Selasa, 11 Juni 2019

Siro Selasa, 4 Juni 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Pekan Paskah VII

Bacaan Injil
Yoh 17:1-11a

Bapa, permuliakanlah Anak-Mu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Dalam perjamuan malam terakhir
Yesus menengadah ke langit dan berdoa,
"Bapa, telah tiba saatnya;
permuliakanlah Anak-Mu,
supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau.
Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya
kuasa atas segala yang hidup,
demikian pula Anak-Mu akan memberikan hidup yang kekal
kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya.
Inilah hidup yang kekal itu,
yaitu bahwa mereka mengenal Engkau,
satu-satunya Allah yang benar,
dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.

Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi
dengan jalan menyelesaikan pekerjaan
yang Engkau berikan kepada-Ku untuk kulakukan.
Oleh sebab itu, ya Bapa,
permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri
dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.

Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang,
yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia.
Mereka itu milik-Mu
dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku,
dan mereka telah menuruti firman-Mu.
Sekarang mereka tahu,
bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu
berasal dari pada-Mu.
Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku
telah Kusampaikan kepada mereka, dan mereka telah menerimanya.
Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu,
dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.

Aku berdoa untuk mereka.
Bukan untuk dunia Aku berdoa,
tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku,
sebab mereka adalah milik-Mu,
dan segala milik-Mu adalah milik-Ku dan milik-Ku adalah milik-Mu,
dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka.
Aku tidak lagi ada di dalam dunia,
tetapi mereka masih ada di dalam dunia,
dan Aku datang kepada-Mu."

Demikianlah Injil Tuhan
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                  
Selasa, 04 Juni 2019                                                                                                                           
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Kita Adalah Milik Allah Bapa Dan Yesus Kristus!
(Yohanes 17:1-11)

Saudara-saudari... Pernahkah anda melihat dan mendengarkan ungkapan rasa bahagia dari orangtua anda karena kebaikan dan keberhasilan anda?
Saya pernah bercakap-cakap dengan beberapa orangtua yang berumur sekitar 60-an tahun. Saya sempat tanyakan mereka tiga pertanyaan utama. 1) Berapa jumlah anak kandung? 2) Apakah kehidupan anak-anaknya sudah memenuhi harapan mereka? 3) Apa yang membuat mereka bahagia atau sedih?
Ada beberapa orangtua merasa sangat bahagia karena anak-anak mereka sukses dalam studi dan sudah punya pekerjaan. Mereka bahagia karena anak-anaknya sudah bisa berdiri sendiri dan bertanggungjawab akan kehidupannya. Sebagai orangtua, mereka merasa bahwa usaha dan kerja-keras mereka sudah menghasilkan buah.  Sebagai orangtua katolik, ada yang dengan gembira ungkapkan bahwa yang paling membahagiakan mereka adalah anak-anaknya aktip dalam kehidupan menggereja. Teguh dalam iman dan mengikuti ajaran gereja dengan setia, sehingga mendatangkan kepuasan rohani bagi orangtua.
Sementara beberapa orangtua yang lain merasa sedih karena anak mereka gagal dalam studinya dan masih sangat bergantung pada orangtua; merasa sedih karena anak-anak tidak peduli dengan kehidupan rohaninya; menjauh dari Gereja dan kegiatan rohani.
Kemarin hari Minggu, 02 Juni, seorang mama dengan menggugurkan air matanya katakan kepada saya bahwa anaknya selalu mabuk dan tidak pernah ke gereja lagi. Tingkah-laku anaknya sungguh menyakitkan hatinya. Dia berdoa semoga satu waktu anaknya kembali bertobat.

Saudara-saudari... Hari ini, Yesus ungkapkan rasa bahagia sekaligus rasa cemasNya kepada BapaNya. Merasa bahagia karena misiNya di dunia ini sudah berakhir; Ia bahagia karena selalu mentaati dan menjalankan kehendak BapaNya dengan setia sampai pada titik akhir hidupNya di dunia ini. BapaNya sudah memberikan Dia banyak pengikut. Ia pun sangat merasa dekat dengan para pengikutNya dan berdoa agar mereka selalu dilidungi oleh BapaNya. Dia juga merasa cemas karena secara fisik Ia akan meninggalkan mereka di dunia ini dan kekuatan dunia bisa saja membahayakan kehidupan iman mereka. Karena itu Ia expresikan perasaanNya kepada BapaNya lewat doa, kataNya: “Aku berdoa untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka. Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu.” 
Lewat doa-Nya ini, kita bisa rasakan kedekatan Yesus Kristus dengan para muridNya, dan  merasa sangat bertanggungjawab akan keselamatan para muridNya. Ia percaya bahwa BapaNya akan melindungi mereka.
Yesus sungguh sadar akan kekuatan Setan dan kelemahan manusia. Apa yang dipikirkanNya memang itulah yang terjadi di dunia ini sampai saat ini. Setan selalu menggodai para pengikut Kristus, baik awam maupun biarawan/i. Kita sungguh beruntung karena Yesus Kristus, Saudara kita, sungguh mencintai kita dan dari Surga Ia selalu mendoakan kita agar kita selamat dan kelak bersatu dengan Dia dalam surga.

Saudara-saudari... Bagaimana tanggapan kita akan kebaikan Yesus Kristus? Apakah kita selalu merasakan bahwa kita adalah milik Bapa dan Yesus Kristus? Apakah kita selalu merasa dekat dengan Yesus Kristus, Saudara kita?  Apakah kita selalu berusaha untuk mentaati perintah dan ajaranNya? Apakah kita selalu hidup sesuai dengan kehendak dan harapanNya? Apakah kita selalu merasa bertanggungjawab untuk meneruskan misiNya? Sebagai anak-anak Allah, apa yang harus kita lakukan agar Allah selalu merasa bahagia dengan kita?

Marilah saudara-saudari...  Kita berdoa memohon bantuan Tuhan agar kita selalu tekun menjalankan perintahNya dan hidup sesuai dengan kehendakNya sehingga antara kita selalu terjalin hubungan yang baik dan pada akhirnya nanti kita pun boleh alami kebahagian bersamaNya dalam surga.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita agar kita pun selalu dekat dengan Yesus Kristus, Puteranya. Amen!

Tidak ada komentar: