Senin, 02 September 2019

Siro Selasa, 3 September 19

Bacaan Liturgi 

Hari Biasa, Pekan Biasa XXII
PW S. Gregorius Agung, Paus dan Pujangga Gereja

Bacaan Injil
Luk 4:31-37

Aku tahu siapa Engkau: Engkaulah Yang Kudus dari Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Sekali peristiwaYesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea. Di situ Ia mengajar pada hari-hari Sabat. Orang-orang takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa. Di rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan. Ia berteriak dengan suara keras,"Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Engkaulah Yang Kudus dari Allah."

Tetapi Yesus menghardik dia, kata-Nya, "Diam, keluarlah dari padanya!" Maka setan menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya, dan sama sekali tidak menyakitinya.

Semua orang takjub, lalu berkata satu sama lain, "Alangkah hebatnya perkataan ini! Dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat, dan mereka pun keluar."

Maka tersiarlah berita tentang Yesus ke mana-mana di daerah itu.

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                      Selasa, 03 September 2019                                                                                                               
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Manfaatkan Status Kita Untuk Melayani Dan Membebaskan Sesama!                                (Lukas 4: 31 - 37)

Saudara-saudari.... Hari ini kita merayakan Pesta Peringatan St. Gregorius Agung, Paus dan Pujangga Gereja. Gregorius lahir di Roma pada tahun 540. Ibunya bernama Silvia dan ayahnya Gordianus. Ayahnya seorang kaya raya. Selama masa kana-kanaknya, Gregorius mengalami suasana tegang karena pada waktu itu kota Roma diduduki oleh suku bangsa Goth, Jerman. Meskipun demikian, Gregorius menerima pendidikan yang memadai. Ia pandai sekali dalam pelajaran tata bahasa, retorika dan dialektika. Karena posisinya di antara keluarga-keluarga bangsawan sangat menonjol, maka Gregorius dengan mudah terlibat dalam kehidupan umum masyarakat dan memimpin sejumlah kecil kantor. Pada usia 33 tahun, ia menjadi prefek kota Roma, suatu kedudukan tinggi dan terhormat. Namun Tuhan menghendaki Gregorius bekerja di ladang anggurNya. Gregorius meletakkan semua jabatan politiknya dan mengumumkan niatnya untuk menjalani kehidupan membiara. Ia menjual sebagian besar kekayaannya dan uang yang diperolehnya dimanfaatkan untuk mendirikan biara-biara. Ia tidak hanya hidup dalam biara, tetapi juga giat di luar: membantu orang-orang miskin dan tertindas. Pada tahun 586 ia dipilih menjadi Abas di biara St Andreas di Roma. Di sana ia berjuang membebaskan para budak belian yang dijual di pasar-pasar kota Roma. Pada tahun 590, ia diangkat menjadi Paus. Dengan ini dia dapat penuh wibawa melaksanakan cita-citanya membebaskan kaum miskin. Ia mengutus Agustinus ke Inggris bersama 40 biarawan lain untuk mewartakan Injil di sana. Gregorius adalah Paus pertama yang secara resmi mengumumkan dirinya sebagai kepala Gereja Katolik sedunia. Karena tulisan-tulisannya yang berbobot, ia digelar sebagai Pujangga Gereja Latin. Meskipun begitu, ia tetap rendah hati dan menyebut dirinya sebagai Abdi para abdi Allah (Servus servorum Dei). Gregorius meninggal dunia pada tahun 604. Ia sudah memanfaatkan statusnya untuk melayani sesama dan membebaskan orang yang tertindas dari macam-macam bentuk penindasan.  

Saudara-saudari...  Injil hari ini menceriterakan kepada kita tentang kehebatan Yesus Kristus di mata banyak orang di Kapernaum. Kalau di Nasareth ia ditolak, tetapi di Kapernaum ia dikagumi dan disambut oleh banyak orang. Dia mengajar dengan penuh wibawa dan penuh kuasa. Ia memanfaatkan statusnya untuk melayani dan membebaskan banyak orang dari macam-macam bentuk penindasan, entah karena sakit atau karena dikuasai oleh roh roh jahat, atau karena disingkirkan oleh masyarakat. Yesus merangkul semuanya dan memberi mereka kebebasan dan menjadi manusia baru.

Bagaimana dengan kita? Bagaimana kita memanfaatkan status kita dalam kehidupan bermasyarakat atau dalam keluarga kita? Apakah kita juga mengikuti contoh hidup St. Gregorius dan Yesus Kristus sendiri? 
Kita berdoa semoga Tuhan senantiasa menyadarkan kita untuk memanfaatkan status kita untuk melayani sesama dan membebaskan mereka yang tertindas menjadi manusia merdeka. 

Kita memohon St. Gregorius dan Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Tidak ada komentar: