Kamis, 14 Maret 2019

Siro Jumat, 15 March 19


Bacaan Liturgi 15 Maret 2019

Hari Biasa Pekan Prapaskah I

Bacaan Injil
Mat 5:20-26
Pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, "Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.

Kalian telah mendengar apa yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; barangsiapa berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.

Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahan di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahan di depan mezbah itu, dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahan itu.

Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim, dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya, dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas."

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                 
Jumat, 15 Maret 2019                                                                                                                          
RP Fredy Jehadin, SVD   

Tema: Persembahan Kita Adalah Ungkapan Iman Dan Cinta Kita Kepada Tuhan!    

Matius 5: 20-26

Saudara-saudari... Satu pernyataan Yesus Kristus yang sangat menarik yang perlu kita renungkan hari ini adalah soal membawa persembahan kepada Tuhan. Katanya: “Jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di dalam mesbah itu dan pergilah berdamai dulu dengan saudaramu, lalu kembali mempersembahkan persembahanmu itu.”  Ini satu tantangan yang berat untuk dilaksanakan, tetapi tidak berarti kita tidak bisa menjalankannya.  Bagaimanakah caranya, supaya permintaan Yesus Kristus tetap bisa dijalankan walaupun situasi dan kondisinya tidak memungkinkan? Apakah karena relasi kita dengan sesama tidak beres maka kita tidak membawa persembahan kepada Allah?

Saudara-saudari... Benar bahwa relasi kita dengan sesama akan sangat mempengaruhi perasaan bathin kita. Relasi yang baik akan selalu membuat kita bahagia, sebaliknya relasi yang buruk akan sengat mengganggu perasaan bathin kita. Kalau relasi kita tidak baik dan kita tetap mau memberi persembahan, maka cara yang harus ditempuh adalah pertama-tama kita harus ungkapkan pernyataan tobat kita lewat mendoakan doa tobat memohon belaskasihan Tuhan agar Ia mengampuni dosa kita dan dalam doa, kita pun ingat akan teman kita yang sudah kita rusakkan perasaannya. Secara rohani kita juga memohon pengampunannya untuk kita. Waktu Misa, sesudah imam menyampaikan kata pembukaan, ia meminta semua umat untuk mendoakan doa tobat, antara lain dengan mendoakan doa:  Saya mengaku, kemudian menyusul doa Tuhan kasihanilah kami. Doa-doa ini akan sangat membantu kita. Doa yang diucapkan dengan tulus dan penuh iman, pasti dikabulkan Tuhan. Selanjutnya, sewaktu kita memberi persembahan/kolekte, dalam hati, kita juga harus berdoa, entah memohon pengampunan atas dosa atau ucapan syukur sambil menyerahkan persembahan kita. Persembahan kita seharusnya selalu disertai dengan doa singkat. Kemudian sesudah pastor menerima persembahan umat, sebelum cuci tangan ia berdoa atas nama umat. Katanya: “Ya Bapa, dengan rendah hati dan tulus iklas kami menyesali dosa-dosa kami, maka terimalah kami dan juga persembahan ini.” Doa ini sangat membantu kita agar relasi kita dengan Tuhan dan sesama diperbaharui.
Saudara-saudari... Hidup beriman dan hidup harian sama pentingnya. Kehidupan iman kita akan semakin bertambah kuat kalau pernyataan iman kita selalu diwujudkan dalam hidup harian kita. Pernyataan Yesus hari ini, “Pulanglah berdamai dengan saudaramu sebelum mempersembahkan kurbanmu kepada Tuhan” sungguh mau mengingatkan kita betapa pentingnya menjalin relasi yang baik antara kita. Persembahan kita sama sekali tidak punya arti kalau relasi antara kita tidak baik. Pernyataan iman harus diwujudkan dalam tindakan harian kita.
Pertanyaan untuk kita: Bagaimana perasaan hati kita di saat kita membawa persembahan kepada Tuhan: apakah hati kita penuh sukacita? Apakah bathin kita merasa terpaksa memberikan persembahan? Apakah perasaan hati kita kadang terganggu karena teringat akan relasi kita yang kurang beres dengan sesama? Apakah kita sempat tenangkan batin kita dengan berdoa mohon pengampunan Tuhan? Bagaimana perasaan bathin kita sesudah kita berdoa memohon pengampunan Tuhan?
Persembahan kita kepada Tuhan baru punya arti kalau kita persembahkannya dengan penuh sukacita dan keluar dari perwujudan iman yang teguh.

Kita berdoa semoga setiap kali kita membawakan persembahan kepada Tuhan, hati kita bebas dari beban dosa.

Kita mohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin.

Tidak ada komentar: