Rabu, 02 Januari 2019

Siro Sabtu 29 Des 18

Bacaan Liturgi

Hari Kelima dalam Oktaf Natal
PF S. Tomas Becket, Uskup dan Martir

Bacaan Injil
Luk 2:22-35

Kristus cahaya para bangsa.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat,
Maria dan Yusuf membawa kanak-kanak Yesus ke Yerusalem
untuk menyerahkan Dia kepada Tuhan,
seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan:
"Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah."
Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban
menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan,
yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.
Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon.
Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya,
yang menantikan penghiburan bagi Israel.
Roh Kudus ada di atasnya,
dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus,
bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias,
yaitu Dia yang diurapi Tuhan.
Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah.
Ketika kanak-kanak Yesus dibawa masuk oleh orang tua-Nya
untuk melakukan apa yang ditentukan hukum Taurat,
Simeon menyambut Anak itu
dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya,
"Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini
pergi dalam damai sejahtera sesuai dengan firman-Mu,
sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain
dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."
Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu
yang dikatakan tentang Kanak Yesus.
Lalu Simeon memberkati mereka
dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu,
"Sesungguhnya Anak ini ditentukan
untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel
dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan
-- dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri --,
supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."

Demikianlah Injil Tuhan.

======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                  
Sabtu, 29 Desember 2019                                                                                                                      
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Rendah Hati Dan Terbuka Pada Roh Kudus!                                                  
Lukas 2: 22-35

Saudara-saudari ... Injil hari ini menceriterakan kepada kita, bahwa Yesus dibawa oleh orangtua-Nya, Maria dan Yoseph ke Yerusalem untuk dikuduskan. Mungkin ada yang bertanya: Bukankah Yesus Kristus itu Anak Allah? Sebagai Anak Allah, pada hakekatnya Ia kudus! Mengapa Ia harus dikuduskan lagi? Benar sekali, bahwa Yesus Kristus adalah Putra Allah, tetapi karena Ia dilahirkan sebagai manusia dan masuk dalam satu suku, maka Ia harus mengikuti tata-aturan suku dan agama yang diimani oleh orangtuanya.
Hukum Tuhan katakan: “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.”  Sebagai anak sulung, satu-satunya anak Bunda Maria, Yesus harus dikuduskan. Partisipasi Yesus dalam mengikuti aturan adat dan ajaran agama Yahudi adalah sebagai bagian dari rasa solidaritas Yesus sebagai anggota bangsa Yahudi, walaupun sesungguhnya identitas Yesus Kristus tidak bisa dibatasi oleh ruang dan waktu. Yesus Kristus adalah awal dan akhir, alfa dan omega. Tetapi sebagai manusia, Yesus Kristus sungguh tunjukan kerendahan hatinya.

Saudara-saudari ... Dalam acara penahiran Yesus di Yerusalem ada beberapa hal yang menarik yang perlu kita renungkan dan pelajari untuk hidup kita:
1) Orangtua Yesus mempersembahkan sepasang burung merpati. Lewat bahan persembahan ini semua orang tahu bahwa orangtua Yesus adalah orang miskin. Lewat peritiwa ini, lagi-lagi mau tunjukkan kepada kita tentang kesederhanaan Yesus Kristus. Yesus, yang adalah Allah, kosongkan kelimpahannya dan mau menyamakan dirinya dengan orang miskin. Satu ajakan bagi kita untuk selalu rendah hati dan hidup sederhana.
2) Simeon dipenuhi Roh Kudus. Ia dipenuhi Roh Kudus karena ia seorang yang benar dan kudus. Karena Roh Kudus, Simeon bisa dengan pasti mengetahui bahwa Bayi Yesus adalah Mesias yang sudah lama dinantikan. Roh Kudus selalu menuntun orang untuk berkata benar. Tanpa petunjuk Roh Kudus pasti Simeon tidak bisa mengenal bahwa Bayi kecil ini adalah Mesias. Satu ajakan bagi kita untuk selalu berusaha hidup jujur, suci dan berkata benar. Roh Kudus akan selalu menuntun kita ke jalan yang benar!
3) Lewat Simeon, Roh Kudus berkata-kata tentang masa depan Yesus dan Maria.  Kepada orangtua Yesus, Simeon berkata: “Sesungguhnya anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang Israel.” Benarlah yang terjadi bahwa orang yang mengikuti Yesus Kristus akan diselamatkan, sementara yang menolak Yesus Kristus mengalami kejatuhan; Lalu kepada Maria, Simeon berkata: “Suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri.” Benarlah yang terjadi bahwa Bunda Maria mengalami banyak penderitaan.
Satu peringatan untuk kita, bahwa kalau Tuhan sudah merencanakan sesuatu bagi kita, pasti rencananya itu akan tetap terlaksana dalam hidup kita. Tuhan selalu setia pada janji dan rencanaNya.

Tetapi bagaimana kita bisa tahu akan rencana Tuhan? Di sinilah letak kesulitan dan rahasia Tuhan. Tetapi bukan berarti kita tidak bisa merasakan dan yakini akan rencana Tuhan untuk kita. Lewat ketekunan dalam doa, keterbukaan pada suara Tuhan setiap saat, serta penyerahan diri secara total kepada kehendak Tuhan, kita bisa merasakan dan yakini, bahwa apa yang sedang kita jalani sekarang adalah bagian dari rencana dan kehendak Tuhan.

Marilah saudara-saudari... Ikutilah sikap Simeon dan keluarga kudus, yang rendah hati dan terbuka selalu kepada Roh Kudus agar kita pun bisa mendengar suara-Nya dan pelan-pelan mengerti akan rencana-Nya atas hidup kita. Amin

Tidak ada komentar: