Senin, 23 September 2019

Siro Jumat, 13 Sept 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXIII
PW S. Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja

Bacaan Injil
Luk 6:39-42

Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta?
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu ketika Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, "Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang? Seorang murid tidak melebihi gurunya, akan menjadi sama dengan gurunya.

Mengapakah engkau melihat selumbar dalam mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak kauketahui? Bagaimana mungkin engkau berkata kepada saudaramu, 'Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar dalam matamu,' padahal balok dalam matamu tidak kaulihat? 

Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."

Demikianlah Injil Tuhan.

======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                    
Jumat, 13 September 2019                                                                                                                   
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Hidup Jujur Selalu Membuahkan Kedamaian Dalam Bathin dan Pikiran!                          (Lukas 6:39-42)

Saudara-saudari… Seorang frater atau Seminari selama 4 tahun hidup dalam situasi tidak menentu: perasaan bathinnya selalu tidak nyaman. Sewaktu masuk Novisiat, saya amati bahwa setiap pagi waktu berdoa, ia selalu mengipas dirinya dengan kipas angin, sementara kami yang lain merasa udara pagi itu sangat sejuk. Pada suatu sore, Saya memanggil dia ke kantor. Saya bertanya kepadanya kalau ada sesuatu yang mengganggu pikiran dan perasaannya. Dengan spontan dia menjawab, bahwa ia baik-baik saja. Kemudian saya menanyakan, apa yang membuat dia selalu mengipas dirinya di pagi hari pada waktu doa pagi? Dia menjawab, bahwa dia merasa panas. Kemudian saya bertanya: “Apakah kepanasan itu dari luar atau dari dalam dirimu? Dia menjawab, “Dari luar.” Sewaktu dia menjawab, “dari luar”, saya menantangnya, karena selama beberapa hari itu hanya dia saja yang mengalami rasa panas. Saya meminta dia supaya ngomong secara jujur, demi kebaikannya. Dia menundukkan kepalanya dan dengan suara tersendat-sendat meminta maaf. Kemudian ia memandang saya dengan mata berkaca-kaca. Kemudian dengan jujur ia katakan bahwa sudah 4 tahun dia hidup tidak jujur terhadap teman dan pembinanya. Selama 4 tahun hidupnya samasekali tidak nyaman, tetapi dia sembunyikan hal itu. Dia juga sadar, bahwa cepat atau lambat ia akan terjebak juga. Dengan jujur, ia juga berkata, bahwa semakin ia menutupi kekurangannya, dadanya terasa sangat panas. Karena itu ia selalu mengipas tubuhnya entah siang atau malam. Di saat diminta untuk ngomong secara terbuka, ia merasa gugup dan takut. Pada waktu ia putuskan untuk ngomong, ia merasa sangat malu. Tetapi di saat ia ungkapkan semuanya secara terbuka dan jujur, maka ia merasa sangat legah dan pada saat yang sama bathin dan pikirannya terasa relax. Itulah buah kejujuran: bathin dan pikiran alami rasa damai. 
Pernahkah saudara-saudari merasa terbelenggu karena anda menyembunyikan kesalahan? Bagaimana perasaan anda sewaktu kesalahan anda dibongkar dan dibahas secara terbuka?  

Saudara-saudari... Hari ini Yesus dengan tegas menegur mereka yang hidup munafik, yang cepat sekali menghakimi orang lain, sementara diri sendiri memikiki banyak kekurangan. Kepada mereka Yesus berkata: “Keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas selumbar dari mata saudaramu.”  Yesus Kristus sangat tidak senang dengan sikap munafik. Dia meminta kita untuk hilangkan sikap munafik itu dari dalam diri kita, lalu pupuki dan perkuatkan kejujuran. Kejujuran akan membuat kita merasa bebas dan alami rasa damai. 

Marilah saudara-saudari….Pomosikanlah kejujuran dalam hidup kita demi ketenangan bathin dan pikiran kita sendiri. Kalau kita jujur terhadap diri sendiri, maka sudah dengan sendirinya kita sudah jujur kepada Tuhan dan sesama. Sebaliknya kalau kita tidak jujur kepada diri sendiri, maka pada saat yang sama kita pun sudah tidak jujur kepada Tuhan dan sesama. 

Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan sadarkanlah kami agar selalu hidup jujur demi kedamaian hidup kami sendiri. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amen!

Tidak ada komentar: