Senin, 18 Maret 2019

Siro Minggu, 17 March 19


Bacaan Liturgi

Hari Minggu Prapaskah II
PF S. Patrick, Uskup

Bacaan Injil
Luk 9:28b-36

Ketika Yesus sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Sekali peristiwa Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. Ketika sedang berdoa, wajah Yesus berubah, dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan, dan berbicara tentang tujuan kepergian Yesus yang akan digenapi-Nya di Yerusalem.

Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur, dan ketika terbangun, mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya; juga kedua orang yang berdiri di dekat Yesus itu. Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada Yesus, "Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Sementara Petrus berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka.
 
Dan ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka. Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata, "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia!" Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Murid-murid itu merahasiakan semua itu, dan pada masa itu mereka tidak menceriterakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu.

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   Minggu, 17 Maret 2019                                                                                                                        
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Bukalah Mata- Telinga Hati Kita Agar Bisa Melihat Dan Mendengakan Tuhan! 
                                  
Lukas 9:28-36

Saudara-saudari... Peristiwa transfugrasi Yesus Kristus di gunung adalah satu perisitwa iman bagi ketiga murid Yesus, yaitu Petrus, Yohanes dan Yakobus. Pada perisitwa itu Allah Bapa sekali lagi mengumumkan kepada para Rasul, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah, dengarkanlah Dia! Pada peristiwa itu, ketiga Rasul merasakan kedamaian. Mereka menghendaki agar mereka tetap tinggal di sana. Petrus, mengatasi namai para Rasul, meminta Yesus kalau diperbolehkan untuk mendirikan tiga kemah di sana: satu untuk Yesus, satu untuk Moses dan satu untuk Elia. Tetapi Yesus mengatakan tidak. Mereka harus kembali ke lembah, kembali ke pekerjaan harian mereka.
Transfigurasi Yesus Kristus dan penampakan Moses dan Elia mengingatkan kita akan kehidupan sesudah kematian. Bahwa kehidupan kita di dunia ini akan berlangsung. Sesudah kematian tubuh kita yang fanah, roh kita akan bergabung dengan Allah dan para penghuni kerajaan Allah.

Saudara-saudari... Injil hari ini mau mengingatkan kita bahwa di saat kita masuk dalam situasi puncak dari doa, kita akan mengalami Allah. Di saat kita bertemu Allah dalam doa, kita akan merasakan kedamaian. Pengalaman kedamaian itu akan menjadi inspirasi hidup yang sangat menarik, dan kita selalu mendambahkan agar pengalaman itu terulang kembali. Di saat kita mengalamai Allah dalam doa, sesungguhnya Tuhan selalu memberi kita pesan yang menarik. Pesan itu sangat bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.  

Hari ini, lewat pengalaman Transfigurasi Yesus kristus, para murid mendengar suara Allah. Allah menegaskan kembali bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah, dan kepada mereka, Tuhan berpesan untuk mendengarkan Dia. Pernyataan ini sesungguhnya bukan hanya untuk para Rasul yang hadir pada saat ini saja, tetapi untuk semua yang mau mengikuti Kristus. Ketiga Rasul sesungguhnya sudah menjadi saksi. Sebagai saksi, mereka harus mewartakan apa yang mereka dengar dan lihat.
Hal yang sama harus kita jalankan, kalau kita mengalami Allah dalam keheningan kita. Pengalaman akan Allah, yang kita dengar dan lihat dalam doa, seharusnya dibagikan kepada sesama kita. Jangan didiamkan, sebaliknya dibagikan. Itulah perintah Yesus kepada ketiga Rasul di puncak gunung. Yesus mengajak mereka untuk turun dari puncak kepada hidup sehari-hari, membagi pengalaman akan Allah dan menjadi saksi Kristus bagi orang lain.

Pertanyaan untuk kita: Apakah kita sudah pernah mengalami Allah dalam doa? Apa pesan pengalaman puncak itu untuk diri kita dan orang lain? Pernahkah kita membagi pengalaman puncak itu kepada sesama kita? Sejauh mana pengalaman puncak itu mempengaruhi hidup kita dan orang lain?

Bersama Bunda Maria kita berdoa, semoga Tuhan selalu membuka mata dan telinga hati kita agar kita bisa melihat kemuliaan Tuhan dan mendengarkan suaraNya sehingga kita bisa menjadi saksi hidup bagi-Nya! Amin!

Tidak ada komentar: