Rabu, 13 Maret 2019

Siro Kamis, 14 March 19


Bacaan Liturgi

Hari Biasa Pekan Prapaskah I

Bacaan Injil
Mat 7:7-12

Setiap orang yang meminta akan menerima.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Mintalah, maka kamu akan diberikan; carilah, maka kamu akan mendapat;  ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta akan menerima, setiap orang yang mencari akan mendapat, dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu akan dibukakan.

Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."

Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                  
Kamis, 14 Maret 2019                                                                                                                           
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Jalankanlah Hukum Alam Dengan Sepenuh Hati!                                                    
Matius 7: 7-12

Saudara - saudari... Bulan Juli 2012 saya menghadiri pertemuan di CIAM, di samping kota Vatikan di Roma. Satu siang saya duduk di depan Basilika St. Petrus. Saya menatap gedung yang megah itu dan membayangkan mereka, yang dulu, mengerjakan gedung yang besar dan indah itu. Selagi merenung tentang Basilika St. Petrus itu, datanglah seorang bapa duduk di samping saya. Saya senyum dan menyapanya: “selamat siang Pak!”. Dia juga senyum dan membalas sapaan saya. Sesudah beberapa menit, datanglah seorang anak laki-laki kecil, berumur sekitar 5 tahun, duduk di antara kami. Saya memandangnya dengan muka ceriah, dia pun kembali tersenyum kepada saya. Bapa yang di sampingnya bertanya kepadanya: “Engkau dari mana?” Saya amati reaksi dari si kecil? Wajahnya berubah, bukan senyum tetapi sepertinya ada ketakuatan. Ia langsung lari dari kami. Kemudian bapa itu bertanya kepada saya: “Mengapa dia lari? Apakah dia takut?” Saya menjawab: “Entahlah, apakah dia takut? Saya tidak tahu.” Dalam nada kelakar saya katakan padanya: “Jangan-jangan ia sudah diajar, supaya jangan berbicara dengan orang asing.” Bapa itu menyambung: “Ya...mungkin juga!” Selanjutnya kami dua perkenalkan diri. Dia memberi kartu namanya kepada saya. Sewaktu saya membaca di kartu namanya, ternyata ia seorang Menteri Negara dari Palestina; Menteri Luar Negeri. Saya langsung memegang tangannya lagi, kataku: “Terima kasih karena saya bisa bertemu dengan orang besar dari Palestina!” Dengan sopan ia katakan: “Saya bukan orang besar, saya pelayan Negara. Setiap kali saya ke Roma, saya selalu cari kesempatan untuk datang ke Basilika St. Petrus. Saya alami kedamaian di sini. Saya orang muslim.”  Saya juga perkenalkan diri sebagai seorang pastor katolik, berasal dari Indonesia.

Saudara-saudari... Perjumpaan kami berawal dari senyum dan sapaan yang biasa. Senyum dan sapaan biasa adalah sangat-sangat alamiah. Di saat kita senyum kepada seseorang, senyum kita akan ditanggapi dengan senyum juga. Senyum asli dan tulus adalah jendela hati, pancaran apa yang ada di dalam hati kita. Pancaran hati yang murni akan mengundang reaksi yang asli pula. Di saat saya senyum dengan si kecil yang berumur sekitar 5 tahun itu, ia juga menanggapi senyuman saya dengan senyum yang manis, tetapi di saat si bapa yang berbadan besar dan berjenggot itu bertanya kepadanya, ia merasa takut. Si kecil mungkin sudah merasakan bahwa pertanyaan si bapa itu mengganggu pikiran dan perasaannya. Pertanyaan selalu berhubungan dengan pikiran, sementara senyum selalu berhubungan hati. Senyum manis yang keluar dari hati yang tulus adalah hukum alam yang akan mengundang reaksi yang sama.

Hari ini Yesus berkata: “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.”  Ini adalah hukum alam. Yesus sangat mengerti dengan hukum alam. Hukum alam ini sebenarnya datang dari Tuhan sendiri. Tuhanlah yang menciptakan alam semesta. Alam semesta memiliki hukumnya. Hukum itu pada hakekatnya sudah ditanamkan dalam diri manusia sejak manusia diciptakan. Tetapi dalam proses, manusia - yang sudah diberi kepercayaan untuk menggunakan alam semesta, sudah mencemari hukum alam itu. Kita ingat bahwa pada awal mula semua makluk hidup berdampingan. Tetapi sesudah kejatuhan manusia, karena kesombongannya, kehidupan alam semesta berubah.
Tetapi kalau kita hayati dan amalkan hukum alam dengan penuh tanggung jawab, maka hasilnya pun akan tetap terwujud dan mendatangkan kebaikan.

Saudara-saudari... Hari ini, Yesus mengajak kita untuk selalu meminta, mengetuk dan mencari. Barangsiapa yang selalu meminta pada Tuhan, pasti Tuhan akan memberinya; barangsiapa yang selalu mengetuk hati Tuhan pasti pintu hati Tuhan akan dibukakan baginya. Barangsiapa yang selalu mencari, pasti akan menemukan apa yang dicarinya. Itu adalah bagian dari hukum alam. Kunci keberhasilan adalah kesabaran dan ketekunan dalam menjalankannya.

Marilah saudara-saudari... kita berdoa semoga Tuhan selalu menggerakkan hati kita menjalankan hukum alam dengan sepenuh hati agar apa yang dambahkan selalu tercapai dan hidup kita selalu terasa aman dan damai.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita.  Amin.

Tidak ada komentar: