Senin, 21 Januari 2019

Siro Selasa 22 Jan 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa II
PF S. Vinsensius, Diakon dan Martir
Bacaan Injil
Mrk 2:23-28

Hari Sabat diadakan untuk manusia, dan bukan manusia untuk hari Sabat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum.Maka kata orang-orang Farisi kepada Yesus, "Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"Jawab Yesus kepada mereka, "Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengiringnya kekurangan dan kelaparan?Tidakkah ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Agung lalu makan roti sajian- yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam - dan memberikannya juga kepada pengikut-pengikutnya?"Lalu kata Yesus kepada mereka, "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat,jadi Anak Manusia adalah Tuhan, juga atas hari Sabat."

Demikianlah Injil Tuhan.

======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                    
Selasa, 22 Januari 2019                                                                                                                      
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Keselamatan Manusia Harus Diutamakan!
                                                                                                                                        
Markus 2: 23 – 28


Saudara-saudari... Hari ini orang Farisi marah besar karena murid Yesus memetik bulir gandum pada hari Sabat. Kata mereka kepada Yesus: “Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?” 
Orang Farisi menggunakan hukum Sepuluh Perintah Tuhan sebagai dasar alasan mengapa mereka memarahi para murid Yesus Kristus. Menurut Sepuluh Perintah Tuhan: “Pada hari ketujuh, hari Sabat Tuhan, jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anak laki-laki atau anak perempuan, atau hambamu laki-laki atau hamba perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh, itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya.” Keluaran 20: 10-11.

Benar bahwa pada hari Tuhan, kita harus memuji dan memuliakan Tuhan. Hari khusus di mana kita pusatkan perhatian kita pada Tuhan; mengingat segala kebaikan dan cinta Tuhan.

Pertanyaan kita: Apa sesungguhnya arti dari memuji dan memuliakan Tuhan? Apakah memuji dan memuliakan Tuhan hanya lewat kata-kata saja? Apakah expresi cinta yang tulus kepada sesama lewat perbuatan amal pada hari Tuhan bukan merupakan bentuk expresi cinta kita kepada Tuhan? Apa arti dari pujian dan lagu –lagu yang indah yang kita lambungkan pada hari Tuhan, sementara orang yang menderita di depan mata kita, kita abaikan? 
Hari ini Yesus Kristus menjernihkan maksud perintah Tuhan. Ia kembali mengingatkan orang Farisi apa yang terjadi pada zaman Daud, di mana Daud meminta imam Abyatar, Imam Besar untuk mengambil roti sajian dalam Rumah Allah dan memberikannya kepada pengikut Daud karena mereka sangat kelaparan.  Imam Abyatar memberikannya. Itu berarti selalu ada pengecualian. Hukum cinta kasih selalu diutamakan; kebutuhan hakiki manusia selalu diprioritaskan; keselamatan manusia selalu diutamakan dari pada hukum dan peraturan yang lain. Yesus yang adalah Tuhan dengan tegas katakan: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat; jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.” Itu berarti aturan pada hari Sabat tidak boleh menghalangi manusia untuk melakukan kebajikan bagi sesama. Yesus menghendaki agar semua aturan yang diadakan selalu berdimensi social, untuk kebaikan dan damai sejahtera. Di atas semuanya, keselamatan manusia harus lebih diutamakan dari pada aturan itu sendiri. Hukum dan aturan hanyalah sarana bagi manusia dalam menemukan kedamaian dan kebahagiaan. Hari Sabat sama sekali tidak punya maksud untuk menyengsarakan manusia, juga tidak bermaksud membuat manusia menderita.

Marilah saudara-saudari... Ikutilah cara hidup Yesus. Utamakan keselamatan sesama dari pada peraturan dan hukum.

Kita berdoa semoga Tuhan selalu menyadarkan kita agar kita selalu menggunakan kaca mata Yesus Kristus untuk melihat hukum dan aturan.

Kita mohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin

Tidak ada komentar: