Rabu, 11 Desember 2019

Siro Kamis, 12 December 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Adven II
PF S. Maria Guadalupe

Bacaan Injil
Mat 11:11-15

Tak pernah tampil seorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada suatu hari Yesus berkata kepada orang banyak, "Aku berkata kepadamu, Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis. Namun yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar dari padanya. Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Surga dirongrong, dan orang yang merongrongnya mencoba menguasainya.Sebab semua kitab para nabi dan kitab Taurat, bernubuat hingga tampilnya Yohanes. Dan jika kalian mau menerimanya, Yohanes itulah Elia yang akan datang itu. Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                               
Kamis, 12 Desember 2019                                                                                                                 
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Siapa Bertelinga, Hendaklah Ia Mendengar!                                                                     Matius 11:11-15

Saudara-saudari... Hari ini Yesus memuji Yohanes Pembaptis. Di mata Yesus Kristus, Yohanes Pembaptis dianggap sebagai orang yang paling hebat dari semua manusia yang dilahirkan oleh wanita. Bagaimana dengan Abraham, Moses dan para nabi yang lain? Bagaimana dengan Bunda Maria? Yesus sendiri tidak memberi alasan mengapa Yohanes dianggap paling hebat. Tetapi di sisi lain, Yesus juga berkata: “Namun yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar dari padanya!”  Dan untuk menutup pembicaraan, Yesus berkata: “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”
Apa sesungguhnya pesan yang mau disampaikan Yesus kepada para pendengar?  Untuk memahami ajaran Yesus, pertama-tama kita mulai dengan kalimat penutup Yesus: Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar.  Kita ingat orangtua Yohanes Pembaptis. Zakarias dan Elizabet, yang sudah tua, sungguh setia kepada Tuhan. Telinga hati mereka selalu terbuka mendengar apa yang dikatakan Tuhan. Mujizat terjadi ke atas mereka karena berkat iman mereka yang sangat luar biasa. Demikian pun dengan Yohanes Pembaptis. Telinga hatinya selalu terbuka mendengar suara Tuhan. Pesan dan perintah Tuhan dijalankannya dengan penuh tanggungjawab. Dia tidak takut kepada siapa-siapa, kecuali Tuhan. Dialah yang mempersiapkan jalan untuk Yesus Kristus; Dialah yang memperkenalkan Yesus Kristus kepada para murid-nya dan membiarkan muridnya mengikuti Yesus Kristus. Yohanes dengan penuh rendah hati berkata: membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Yohanes juga berkata: Biarkanlah Dia menjadi lebih besar dan aku menjadi lebih kecil. Yohanes sadar akan tugas dan tanggungjawabnya. Dia adalah penyiap jalan bagi Mesias. Dia dengan berani menegur mereka yang berlaku buruk dan berbuat tidak sesuai dengan perintah Tuhan. Dia siap menderita demi kebenaran dan keadilan. Itulah Yohanes Pembaptis. Dia dipuji Yesus karena:  kehebatannya dalam rangka mempersiapkan jalan bagiNya; memperkenalkan Yesus Kristus kepada murid-murid-nya; dan berani mati demi kebenaran dan keadilan. 
Semasih hidup di dunia ini, kualitas hidup Yohanes Pembaptis tetap dianggap rendah dibandingkan dengan mereka yang sudah berada di dalam surga, walaupun yang paling kecil. Maksudnya: selama hidup di dunia ini, Yohanes masih melekat pada tubuh duniawinya; tubuh dan jiwanya masih tinggal bersama; suka dan duka silih berganti. Setan masih ada kesempatan untuk menggodainya. Jadi selalu ada kemungkinan bisa jatuh. Tetapi yang sudah berada di dalam surga, mereka hidup bersama Tuhan. Tidak ada setan di Surga. Tidak ada kemungkinan jatuh lagi. Yang ada cuma kebahagiaan untuk selama-lamanya; tidak ada kesengsaraan di dalam Surga.

Saudara-saudari... Dalam masa Advent ini kita diajak untuk: 1) selalu terbuka kepada Tuhan; 2) selalu memanfaatkan telinga jasmani dan rohani kita sebaik-baiknya dalam mendengarkan bisikan suara Tuhan; 3) selalu rendah hati dan setia kepada Tuhan, sebagaimana sudah ditunjukkan oleh kedua orang tua Yohanes Pembaptis dan Yohanes Pembaptis sendiri. 

Kita berdoa, semoga Tuhan senantiasa membuka telinga hati kita, agar kita selalu mendengarkan suara-Nya dan mengikuti bisikan suaraNya. 

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Tidak ada komentar: