Kamis, 21 Maret 2019

Siro Jumat, 22 March 19


Bacaan Liturgi

Hari Biasa Pekan Prapaskah II

Bacaan Injil
Mat 21:33-43.45-46

Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwaYesus berkata kepada imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi,"Dengarkanlah perumpamaan ini, Seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lubang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain.

Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu  untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi para penggarap menangkap hamba-hambanya itu: yang seorang mereka pukul, yang lain mereka bunuh, dan yang lain lagi mereka lempari dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak daripada yang semula. Tetapi mereka pun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka.

Akhirnya tuan itu menyuruh anaknya kepada mereka, pikirnya, 'Anakku pasti mereka segani.' Tetapi ketika para penggarap melihat anak itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris! Mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Maka mereka menangkap dia, dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?"

Kata imam-imam kepala dan tua-tua itu kepada Yesus,"Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu,dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain yang akan menyerahkan hasil kepadanya pada waktunya."Kata Yesus kepada mereka, "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru? Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu Aku berkata kepadamu, Kerajaan Allah akan diambil dari padamu, dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu."

Mendengar perumpamaan Yesus itu,imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mengerti  bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya. Maka mereka berusaha menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak,  karena orang banyak itu menganggap Yesus nabi.

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                
Jumat, 22 Maret 2019                                                                                                                             
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Sebagai Penggarap Kebun Anggur Kita Harus Setia Dan Taat! 

Matius 21:33-43.45-46
Saudara-saudari... Kedua bacaan hari ini sangat membantu kita untuk kembali merenungkan sikap hidup kita, apakah kita selalu setia dan taat kepada Tuhan atau kita selalu melanggar perintahNya dan secara sadar menolak Dia?

Bacaan Pertama yang diambil dari kitab Kejadian 37:3-4.12-13.17-28, berceritera tentang Yusuf, putera Yakup, yang sangat dicintai oleh bapanya,  tetapi dibenci oleh saudara-saudaranya. Ia dibuang ke dalam sumur kering lalu dijual kepada saudagar dari Midian dengan harga 20 keping perak dan dibawa ke Mesir. Karena kesuksesan dan kehebatannya, Yusuf diangkat menjadi penguasa di Mesir. Pada waktu musim kelaparan, saudara-saudaranya datang membeli makanan di Mesir. Pada waktu itulah Yusuf bertemu kembali dengan saudara-saudaranya. Ia tidak memanfaatkan kuasanya untuk membalas kejahatan yang dibuat saudara-saudaranya, tetapi memaafkan mereka. Ia meminta mereka dan Bapanya untuk pindah dan tinggal di Mesir. Bersama Yusuf, mereka semua alami kebahagiaan. Mimpi Yusuf menjadi kenyataan, bahwa berkas-berkas gandum dari kesebelas saudaranya mengelilingi berkas gandum Yusuf dan semuanya sujud menyembah berkas gandumnya. Atau menurut bahasa Kitab Suci Perjanjian Baru: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan kini sudah menjadi batu penjuru. Yusuf sudah menjadi batu penjuru bagi keluarganya.

Ceritera serupa kita dengar lewat Injil hari ini.  Para penggarap menangkap dan membunuh hamba-hamba dari Tuan kebun, termasuk anak kesayangannya.
Kalau kita merenungkan sikap dari para penggarap ini, sesungguhnya mereka adalah manusia yang tidak tahu berterima kasih. Mereka adalah penggarap, yang punya hak untuk menggarap, tetapi tidak punya hak untuk memiliki kebun itu.  Mereka berpikir, bahwa dengan membunuh para hamba dan anak kesayangan pemilik kebun, mereka akan memiliki kebun anggur itu. Mereka sama sekali keliru. Pikiran mereka sesungguhnya sudah dirusaki oleh kerakusan dan ambisi negatip. Kesombongan dan kerakusan akan kehendak diri sendiri sudah merusaki dirinya. Injil katakan bahwa pada akhirnya mereka dibinasakan. 

Saudara-saudari... Perumpamaan tentang penggarap ini mengingatkan kita bahwa kita pun adalah penggarap-penggarap kebun anggur Allah. Bibit anggur itu sesungguhnya sudah ditanamkan Tuhan dalam diri kita masing-masing. Tugas kita adalah menjaga dan memelihara Benih Sabda Allah, yang sudah ada dalam diri kita, agar bertumbuh dan menghasilkan buah. Hamba-hamba Allah adalah orang-orang yang datang mau membantu kita, mengajar kita agar kita selalu memperhatikan Benih Sabda Tuhan supaya bertumbuh dengan baik dan menghasilkan buah. Tetapi mungkin terkadang kita menolak mereka dan tidak menerima kehadiran mereka. Kita lebih senang mau mengikuti kehendak kita sendiri dan secara bebas mau mengatur diri sendiri. Mungkin terkadang secara sadar kita menolak kehadiran Yesus Kristus dalam diri kita, dan secara sadar pula mengangkat diri sendiri sebagai tuan akan diri sendiri.

Injil mengingatkan kita bahwa apa pun perbuatan kita di dunia ini, selalu diamati Tuhan. Dan akan tiba saatnya, Tuhan akan tunjukkan kuasa-Nya, bahwa Ia adalah penguasa tunggal akan hidup kita. Kejahatan yang kita buat terhadap para hamba dan Anak yang dikasihiNya akan mendatangkan malapetaka bagi kita. Kesombongan kita akan menghancurkan jiwa kita.

Marilah saudara-saudari... Dalam masa prapaska ini kita kembali bertanya diri, apakah kita selalu menjalankan tugas kita sebagai penggarap kebun anggur Tuhan dengan penuh tanggungjawab atau kita sering mengikuti kemauan kita sendiri? Kalau kita kadang melanggar perintah-Nya, marilah kita bertobat.

Bersama Bunda Maria kita berdoa, semoga Tuhan memberkati dan menyadarkan kita agar kita selalu menghayati dan mengamalkan tugas kita sebagai penggarap kebun anggur yang setia dan bertanggungjawab, sehingga pada akhirnya Tuhan boleh berbahagia memetik buah anggur yang berlimpah dari hasil kerja keras kita.  Amin.

Tidak ada komentar: