnya tetapi jalan lewat. Sepanjang jalan, bathin dan pikiran suster dihantui oleh muka ibu tua ini. Suster coba mengelaknya, tetapi semakin dia mengelak, semakin jelas kelihatan wajah ibu miskin itu. Sepanjang sore dan malam, sesudah kejadian itu, suster selalu merasa bersalah karena tidak membantu ibu tua itu. Ia berdoa memohon pengampunan Tuhan. Besok paginya, sewaktu sesudah sarapan, suster membungkus beberapa ketul roti dan dua botol minuman. Ia kembali ke tempat di mana ia bertemu ibu tua itu. Puji Tuhan ibu tua itu ada di sana. Suster menegurnya dan duduk di samping dia. Ibu tua dengan wajah berseri-seri menatap wajah suster. Suster memberinya roti dan minuman. Sesudah melakukan hal itu, suster merasa legah. Suster kembali ke biara dengan perasaan gembira karena sudah melakukan sesuatu untuk ibu tua yang miskin itu.

Saudara-saudari... Kalau hati kita masih jernih, pasti perasaan kita selalu terusik kalau kita tidak melakukan sesuatu untuk orang yang lagi menderita. Kita ingat Paus Yohanes Paulus kedua. Ia ditembak oleh Memet Ali Agca 13 Mei 1981 asal Turki itu di alun-alun Basilika St. Petrus. Peluru mengenai perut dan tangan. Setelah sembuh Paus Yohanes Paulus mengunjungi Ali di penjarah. Paus memeluknya dan berkata kepadanya: “Aku memaafkanmu, sahabat. Aku mengampunimu.” Paus tidak mengutuknya. Pada waktu itu, Paus membayangkan kerapuan bathin si Ali. Sadar akan penderitaan bathin si Ali, Paus meminta agar umat berdoa untuk Ali. Dia sendiri mengunjunginya dan memberi ampun. Kita bisa bayangkan kelegahan bathin dan ketenangan pikiran si Ali yang sudah mendapat pengampunan dari orang yang ditembaknya. Karena kebaikan Paus Yohanes Paulus kedua, Ali berubah tingkah-laku. Ali bertobat dan memberi diri untuk dibaptis masuk Katolik. Pada Desember 2014 Ali mengunjungi Makam Paus Yohanes Paulus kedua dan meletakkan Mawar Putih di Makam St. Yohanes Paulus kedua. Kebaikan Paus Yohanes Paulus kedua membuahkan pertobatan bagi Memet Ali Agca.

Saudara-saudari...Hari ini Yesus mengajak kita untuk mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita. Satu ajakan yang sangat sulit untuk diikuti tetapi bukan berarti tidak mungkin bisa dijalankan. Yesus bukan saja mengajak kita, para pengikutnya untuk menjalankan hukum cinta kasih itu, tetapi Dia sendiri sudah menjadi pelaku hukum cinta kasih itu sendiri. Ia disalibkan demi keselamatan kita manusia. Buah kasihnya sudah mendatangkan keselamatan bagi kita.

Marilah saudara-saudari... berlomba-lombahlah menjadi pelaku hukum cinta kasih. Jangan biarkan hati dan pikiran kita dihantui oleh perasaan bersalah karena mengabaikan orang miskin, sebaliknya layanilah sejauh kesanggupan kita di saat kita menjumpai mereka. Bersama Tuhan segalanya pasti bisa terwujud.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita agar kita selalu sensitip untuk melayani sesama yang sangat membutuhkan bantuan kita. Amen!

Tidak ada komentar: