Senin, 23 September 2019

Siro Selasa, 24 Sept 19

SELASA, 24 SEPTEMBER 2019

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXV

Bacaan Injil
Luk 8:19-21

Ibu dan saudara-saudara-Ku ialah mereka  yang mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu hari datanglah Ibu dan saudara-saudara Yesus hendak bertemu dengan Dia. Tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak. Maka diberitahukan kepada Yesus, "Ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Dikau." Tetapi Yesus menjawab, "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan melaksanakannya."

Demikianlah Injil Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                      Selasa, 24 September 2019                                                                                                                  
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Apakah Kita Ibu dan Saudara-Saudari Yesus Kristus?                                                 
Lukas 8:19-21

Saudara-saudari…  Dalam kehidupan bermasyarakat kita mengenal sapaan: saudara-saudari. Sapaan itu bisa berarti saudara-saudari kandung atau saudara-saudari angkat, entah diangkat secara resmi, diakui oleh Negara lewat proses hukum atau diangkat secara adat; atau saudara-saudari karena dari suku yang sama entah anak om atau tanta; atau saudara-saudari seasal; atau saudara-saudari seiman, yang mengiman Tuhan yang sama.

Dalam Injil Kristus hari ini, kita mendengar orang memberitahukan kepada Yesus, katanya: “Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemua dengan Engkau.” Saudara-saudara-Mu yang dimaksudkan di sini adalah bukan saudara-saudara kandung, tetapi saudara-saudara sepupuh. Menanggapi pemberitahuan itu, Yesus menjawab: “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.”
Di sini Yesus mau memperkenalkan satu jenis persaudaraan, yaitu persaudaraan rohani. Persaudaraan atas dasar iman, yang punya tugas untuk meneruskan ajaranNya. Yesus menganggap bahwa mereka yang mendengarkan Dia dan menjalankan apa yang ditugaskan kepada mereka adalah saudara-saudariNya. Barangsiapa yang mendengarkan FirmanNya dan melakukanNya, dia adalah saudara-saudari Yesus Kristus. 
Pernyataan Yesus ini, kalau direfleksikan secara mendalam mungkin kita bisa merasakan dan memahami makna dari pernyataan itu.

Mendengarkan seseorang dan melakukan apa yang diperintahkan-nya, secara tidak langsung kita membiarkan diri kita dikuasai oleh orang itu. Pikiran dan ajakan dari orang itu sudah menguasai pikiran dan kehendak pribadi kita. Kepribadian orang itu sudah menyatu dengan kita. Kepribadiannya sudah menjadi inspirasi hidup kita; energy orang itu sudah menyatu dengan darah kita; sudah menjadi per-sau-darah-an, atau persatuaan darah.   Dalam hal ini, kita ingat kehidupan para martir dan para kudus. Darah Kristus sepertinya sudah menyatu dengan darah mereka. Ada persaudaraan, ada persatuan darah. Mereka tidak melihat Yesus Kristus ada di luar diri mereka, tetapi selalu dirasakan bahwa Yesus Kristus sudah ada dalam diri mereka. Yesus sungguh menyatu dan hidup dalam diri mereka. Mereka sudah menjadi saudara-saudari Kristus. 

St. Paulus sendiri pernah berkata: “Bukan aku yang hidup, melainkan Kristus hidup dalam diri-Ku.”  Sadar akan kehidupan para martir dan para kudus yang sungguh dikuasai oleh semangat hidup Yesus, maka kita boleh katakan bahwa benarlah apa yang dikatakan Yesus: “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.” Dia sungguh merasakan bahwa mereka sudah menjadi ibu dan saudara-saudariNya, karena Ia sendiri sudah hidup dalam diri mereka, sudah menjadi penggerak, penghidup, sudah menjadi darah yang memberi mereka hidup. 

Pertanyaan untuk kita: bolehkah kita juga menyebut diri kita sebagai saudara-saudari Yesus Kristus? Benarkah bahwa Ia selalu menjadi inspirasi hidup kita? Benarkah bahwa Yesus Kristus selalu menjadi nomor satu dalam hidup kita? Benarkah bahwa Yesus Kristus sungguh menyatu, dan menghidupkan kita setiap hari? 

Saudara-saudari… Oleh Sakramen permandian kita sudah secara resmi menjadi anggota Gereja Kristus. Oleh Sakramen Mahakudus, Yesus Kristus sudah masuk dan menyatu dalam diri kita dan Ia sudah menjadi makanan jasmani dan rohani kita; Ia sudah hidup dalam diri kita.

Kita berdoa, semoga dengan sakramen-sakramen yang sudah kita terima dan oleh firmanNya yang sudah kita dengar setiap hari, kita pun selalu dikuatkan dan diteguhkan sehingga kita selalu sanggup menjalankan tugasNya, dengan demikian kita pun sungguh layak disebut sebagai saudara dan saudari Yesus Kristus.

Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amen.

Tidak ada komentar: