Senin, 18 Februari 2019

Siro Senin, 18 Feb 19


Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa VI

Bacaan Injil
Mrk 8:11-13

Mengapa angkatan ini meminta tanda?

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Sekali peristiwa datanglah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari surga. Maka mengeluhlah Yesus dalam hati dan berkata, "Mengapa angkatan ini meminta tanda?  Aku berkata kepadamu, Sungguh, kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda."Lalu Yesus meninggalkan mereka. Ia naik ke perahu dan bertolak ke seberang.

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                 
Senin, 18 Februari 2019                                                                                                                       
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Apakah Kita Selalu Meminta Tanda Pada Kristus? 
                                                                                                                                    
Markus 8: 14 - 21

Saudara-saudari... Kemarin sore, Minggu, 17 Februari, saya merayakan Misa Syukur di satu keluarga, karena anak mereka yang hilang, selama 14 hari, kembali lagi ke rumah. Dia adalah murid kelas 9 di salah satu sekolah Katolik di Port Moresby. Sewaktu dia berjalan menuju ke sekolah ada satu mobil berkaca gelap stop di sampingnya. Kemudian dia diciduk masuk mobil dan dibawa lari ketempat yang sangat jauh.

Pada hari Minggu pagi, 3 Februari, selagi saya berarak masuk ke Gereja. Tiba-tiba saya dipanggil oleh seorang Bapa, Hilarius namanya. Dia mendekati saya. Katanya: “Pater anak saya hilang. Namanya Theo Hilarius. Tolong doakan.” Saya jawab singkat: “Ya...saya akan doakan.” Waktu Misa saya sebut nama anak itu dengan benar dan lengkap: Theo Hilarius!. Sewaktu Bapa Hilarius mendengar saya menyebut nama anaknya dengan lengkap dan benar, dia percaya, bahwa anaknya akan ditemukan kembali. Dia betul percaya akan hal itu. Getaran hatinya sangat kuat, bahwa apa yang saya lakukan menurut Bapa Hilarius adalah satu tanda, bahwa lewat doa anaknya akan kembali. Sepulang ke rumahnya, dia mengajak keluarga untuk berdoa, berdoa sampai anak Theo kembali. Dia betul percaya, bahwa hanya dengan doa, Theo akan kembali.

Kemarin, sebelum Misa Syukur, bapa Hilarius datang mendekati saya, katanya: “Pater, sewaktu Pater menyebut nama anak saya, sewaktu misa hari Minggu, 3 Februari, dengan lengkap dan benar, padahal Pater tidak menulisnya di kertas, karena pada waktu itu Pater sudah sibuk mau memulai Misa, saya melihat hal itu sebagai satu tanda positip untuk kami. Saya percaya bahwa Theo akan selamat dan akan pulang. Selama ini kami selalu berdoa Pater. Dan saya percaya, Pater juga berdoa. Inilah buah doa kita Pater. Theo kembali dengan selamat!”  Mendengar ungkapan perasaan dan keteguhan iman Bapa Hilarius, saya langsung tepuk-tepuk bahunya. Saya katakan kepadanya: “Tuhan selalu mendengar doa dari orang yang teguh dalam iman dan menangis meminta belaskasihan Tuhan. Terpujilah Tuhan.”

Saudara-saudari... Apakah sikap Bapa Hilarius tidak benar di hadapan Tuhan?
Apakah sikap Bapa Hilarius sama dengan sikap orang Farisi? Di hadapan Allah Bapa Hilarius samasekali tidak salah! Bapa Hilarius tidak meminta tanda dari Tuhan, tetapi dia merasakan bahwa apa yang terjadi pada hari Minggu, 3 Februari waktu Misa adalah satu tanda positip baginya. Dia tidak meminta tanda, tetapi tanda itu sendiri datang ke hatinya. Karena tanda itu, maka dia bersama keluarganya selalu berdoa dan berdoa setiap hari sampai pesan tanda itu terpenuhi. Sangat berbeda dengan sikap orang Farisi. Orang Farisi meminta tanda pada Yesus Kristus. Meminta tanda berarti mau mencoba Yesus Kristus, apakah Dia betul Mesias? Yesus sudah membuat begitu banyak tanda, tetapi mereka tetap tidak mau percaya. Itu berarti pada dasarnya mereka sangat menolak Yesus sebagai Mesias.

Bapa Hilarius sudah merasakan ada getaran dalam bathinnya, bahwa apa yang terjadi di pagi itu dilihatnya dengan kaca-mata iman. Itu adalah tanda baginya. Karena tanda itu, maka ia bersama keluarga selalu tekun berdoa sempai pesan tanda itu terwujud pada hari Kamis, 14 Februari, bahwa anak yang hilang datang kembali ke tengah keluarga. Sementara orang Farisi, pada dasarnya mereka tidak punya iman sedikitpun akan Kristus. Mereka hanya mau mencoba dan mencoba. Karena sikap mereka yang selalu mau mencobai Yesus, maka Yesus tidak membuat mujizat untuk mereka.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita sering meminta tanda? Atau kita sering melihat kehadiran Kristus lewat tanda-tanda yang kita lihat setiap hari?

Marilah saudara-saudari... Tuhan adalah tanda.  Ia selalu hadir di tengah kita. Ia selalu menampakan dirinya lewat tanda-tanda.

Kita berdoa, semoga kita selalu sensitip melihat Kristus lewat tanda-tanda lahiriah atau tanda-tanda spiritual.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Tidak ada komentar: