Senin, 18 Maret 2019

Siro Kamis, 16 March 19


Bacaan Liturgi

Hari Biasa Pekan Prapaskah I

Bacaan Injil
Mat 5:43-48

Haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu yang di surga sempurna adanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Kamu telah mendengar firman:  Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu:  Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikian kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga.  Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang yang jahat dan bagi orang yang baik pula, hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu?
 
Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja,  apakah lebihnya daripada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna,  sebagaimana Bapamu yang di surga sempurna adanya."

Demikianlah Injil Tuhan.

=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                         Sabtu, 16 Maret 2019                                                                                                                    
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Berkat Bantuan Tuhan Kita Sanggup Menjalankan PerintahNya!  

Matius 5: 43-48

Saudara-saudari....  Apakah yang membuat pengikut Kristus berbeda dari golongan lain? Yang membuat mereka berbeda adalah semua pengikut Kristus sudah diajarkan untuk menghayati dan mengamalkan hukum cinta kasih. Hari ini Yesus berkata: “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Hukum ini datang dari Yesus Kristus. Dia sudah mengajarkannya kepada para murid-Nya dan Dia sendiri sudah melakukannya. Dari atas salib Ia mendoakan mereka yang menganiaya Dia. Katanya: “Bapa ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan.”

St. Yohanes Paulus kedua, sewaktu ia menjalankan tugasnya sebagai Paus di tahun 1990-an, Ia ditembak oleh seorang pemuda. Sesudah Ia sembuh dari sakitnya, Ia ke penjarah mengunjungi pemuda yang menembak dia. Ia mengampuni penjahat itu. Paus Yohanes Paulus kedua sungguh mengikuti apa yang diajarkan oleh Yesus Kristus hari ini: mengasihi musuh dan mendoakan orang yang bersalah agar bertobat.
Seorang Pertapa, setiap hari melayani begitu banyak orang karena ia dikenal sebagai pendoa dan pembimbing rohani yang sangat baik. Satu waktu seorang gadis mengandung. Orangtuanya memukuli gadis ini dan memaksa dia supaya mengakui siapa laki-laki yang menghamili dia. Sesudah melahirkan anaknya, karena orangtuanya selalu memaksa dan menyiksai dia, si gadis katakan bahwa ayah dari bayi laki-laki itu adalah Sang Pertapa, yang saleh dan terkenal itu. Orangtua dan penduduk desa menyerbu tempat pertapaan sang Pertapa. Ia dipukul dan memaksa dia untuk membiayai kehidupan bayi mungil ini. Sang bayi ditinggalkan di tempat pertapaannya. Sewaktu semuanya pulang, sang guru mengambil sang Bayi dan meminta seorang ibu untuk merawatnya. Setahun kemudian ibu dari si bayi tidak kuat lagi menyimpan rahasianya. Akhirnya ia mengaku, bahwa ia berdusta. Ayah anak itu sebetulnya adalah pemuda di sebelah rumahnya. Orang tua si gadis dan para penduduk kampung sangat menyesal. Mereka bersembah sujud di kaki sang guru untuk memohon maaf dan meminta kembali anak tadi. Sang Pertapa mengembalikan anak itu.

Saudara-saudari... Siapa yang selalu bersama Tuhan, dan sungguh menghayati apa yang diajarkan Kristus, baginya segalanya mungkin terjadi. St. Yohanes Paulus kedua dan banyak para kudus serta banyak orang saleh yang masih hidup di dunia ini, sanggup menahan penderitaan dan bersedia memaafkan orang yang menganiaya mereka karena Tuhan selalu memberkati dan memberi mereka kekuatan. Mereka sungguh sadar bahwa mereka tidak sendirian; mereka percaya, bahwa kekuatan Allah sungguh hidup dalam diri mereka. Mereka seungguhnya adalah saksi Kristus yang sungguh hidup di jaman mereka. Mereka adalah kristus yang hidup di antara kita.

Pertanyaan untuk kita: Apakah kita sungguh menghayati dan mengamalkan ajaran Kristus hari ini, yaitu mengasihi musuh dan mendoakan orang yang selalu meyakiti hati kita? Di tempat kerja kita, kalau kita satu-satunya pengikut kristus, apakah kita selalu tunjukkan keaslian hidup kita, bahwa kita adalah pengikut Kristus yang setia? Di saat kita ditawarkan uang atau kedudukan dan meminta kita pindah ke agama lain, apakah kita tetap berpegang teguh pada keyakinan kita dan menolak semua tawaran yang hanya membuat jiwa kita merasa tersiksa?

Saudara-saudari.... Di saat kita menderita karena Kristus, di saat itulah kita merasakan salib Kristus. Percayalah bahwa di balik salib itu, selalu ada kebahagiaan yang tidak bisa dibandingkan dengan penderitaan kita.

Bersama Bunda Maria, kita berdoa semoga kekuatan Tuhan yang ada dalam diri kita selalu menyanggupkan kita untuk menjalankan perintah-Nya yaitu mengasihi musuh dan mendoakan orang yang menganiaya kita. Amin.

Tidak ada komentar: